Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Didahului Terbang Setinggi 2 Meter Setelah Karaoke dan Pesta Miras | Sopir Mabuk, Mobil Terbelah, 1 Tewas

Senin, 31 Januari 2011 | 19.58.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG, Seputar Tulungagung - Sebuah mobil Suzuki Katana putih bernomor polisi N 1597 CM, Minggu (30/1) pukul 00.30 WIB, menghantam Tugu Rante, Desa/Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Akibat kerasnya benturan, mobil sampai terbang setinggi 2 meter. Begitu jatuh, tiga penumpangnya terlempar, seorang tewas, dua lainnya luka.

Kecelakaan tunggal ini spontan mengagetkan warga sekitar lokasi. Sebab suara benturan terdengar hingga radius 300 meter, ketika sebagian besar warga tertidur.

Bagong (41), warga yang menjadi saksi mata menuturkan, saat itu dirinya akan menutup pintu pagar rumahnya yang berjarak 50 meter dari Tugu Rante. Saat itu terlihat dari arah barat atau dari Kota Tulungagung, mobil Suzuki Katana warna putih melaju dengan kencang.

Selain ngebut, mobil tersebut juga berjalan zig-zag. Beberapa kali mobil tersebut berjalan melewati marka dan melaju di jalur berlawanan. Saat akan sampai di jalan menikung, tepat di perempatan Tugu Rante, mobil tersebut tidak juga mengurangi kecepatan.

Saat pengemudi mencoba membelokkan mobil ke kanan, sudah terlambat. Roda depan bagian kiri menabrak pembatas tugu. Benturan keras dengan pembatas tugu membuat mobil terbang hingga setinggi dua meter dalam posisi miring ke kanan.

Masih dalam posisi melayang di udara, mobil kemudian menghantam tiang papan reklame di pinggir jalan dan terjatuh dengan posisi miring ke kanan. “Kecepatannya saya yakin di atas 80 kilometer per jam. Jadi waktu roda depannya menabrak pembatas tugu, mobilnya langsung terbang,” ceritanya.

Masih menurut Bagong, saat menabrak pembatas tugu, pengemudi yang belakangan diketahui bernama Sukirman (51), warga Sumber Pucung, Kabupaten Malang, itu langsung terjatuh dari mobil lewat pintu kanan yang terbuka. Sementara dua penumpang lainnya ikut terbang bersama mobil.

Begitu mobil terjatuh setelah menabrak tiang papan reklame, Panggih (32), warga Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, adik Sukirman yang duduk di samping pengemudi, langsung terpental 2 meter dari mobil. Sedangkan Zarkasih (30), keponakan Sukirman, warga Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, yang duduk di bangku belakang, terpental 3 meter. Panggih mengalami patah tulang punggung, sedangkan Zarkasih tewas seketika di lokasi kejadian, lantaran mengalami patah tulang leher. Sukirman yang terjatuh terlebih dahulu bernasib lebih beruntung, hanya memar di dada kanan dan pundak kanan.

“Saya mencoba bantu pernafasan, ternyata korban sudah tidak bernyawa. Sementara yang satu lagi tidak bisa bergerak karena punggungnya sepertinya patah,” kata Bagong.

Sementara itu, mobil yang ditumpangi ketiga orang tersebut rusak parah. Usai terbang dan menghantam tiang papan reklame, bagian atap mobil terlepas. Sementara gardan belakang terlepas dari chasis-nya, kap mesin terlepas, dan bodinya ringsek tak berbetuk, terbelah menjadi dua.

Tanki bensin yang dalam kondisi penuh juga pecah, sehingga bahan bakar menggenang di sekitar lokasi. Polisi yang datang harus menghalau warga yang memegang rokok agar menjauh dari bangkai mobil. Petugas mobil derek yang mengevakuasi mobil juga harus ekstra waspada, agar tidak muncul percikan api dari gesekan antar logam yang bisa menyulut kebakaran.

Jenazah Zarkasih kemudian dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr Iskak Tulungagung. Sedangkan Panggih dibawa ke Puskesmas Ngunut. Namun karena lukanya parah, Panggih dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Iskak Tulungagung.

Karaoke dan Mabuk

Ketika ditanya sesaat sebelum dievakuasi, Panggih mengaku, mereka bertiga baru dari Cafe Ozon di Kecamatan Sumbergempol. Bersama kakak dan keponakannya, dirinya minum minuman keras sambil berkaraoke.

Dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol, mereka lalu berniat pulang ke Sumberingin Kulon. Sukirman yang dianggap dalam kondisi tak terlalu mabuk diminta untuk pegang kemudi. Namun ternyata kakaknya tersebut kurang bisa konsentrasi lantaran alkohol yang baru ditenggaknya.

Mobil yang dikemudikan Sukirman melaju kencang di jalan yang dalam kondisi sepi, tapi terlambat banting setir saat jalan menikung dan menabrak Tugu Rante.

Saat benturan terjadi, Panggih mengaku, tubuhnya terlontar lewat atap mobil yang terlepas. Sementara Zarkasih yang duduk di bangku belakang, tubuhnya membentur bangku sopir dengan keras lalu terpental ke arah belakang, melayang sebelum terjatuh di aspal. “Saat tubuhnya terpental di aspal, Zarkasih sudah tak bergerak lagi,” katanya.

Sukirman yang dibawa ke Polsek Ngunut tampak terpukul. Lelaki yang bekerja di sebuah BUMN ini hanya duduk sembari memegangi kepalanya. Berbeda dengan pengakuan Panggih, Sukirman kepada polisi membantah dalam kondisi mabuk. “Saya dari alun-alun Tulungagung bersama adik dan keponakan saya,” ujarnya saat ditanya polisi.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Sukirman diserahkan ke Satuan Lalu Lintas Polres Tulungagung. Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tulungagung AKP Alfian Nurizal, Sukirman awalnya terus mengelak dalam kondisi mabuk. Namun dari tes nafasnya, yang bersangkutan terbukti dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol.

Dalam interogasi lanjutan, Sukirman akhirnya mengakui, sebelum kejadian itu dirinya baru minum minuman keras jenis vodka. “Menurut pengakuannya satu botol vodka dicampur bir diminum bertiga. Tetapi menurut kami, tidak mungkin kalau satu botol mabuknya demikian berat,” ujarnya.

Lanjut Alfian, Sukirman telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan tunggal ini. Sebab, kelalaian Sukirman yang telah mengakibatkan Zarkasih meninggal dunia, sudah masuk dalam delik pidana murni. Kepada tersangka akan dikenakan Pasal 359 KUHP, dengan ancaman penjara 5 tahun. st37

Sumber: surya.co.id

Posting Komentar