Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Manfaatkan Limbah, Pengrajin Piala Menuai Berkah Agustusan

Minggu, 15 Agustus 2010 | 03.59.00 | 0 komentar

Anda tahu limbah kayu partikel atau lazim disebut hardbord. Bagi sebagian orang hardbord hanya bisa dijadikan sebagai bahan bakar pengganti minyak dan gas. Namun di tangan Suyanto, warga Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, barang bekas itu bisa disulap menjadi karya seni berupa piala atau tropi yang mampu dipasarkan hingga ke luar Pulau Jawa.

Berkat keuletan tersebut, Suyanto mengaku sangat sibuk saat Agustus tiba, karena maraknya pelaksanaan lomba dalam perayaan HUT RI secara otomatis menerima banyak pesanan. Yang mengagumkan, pesanan tak hanya datang dari tingkat lokal di Kota Kediri, melainkan sampai ke Sumatera dan Kalimantan.

"Kalau kisaran Juli sampai akhir Agustus pesanan memang banyak. Bulan ini saja saya harus bisa selesaikan 3500 piala, dan itu sudah harus dikirim sebelum akhir bulan nanti," kata Suyanto, saat ditemui detiksurabaya.com di sela-sela aktivitasnya membuat piala, Sabtu (14/8/2010).

Untuk memenuhi pesanan-pesanan tersebut, Suyanto mempekerjakan 4 karyawan. Dalam pembuatan piala secara utuh, Suyanto hanya mengerjakan bagian dasar, sementara bagian tengah atau badan piala dipesan dari sesama pengrajin di daerah lain.

"Tergantung yang pesan mintanya apa. Kalau minta marmer ya saya carikan ke Tulungagung. Kalau plastik malah gampang, karena di Jombang atau Surabaya sana banyak yang jualan," jelas Suyanto.

Suyanto mengaku mulai merintis usahanya sejak tahun 1996 silam, bermula dari pesanan skala kecil yang datang dari sejumlah toko penjaja piala atau tropi. Seiring perjalanan waktu, ketekunan Suyanto yang dibuktikan melalui kualitas kreasinya yang apik banyak dikenal orang, bahkan sampai ke luar Jawa.

"Saya sendiri nggak memasarkan kesana. Ya tiba-tiba saja mereka dapat nomor telepon saya, menghubungi dan langsung pesan," imbuhnya sambil tersenyum ringan.

Untuk urusan bahan baku dasar piala, Suyanto mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan. Ini setelah keberadannya banyak ditemukan di lokasi penjualan kayu bekas yang dapat dibeli dengan satuan kilo. Sementara untuk setiap produk yang dihasilkan, diakui memiliki harga yang berbeda.

Misalnya piala dengan satu kaki dihargai Rp 35 ribu, 2 kaki Rp100 ribu, 3 kaki Rp 125 ribu dan 4 kaki atau yang paling besar seharga Rp 150 ribu.

"Bahannya satu kilo sekarang 2 ribuan. Kalau itung-itungannya, pesanan 3.500 piala itu saya butuh modal sekitar 40 jutaan dan laba bersih saya ya kisaran Rp 6- Rp 7 juta," tuturnya.

Suyanto berharap, ke depan usahanya bisa semakin berkembang. Ini setelah belum banyak pengrajin piala di Indonesia yang menjadikan hardboard sebagai bahan dasar, dan untuk keinginannya tersebut dia juga ingin bisa mendapatkan kemudahan memperoleh modal. "Selama ini saya larinya ke bank swasta. Lha kalau pemerintah bisa berikan pinjaman modal dengan bunga ringan, ya tambah seneng saya," pungkasnya.(fat/fat)

Sumber: detik.com

Posting Komentar