Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Hanya Rp 1,5 Miliar, Biaya Pembahasan 19 Ranperda

Selasa, 31 Agustus 2010 | 12.54.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Biaya pembahasan 19 rancangan peraturan daerah (ranperda) bukan Rp 3,7 miliar seperti diungkapkan Ketua DPRD Tulungagung periode 1999/2004 Chamim Badruzzaman. Namun "hanya" Rp 1,5 miliar.

Itu dikatakan Sekretaris DPRD Tulungagung Sutikno kemarin. Dikatakan dia, dana dari APBD tahun 2010 untuk pembuatan ranperda memang Rp 184.961.870. Namun, alokasi itu tidak untuk 19 ranperda. Melainkan hanya 8 ranperda. Berarti total Rp 1.479.694.960.

"Jumlah itu, karena anggaran APBD yang diberikan dalam setahun khusus untuk penyusunan 8 ranperda, masing-masing Rp 184 juta," katanya.

Mengapa kok cuma 8 ranperda yang didanai? Sutikno menjawab, 8 ranperda merupakan usulan dewan. Sedang 12 ranperda (kini jadi 11 ranperda karena terkait izin penjualan miras dicabut) merupakan usulan eksekutif.

Menurut Sutikno, dana Rp 1,5 miliar mencakup kesemuanya. Mulai studi banding, public hearing, bersama mitra kerja dewan.

Sutikno mengakui, delapan ranperda usulan dewan meliputi penyelenggaraan pendidikan, pengelolan sampah, penyelenggaraan pasar pusat belanja dan toko modern, pernyertaan modal PDAU, pengendalian menara telekomunikasi, perubahan perda kabupaten Tulungagung nomor 7 tahun 2009 tentang tata cara pengangkatan, pelantikan, pemberhentian perangkat desa dan terakhir pengelolaan tentang mineral dan batu bara.

"Jika anggaran untuk pembuatan ranperda itu sisa, kita kembalikan ke kas daerah," ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa dana yang dianggarkan Pemkab Tulungagung untuk membahas 20 rancangan peraturan daerah (ranperda) ditengarai terlalu mahal. Setiap pembuatan ranperda, diduga menelan biaya Rp 184 juta. Jika dikalikan 20 ranperda maka dana yang dikeluarkan sekitar Rp 3,7 miliar.

Pernyataan itu disampaikan Ketua DPRD Tulungagung periode 1999-2004 Chamim Badruzzaman. Menurut dia, dana yang dianggarkan Pemkab Tulungagung dalam pembuatan ranperda diduga tidak logis. Yakni, dari 20 materi ranperda yang sedang digodok DPRD Tulungagung, diduga menelan biaya Rp 184.961.870 untuk setiap Ranperda. (tri/her)

Sumber : jawapos.com
Selasa, 31 Agustus 2010 | 0 komentar

Ranperda Sedot Rp 3,7 Miliran

TULUNGAGUNG - Dana yang dianggarkan Pemkab Tulungagung untuk membahas 20 rancangan peraturan daerah (ranperda) ditengarai terlalu mahal. Setiap pembuatan ranperda, diduga menelan biaya Rp 184 juta. Jika dikalikan 20 ranperda maka dana yang dikeluarkan sekitar Rp 3,7 miliar.

Pernyataan itu disampaikan Ketua DPRD Tulungagung periode 1999-2004 Chamim Badruzzaman kemarin. Menurut dia, dana yang dianggarkan Pemkab Tulungagung dalam pembuatan ranperda diduga tidak logis. Yakni, dari 20 materi ranperda yang sedang digodok DPRD Tulungagung, diduga menelan biaya Rp 184.961.870 untuk setiap Ranperda.

"Bagi kami, alokasi dana APBD yang dianggarkan itu terlalu tinggi," ujarnya.

Chamim Badruzzaman beralasan, alokasi dana itu dinilai cukup tinggi. Apalagi hingga saat ini belum ada upaya dari esekutif maupun legislatif untuk menyosialisasikan 20 ranperda tersebut. "Beberapa lembaga yang kami konfirmasi mengaku belum pernah disentuh oleh pemerintah dalam pembahasan ranperda tersebut. Ranperda kan dokumen publik, sehingga setiap warga punya hak untuk mengetahuinya," katanya.

Chamim Badruzzaman mengatakan, dari hasil pengamatan terhadap 20 ranperda (kini tinggal 19 Ranperda karena Ranperda tentang izin tempat penjualan minuman beralkohol ditarik Bupati Tulungagung) sebanyak 13 ranperda adalah usulan dari esekutif. Sementara 8 ranperda lainnya usulan dari legislatif.

"Berdasarkan keterangan Wakil Ketua III DPRD Tulungagung Ahmad Djadi ketika menemui perwakilan aliansi masyarakat anti minuman keras (Almarasta) beberapa waktu lalu, sebenarnya usulan dari dewan itu 8 ranperda, namun akhirnya tinggal 7 Ranperda," terangnya.

Sayang Chamim tidak menyebutkan satu ranperda usulan dewan yang tidak dibahas. Juga, alas an mengapa ditarik.

Menurut Chamim Badruzzaman, jika ranperda yang diusulkan dewan sebanyak 7 item, dana APBD yang tersendot sekitar Rp 1.479.694.960. "Yang patut menjadi pertanyaan, ke mana uang itu? Jika melibatkan public hearing kapan?" ucapnya balik bertanya.

Chamim Badruzzaman berpendapat, sebelum ranperda dipansuskan seharusnya diusulkan atau disosialisasikan terlebih dulu ke masyarakat. "Jika demikin, dalam pansus dapat berjalan baik dan tanpa ada tumpang tindih. Seperti halnya, Ranperda tentang Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Yakni, belum disosialiasikan sudah dipansuskan. Otomatis, jika perda itu pada akhirnya ditolak masyarakat berarti akan cuma-cuma" keluhnya.

Ketua DPRD Tulungagung Isman ketika dikonfirmasi terpisah secara tegas membantah pernyataan M Chamim Badruzzaman terkait alokasi dana ranperda. Politisi dari PDIP itu menilai, dana Rp 184 juta untuk setiap ranperda itu tidak benar. "Tudingan itu salah. Nominalnya tidak sebesar itu. Semua nominal disesuaikan berdasarkan HSPK (harga satuan pokok kabupaten)," katanya.

Menurut Isman, pendanaan ranperda dikelola oleh sekretariat DPRD Tulungagung. Kendati demikian, Isman mencoba memberikan penjelasan. Menurut dia, di manapun setiap pembahasan Ranperda selalu digodok melalui pansus. Dan itu diperlukan biaya. "Misalnya, untuk Tulungagung, ranperda saat ini digodok oleh legislatif dan eksekutif. Nantinya bakal di-publik hearing-kan," katanya.

Pembiayaan perlu. Lanjutnya, untuk penyempurnaan ranperda diperlukan perbandingan ke daerah lain yang sudah mengantongi perda itu. Nah, dana salah satunya untuk kunjungan dan lain sebagainya. "Misalnya, untuk kunjungan ke salah satu departemen di Jakarta, itupun dilakukan dalam satu pansus. Bukan, satu pansus biayanya sebesar Rp 184 juta," paparnya. (tri/her)

Sumber : jawapos.com
| 0 komentar

Pembangunan Hanya Rp 5 Miliar

TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung ditengarai terlalu boros dalam mengelola keuangan daerah yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU) tahun 2010. Dari total dana Rp 648.991.116.000, sebanyak Rp 643.792.315.243 tersedot untuk belanja aparat atau gaji 15.345 pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Tulungagung. Atau hampir 95 persen.

Ada pun besarnya anggaran yang dikucurkan Pemkab Tulungagung untuk pembiayaan PNS sangat disesalkan Ketua DPRD Tulungagung periode 1999/ 2004 Chamim Badruzzaman. Menurut dia, tingginya alokasi belanja untuk aparatur menjadikan program pembangunan menjadi minim. Dalam setahun alokasi pembangunan dari DAU hanya Rp 5.298.875.700.

"Darimana warga bisa membangun potensi jika anggran untuk pembangunan minim. Yakni, hanya mengandalkan DAU dari sisa belanja aparatur," ujar Chamim Badruzzaman.

Chamim Badruzzaman mengatakan, jika masalah itu tidak diselesaikan bisa menjadi bumerang dikemudian hari. "Semua ini harus dikaji secara tuntas," ucapnya.

Chamim Badruzzaman mencoba memberikan gambaran terkait pengelolaan DAU. Seperti di Kabupaten Malang. Dari total APBD yang berasal dari DAU tahun 2010 setidaknya Rp 967.107.349.000. Sedangkan untuk biaya 17.484 PNS dianggarkan Rp 820. 644.266.600. "Dari DAU tahun 2010 itu, Pemkab Malang saja bisa menyisihkan sekitar Rp 166.463. 824.000. Bandingkan dengan Tulungagung?" keluhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo dikonfirmasi terpisah mengakui jika alokasi pembangunan yang dianggarkan Pemkab Tulungagung cukup minim. Yakni Rp 5,2 miliar. "Kami mengakui, alokasi DAU memang banyak yang terserap untuk belanja dan gaji PNS. Namun, kita masih bisa melakukan pembangunan di beberapa daerah, meskipun dalam skala kecil karena faktor dana," katanya. (tri/her)

Sumber : jawapos.com
| 0 komentar

Melawan, Tembak di Tempat

Senin, 30 Agustus 2010 | 05.04.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Polisi tak mau kecolongan dengan aksi perampokan seperti yang terjadi di daerah lain. Bahkan beberapa wilayah strategis saat ini diperketat.

Kapolres Tulungagung AKBP Heri Wahono melalui Wakapolres Kompol Wiyogo Pamungkas, membenarkan hal itu. Perwira pangkat melati satu di pundak ini mengatakan, pengamanan di sejumlah kawasan yang dianggap rawan merupakan atensi dari Polda Jawa Timur. "Sudah barang tentu, atensi itu kami tindaklanjuti dengan meningkatkan pengamanan di sejumlah titik yang kami anggap rawan," ujarnya.

Mantan Kasatreskrim Polres Surabaya Utara ini menambahkan, Polres Tulungagung menyiapkan personel minimal satu kompi setiap hari. Mereka berjaga-jaga di beberapa titik yang dianggap rawan. "Setidaknya, ada beberapa titik yang kami anggap rawan. Seperti toko emas, perbankan serta pusat perbelanjaan," terangnya.

Dalam proses penjagaan, Wiyogo Pamungkas melanjutkan, pihaknya melakukan pengamanan secara bergiliran. Yakni, selain menempatkan beberapa personel untuk berjaga-jaga di sekitar titik rawan, juga menyiapkan tim buru sergap yang setiap kali melakukan patroli keliling.

Bahkan, Wiyogo Pamungkas melanjutkan, dalam upaya pengamanan pihaknya juga menginstruksikan kepada anggota, untuk tidak segan-segan melakukan tindakan represif kepada pelaku kejahatan. Itu, jika pelaku memberikan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam atau senjata api terhadap petugas. Dan, memang mengancam keselamatan petugas. "Ibaratnya, jika mereka jual kita harus beli," tegasnya.

Sementara itu, mengenai proses pengamanan jelang Lebaran, Wiyogo belum bisa memberikan keterangan secara detail. Pasalnya, pembahasan pengamanan Lebaran akan digelar pada Senin 30 Agustus mendatang. "Untuk operasi pengaman ketupat, masih kami rancang minggu depan," paparnya. (tri/ris)
Sumber: Jawapos.com
Senin, 30 Agustus 2010 | 0 komentar

Polisikan Calo PNS

TULUNGAGUNG - Nurhayati, 49, warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru melaporkan Darto Sugiarto, 37, ke polisi kemarin (28/8). Tuduhannya, pria yang tinggal di Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Madiun, itu menipu dirinya.

Modusnya, pelaku mengiming-imingi korban untuk dijadikan PNS alias calo PNS. Syaratnya, menyetor sejumlah uang. Kerugian yang ditanggung Nurhayati mencapai Rp 8 juta.

Hal itu diungkapkan Kapolres Tulungagung AKBP Heri Wahono melalui Kasubag Humas AKP Syukur. Penipuan berawal ketika Darto Sugiarto pada Kamis (8/4) lalu sekitar pukul 14.00 mendatangi kediaman korban di Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru. Setelah bertemu Nurhayati, dia menawarkan pekerjaan, yakni menjadi PNS di lingkup Perhutani Tulungagung.

"Korban dengan pelaku baru kenal dari teman sekitar awal April dari seorang teman," jelas perwira berpangkat tiga balok di pundak itu.

Mendengar penawaran Darto, lanjut dia, Hayati tertarik meskipun Darto memberikan persyaratan agar membayar uang muka untuk mengurus berbagai administrasi dan operasional sebesar Rp 8 juta. Hayati menyanggupi permintaan tersebut.

"Hayati membayar uang kepada Darto, tanpa surat pernyataan di atas materai maupun kwitansi pembayaran. Untungnya negosiasi tersebut disaksikan adik Hayati bernama Nurul hidayati, 29, warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru," jelas Syukur.

Setelah menerima uang, ternyata Darto tidak pernah menampakkan batang hidunya, ataupun memberikan informasi apapun. Setelah melewati bulan demi bulan, Hayati mencoba menghubungi Darto, tapi tidak pernah nyambung. "Hayati baru merasa ditipu setelah mencari ke beberapa tempat persinggahan pria itu namun tidak ketemu," ungkapnya.

Polsek Kedungwaru berupaya melacak keberadaan pria asal Madiun itu. Ditegaskan Syukur, jika terbukti melakukan penipuan dan penggelapan, Darto akan dijerat pasal 372 dan 378 KUHP, dengan hukuman penjara selama 4 tahun penjara. (c1/her)
Sumber: jawapos.com
| 0 komentar

Stasiun Senen Mulai Pasang Tenda

JAKARTA — Akhir minggu ketiga Ramadhan, Stasiun Senen, Jakarta Pusat, mulai mempersiapkan sarana prasarana menyambut pemudik. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, sejumlah tenda untuk memayungi pemudik yang menunggu kereta mulai terpasang di pelataran stasiun, Minggu (29/8/2010).

Sementara jumlah pemudik belum terlihat memenuhi stasiun. Diperkirakan, para calon penumpang memilih mudik pada minggu ketiga Ramadhan ini dengan alasan agar tidak kehabisan tiket. Seperti yang dituturkan Mutani, yang ingin berangkat ke Tulungagung. "Supaya enggak kehabisan tiket saja," katanya, di Stasiun Senen, Minggu.

Mutani yang hendak ke Tulungagung dengan kereta ekonomi Matarmaja tersebut mengatakan, ia berencana kembali ke Jakarta pada H+11 atau H+12 Lebaran. Karena menurutnya, pada H+11 atau H+12 arus balik tidak terlalu padat.

Pemudik lainnya di Stasiun Senen hari ini tampak berkumpul dengan keluarganya menunggu kedatangan kereta. Sebagian mereka tampak tidur beralaskan koran atau kardus di peron stasiun. Meskipun jumlah pemudik belum tampak meningkat signifikan di pekan ketiga Ramadhan ini, pihak PT Kereta Api telah menyiapkan empat nomor kereta tambahan dengan dua kereta berangkat dari Stasiun Senen.

Sumber: KOMPAS.com
| 0 komentar

Tabrak Carry, Truk Masuk Jurang

Sabtu, 28 Agustus 2010 | 03.51.00 | 0 komentar

BOYOLALI (KR) - Truk penuh muatan soun Nopol F 9579 PA terguling dan masuk jurang setelah bertabrakan dengan mobil Suzuki Carry Nopol AD 1664 VS di ruas Jalan Raya Solo - Semarang tepatnya wilayah Dukuh Kebontimun Desa Winong Boyolali Kota, Jumat (27/8) dini hari.

Akibat kecelakaan itu, mobil Carry ringsek di bagian depan dan pengemudinya, Sudaryono (29) warga Dukuh Dlingsem Mojo, Andong Boyolali, mengalami luka berat pada bagian kaki dan langsung dilarikan di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Peristiwa itu bermula ketika truk yang dikemudikan Suwarno (43) warga Dukuh Ngranti Boyolangu Tulungagung Jatim, menuju ke arah Semarang. Di tempat kejadian, mendadak muncul mobil Carry berjalan zigzag hingga menerjang marka jalan.

Kondisi jalan yang lincin karena diguyur hujan deras, mengakibatkan truk yang dikendarai Sudaryono tak bisa menghindari tabrakan. “Saya sudah berusaha membanting stir ke kiri, namun tetap menabrak mobil Carry tersebut,” katanya kepada wartawan di tempat kejadian.

Tidak hanya itu, truk yang mengangkut 6 ton soun (mie putih) tujuan ke Lampung tersebut lepas kendali dan langsung terguling dua kali hingga akhirnya masuk jurang yang menganga di sisi kiri jalan. Kasat Lantas Polres Boyolali AKP Sugandi mengatakan, peristiwa tabrakan antara truk dan mobil Carry itu hingga kini masih dalam penyelidikan.

“Kedua pengemudi telah dimintai keterangan,” katanya sembari menambahkan untuk sementara mobil Carry dikandangkan di Mapolantas setempat.(Dis)-g

Sumber: KR Online
Sabtu, 28 Agustus 2010 | 0 komentar

Tulungagung Masuk Daerah Rawan Bencana

Jumat, 27 Agustus 2010 | 02.09.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Faktor kerusakan alam dan perubahan iklim menjadikan Kabupaten Tulungagung, menjadi salah satu daerah di Jawa Timur, yang masuk kategori rawan bencana.

Seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI) PB Nahdlatul Ulama, Sultanul Huda kemarin. Pernyataan tersebut diungkapkan dia, ketika memberikan materi tentang penanggulangan bencana di Gedung Prajamukti Pemkab Tulungagung kemarin.

Menurut Sultonul Huda, Kabupaten Tulungagung adalah satu diantara delapan kabupaten di Jawa Timur yang ditengarai rawan bencana. Kedelapan daerah itu, meliputi Tulungagung, Trenggalek, Malang, Lumajang, Pasuruan, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan. "Dari hasil survey kami sementara, delapan kabupaten itu masuk kategori kawasan yang rawan terjadi bencana," ujarnya.

Dia menambahkan, mengenai Tulungagung, secara geografis sekitar 45 persen kawasannya adalah pegunungan. Selain itu, memiliki tanah jenis Andolsoft yang mudah terjadi longsor. "Keterangan itu adalah data sementara kami,"tambahnya.

Melihat hasil survey itu, dia berharap Kabupaten Tulungagung segera memiliki tim penanggulangan bencana yang mumpuni. "Dengan terbentuknya tim penanggulangan bencana di tiap-tiap desa atau kecamatan, kami berharap pada masa pra, saat maupun paska bencana, mereka sudah terampil," harapnya.

Untuk mewujudkan itu, makanya PB NU melalui LPBPI, berupaya mencari dukungan kepada masyarakat di kawasan rawan bencana. "Dalam menyukseskan program ini, kami juga telah menjalin komitmen dengan badan nasional penanggulangan bencana atau BNPB, untuk bekerja sama dengan Australia selaku founding," terangnya.

Sultonul Huda melanjutkan, keberadaan LPBPI nantinya berfungsi sebagai media legislasi, pengembangan lembaga maupun pengembangan kapasitas masyarakat. "Harapan kami, minimal setiap warga nantinya mampu memiliki tim penagggulangan bencana. Ya minimal bisa memberikan pertolongan ketika terjadi bencana dan lain sebagainya," paparnya.

Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung, Maryoto Birowo ketika dikonfirmasi kemarin mengatakan, pemkab menyambut baik program yang ditawarkan PB NU, melalui LPBPI. Apalagi konsep program yang dibiayai Australia itu bersifat untuk penanggulangan bencana. "Intinya, Pemkab Tulungagung welcome dengan program ini," ucapnya kepada RaTu. (tri/ris)

Sumber : Jawa Pos
Jumat, 27 Agustus 2010 | 0 komentar

Tutup Sementara Kafe Manohara, Juga Razia Tempat Mesum dan Toko Swalayan

TULUNGAGUNG - Dalam sehari kemarin, setidaknya terdapat dua razia penertiban yang dilakukan aparat dari Pemkab Tulungagung. Yakni, razia penertiban sejumlah toko dan swalayan yang diduga menjual makanan dan minuman (mamin) kedaluwarsa, serta razia penertiban kafe dan prostitusi liar.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tulungagung, Eka Prihadi mengatakan, razia penertiban toko dan swalayan ini merupakan upaya Pemkab Tulungagung dalam melindungi konsumen. Pasalnya, jelang Hari Raya Idul Fitri penjualan barang-barang kebutuhan ditengarai meningkat. "Kami tidak ingin peningkatan nilai penjualan ini merugikan konsumen. Yakni, indikasi barang kedaluwarsa, maupun yang diduga mengandung bahan dasar melamin. Oleh sebab itu, kami segera lakukan razia penertiban. Kali ini, wilayah timur besok giliran kota," ujarnya kepada RaTu.

Eka Prihadi melanjutkan, dalam razia penertiban yang digelar mulai pukul 08.00 kemarin, diawali dari pertokoan yang berada di kawasan Rejotangan, Ngunut hingga Sumbergempol. "Dalam razia kali ini, kami berhasil menemukan beberapa produk yang ditengarai kurang layak. Yakni, kaleng minuman yang rusak, melembung serta berkarat. Dan juga makanan kedaluwarsa," katanya.

Dari hasil temuan itu, Eka Prihadi mengatakan, pihaknya mendesak kepada setiap pemilik swalayan dan toko, terkait hasil temuan beberapa produk minuman kaleng yang diduga kalengnya mengalami kerusakan, piring yang berbahan dasar melamin untuk diamankan. "Kami tidak punya hak untuk menyita, tapi hanya sebuah penyuluhan. Makanya, kami meminta kepada pemilik toko agar produk itu diamankan, dan kemudian dikembalikan kepada masing-masing distributior," paparnya.

Sementara itu, selang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 15.00, giliran Satpol PP Tulungagung yang menggelar aksi serupa. Kali ini sasarannya adalah sejumlah kafe yang diduga beroperasi di luar waktu yang ditentukan pemerintah selama Ramadan. Yakni, pukul 20.00 hingga pukul 24.00. Selain itu, dalam razia kemarin petugas juga menertibkan sejumlah kawasan yang diduga sebagai prostitusi liar. "Dari hasil razia ini, kami telah menutup sementara Kafe Manohara yang berada di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu,"kata Kabid Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Satpol PP Tulungagung, Wahyu Irawan.

Menurut dia, pihaknya terpaksa menutup kafe tersebut, karena telah melanggar kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya dengan warga sekitar. Bahkan, sebelum melaporkan kepada kami, warga berniat untuk menggeruduk lokasi itu. Akhirnya, pada Sabtu kemarin, pemilik kafe menyatakan tidak beroperasi di luar ketentuan yang berlaku. Tapi, kenyataannya surat pemberlakuan itu tidak diindahkan. "Sebelum kami tertibkan, kami sudah lakukan himbauan, tapi tidak diindahkan. Sehingga, kami lakukan penutupan," tegasnya.

Selain merazia kafe, Satpol PP kemarin juga merazia beberapa kawasan di Desa Doroampel, Kecamatan Sumbergempol, yang diduga sebagai tempat prostitusi liar. Yakni, di rumah milik Jali dan Pingi. "Di kedua tempat itu memang nihil. Namun, beberapa hari lagi kami akan kembali merazia tempat itu lagi, "terangnya. (tri/ris)

Sumber : Jawa Pos
| 0 komentar

Kadisdik Tulungagung Minta Kepsek Tak Manipulasi Data Honorer

Senin, 16 Agustus 2010 | 23.59.00 | 0 komentar

Tulungagung - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, Drs Winarto MM, menegaskan, agar Kepala Sekolah (Kepsek) Negeri di kota setempat tidak memanipulasi data tenaga honorer yang saat ini tengah dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab setempat.

“Kami sudah wanti-wanti pada mereka (kepala sekolah) dan pihak-pihak terkait agar tidak memanipulasi data tenaga honorer. Ancamannya pidana,” tegasnya.

Menurut mantan Kepala SMAN 1 Boyolangu, kini sudah ada dugaan upaya dari tenaga honorer untuk memanipulasi data, seperti pesan pendek yang diterimanya baru-baru ini.

Masih kata Drs Winarto, kepala sekolah yang bermain dengan tenaga honorer guru untuk memanipulasi data guru honorer tentu akan mendapat pengawasan dari masyarakat. Terlebih dari guru-guru yang ada di unit kerjanya.

“Pasti nanti akan ketahuan jika kepala sekolah memanipulasi data. Apalagi guru lain akan bertanya-tanya mengapa ada guru honorer baru tiba-tiba diangkat sebagai CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), padahal yang relatif lama masih belum diangkat,” bebernya, Senin (16/8/2010).

Hal yang sama ditegaskan Kepala BKD Pemkab Tulungagung, Drs Kusmadi MSi. Dia mengakui pendataan tenaga honorer Pemkab Tulungagung sesuai Surat Edaran (SE) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) No.5/2010 tentang pendataan ulang tenaga honorer daerah rawan penyelewengan. Masalahnya kini sudah beredar kabar jika banyak tenaga honorer yang berupaya mengubah masa kerja mereka.

Menurut dia, jika nanti terbukti ada penyelewengan, selain berakibat buruk pada tenaga honorer yang bersangkutan, juga pada BKD dan instansi dimana tenaga honorer ditempatkan. “Hukuman penyelewengan sudah ada, baik administratif maupun pidana. Semua bisa kena. Karena itu kami akan cermat dalam melakukan pendataan,” paparnya.

Sesuai SE Menpan, lanjut Drs Kusmadi, yang berpeluang menjadi CPNS adalah para tenaga honorer per tanggal 31 Desember 2005 sudah mempunyai masa kerja satu tahun. Usia per 1 Januari 2006 minimal 19 tahun dan maksimal 46 tahun.

Masih kata dia, mengenai pembiayaan penggajiannya yang SE MenPAN sekarang bisa dari APBN/APBD atau non APBN/APBD. “Tapi yang dibiayai non APBN/APBD nanti rencananya bakal melalui seleksi ujian tahun 2011 mendatang,” terangnya.

Diungkapkan olehnya, dari prakiraan data yang ada, dimungkinkan hanya 200-an tenaga honorer daerah yang bisa diangkat sebagai CPNS baru. Mereka adalah tenaga honorer yang beberapa waktu lalu ketinggalan karena kekeliruan administrasi. “Sedang untuk tenaga honorer yang bekerja setelah tahun 2006 sampai sekarang kami perkirakan sebanyak 3000-an orang. Kebanyakan dari tenaga guru,” ujarnya.

Kabar santer saat ini menyebutkan banyak tenaga honorer daerah utamanya dari kalangan guru yang berupaya mengubah masa kerjanya. Semisal dia mulai bekerja tahun 2009 tetapi berupaya untuk mendapat keterangan dari kepala sekolahnya agar bisa disebut telah bekerja sejak tahun 2005. (afa/isp)

Sumber: zonaberita.com
Senin, 16 Agustus 2010 | 0 komentar

Cap Darah Tolak Stasiun Elpiji

Tulungagung - Warga Kelurahan Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung mati-matian menolak pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di tengah permukiman dengan bakal menggelar cap jempol berdarah.

“Warga Lingkungan III Pacitan dan sebagian warga Kelurahan Ngunut lain memang telah sepakat menggalang cap jempol darah di atas selembar kain putih panjang untuk mendukung penolakan pendirian SPPBE ini,” kata salah seorang warga Ngunut, Dwi Indriatno, Minggu (15/8).

Gagasan menggalang cap jempol darah serta aksi massa tahap kedua merupakan aspirasi warga setelah mereka berembuk usai menggelar demonstrasi besar-besaran pada 28 Juli 2010. Sejak awal warga Kelurahan Ngunut menyatakan menolak pendirian SPPBE yang dibangun di tengah permukiman mereka karena tergolong kawasan padat penduduk.

Pendirian SPBE di kawasan padat penduduk tersebut dinilai tidak prosedural. Warga tidak pernah diberitahu ataupun mendapat penjelasan yang memadai terkait rencana pembangunan SPBE, kecuali hanya permintaan tanda tangan untuk pendirian tembok pembatas di lingkungan warga.

Kendati ketegangan soal pro dan kontra kehadiran SPPBE di Ngunut meningkat, Pemkab Tulungagung hingga kini belum memutuskan status SPPBE Ngunut yang dipersoalkan warga sekitar. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Tulungagung Ahmad Pitoyo, mengatakan, permasalahan SPPBE Ngunut masih akan dikaji bersama tim teknis yang dibentuk pemkab.

“Ya kami masih akan melakukan koordinasi dulu dengan tim teknis pemkab yang terdiri atas BPPT, Bagian Hukum, Bappeda, Kantor Lingkungan Hidup, dan PU sebelum mengambil keputusan final,” kata Ahmad Pitoyo.

Sementara itu, PT Pertamina menyampaikan keinginannya untuk bisa bertemu dengan warga yang menolak pembangunan SPPBE. “Harapannya begitu. Masyarakat yang kontra ini pada pertemuan selanjutnya kami harap bisa didatangkan sehingga permasalahan SPPBE di Ngunut ini bisa diselesaikan,” ujar Sales Representative Elpiji PT Pertamina Rayon IV Kediri-Madiun M Imam Azhar.

Dia menduga, munculnya gerakan penolakan pendirian SPPBE karena masyarakat belum mengerti. Terutama menyangkut standar keamanan dan keselamatan dalam sebuah bangunan SPPBE. Azhar menambahkan, penjelasan yang ingin dia sampaikan kepada masyarakat agar dimengerti tidak hanya menyangkut standar keamanan dan keselamatan saja, tetapi juga terkait aturan main dalam pendirian SPPBE. nant

Sumber: surya.co.id
| 0 komentar

Duh! Lokasi Wisata Sejarah Jadi Tempat Mesum

Tulungagung - Kawasan wisata Goa Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung mempunyai nilai sejarah tinggi. Namun, lokasi ini kerap dijadikan lokasi pasangan yang mabuk kasmaran untuk berbuat mesum. Bahkan di bulan Ramadan pun, aktivitas pacaran di lokasi itu tak berkurang.

Pantauan dilokasi, Minggu (15/8) menjelang sore, tampak puluhan sepeda motor terparkir di penitipan. Namun saat di lokasi hanya terlihat beberapa orang saja yang duduk-duduk di bebatuan Goa Pasir. Menurut Djani (57), warga setempat, kebanyakan pengunjung Goa pasir datang berpasang-pasangan.

Mereka sengaja datang untuk mencari lokasi pacaran. Biasanya, mereka akan naik ke atas bukit yang rimbun pepohonan dan bongkahan-bongkahan batu. Di antara pepohonan dan tonjolan batu-batu besar itulah mereka kemudian memadu kasih. Itulah sebabnya, keberadaan mereka tak tampak jika dilihat dari bawah.

"Biasa, kalau sampai di lokasi ini pasti langsung hilang. Cari tempat sendiri-sendiri," katanya dengan diiringai tawa kecil.

Djani menambahkan, warga di sekitar lokasi wisata Goa Pasir sudah permisi dengan para pengunjung yang hanya mencari lokasi pacaran. Sebab, dari para pengunjung mereka mendapat uang tambahan, baik untuk penitipan sepeda maupun sumbangan sukarela.

Sayangnya, aktivitas pasangan beda jenis ini kerap dijadikan tontonan anak-anak. Seperti halnya Aan (16) dan Andri (16), Warga Desa/Kecamatan Sumbergempol. Dua siswa kelas I di sebuah STM swasta ini mengaku sengaja datang ke Goa Pasir untuk mengintip aktivitas orang pacaran.

"Siapa suruh pacaran di tempat umum. Kan saya juga tidak salah kalau melihat mereka," kata Aan sambil cengar cengir.

Dalam menjalankan aksinya, keduanya mengaku pura-pura mendaki ke atas bukit. Dalam perjalanan ke atas itulah mereka sengaja berbelok di antara bebatuan. Di sanalah mereka kerap menemukan berbagai aktivitas manusia berbeda jenis. Bahkan jika sampai ke puncak bukit, keduanya bebas memilih pemandangan yang diinginkan. Meski sering diganggu para pengintip, namun para pelaku tidak pernah marah.

"Mau marah kan mereka yang salah. Sudah tahu lokasi wisata kok dibuat mesum," elak Andri.

Andri menambahkan, gaya pacaran para pengunjung Goa Pasir sudah kelewat batas. Dari sekadar cium-ciuman, raba-rabaan sampai melorotkan celana. Bahkan Andri mengaku kerap menemukan kondom bekas pakai, dibuang begitu saja di rerimbunan belukar.

Rupanya tak hanya hari libur saja, para pengunjung memanfaatkan Goa Pasir menjadi lokasi pacaran. Menurut Aan dan Andri, di hari biasa pun jumlah mereka masih banyak. Bahkan tidak sedikit di antara pengunjung adalah pelajar yang masih memakai seragam putih abu-abu. "Puasa atau tak puasa, libur atau tak libur sama saja. Tetap banyak yang pacaran," pungkas Aan. [beritajatim.com/mut]

Sumber: inilah.com
| 0 komentar

Permohonan PAW PKNU Tulungagung Terancam Kandas

Minggu, 15 Agustus 2010 | 05.23.00 | 0 komentar

Tulungagung - Permohonan PAW (Pergantian Antar Waktu) yang kembali diajukan PKNU Tulungagung, ke pimpinan DPRD setempat untuk mengganti anggota Fraksi PKNU Agus Sukarno Putra masih dipersoalkan pimpinan dewan.

Masalahnya, yang mengajukan permohonan PAW adalah tim advokasi DPC PKNU Tulungagung, bukan institusi partai yang bersangkutan. “Sesuai aturan dan perundangan yang ada, yang memohon PAW seharusnya kan institusi partai, bukan advokat,” ujar Ketua DPRD Tulungagung, Drs Isman, Sabtu (14/8/2010).

Drs Isman, belum bisa memastikan apakah permohonan PAW kedua kalinya PKNU akan berhasil atau tidak. Yang jelas menurut dia, aturan PAW sudah diatur oleh Gubernur dan sudah disampaikan kepada DPC PKNU Tulungagung saat membalas surat permohonan PAW yang pertama.

“Setelah kami konsultasi dengan Biro Hukum Pemprov (Pemerintah Provisnsi) sudah kami sebutkan syarat-syarat permohonan PAW. Namun di permohonan kedua yang diajukan tim advokasi PKNU juga belum dilengkapi,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Tanfidz DPC PKNU Tulungagung, Ahmad Saefudin SAg mengungkapkan sudah mengajukan kembali permohonan PAW bagi Agus Sukarno Putra pada pimpinan DPRD.

Diungkapkan, usulan PAW bagi Agus Sukarno Putra dilakukan oleh tim advokasi DPC PKNU. “Kalau tidak salah pada tanggal 5 Agustus lalu surat sudah dimasukkan ke pimpinan dewan,” terangnya.

Saefudin yang juga Ketua Fraksi PKNU DPRD Tulungagung, selanjutnya menyatakan permohonan PAW bagi Agus Sukarno Putra alasannya tetap seperti dulu. Yakni karena yang bersangkutan melanggar AD/ART partai.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu Agus Sukarno Putra terlibat perselingkuhan dengan seorang PNS staf Sekretariat Dewan. Kasus yang menggegerkan ini sempat masuk meja hijau dan majelis hakim memutuskan hukuman percobaan pada Agus Sukarno Putra.

Saat ini Agus Sukarno Putra masih sebagai anggota dewan, meski kegiatannya di fraksi dibatasi oleh fraksinya. Salah satunya, dia sudah tidak dimasukkan sebagai anggota panitia khusus (pansus) rancangan peraturan daerah (perda).

DPC PKNU Tlungagung beberapa waktu lalu telah pula mengajukan surat permohonan PAW bagi Agus Sukarno Putra, tetapi ditolak pimpinan dewan. Persoalannya, surat permohonan tersebut tidak ditandatangani salah satunya oleh Sekretaris Tanfidz DPC PKNU Tulungagung, melainkan oleh Wakil Sekretaris Tanfidz DPC PKNU Tulungagung. (afa/isp)
Sumber: zonaberita.com
Minggu, 15 Agustus 2010 | 0 komentar

Siswi SMP di Tulungaung Juarai Kontes Matematika Internasional

Harum Lokawati (13), siswi SMP Negeri I Tulungagung, Jawa Timur, berhasil menjuarai kontes matematika internasional (International Mathematic Contest/IMC) di Singapura, 7-10 Agustus lalu. Ia menyumbang satu medali perak untuk Indonesia.

Prestasi membanggakan itu disampaikan Kepala SMPN I Tulungagung Bambang AS, Sabtu (14/8), dengan mengundang sejumlah wartawan dan memperkenalkan siswi asal Dusun Nganggrek, Desa Kalidawir, Kecamatan Kalidawir, tersebut.

Harum Lokawati sebenarnya bukanlah satu-satunya wakil pelajar dari Indonesia yang mengikuti kontes. Masih ada 113 pelajar lain mulai dari jenjang kelas III SD hingga kelas XII SMA yang ikut berangkat ke Singapura dan mengikuti kejuaraan bergensi untuk kategori mata pelajaran matematika.

Setelah mendapat pelatihan matematika secara intensif, hanya tujuh siswa yang akhirnya berhasil menyabet medali, yakni lima medali emas dan dua perak. "Satu di antara medali yang berhasil dibawa pulang tim pelajar Merah-Putih itu adalah yang kini pegang Harum Lokawati. Dia masuk kategori terbaik ketiga sehingga mendapat medali perak," kata Bambang AS.

Harum Lokawati mengaku bangga berhasil meraih medali perak. Meski belum mampu menjadi yang terbaik dan menyabet medali emas seperti lima pelajar lain dari Indonesia. Prestasi itu setidaknya telah memacu semangat Harum untuk semakin giat dalam belajar dan berlatih soal.(Ant/DOR)

Sumber: metrotvnews.com
| 0 komentar

Manfaatkan Limbah, Pengrajin Piala Menuai Berkah Agustusan

Anda tahu limbah kayu partikel atau lazim disebut hardbord. Bagi sebagian orang hardbord hanya bisa dijadikan sebagai bahan bakar pengganti minyak dan gas. Namun di tangan Suyanto, warga Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, barang bekas itu bisa disulap menjadi karya seni berupa piala atau tropi yang mampu dipasarkan hingga ke luar Pulau Jawa.

Berkat keuletan tersebut, Suyanto mengaku sangat sibuk saat Agustus tiba, karena maraknya pelaksanaan lomba dalam perayaan HUT RI secara otomatis menerima banyak pesanan. Yang mengagumkan, pesanan tak hanya datang dari tingkat lokal di Kota Kediri, melainkan sampai ke Sumatera dan Kalimantan.

"Kalau kisaran Juli sampai akhir Agustus pesanan memang banyak. Bulan ini saja saya harus bisa selesaikan 3500 piala, dan itu sudah harus dikirim sebelum akhir bulan nanti," kata Suyanto, saat ditemui detiksurabaya.com di sela-sela aktivitasnya membuat piala, Sabtu (14/8/2010).

Untuk memenuhi pesanan-pesanan tersebut, Suyanto mempekerjakan 4 karyawan. Dalam pembuatan piala secara utuh, Suyanto hanya mengerjakan bagian dasar, sementara bagian tengah atau badan piala dipesan dari sesama pengrajin di daerah lain.

"Tergantung yang pesan mintanya apa. Kalau minta marmer ya saya carikan ke Tulungagung. Kalau plastik malah gampang, karena di Jombang atau Surabaya sana banyak yang jualan," jelas Suyanto.

Suyanto mengaku mulai merintis usahanya sejak tahun 1996 silam, bermula dari pesanan skala kecil yang datang dari sejumlah toko penjaja piala atau tropi. Seiring perjalanan waktu, ketekunan Suyanto yang dibuktikan melalui kualitas kreasinya yang apik banyak dikenal orang, bahkan sampai ke luar Jawa.

"Saya sendiri nggak memasarkan kesana. Ya tiba-tiba saja mereka dapat nomor telepon saya, menghubungi dan langsung pesan," imbuhnya sambil tersenyum ringan.

Untuk urusan bahan baku dasar piala, Suyanto mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan. Ini setelah keberadannya banyak ditemukan di lokasi penjualan kayu bekas yang dapat dibeli dengan satuan kilo. Sementara untuk setiap produk yang dihasilkan, diakui memiliki harga yang berbeda.

Misalnya piala dengan satu kaki dihargai Rp 35 ribu, 2 kaki Rp100 ribu, 3 kaki Rp 125 ribu dan 4 kaki atau yang paling besar seharga Rp 150 ribu.

"Bahannya satu kilo sekarang 2 ribuan. Kalau itung-itungannya, pesanan 3.500 piala itu saya butuh modal sekitar 40 jutaan dan laba bersih saya ya kisaran Rp 6- Rp 7 juta," tuturnya.

Suyanto berharap, ke depan usahanya bisa semakin berkembang. Ini setelah belum banyak pengrajin piala di Indonesia yang menjadikan hardboard sebagai bahan dasar, dan untuk keinginannya tersebut dia juga ingin bisa mendapatkan kemudahan memperoleh modal. "Selama ini saya larinya ke bank swasta. Lha kalau pemerintah bisa berikan pinjaman modal dengan bunga ringan, ya tambah seneng saya," pungkasnya.(fat/fat)

Sumber: detik.com
| 0 komentar

Kiriman uang TKI menjelang Lebaran meningkat

Sabtu, 14 Agustus 2010 | 11.12.00 | 0 komentar

Kediri–Kiriman remitansi atau transfer dana dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah kantor Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, menjelang Lebaran 2010 ini meningkat.

Pemimpin Bank Indonesia Kediri Matsisno, Jumat (13/8) mengemukakan transfer dana TKI pada triwulan II/2010 ini mencapai Rp 447,60 miliar. Nominal itu meningkat tipis daripada triwulan sebelumnya (triwulan I/2010) yang mencapai Rp 445,96 miliar.

Ia menilai, peningkatan tersebut disebabkan beberapa faktor seperti umat Muslim yang sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri.

“Kemungkinan karena saat ini umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa dan memasuki Hari Raya Idul Fitri, sehingga kiriman remitansi juga meningkat. Namun, kami belum mempunyai data secara resmi tentang kenaikan,” katanya mengungkapkan.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy-triwulan II/2009), nominal transaksi mengalami peningkatan sebesar 55,78 persen, sedangkan volume transaksi tercatat meningkat hingga 96,51 persen (transfer dana TKI pada triwulan I/2009 tercatat sebanyak 59.636 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp 283,47 miliar).

Matsisno juga mengemukakan, dari 13 kota dan kabupaten di wilayah Kantor Bank Indonesia Kediri, sebagian besar daerah mengalami peningkatan remitansi daripada triwulan sebelumnya.

Daerah – daerah tersebut seperti Kabupaten Pacitan (12,09 persen), Kabupaten Ngawi (11,59 persen), Kota dan Kabupaten Blitar (7,51 persen), Kabupaten Nganjuk (6,17 persen), Kota dan Kabupaten Kediri (4,62 persen) serta Kabupaten Tulungagung (3,95 persen).

Sementara itu, terdapat 4 daerah yang mengalami penurunan remitansi di tengah tren peningkatan tersebut, yaitu Kabupaten Trenggalek (-50,32 persen), Kabupaten Magetan (-17,54 persen), Kota dan Kabupaten Madiun (-7,35 persen) serta Kabupaten Ponorogo (-2,42 persen).

Sementara itu, jika dilihat dari negara asal, Arab Saudi, Malaysia dan Hong Kong tetap menempati posisi sebagai negara yang memberikan sumbangan tertinggi pada total nilai transfer dana TKI pada triwulan II/2010, yang masing-masing adalah 22,03 persen, 15,37 persen, dan 13,89 persen. ant/rif

Sumber : solopos.com
Sabtu, 14 Agustus 2010 | 0 komentar

Akibat Penambangan Batu, Warga di Tulungagung Nyaris Bentrok

TULUNGAGUNG - Dua kelompok warga di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), Jumat (13/8/2010) siang, nyaris bentrok massal.

Keributan bermula dari aksi sabotase sekelompok warga Desa Keboireng yang memprotes aktivitas penambangan batu di salah satu bukit yang ada di desa mereka.

“Konflik antarkelompok warga ini dipicu oleh sabotase kelompok warga yang kontra penambangan dengan mencegat truk pengangkut hasil tambang (AG 9345 RE) yang dikemudikan Toiran,” kata Kapolsek Besuki AKP Heru Suyatno, Jumat.

Berawal dari insiden itulah puluhan penambang yang tidak terima aksi pencegatan sepihak itu balik menyerang warga untuk mengambil kembali truk yang disita. Beruntung konflik antarkelompok warga ini bisa dilerai polisi. Pihak kepolisian akhirnya memproses dugaan aktivitas penambangan ilegal tersebut serta menyita barang bukti truk serta lima bongkahan batu andesit di atasnya.

Menanggapi putusan tersebut, kelompok warga yang propenambangan terlihat kecewa. Namun, mereka memilih bersikap pasrah setelah polisi memastikan truk milik Toiran diamankan di halaman mapolsek. Tak berapa lama setelah dicapai kesepakatan, warga yang pro maupun kontra bersedia untuk pulang.

Para penambang juga menyetujui arahan polisi agar menghentikan aktivitas pertambangan mereka sampai ada keputusan resmi dari pemerintah serta proses hukum atas kasus tersebut.

“Bagaimanapun proses hukum atas kasus ini akan tetap jalan terus. Tindakan tegas ini penting agar konflik antarkelompok warga tersebut tidak terus berlanjut,” tegas Kapolsek.

Dikonfirmasi di halaman mapolsek, sejumlah warga yang kontrapenambangan batu di Desa Keboireng menyatakan aksi mereka dilatarbelakangi oleh kerusakan lingkungan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.

“Aktivitas penambangan mereka telah menyebabkan lingkungan di sekitar desa kami rusak dan menyebabkan banjir lumpur setiap kali musim hujan,” kata Wakidi (45) salah seorang warga Desa Keboireng yang kontrapenambangan.

Namun tidak demikian halnya dengan kubu yang mendukung penambangan. Mereka berdalih, kelompoknya hanya memprotes aksi sewenang-wenang yang menghentikan aktivitas penambangan.

Ratusan warga tersebut telanjur menggantungkan penghidupannya dari aktivitas penambangan ini. Meski demikian, warga yang propenambangan mengakui, aktivitas yang mereka lakukan di tanah perhutani tersebut adalah ilegal.

“Kami mau saja menghentikan aktivitas penambangan asal ada solusi pekerjaan lain,” kata Tamar, salah seorang penambang dengan nada kecewa.

Sumber : surya.co.id
| 0 komentar

Hamil Tak Dinikahi, Seorang Mahasiswi Polisikan Pacar

Tulungagung - Seorang mahasiswi asal Pakel, Tulungagung melaporkan pacarnya ke kantor polisi. Pasalnya sang kekasih menolak bertanggungjawab atas benih yang dikandung Noni (20). Adalah Feris Popinianto (20), pemuda dari Desa Kasreman. Pelaporan ini dilakukan setelah upaya penyelesaian secara kekeluargaan tidak membuahkan hasil.

"Laporannya kami terima. Korban datang melapor bersama ayahnya," kata KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Siswanto, saat dihubungi detiksurabaya.com, Jumat (13/8/2010).

Siswanto mengungkapkan, Noni diketahui hamil setelah sebelumnya 3 kali melakukan hubungan layaknya suami istri. Perbuatan itu dilakukan sejak Juni 2010 lalu, di sebuah rumah kos yang dihuni Feris di Kota Kediri. Sejak mengetahui dirinya hamil, Noni mengaku sudah berusaha meminta pertanggungjawaban, namun kekasihnya justru menghindar dan menolak tanggung jawab.

Siswanto mengatakan, pihaknya saat ini tengah mempelajari kasus tersebut sebelum melakukan penanganan lanjutan. Ini setelah antara pelaku dan korban merupakan pasangan kekasih yang bukan lagi kategori anak di bawah umur.

"Sementara hanya itu yang bisa saya jelaskan, selebihnya silahkan konfirmasi ke Kasubag Humas," tandas Siswanto.

Meski demikian sebelum mengakhiri percakapan Siswanto menambahkan, apabila nantinya terbukti bersalah dan berhasil diamankan, pelaku akan diancam dengan hukuman maksimal 12 tahun penjara. Dia dianggap melanggar Pasal 289 KUHP tentang tindak pidana perkosaan. (wln/wln)
Sumber : detik.com
| 0 komentar

50 PSK Sungai Brantas Nekat Jajakan Diri

Kamis, 12 Agustus 2010 | 17.07.00 | 1 komentar

TULUNGAGUNG-: Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) liar di salah satu kompleks lokalisasi terselubung di bantaran Sungai Brantas, Kelurahan Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (11/8) malam, nekat beraktivitas.

Mereka bahkan sama sekali tidak canggung menerima tamu laki-laki dan melakukan transaksi meski pemerintah daerah setempat telah meminta mereka menghentikan aktivitas selama bulan suci Ramadan. "Tidak masalah asal tidak ada petugas. Tapi kalau ada razia ya terpaksa berhenti sampai situasi aman," kata Maela, 42, salah seorang penghuni lokalisasi terselubung di bantaran Sungai Brantas asal Kampak, Kabupaten Trenggalek, Rabu malam.

Kenekatan tersebut, lanjut Maela, terpaksa mereka lakukan dengan dalih tidak memiliki pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup selama bulan puasa. Padahal, layaknya warga lain yang juga ikut merayakan lebaran bulan depan, dirinya harus mempersiapkan kebutuhan jajanan rumah maupun pakaian anak-anaknya.

Alasan kurang lebih sama disampaikan PSK asal Blitar Selatan yang dikenal dengan panggilan Sri. Perempuan berusia 40-an tahun ini mengaku bahwa dirinya dan PSK lain memilih untuk 'kucing-kucingan' dengan petugas demi bisa terus bekerja di tempatnya mangkal.

Memang tidak semua PSK memilih sikap yang sama. Beberapa dari mereka memilih pulang kampung selama Ramadhan dengan alasan takut terkena razia petugas. Namun tindakan itu tidak diikuti para PSK lain yang jumlahnya diperkirakan mencapai 50-an orang.

"Lagian kami tidak diberi uang transpor oleh pemerintah untuk mudik. Yang ditutup itu hanya lokalisasi yang diakui saja, di sini kan tidak," kata Tutik, PSK lain menimpali.

Meski begitu, bukan berarti mereka tidak waspada mengingat ancaman kurungan maupun denda jika kepergok beraktivitas selama Ramadhan cukup berat. Para PSK liar ini memilih pola transaksi seksual secara sembunyi-sembunyi.

Saat siang hingga sore, mereka hanya tinggal di kamar tempat mangkal masing-masing yang dibangun mirip kos terbuka. Namun jika waktu sudah menjelang malam, mereka baru berani meladeni setiap tamu yang datang. (Ant/OL-5)

Sumber : mediaindonesia.com
Kamis, 12 Agustus 2010 | 1 komentar

Carik Disidang Warga

TULUNGAGUNG – Sekretaris Desa (Sekdes) Tanggung Agus Sunyoto kemarin “disidang” warganya sendiri. Tuduhannya, carik (sebutan lain sekdes) itu menyalahgunakan jabatan.

Dalam pertemuan yang digelar di balai desa itu, Agus Sunyoto diminta menandatangani surat pernyataan yang dilampiri materai.
Isinya; carik diminta menyanggupi mengurus surat tanah milik warga dalam waktu satu bulan. Selain itu, biaya ditanggung Agus Sunyoto.

“Dalam perjanjian itu, jika dalam sebulan tidak terpenuhi, warga berencana melaporkan masalah ini ke polisi,” kata warga Desa Tanggung bernama Makrus.

“Sidang” itu dipicu permasalahan surat tanah. Meski sudah diajukan beberapa tahun yang lalu melalui carik, namun tak kunjung selesai. Mulai dari petok D, sertifikat dan lain sebagainya. Ironisnya, warga dipungut biaya secara beragam. Mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Hal itu seperti yang diungkapkan warga Desa Tanggung bernama Sujud. Pria berusia 43 tahun ini mengaku, sudah memproses akte jual beli tanah kepada carik. Yakni, akte untuk 2 luas tanah; 35 are dan 30 are. Masing-masing dipungut Rp 300 ribu. “Tapi, setelah kami tunggu delapan tahun hingga saat ini, proses kepengurusan akte tanah tidak kunjung selesai,” keluhnya kemarin.

Hal senada juga diungkapkan warga Desa Tanggung yang lain bernama Mukan. Pria berusia 40 tahun ini mengaku, dirinya juga dipungut Rp 300 oleh carik. Dengan alasan untuk biaya kepengurusan tanah seluas 14 are. Kondisi itu, dilakukan pada 1999 lalu. “Hingga saat ini, akte tanah milik kami juga belum kelar. Padahal, kita sudah bayar,” katanya.

Dalam “sidang” yang digelar mulai pukul 10.00 hingga 12.00 itu, warga juga mendesak kepada pemerintah desa agar Agus Sunyoto bersedia mengembalikan bengkok karena statusnya saat ini sebagai PNS. “Warga yang merasa geram, inginnya dia mengembalikan bengkok desa. Tapi, yang kami sesalkan, diam-diam pihak Kades maupun BPD memutuskan memberi tali asih dan tunjangan profesi sebanyak 3 seperempat dari total bengkok seluas 3 bahu kepada carik,” kata salah satu warga lain yang enggan disebutkan namanya.

Puluhan warga yang merasa geram mengaku, pemberian itu dianggap menguntungkan keberadaan carik. Karena, selama menjalankan amanah jabatan kinerja carik dianggap jelek.

“Sidang” di Balai Desa Tanggung itu juga dihadir kapolsek Campurdarat, perwakilan dari kecamatan dan tokoh masyarakat.
Agus Sunyoto ketika dikonfirmasi mengaku menyanggupi menyelesaikan masalah terkait kepengurusan akte tanah. “Silakan datang ke rumah saya, untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya. (tri/her)

Sumber : Radar Tulungagung
| 0 komentar

Duit Cuti PSK Disunat

Rabu, 11 Agustus 2010 | 00.48.00 | 0 komentar

Pelaku Diduga Pengurus Lokalisasi

TULUNGAGUNG - Uang cuti untuk 378 pekerja seks komersial (PSK) di Tulungagung yang libur "kerja" selama Ramadan, diduga sunat oleh oknum pengurus lokalisasi. Dari seharusnya Rp 50 ribu per PSK, rata-rata dipotong Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Sehingga, para penjaja cinta sesaat itu hanya mendapat antara Rp 40 ribu hingga Rp 35 ribu. Banyak juga yang ndak menerima karena terlanjur pulang kampung sebelum duit itu diberikan.

Kondisi tersebut meresahkan PSK. Karena uang cuti kucuran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tulungagung itu untuk biaya transportasi mudik selama tutup Ramadan.

Di Tulungagung terdapat dua lokalisasi. Di lokalisasi Ngujang, Kedungwaru; sebanyak 198 dan Kaliwungu, Ngunut; sebanyak 180 PSK.

Seperti pengakuan salah satu PSK Lokalisasi Ngujang bernama Tuminah. Perempuan asal Batu, Malang, ini mengatakan dirinya mendapat uang cuti Rp 35 ribu. "Katanya setiap PSK mendapat Rp 50 ribu. Tapi kenyataannya, saya hanya menerima Rp 35 ribu. Rekan sebelah kamar saya juga hanya Rp 35 ribu," keluhnya kepada RaTu.

Menurut perempuan berusia 45 tahun itu, yang memotong adalah oknum pengurus lokalisasi. Alasan potongan untuk membayar denda dan biaya pajak. "Katanya Rp 5.000 untuk pajak dan Rp 10.000 untuk denda. Yakni, untuk ganti rugi biaya absen senam dan pendidikan rutin," terangnya.

Tuminah melanjutkan, beberapa PSK juga mengeluhkan potongan yang disangkutpautkan dengan iuran pembiayaan rutin lokalisasi. Seperti biaya cek kesehatan, keperawatan maupun keamanan. "Alasan pengurus, banyaknya potongan itu disebabkan PSK masih memiliki tanggungan," ucapnya sambil berkemas untuk mudik.

Salah satu warga lokalisasi bernama Sigit menambahkan, pemberiaan uang cuti Ramadan kepada para PSK di lokalisasi Ngujang ditengarai tidak merata. Banyak PSK yang ditengarai belum menerima uang pemberian dari dinsosnakertrans itu. "Mungkin akibat minimnya sosialisasi. Banyak PSK yang sudah terlanjur pulang sehingga tidak kebagihan uang cuti," terangnya.

Pria yang tubuhnya ditato ini menjelaskan, sosialiasi yang dilakukan pengurus ditengarai terlalu mepet.

"Baru kemarin uang cuti diberikan. Padahal sudah banyak PSK yang pulang. Selain itu, prosesnya tidak seperti dulu. Jika dulu, pengurus mendatangi masing-masing wisma untuk menyerahkan uang cuti. Namun, saat ini tidak. PSK diminta ke kantor lokalisasi," jelasnya.

Pengurus lokalisasi Ngujang bernama Erwandi alias Bolo ketika dikonfirmasi mengakui sengaja memotong uang cuti

secara variatif. Menurut dia, potongan digunakan biaya pajak serta ganti rugi senam dan perawatan. Selain itu, potong juga berlaku bagi PSK yang belum terdaftar alias masih baru.

"Yang pasti uang itu sudah kami berikan semua. Kami tidak ingin seperti tahun lalu. Yakni, pengurus harus nomboki (rugi) Rp 375 ribu, karena banyak PSK yang pulang namun kembali minta uang saku lagi," terangnya. (tri/her)

Toleransi Bagi Penghuni Baru

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tulungagung Sudigdo terkejut dikonfirmasi pemotongan uang cuti PSK. Menurut dia, pihaknya segera terjun lapangan untuk mengecek keberadaan hal itu.

"Jelas tidak dibenarkan segala bentuk pemotongan. Jikapun ada potongan, hanya 6 persen untuk pajak. Yakni, sekitar Rp 4.000 dari Rp 50.000," ucapnya.

Dugaan pungutan yang bervariasi, lanjut Sudigdo, diduga ada kesepakatan setiap penghuni lokalisasi. Mereka iuran seikhlasnya untuk diberikan kepada para PSK yang diduga belum terdaftar sebagai penghuni salah satu wisma. "Mungkin karena rasa toleransi, agar para PSK yang belum terdaftar alias baru juga mendapat uang cuti, meskipun nominalnya tidak sebanyak yang lain," duganya.

Sudigdo melanjutkan, beberapa PSK yang mendapat uang cuti adalah 198 PSK yang menghuni di lokalisasi Ngunjang yang ditampung 55 induk semang atau mucikari. Sementara, untuk lokalisasi Kaliwungu, Ngunut sebanyak 180 PSK yang ditampung 62 Mucikari. "Kita tidak memaksa, namun untuk menghormati bulan suci, mereka sendiri yang menyatakan berhenti sementara dari aktivitas tersebut," imbuhnya. (tri/her)

Sumber : Jawa Pos
Rabu, 11 Agustus 2010 | 0 komentar

Puasa, Tempat Hiburan Malam di Tulungagung Buka 4 Jam

Tulungagung - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, hanya memperbolehkan tempat hiburan malam di Kota Marmer, buka empat jam selama bulan Ramadhan.

Keputusan ini diambil setelah Pemkab melakukan rapat bersama ormas Islam dan aparat Kepolisian setempat.

Sekkab Tulungagung, Maryoto Birowo, Selasa (10/8/2010), mengungkapkan tempat hiburan malam selama bulan puasa boleh buka pada pukul 20.00 WIB. Sementara tutupnya harus pukul 24.00 WIB. “Pembatasan buka tempat hiburan malam untuk menghormati bulan puasa,” ujarnya.

Keputusan membatasi pembukaan tempat hiburan malam, masih kata Maryoto, tidak bertentangan dengan seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung, yang mengimbau agar tempat hiburan malam beroperasi selama tiga jam. Yakni antara pukul 21.00 WIB - 24.00 WIB.

“Kami mengambil keputusan dengan melibatkan berbagai pihak. Termasuk ormas Islam dan MUI. Karenanya, apa yang telah kami putuskan merupakan keputusan bersama,” ujarnya.

Bahkan menurutnya, desakan aparat Kepolisian untuk menutup secara total tempat hiburan malam selama Ramadan tidak bisa dipenuhi. Alasannya, masalah kemanusiaan.

“Dari segi keamanan desakan Polisi itu sangat masuk akal. Tetapi apakah tidak dipikirkan juga masalah makan pekerja di tempat hiburan malam. Karenanya kemudian ada pembatasan tidak ditutup total,” jelasnya.

Sementara itu, sejak H-2 Ramadhan, dua tempat lokalisasi di Ngujang dan Kaliwungu Ngunut, sudah ditutup total. Para pekerja seks komersial (PSK) di dua tempat tersebut mendapat sangu untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Setiap PSK mendapat Rp 50 ribu. (afa/isp)

Sumber : zonaberita
| 0 komentar

Dua Kabupaten Mundur

SURABAYA - Pelaksanaan program pondok kesehatan desa (ponkesdes) yang digadang-gadang Pemprov Jatim mulai berjalan pertengahan tahun ini lagi-lagi terkendala. Di antara 28 kabupaten dan kota yang seharusnya ikut serta, ada dua kabupaten yang mengundurkan diri. Yakni, Kabupaten Jombang dan Nganjuk.

"Jombang dan Nganjuk mundur karena mereka belum merekrut perawat untuk ditempatkan di ponkesdes," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim dr Pawik Supriadi SpJp(K) kemarin (9/8).

Dengan mundurnya dua kabupaten tersebut, target ponkesdes di Jatim yang seharusnya 1.814 unit turun 80 unit sehingga menjadi 1.734 unit. Sebab, Nganjuk sedianya dilengkapi 50 ponkesdes, sedangkan Jombang mengajukan pengadaan 30 ponkesdes.

Dengan mundurnya Jombang dan Nganjuk, saat ini hanya 24 di antara 29 kabupaten di Jatim yang dilengkapi ponkesdes. Tiga kabupaten lagi, yakni Jember, Tuban, dan Tulungagung, tahun ini memang belum akan dilengkapi ponkesdes. Sebab, tiga kabupaten tersebut belum mempersiapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk pengadaan ponkesdes.

"Ketika ada rencana program itu, APBD di daerah masing-masing sudah digedok. Jadi, untuk tahun ini mereka belum ikut dulu. Kami harap, tahun depan program ini sudah jalan di semua kabupaten," terangnya. (rum/c8/aww)

Sumber : Jawa Pos
| 0 komentar

Jelang Puasa, Pengiriman Uang TKI di BRI Capai Rp 1,3 Triliun

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat peningkatan 200% pada transaksi pengiriman uang (remmitance) pada bulan terakhir jelang Ramadhan dan Lebaran. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

Menurut Kepala Divisi Operasi BRI Triana, pengiriman uang masih didominasi dari negara Timur Tengah, utamanya Saudi Arabia.

"Remmitance melonjak 200% dari bulan-bulan terakhir, mencapai Rp 1,3 triliun. Khusus yang tertib adalah Timur Tengah," ungkapnya di kantornya, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selasa (10/8/2010).

Ia menambahkan, peningkatan jasa remmitance mulai terjadi pada dua bulan terakhir. Dimana, transaksi rata-rata harian mencapai Rp 250 miliar.

"Saudi Arabia mencapai 60%. Kalau Malaysia, meskipun TKI lebih banyak namun mereka lebih banyak yang dititipkan," tambahnya.

Untuk tujuan daerah pengiriman uang, tetap dominan wilayah Jawa Timur, seperti Tulungagung, Malang. Jawa Barat juga berkontribusi, dengan wilayah pengiriman di Sukabumi, Indramayu, Sumedang.

"Ada juga diluar Jawa, seperti Lombok, Mataram," tegas Triana.

Selama libur bersama hari raya, BRI juga akan tetap membuka beberapa kantor operasioanal untuk melayani nasabah. Jumlahnya mencapai 216 unit. 18 diantaranya difungsikan sebagai kantor cabang utama.

"Ada 18 unit kerja yang masuk didalam jalur-jalur mudik Lebaran. Diantaranya Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Bandung, Solo Malang, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Pekanbaru, Samarinda, Balikpapan dan Makasar. Tugasnya pos komando kepada nasabah," ucap Kepala Divisi Layanan BRI Lucky B Presisa.

"Pas mudik, nasabah bisa datang. Petugas standby kalau ada masalah urgent," imbuh Lucky.(wep/ang)

Sumber : detikfinance.com
| 0 komentar

Pasien HIV/AIDS Tak Dipisahkan

Senin, 09 Agustus 2010 | 20.05.00 | 0 komentar

Tulungagung - RSUD dr Iskak, Tulungagung menerapkan kebijakan tidak memisahkan pasien HIV/AIDS dengan pasien umum lainnya. Menurut staf administrasi klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) Seruni RSUD dr Iskak, Azis Subekti, kebijakan tersebut diberlakukan sejak tahun 2006 atau sejak klinik VCT berdiri. VCT merupakan tenaga sukarela yang memberikan pendampingan kepada pasien HIV/AIDS. “Memang sengaja kami campur agar tidak ada stigma negatif bagi pasien penderita HIV/AIDS,” kata Azis.

Tentu saja, keberadaan pasien HIV/AIDS tersebut tidak pernah diberitahukan kepada pasien lain. Alasannya, kerahasiaan itu merupakan hak setiap pasien HIV/AIDS yang dilindungi undang-undang. Penanganan secara tidak terpisah dengan pasien umum lain juga dinilai sangat membantu proses rehabilitasi medis setiap ODHA (orang dengan HIV/AIDS), terutama dari sisi psikologisnya agar tidak merasa terkucil dari lingkungan sekitarnya.

Tidak dijelaskan oleh Azis maupun petugas klinik VCT Seruni lain mengenai jumlah pasien HIV/AIDS yang saat ini masih menjalani perawatan inap. Secara keseluruhan, jumlah kunjungan di klinik VCT Seruni RSUD dr Iskak terhitung mulai tahun 2006 hingga akhir Juli 2010 lalu tercatat sebanyak 6.434 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 287 dinyatakan positif menderita HIV/AIDS dan 87 di antaranya dilaporkan berakhir dengan kematian. nant

Sumber : Surya
Senin, 09 Agustus 2010 | 0 komentar

Diduga Menipu, Pemilik UPT P3TKI Dipolisikan

Tulungagung - Diduga telah melakukan penipuan, pemilik Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI), Katino (45), diperiksa Polisi. Warga Desa Tanggulwelahan Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung, dilaporkan oleh Zaenal Fanani (25) warga Desa Bantengan Kecamatan Bandung.

Kasubag Humas Polres Tulungagung, AKP Abdul Syukur, Minggu (8/8/2010) mengungkapkan laporan Zaenal akibat dipicu kecurigaannya tidak juga diberangkatkan ke luar negeri. Padahal ia sudah membayar Rp 5 juta dan dijanjikan akan diberangkatkan 3 bulan setelah pendaftaran pada Maret 2010.

“Sesuai yang dilaporkan Zaenal, dia bakal diberangkatkan ke Hongkong. Tetapi sampai sekarang belum juga diberangkatkan dan baru mendapat uang kembalian Rp 500 ribu, tidak 100 persen seperti yang dijanjikan jika tidak sesuai janji,” katanya.

AKP Abdul Syukur, mengatakan,saat ini Polisi sedang melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Termasuk Katino, sebagai penyalur TKI. “Apabila terjadi penipuan dan penggelapan, Katino bisa dijerat pasal 378 dan 372 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. Tunggu saja hasil penyidiknya,” terangnya.

Sementara Wiwin, istri Katino saat ditemui di Mapolres Tulungagung membantah keras tuduhan penipuan yang dialamatkan pada suaminya. Diungkapkan, Zaenal sudah akan dipekerjakan di pabrik kampas rem dan aspal tetapi yang bersangkutan menolak. Ia justru minta dipekerjakan di pabrik kertas. “Karenanya Zaenal kemudian mengundurkan diri sejak 2 minggu lalu,” tegasnya.

Soal uang pengembalian yang belum diserahkan sepenuhnya, Wiwin beralasan hal itu dilakukan karena ada pihak ketiga yang akan mengambilnya. Kendati dia sudah mempersiapkan uang penuh Rp 5 juta. “Seharusnya yang mengambil adalah Zaenal sendiri, makanya kami tidak melayani permintaan sepenuhnya,” pungkasnya. (afa/isp)

Sumber: zonaberita
| 0 komentar

Sepakat Tolak Miras Dilegalkan

Dalam Rembug Para Tokoh

TULUNGAGUNG - Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Minuman Keras (miras) masih digodok di DPRD Tulungagung. Namun sejumlah organisasi keagamaan dan massa menolak jika minuman haram tersebut diperjualbelikan secara legal.

Itu terungkap dalam rembug Tulungagung yang digelar DPD KNPI Tulungagung di Graha Radio Joosh kemarin malam. Selain dihadiri organisasi keagamaan dan massa, juga tampak beberapa anggota dewan, seperti Ahmad Djadi (F-Golkar) dan anggota Suprapto (F-PDIP).

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNK Tulungagung AKBP Yuli Hermanto yang didapuk menjadi salah satu narasumber mengatakan, pertumbuhan industri hiburan di Tuluangagung sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini terdapat 23 hotel, 5 lokasi wisata, 7 rumah makan remang-remang dan sekitar 7.000 kafe.

"Banyaknya tempat hiburan dipastikan mengundang orang dari kota lain untuk datang ke Tulungagung. Jika hal ini tidak diwaspadai, berpotensi komsumsi miras dan narkoba meningkat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyupan Warung dan Hiburan Tulungagung (Pawahita) Kismadani mengakui jumlah kafe mencapai ribuan. "Namun, dari 7.000 kafe, hanya 10 persen yang mengantongi izin," ucapnya.

Tak hanya itu, maraknya tempat hiburan membuka peluang bagi beberapa pihak untuk meraih keuntungan. Salah satunya purel atau pemandu lagu. "Purel freelance masuk ke Tulungagung," katanya.

Kismadani berharap pemerintah daerah tidak menutup kafe selama Ramadan. Pasalnya, hal itu meyangkut hajat hidup orang banyak. Ribuan karyawan kafe terancam menjadi pengangguran.

Pria berambut panjang itu meminta toleransi. "Pasalnya, sebagian besar penghasilan dari tempat hiburan itu dari penjualan minuman keras," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung Abu Sofyan bersyukur dengan adanya pembahasan Ranperda tentang Minuman Keras. MUI berharap, pembahasan Ranperda Miras ini jangan sekadar lahir. Tapi harus benar-benar memberikan makna. "Ingat, mayoritas warga Tulugagung tergolong religius. Setidaknya, dalam ranperda nantinya mendengarkan aspirasi yang berkembang di masyarakat," tegasnya.

Tanggapan serupa juga dilontarkan Ketua PGRI Tulungagung Suharno. Dia berharap, kafe dan penjualan miras jauh dari kawasan pendidikan. "Jelas kondisi ini sangat mengganggu pendidikan. Untuk itu, harus segera disikapi," paparnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung Bambang Sukarjono dalam sambutannya mengatakan, penjual miras memang tidak boleh berdekatan dengan sekolah, GOR, Gelanggang Remaja, maupun tempat ibadah. Dia juga menambahkan, ranperda yang digodok DPRD nantinya tidak bersifat melegalkan, tapi bersifat mengatur dan memperketat pengawasan.

"Kita tidak bisa melarang, karenan hukum di atasnya tidak melarang. Yang dilarang itu, jika produksi miras itu berada di Tulungagung," katanya.

Sedang Wakil Ketua PC NU Tulungagung Nurcholis mengatakan, sanksi yang diberikan kepada setiap penjual miras dinilai terlalu ringan sehingga tidak membikin jera. "Masak, sanksinya hanya diminta membayar kerugian senilai 2 minggu keuntungan para penjual miras," katanya.

Ketua KNPI Kabupaten Tulungagung Nyadin mengatakan, dari hasil rembug Tulungagung yang dihadiri sekitar 50 OKP maupun Ormas akan dikirimkan ke Pansus DPRD Tulungagung yang saat ini membahas Ranperda tentang Miras. "Harapan kami, hasil ini setidaknya menjadi rekomendasi atau acuan pansus," katanya. (tri)

Sumber: Jawa Pos
| 1 komentar

Guru SMP Terjaring Razia

Bersama Pasangan di Hotel

TULUNGAGUNG - Bukan hanya hotel di tengah kota yang menjadi sasaran razia polisi. Tapi hotel di pinggir kota juga tak luput dirazia. Pagi kemarin (6/8), empat pasangan mesum digrebek di Hotel Srabah, Desa Srabah, Kecamatan Kauman.

Di antara pasangan yang digelandang ke Mapolres Tulungagung, terdapat PNS berinisial FW, 47. Dia tercatat sebagai guru di Sekolah Menegah Pertama (SMP) di Kecamatan Panggul, Trenggalek.

Kapolres Tulungagung AKBP Heri Wahono melalui Kasubag Humas AKP Syukur menyatakan, razia dimulai pukul 08.00. Polisi langsung menuju ke Hotel Srabah. Setelah menggeledah kamar satu per satu, hamba hukum mendapat empat pasangan yang tidak bisa menunjukkan bukti nikah. Delapan orang tersebut dibawa ke Mapolres Tulungagung.

"Karena tidak bisa menunjukkan bukti suami istri, mereka lalu dibawa untuk mendapatkan pembinaan. Masing-masing membuat surat keterangan tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi," tegasnya.

Empat pasangan yang digrebek dari Hotel Srabah terdiri, SR, 44, warga Desa Sukoangan, Kecamatan Pakel, bersama ST, 39, warga Desa Sodo, Kecamatan Pakel. SRP, 31, Desa/Kecamatan Gandusari, Trenggalek, bersama DP, 22, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. FW, 47, warga Desa Wonoloyo, Kecamatan Panggul, Trenggalek, bersama IY, 36, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Terakhir KM, 33, Desa Talang, Kecamatan Sindang, bersama EW, 35, warga Desa Sono, Kecamatan Sendang.

"Keempat pasangan tersebut, setelah melihat dari identitas rata-rata sudah menikah. Dan ada satu duda dan janda. Sementara yang lainnya berstatus suami-istri," ungkap Syukur. (c1/her)

Sumber: Jawa Pos
| 0 komentar

27 Siswa SD di Tulungagung Keracunan Cilok

Jumat, 06 Agustus 2010 | 23.10.00 | 0 komentar

Tulungagung - Kasus keracunan jajanan jenis cilok kembali terulang. Kali ini peristiwa keracunan dialami 27 siswa SDN 2 Blendis, Desa Blendis, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Dari jumlah tersebut, 4 orang diantaranya harus menjalani perawatan medis di puskesmas dan rumah sakit.

Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Maryani, saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut turut membenarkan. Menurutnya, kejadian bermula dari konsumsi cilok oleh sejumlah korban tersebut.

"Kejadiannya sekitar jam setengah 9, saat anak-anak itu istirahat," kata Maryani, saat dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui telepon selulernya, Jumat (6/8/2010).

Maryani menjelaskan, gejala keracunan ditunjukkan korban sesaat mengkonsumsi cilok merasakan pusing dan mual. Dari 27 anak yang menyampaikan keluhan, 3 anak terpaksa dilakukan ke Puskesmas Gondang dan seorang lainnya ke RSUD Dr Iskak, karena kondisinya cukup parah.

"Yang dibawa ke puskesmas dan rumah sakit itu sempat muntah-muntah. Tapi saat saya jenguk ke puskesmas, hanya 2 yang masih menjalani perawatan dan yang di rumah sakit bahkan sudha boleh pulang," jelas Maryani.

Untuk penanganan kasus tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten Tulungagung, menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke kepolisian. "Pedagangnya katanya sudah diamankan polisi, tapi siapa namanya saya kurang tahu," imbuhnya.

Maryani juga menegaskan, mengingat kejadian keracunan tersebut merupakan hal yang tak terduga, pemerintah daerah menanggung seluruh biaya perawatan korban.
(bdh/bdh)

Sumber: detik.com
Jumat, 06 Agustus 2010 | 0 komentar

Polisi Seriusi Video Mesum Siswi SMP

Trenggalek - Beredarnya video mesum yang diduga dilakukan oleh salah satu siswi SMP dan pacarnya mendapatkan perhatian dari polsek Watulimo. AKP Hariyanto, Kapolsek Watulimo mengatakan kemarin ia didatangi oleh orang tua cewek yang diduga menjadi pemeran dalam video tersebut. Namun ia langsung menyarankan lapor langsung ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Trenggalek.

"Kemarin datang kesini lapor, kemudian saya arahkan langsung ke polres, jadi saya kurang pahan, apa yang dilaporkan, apakan penyebaranya atau yang lainya," kata AKP Hariyanto.

Meskipun ditangani langsung oleh Polres Trenggalek, namun Polsek Watulimo tetap akan melakukan penyelidikan kasus tersebut. Karena apabila tidak segera mendapatkan penanganan maka dikhawatirkan akan semakin tersebar luas ke masyarakat.

"Kita tetap akan lakukan lidik, karena saya sendiri sudah dapat laporan dari masyarakat tentang peredaran video itu," kata Hariyanto.

Namun, sampai saat ini polisi belum bisa mengungkap penyebar maupun modus dari peredaran video berdurasi 5 menit tersebut.

Seperti diketahui sejak tiga hari yang lalu di kecamatan Watulimo, Trenggalek beredar luas video mesum yang diduga dilakukan sepasang kekasih DL dan AGG, sedangkan pemeran ceweknya diduga satu siswi kelas 3 salah satu SMP Negeri di Bandung, Tulungagung.[qin/gir]
Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

Sekolah Belum Tahu Siswanya Tersangkut Video Mesum

Trenggalek - Peredaran Video Mesum yang diduga dilakukan salah satu siswi SMP Negeri Di Bandung Tulungagung Belum diketagui pihak sekolah.

Amir, Koordinator TU SMPN I Bandung Tulungagung mengaku belum megetahui beredarnya video yang diduga dilakukan salah satu siswinya. "Sekolah belum dengar masalah itu, tidak ada informasi yang masuk," kata Amir, Kamis (5/8/2010)

Menurutya pihak sekolah akan melakukan penecekan apakah nama pemeran dalam video berdurasi 5.02 menit tersebut benar benar siswinya atau bukan. "Siapa namanya, coba nanti akan kita cek," ucap Amir.

Meski demikian pihaknya belum bisa memastikan sangsi apa yang akan diberikan kepada siswinya apabila benar sebagai pemeran dalam adegan hot itu, karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan kepala sekolah.

"Saat ini kepala tidak ada, jadi kalau tindak lanjutnya apabila terbukti yang tahu pasti kepala sekolah," kata Amir. [qin/gir]

Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

Heboh Video Mesum Siswi SMP Beredar di Trenggalek

Trenggalek - Video mesum yang diduga dilakukan oleh seorang siswi SMP dengan pacarnya tersebar luas di kecamatan Watulimo, Trenggalek. Video yang berjudul "2 Hati 1 Cinta " ini, berdurasi 5.02 menit.

Dalam rekaman tersebut nampak dengan jelas dua sejoli sedang melakukan hubungan badan dengan telanjang bulat di sebuah kamar. Sedangkan di belakang sang aktris terdapat sebuah bantal berbentuk waru berwarna pink.

Menurut sumber beritajatim.com, adegan dalam video ini diduga dilakukan oleh DL (15) seorang siswi kelas 3 salah satu SMP Negeri di wilayah Bandung Tulungagung. Sedangkan pasanganya adalah pacarnya sendiri yang AGG (17) warga desa Prigi kecamatan Watulimo.

"Kelihatanya itu dilakukan di rumah si cewek, karena ada boneka dan bental waru," kata Sumber beritajatim.com, Kamis (5/8/2010).

Menurutnya video tersebut mulai beredar luas di kecamatan Watulimo sejak tiga hari yang lalu. "Kelihatanya mereka menikmati dan tidak canggung," kata sumber tadi.

Sementara itu kapolsek Watulimo AKP Hariyanto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mendengar informasi beredarnya video tersebut sejak Rabu (5/8/2010).

"Kemarin itu saya dapat telepon dari seseorang yang mengatakan ada video porno yang tersebar di Watulimo," kata AKP Hariyanto.

Menurutnya, dari informasi yang diperoleh, cewek yang ada dalam video mesum itu diduga warga desa Maromulyo, kecamatan Watulimo, Trenggalek.

"Informasinya masih pelajar SMP di Bandung Tulungagung," kata perwira dengan tiga balok di pundaknya.

Mendapat laporan dari masyarakat, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kebenaran video tersebut.[qin/gir]
Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

Tertipu Calo TKI

TULUNGAGUNG – Keinginan Zainal Fanani, 25, untuk memperbaiki ekonomi keluarga, pupus di tengah jalan. Pasalnya, dia telah ditipu oleh penyalur tenaga kerja. Bahkan uang muka yang telah dibayar juga bablas. Kemarin (4/8) dia mengadukan penipuan itu ke Polres Tulungagung.

Kejadian penipuan yang dialami warga Desa Bantengan, Kecamatan Bandung, Tulungagung, itu berawal pada 30 Maret atau enam bulan lalu, sekitar pukul 19.20 dia mendatangi tempat tinggal seorang penyalur tenaga kerja bernama Katino, 45, warga Desa Tanggulwelahan, Kecamatan Besuki. Di rumah pelaku, Zainal Fanani mengutarakan niatnya untuk berangkat ke luar negeri.

“Saya datang langsung ke rumah Katino dan menyatakan niat mau kerja ke luar negeri,” jelas Zainal, saat melaporkan kasus penipuan tersebut ke Polres Tulungagung.

Katino kemudian menyanggupi akan menolong Zainal, untuk berangkat ke salah satu negara tujuan TKI. Namun dengan syarat, dia harus memberikan uang muka sebagai tanda jadi, untuk mengurus berbagai surat yang dibutuhkan. “Saya menyanggupi akan segera mencari uang Rp 5 juta yang diminta Katino. Bahkan keesokan harinya saya antar ke rumahnya,” ujarnya.

Setelah menerima uang tersebut, Katino menjanjikan kepada korban, jika dalam kurun waktu tiga bulan Zainal belum berangkat, dia berjanji akan mengembalikan semua uang yang telah diterima. Dan sebagai bukti uang muka tersebut sudah dibayar diberikan kuitansi pembayaran.

Kapolres Tulungagung AKBP Heri Wahono melalui Kasubag Humas AKP Syukur, membenarkan kalau telah terjadi penipuan dan penggelapan uang sejumlah Rp 5 juta, sebagai pembayaran uang muka untuk berangkat ke luar negeri. “Korban melaporkan hal itu kepada polres. Karena bukannya menepati janji, terlapor malah saat ditagih oleh korban hanya memberikan uang Rp 500 ribu. Itu untuk mengganti uang muka yang Rp 5 juta,” jelas perwira balok tiga di pundak itu.

Dikatakan dia, Satreskrim Polres Tulungagung akan segera memproses laporan tersebut. Yakni, dengan memanggil saksi-saksi. Jika memang terbukti Katino melakukan penipuan, sehingga menyebabkan kerugian Rp 4.500.000, akan dikenai pasal 372 tentang penipuan dan pasal 378 tentang penggelapan, dengan hukuman masing-masing 4 tahun penjara. (c1/ris)

Sumber: Radar Tulungagung
| 0 komentar

Batik Tulungagung Mulai Digemari

SURABAYA – Batik Tulungagung, Jawa Timur yang dikenal dengan Baronggung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan baronggung ke tanah kelahirannya.

Melalui penerjemahnya, saat ditemui di galeri Baronggung, Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, Tulungagung, Talal mengatakan, dirinya g penggemar batik. Namun kegilaannya pada batik kian menjadi, setelah adanya pengakuan dari UNESCO. Secara khusus Talal pun mengungkapkan kekagumannya pada Baronggung, lantaran mempunyai variasi warna yang lebih beragam. Terutama warna-warna yang ngejreng atau mencolok.

Talal menambahkan, dirinya mempunyai galeri di Arab Saudi. Kini dirinya tengah melakukan upaya agar Baronggung menjadi salah satu barang dagangan di galerinya. “Batik menurut saya menjadi semacam barang antik. Saya yakin pasti akan banyak peminat Baronggung di sana (Arab Saudi),” katanya.

Suswanti Anies, pemilik usaha batik dan galeri Baronggung mengatakan, Talal menjadi pengusaha luar negeri pertama yang menyatakan ketertarikannya pada Baronggung. Anie mengaku bersyukur, sebab selama ini pemasaran produknya hanya di wilayah Jawa Timur. Jika pun ada dari luar Jawa Timur hanyalah para kolektor, dan jumlahnya pun tidak banyak. “Semoga kerja sama dengan pak Talal jadi, dan Baronggung bisa dijual di Arab Saudi,” katanya.

Untuk memenuhi selera pasar yang terus berkembang, Suswanti mengaku terus menambah variasi batiknya. Setidaknya kini sudah ada 300 jenis pola batik yang dibuat dengan cara dicap, disablon maupun digambar pakai tangan. Pola-pola tersebut bisa dibuat beragam variasi warna, sesuai dengan keinginan konsumen.

Khusus memasuki ramadhan ini, kini perusahaan batik milik Suswanti kebanjiran order. Bahkan Suswanti menyebut, terjadi kenaikan produksi hingga 50 persen. “Biasanya batik dipakai untuk sovenir saat lebaran. Makanya pesanan mulai masuk sekarang ini,” pungkas Suswanti. (nurqomar/B)

Sumber: Pos Kota
| 0 komentar

Saat Lagi Sepi, Mia Dirayu Lalu Dimesumi

Kamis, 05 Agustus 2010 | 12.27.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Ibnu (21), seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Tulungagung, Jawa Timur, dilaporkan ke polisi dengan tuduhan telah mencabuli anak dibawah umur, Mia (nama samaran), yang juga temen dekatnya.

"Tersangka bisa diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara," kata Kasubag Humas Polres Tulungagung AKP Abdul Syukur, Rabu (4/8/2010) mengenai kemungkinan hukuman yang akan diterima pemuda warga Desa Sumbergembol itu.

Menurut Abdul Syukur, kasus tersebut sekarang sedang ditangani unit perlindungan perempuan dan anak (UPPA) Polres Tulungagung.

Polisi sudah meminta keterangan kepada korban dan akan dilakukan visum.

"Setelah bukti-bukti awal cukup, kami akan secepatnya menangkap Ibnu yang diduga melakukan tindakan pencabulan," tegas Syukur.

Perbuatan Ibnu diduga dilakukan di rumah Mia pada Jumat (23/7) sekitar pukul 19.00 WIB ketika situasi sedang sepi.

Saat suasana sepi, Ibnu merayu dengan cara merangsang Mia, hingga akhirnya gadis cantik ini berhasil dinodai.

Peristiwa itu mencuat setelah kakak Mia curiga adiknya itu belakangan terus murung. Setelah didesak Mia pun mengaku telah dimesumi Ibnu.

Sumber : KOMPAS.com
Kamis, 05 Agustus 2010 | 0 komentar

Purel Tewas Usai Pesta Miras

SURABAYA - Rabu (4/8)dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, Kawasan Pasar Senggol, Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur heboh. Pasalnya, Ariyanti,26 tewas mendadak. Padahal, sebelumnya wanita asal Maruri, Manokwari, Papua ini tengah asyik minum bersama tamunya.

Kesehariana Ariyanti bekerja di rumah Tami sebagai purel. Di rumah ini, Ariyanti kerap menemani tamu minum-minuman keras.

Menurut Kepala Bagian Humas Polres Tulungagung, AKP Abdul Syukur, sebelum tewas, korban kedatangan tamu. Bersama tamunya tersebut, korban lalu memesan daging biawak goreng dan minum-minuman keras. Keduanya lalu pesta miras bersama.

Tiba-tiba tubuh Ariyanti kejang-kejang dan dari mulutnya keluar busa. Tak lama kemudian Ariyanti kedapatan meninggal dunia di lokasi. Menurut Syukur, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan penyebab kematian Ariyanti.

“Kalau dari cirinya, korban tewas karena overdosis (Terlalu banyak minum miras). Tapi kami belum memastikan, apa yang dimakan dan diminum korban,” katanya.

Mayat Ariyanti dievakuasi ke RSUD dr Iskak untuk menjalani otopsi. Hingga saat ini mayatnya masih tersimpan di ruang pendingin, dan belum ada keluarga yang datang. Informasi di TKP menyebutkan, sebelumnya Ariyanti datang dari Papua, dan bekerja sebagai PSK di lokalisai Ngujang. Tak seberapa laku, ia lalu pindah ke Pasar Senggol dan bekerja sebagai purel sebelum akhirnya meninggal dunia.(nurqomar/B)

Sumber : poskota.co.id
| 0 komentar

Kawanan Perampok Satroni Mobil Guru

Tulungagung - Kawanan perampok beraksi di tempat parkir SMK 3 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (4/8). Setelah memecahkan kaca mobil seorang guru, kawanan itu menjarah laptop, empat flash disk, dan sebuah modem.

Korban, Anita, meninggalkan mobil menuju ruang guru tidak lebih dari 15 menit. Korban merasa kehilangan, karena laptop itu menyimpan data penting untuk kenaikan pangkat keguruannya.

Polisi menemukan sejumlah sidik jari di bagian kaca pecah dan pintu mobil. Diduga, pelaku lebih dari satu orang.(WIL/SHA)

Sumber : Liputan6.com
| 0 komentar

Belasan Siswa Terjaring Razia

Rabu, 04 Agustus 2010 | 03.27.00 | 0 komentar

Tulungagung: Belasan siswa terjaring razia Satpol PP Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ketika mereka berada di cafe atau warung kopi pada jam-jam pelajaran, Selasa (3/8). Termasuk juga, siswa-siwa sekolah menengah pertama.

Kedatangan petugas di warung kopi Waris Desa Kalangbret Kauman secara tiba-tiba membuat mereka tak bisa lari. Petugas pun langsung menyita kartu pelajar mereka untuk didata. Razia di sejumlah cafe lain, petugas menangkap dua siswi yang tengah membolos.

Dalam razia tersebut, petugas menjaring 13 siswa baik dari sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Razia dilakukan demi menindaklanjuti banyaknya laporan dari pihak sekolah dan masyarakat soal ulah para siswa yang bolos sekolah dan tidak mengikuti kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Ke-65 RI.

Setelah didata, para pelajar langsung dibawa petugas ke mobil patroli untuk dibawa ke kantor Satpol PP. Mereka juga dikembalikan ke sekolah dan dipertemukan dengan orangtua masing-masing.(BJK/SHA)
Sumber: liputan6
Rabu, 04 Agustus 2010 | 0 komentar

Penyelesaian SPPBE Ngunut Masih Ngambang

Tulungagung - penyelesaian masalah operasional Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), di Dusun Pacitan Lingkungan III, Desa/Kecamatan Ngunut, terkesan masih ngambang.

Sejauh ini belum ada pembicaraan antara tim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dan Pertamina.

Pemkab Tulungagung melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT), baru mengeluarkan surat untuk penghentian aktifitas di lokasi SPPBE yang ditolak keberadaannya oleh sebagian warga Ngunut.

Kepala BPPT Pemkab Tulungagung, Drs Achmad Pitoyo, Selasa (3/8/2010) mengungkapkan tim dari Pemkab masih dalam proses menyelesaikan masalah SPBBE Ngunut dengan Pertamina. “Prosesnya sudah berjalan, tinggal kami duduk bersama dengan Pertamina untuk menyelesaikan masalah SPPBE di Ngunut,” ujarnya.

Selanjutnya, Drs Achmad Pitoyo, yang mantan Staf Ahli Bupati Tulungagung, menyatakan Pemkab akan melindungi kepentingan semua warga Tulungagung. “Pada hakekatnya kami dari Pemkab melindungi semua warga Tulungagung, baik warga sekitar lokasi SPPBE dan juga pengusahanya. Semuanya kami lindungi,” paparnya.

Sebelumnya, Bupati Tulungagung, Ir Heru Tjahjono menyatakan hal yang sama. Menurutnya, Pemkab sedang memproses penyelesaian masalah di SPPBE Ngunut. “Kalau masalah waktu putusan final tidak bisa ditentukan harus sampai hari ini atau cepat-cepat. Semua butuh proses,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (28/7/2010), aksi unjuk rasa warga Dusun Pacitan Lingkungan III Desa/Kecamatan Ngunut di depan Pemkab Tulungagung, menuntut penutupan SPPBE berlangsung ricuh. Antara pengunjuk rasa dan aparat Kepolisian sempat terjadi aksi saling dorong saat pengunjuk rasa berusaha memasuki halaman Kantor Pemkab.

Beruntung aksi tidak berlanjut anarkis, kendati sebagian pengunjuk rasa ada yang melempar nasi bungkus pada aparat Kepolisian. Koordiantor lapangan aksi unjuk rasa berhasil meredakan emosi rekan-rekannya setelah mendapat peringatan dari polisi. (afa/isp)
Sumber: zona berita
| 2 komentar

Lokalisasi Ditutup, PSK Diberi Uang Sangu

Tulungagung - Seperti tahun sebelumnya, para Pekerja Seks Komersial (PSK) di dua lokalisasi di Tulungagung kembali akan mendapat uang sangu. Masing-masing sebesar Rp 50 ribu saat penutupan lokalisasi selama bulan puasa berlangsung.

Bupati Tulungagung, Ir Heru Tjahjono MM, Senin (2/8/2010), mengungkapkan besaran uang sangu pulang bagi para PSK tetap sama seperti tahun lalu. “Dengan uang Rp 50 ribu sudah dapat naik bus dari Tulungagung sampai Semarang,” ujarnya.

Menurutnya, uang sangu sebesar Rp 50 ribu sudah cukup untuk ongkos pulang para PSK ke kampung halamannya masing-masing. Apalagi aktifitas pulang kampung bagi mereka merupakan keinginan sendiri sebagian besar PSK.

Rencananya, penutupan lokalisasi PSK di Kecamatan Ngujang dan Kecamatan Ngunut, akan dilakukan H-2 sampai H+2 bulan Ramadhan.

Soal pembatasan jam buka tempat hiburan malam, Bupati Heru yang didampingi Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, Ir Sudigdo Prasetyo MT, mengungkapkan masih dalam pembahasan Pemkab. “Kalau yang untuk tempat hiburan malam masih dalam pembahasan dan koordinasi dengan instansi terkait,” katanya.

Masalah PSK selama bulan Ramadan seringkali menjadi persoalan yang cukup pelik bagi Pemkab Tulungagung. Kendati lokalisasi PSK sudah ditutup selama Ramadhan, namun masih ada PSK yang beroperasi. Tak terkecuali PSK terlokalisasi yang sudah mendapat sangu untuk pulang kampung.

Mereka melakukan aktifitasnya di tempat-tempat yang selama ini dianggap liar. Bahkan dikabarkan masih ada yang buka di lokalisasi dengan cara sembunyi-sembunyi. (afa/isp)
Sumber: zona berita
| 0 komentar

Hotel Sepi Tamu Pasca Razia

TULUNGAGUNG – Polisi yang rajin razia pasangan mesum menyebabkan sejumlah hotel sepi tamu. Banyak kamar yang tak terisi.

Dijelaskan petugas hotel Mulya Jaya Ngunut Febriana, setelah dirazia beberapa waktu lalu tamu hotel langsung sepi. Namun dia membantah jika itu disebabkan hanya karena seringnya razia, tapi juga sudah menjelang puasa. “Beberapa hari pasca razia, hingga hari ini tamu sangat sepi. Dari 26 kamar yang ada paling terisi 2 sampai 3 kamar saja,” terangnya.

Padahal, sebelum razia, para tamu cukup banyak. Apalagi di hari-hari libur. Tapi gencarnya razia serta pemberitaan di media, membuat tamu-tamu yang bukan pasangan sah cukup hati-hati.

“Memang kami tidak terlalu mengikat tamu yang menginap, apakah sudah sah atau bukan. Tapi yang jelas kami tetap meminta kartu identitas sebagai jaminan,” ulasnya kemarin (2/8).

Hal senada dikatakan oleh petugas Grand Hotel di jalan Panglima Sudirman. Sepinya para tamu yang akan menginap di tempat penginapan cukup takut dengan gencarnya pelaksanaan razia. Sehingga diakui dia, dari puluhan kamar, hanya terisi beberapa kamar saja.

“Semua hotel di Tulungagung yang sudah dirazia pasti sepi. Siapa yang tidak malu dikeler oleh polisi ke polres,” ungkapnya.

Sama dengan di hotel di atas, dikeluhkan oleh petugas Hotel Puspita bernama Rohim. Bahwa dampak digelarnya razia cukup terasa. Sebab tamu-tamu yang menginap kalau bukan keluarga, para supir kendaraan, dan para pekerja yang kemalaman. “Tidak ada keharusan, apakah sudah beristri atau belum. Kami juga menghormati tamu, dan tidak menyakan hal seperti itu,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, polisi merazia sejumlah hotel. Hasilnya, sejumlah pasangan mesum pun kegaruk. Mereka dikeler ke kantor polisi. (c1/her)
Sumber: radartulungagung
| 0 komentar

Lima Komandan Kodim di Korem 081/DSJ Madiun Diganti

Minggu, 01 Agustus 2010 | 17.22.00 | 0 komentar

Madiun -Sebanyak lima Komandan Distrik Militer (Dandim) di wilayah Komando Resor Militer (KOrem) 081/Dhirotsaha Jaya Madiun diganti dalam serah terima jabatan.

Pergantian digelar di Markas Korem 081, Sabtu (31/7). Lima Dandim yang diganti tersebut antara lain Dandim 0804 Magetan Letnan Kolonel Infanteri F.X Giyono yang diganti Letnan Kolonel Infanteri Rusmili.

Dandim 0805 Ngawi Letnan Kolonel Infanteri Dwi Darmadi diganti Letnan Kolonel Infanteri Mu tamar, Dandim 0807 Tulungagung Letnan Kolonel Infanteri Tato Widodo diganti Letnan Kolonel Infanteri Iskandar.

Lalu Dandim 0808 Blitar Letnan Kolonel Infanteri Danni Koswara diganti Letnan Kolonel Geradus Taufan Gestoro, dan Dandim 0810 Nganjuk Letnan Kolonel Infanteri Agus Setiawan diganti Letnan Kolonel CZI I Nengah Wiraatmaja.

Mereka yang diganti antara lain Letnan Kolonel Infanteri Danni Koswara kini menempati tugas baru di Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Komando Daerah Militer (Waaster Kasdam) V/ Brawijaya.

Letnan Kolonel F.X Giyono dimutasi menjadi Perwira Pembantu Madya (Pabandya) 2, Letnan Kolonel Agus Setiawan menjadi Perwira Menengaj (Pamen) Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Sedangkan Letnan Kolonel Tato Dodo menjadi Wake Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad) Komando Daerah Militer V/Brawijaya.

Lalu Letnan Kolonel Infanteri Dwi Darmaji kini menjabat sebagai Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Divisi Infanteri-1 Komando Strategis Angkatan Darat (Waasops Kasdivif-1 Kostrad).

Serah terima jabatan dipimpin Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya (DSJ) Madiun Kolonel ARM Yul Aviandi. Ia mengungkapkan mutasi ini merupakan bagian dari pembinaan satuan melalui Tour of Duty (TOD) maupun Tour of Area (TOA).

Korem 081 DSJ Madiun membawahi sembilan Kodim antara lain Kota/Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Nganjuk, Blitar, dan Tulungagung.

tempointeraktif.com
Minggu, 01 Agustus 2010 | 0 komentar

Tolak Bala, DPRD Tulungagung Gelar Ruwatan

Tulungagung - Khawatir terus diikuti kesialan, anggota DPRD Tulungagung, Minggu (1/8/2010) pagi melakukan ruwatan.

Acara tolak bala dilakukan selepas pagelaran wayang kulit berlakon Gatot Koco dadi Ratu ning Dewo yang digelar semalam suntuk di Kantor DPRD.

Tampil sebagai dalang pengusir Batara Kala, yakni Ki Dalang Hadi Sutrimo dari Kecamatan Sendang. Sedang dalang dalam pagelaran wayang kulit adalah Ki Dalang Eko Prisdiyanto dan Ki Dalang Jiliteng Sungkono, keduanya juga merupakan dalang lokal kota Tulungagung.

Ketua DPRD Tulungagung, Drs Isman mengakui jika pagelaran wayang dan ruwatan ditujukan untuk keselamatan anggota dewan. “Mengapa menggunakan media wayang karena memang budaya. Kami ingin semua aktifitas yang kami lakukan dalam lindungan Yang Maha Kuasa,” katanya.

Senada, Ketua Fraksi PDIP DPRD Tulungagung, Suharminto SH, mengatakan acara pagelaran wayang kulit yang sekaligus ruwatan dikhususkan untuk keselamatan warga Tulungagung dan wakil-wakilnya yang ada di Kantor DPRD. “Biar semuanya selamat,” ujarnya.

Suharminto, yang akrab disapa dengan sebutan Bedut, menjelaskan lakon Gatot Koco dadi Ratu ning Dewo dapat dijabarkan tentang kekonskuenan pada janji. “Dalam cerita itu kan Gatot Koco terpaksa mengobrak abrik Kahyangan akibat Dewa-Dewa tidak memenuhi janjinya. Baru setelah diobrak-abrik oleh Gatot Koco Dewa-Dewa memenuhi janji dan justru Gatot Koco kemudian dijadikan Ratu di Kahyangan,” paparnya.

Seperti diketahui dalam kurun waktu kurang dari setahun, sudah ada tiga kejadian yang menonjol mendera anggota DPRD Tulungagung. Yang pertama salah satu anggota dewan dari Fraksi PKNU, Agus Sukarno Putra terlibat kasus perselingkuhan dengan staf Sekretariat DPRD, kemudian disusul meninggal dunianya Nurianto alias Sadam dari Fraksi PKB. Dan baru-baru ini kembali anggota dewan digemparkan kabar duka. Ir Drs Hadi Suprajitno MM dari Partai Demokrasi Pembaruan juga meninggal dunia. (afa/isp/zonaberita.com | 1 Agustus 2010)
| 0 komentar

Tulungagung Sebagai Kabupaten Penggerak Koperasi

Kurang lebih sepuluh ribu orang mengikuti jalan sehat di alun-alun Tulungagung dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Koperasi ke-63 Tingkat Kabupaten Tulungagung, Sabtu pagi (31/7/2010). Peserta jalan sehat meliputi Kepala SKPD lingkup Pemkab Tulungagung, pengurus dan anggota Koperasi Wanita, Gerakan Koperasi, siswa-siswi SD, SMP, SMU sederajat, para guru, PNS, dan masyarakat umum. Acara ini di berangkatkan oleh Wakil Bupati Tulungagung Moch. Athiyah, SH.

Ketua Umum Harkop ke-63 Kabupaten Tulungagung, Nyadin, MAP, dalam laporannya menjelaskan, tahun 2010 Tulungagung mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Penggerak Koperasi. Ada 44 kabupaten se-Indonesia yang mendapat penghargaan Kabupaten Penggerak Koperasi. Sedangkan Kabupaten Tulungagung mendapatkan predikat Paramadana Madya Nugraha Koperasi. Lebih lanjut Nyadin menyatakan keberhasilan Tulungagung di bidang koperasi berkat kepedulian, keberpihakan dan kinerja Bupati selama 3 tahun terakhir menunjukan peningkatan yang signifikan dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Bupati Tulungagung dalam hal ini diwakili oleh Wakil Bupati Moch. Athiyah, SH dalam sambutan singkatnya mengatakan, dengan jalan sehat akan membuat pengurus dan anggota koperasi menjadi sehat, koperasi sehat, ekonomi sehat dan warga Tulungagung semakin sehat. Dan akhirnya Athiyah mengangkat panji pemberangkatan sebagai tanda jalan sehat dimulai. Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati bersama ketua panitia dan seluruh undangan mengikuti jalan sehat hingga akhir finish. (Udin/Humas)
Sumber: (tulungagung.go.id | 31 Juli 2010)
| 0 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan