Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

15 Museum Pamerkan Koleksi Benda Purbakala di Malang

Jumat, 27 Mei 2011 | 15.24.00 | 0 komentar

Malang - Sebanyak 15 museum kota/kabupaten di Jawa Timur mengikuti pameran koleksi unggulan museum daerah di Taman Krida Budaya, Kota Malang, Kamis (26/5).

Kepala Seksi Museum Parso Adianto kepada Media Indonesia mengatakan pameran ini untuk menyukseskan gerakan cinta museum sebagai momentum mengubah citra dan wajah agar lebih menarik. Sehingga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Selain itu untuk melestarikan budaya bangsa. Bahwa Indonesia merupakan negara besar memiliki peninggalan budaya dan peradaban tinggi dunia. Hal itu sangat membanggakan dan harus dimaknai secara postif.

"Pameran ini sekaligus untuk mengubah paradigma bahwa sudah saatnya museum hadir di masyarakat. Sehingga tidak menunggu dikunjungi, tapi museum yang mengunjungi masyarakat," tegasnya.

Ia menjelaskan kedepan Pemerintah Provinsi Jatim mendorong pengelola museum agar memamerkan koleksi benda purbakala di mall, sekolah, dan pusat perbelanjaan. Sehingga masyarakat semakin mengetahui arti dan makna museum.

Sedangkan pameran di Taman Krida Budaya, Kota Malang, ini diikuti 15 museum berbagai daerah yakni museum Mpu Tantular Sidoarjo, museum Sepuluh Nopember Surabaya, museum Blambangan Banyuwangi, museum Buwono Keling Pacitan, museum Kambang Putih Tuban.

Kemudian, museum Brawijaya Malang, museum Trinil Ngawi, museum Sunan Drajad Lamongan, museum umum Pamekasan, museum Rajekwesi Bojonegoro, museum Penataran Blitar, museum Tulungagung, museum Anjuk Ladang Nganjuk, dan museum Airlangga Kediri.

Selama pameran ratusan siswa berbagai jenjang pendidikan sangat antusias mengunjungi stand koleksi unggulan museum daerah.

Kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jatim ini digelar pada 25-29 Mei 2011 bersama rangkaian pameran budaya dan makanan tradisional.

Sejak siang hari pada awal pembukaan pameran, para siswa memadati stand museum sambil mencatat berbagai peninggalan bersejarah mulai koleksi zaman prasejarah, sejarah klasik, hingga sejarah modern.

Mereka antusias mengamati sambil mencatat keterangan di bawah arca zaman Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singhasari, dan Kerajaan Majapahit.

Bahkan peninggalan purbakalan zaman prasejarah seperti gading gajah purba di museum Rajekwesi Bojonegoro juga ditanyakan kepada juru pelihara museum setempat secara mendetail.

Mereka juga berkesempatan mendengarkan pidoto Bung Tomo dalam membakar semangat pejuang di museum Sepuluh Nopember Surabaya.

Kegembiraan yang ditunjukkan para siswa dengan melihat langsung peninggalan budaya nenek moyang tersebut sangat menggembirakan dan membanggakan.

Sebab melalui pameran ini maka minat siswa dalam mengunjungi museum menjadi lebih bergairah.

Eka Cahyani, siswa kelas 8 SMPN 13 Kota Malang, mengaku mendapatkan tugas dari guru sejarah untuk membuat laporan tentang hasil pengamatan benda bersejarah di museum yang dikunjungi.

"Saya sangat gembira karena bisa melihat langsung benda bersejarah semua museum di Jawa Timur," tegasnya.

Bagi pengelola museum, pameran ini merupakan ajang untuk sosialisasi koleksi. Sebab selama ini tingkat kunjungan sangat rendah.

Pemandu dan Pengelola museum Rajekwesi Bojonegoro Agus Sunaryo mengatakan rata-rata tingkat kunjungan ke museum setempat selama ini sangat minim hanya 10 orang per hari.

"Tingkat kunjungan sangat sedikit. Mungkin penyebabnya karena kurang sosialisasi," katanya.

Demikian pula dengan tingkat kunjungan di museum di Nganjuk yang sepi pengunjung.

"Jumlah kunjungan hanya 200 orang per bulan," tegas juru pelihara museum Anjuk Ladang Nganjuk Kasir.

Tetapi sepi kunjungan itu tidak terjadi di semua museum. Pasalnya di museum Sepuluh Nopemberr Surabaya justru dipadati pengunjung mencapai ribuan orang per minggu.

"Rata-rata jumlah kunjungan mencapai 1.500 orang per minggu," tegas staf konservasi museum Sepuluh Nopember Surabaya Moch
Abdulloh.

Dengan tingginya animo masyarakat dalam mengunjungi pameran koleksi unggulan museum di Kota Malang ini menjadikan momentum bagi Pemprov Jatim dalam menyosialisasikan fungsi museum lebih luas kepada masyarakat. (OL-12)

Sumber: mediaindonesia.com

Posting Komentar