Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Usai Kencani PSK Pencuri Itu Didor

Kamis, 30 Juni 2011 | 23.16.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Fahrul Anam (31) tersangka pencurian kendaraan bermotor asal Desa Butuh, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, ditembak petugas Polsek Ngunut, Kabupaten Tulungagung.

Anam saat itu mencoba melarikan diri saat hendak diringkus. “Saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan, ujar Kepala Unit Reskrim Polsek Ngunut Ipda Waspodo kepada wartawan, Kamis (30/6/2011).

Peluru menembus betis kanan Anam. Pemuda dengan badan penuh tato itu langsung tumbang tak berdaya. Penangkapan tersebut berlangsung di lokalisasi Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.

Tersangka ditembak usai mengencani salah seorang pekerja seks komersial (PSK). “Penangkapan ini berdasarkan pengembangan dari penangkapan Rudi Cahyono warga Desa Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar,” terang Waspodo.

Para tersangka terbukti mencuri sepeda motor Yamaha Mio AG 6787 RC milik Heri Santoso (27), warga Desa Pakisaji, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Aksi pencurian ini berlangsung di lingkungan lokalisasi Kaliwungu, Kecamatan Ngunut.

“Korban yang dalam kondisi mabuk berat tidak sadar jika motornya dibawa lari kedua tersangka. Untuk mengelabui, nopol motor hasil curian tersebut diubah menjadi AG 8546 RO. Dari penyelidikan tersangka Rudi yang tertangkap lebih dulu,” jelas Waspodo.

Rencananya barang curian tersebut akan dijual seharga Rp4 juta. Namun belum sempat transaksi dilakukan keduanya keburu tertangkap pihak kepolisian. “Dalam kasus ini pelaku dijerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara,” tutupnya.

(Solichan Arif/Koran SI/ded)

Sumber: okezone.com
Kamis, 30 Juni 2011 | 0 komentar

Hama Tikus Tak Ganggu Panen di Tulungagung

Tulungagung - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memastikan serangan hama tikus yang menyerang tanaman padi di sejumlah area persawahan masih bisa dikendalikan dan tidak akan menyebabkan petani kembali gagal panen.

Kepala Dinas Peranian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung, Tatang Suhartono, Kamis, saat ini ada sekitar 50 ribu hektare lahan pertanian yang ditanami padi. Dari jumlah tersebut, hanya 160 hektare atau kurang dari satu persen yang diserang oleh hama tikus.

"Dari total lahan pertanian tanaman pangan, hanya kurang dari satu persen yang diserang tikus. Jadi secara menyeluruh serangan tikus masih terkendali dan tidak akan mengganggu produksi padi," terang Tatang.

Namun Tatang menambahkan, dari 160 hektare lahan padi yang terserang tikus, 12 hektare di antaranya rusak parah dan puso atau gagal panen. Apalagi serangan tersebut tidak terkonsentrasi di satu tempat, melainkan tersebar di beberapa kecamatan.

"Dari angka 160 hektare yang terserang padi tersebar di hampir 15 kecamatan dari 19 Kecamatan yang ada sehingga boleh dikatakan, di setiap kecamata hanya ada secuil lahan yang diserang tikus," ujarnya.

Namun Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan tidak mengabaikan setiap serangan dan mengupayakan pemberantasan sejak dini. Selain itu, petani juga harus aktif untuk melaporkan setiap serangan di wilayahnya agar tidak sampai menimbulkan dampak kerusakan yang parah.

"Sudah ada petugas peyuluh pertanian di setiap kecamatan. Petani seharusnya tidak ragu-ragu untuk melaporkan setiap serangan kepada mereka, agar secepatnya diambil tindakan," imbuhnya.

Disinggung ledakan populasi tikus yang terjadi belakangan, Tatang menjelaskan, perkembangbiakan tikus sangat diuntungkan dengan kondisi iklim yang basah dan lembab. Kondisi tersebut turut memicu tikus untuk birahi dan melakukan proses regenerasi.

"Wereng atau tikus sama-sama berkembang luar biasa saat musim hujan, saat lingkungan tengah basah lagi lembab. Selama musim ini mereka akan birahi dan terpicu untuk berkembang biak," terangnya.

Di saat yang sama, lanjutnya, petani menanam padi terus menerus selama air melimpah di sawah dan tidak menyelingi dengan tanaman yang lain. Kondisi ini akhirnya membuat siklus kawin tikus yang biasanya terputus saat musim palawija, menjadi berkelanjutkan.

"Sawah yang melimpah dengan air membuat petani mau tak mau harus menanam padi secara terus-terusan. Kondisi ini yang mendukung tikus untuk terus berkembang biak," pungkasnya.

Sumber: Antara
| 0 komentar

Panen Jatim Merosot 40 Persen

Selain serangan wereng merusak di 8.900 ha, juga akibat puso 1.605 hektare

SURABAYA – Hingga Juni 2011 kerusakan sawah akibat serangan wereng coklat mencapai 8.900 hektar. Pada 2010, hama tersebut merusak sekitar 21.600 ha lahan dari luas tanam 2,06 juta hektar. Kerusakan tanam itu juga termasuk tanaman puso seluas 1.605 ha luas tanam. Diprediksi pada masa panen bulan Mei hingga Agustus 2011, hasil panen akan turun sebesar 40 persen dari target 3.810.657 ton.

“Kita akan terus pantau dan kawal hingga panen, karena dalam kondisi memasuki kemarau seperti ini akan memicu wereng batang cokelat meledak populasinya,” kata Hadi Prasetyo, Asisten II Bidang Ekonomi Pemprov Jatim, Kamis, (30/6).

Daerah di Jatim yang menjadi wilayah endemis serangan wereng adalah Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, Gresik, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Jember, dan Banyuwangi. Di Jatim, luas tanam petani setempat mencapai 450 ribu hektar untuk padi, jagung 530 hektar, kedelai 135 hektar.

Hadi mengatakan untuk mengantisipasi ledakan populasi wereng batang coklat, Jatim menerjunkan 700 orang pengamat OPT. Nantinya, pengamat OPT akan melakukan pengamatan bersama Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, penyuluh, serta mantra tani. Ketika ditemui gejala serangan hama wereng, maka pemerintah bersama masyarakat melakukan gerakan pengendalian.

Ia melanjutkan, saat ini para petani telah melakukan pergiliran tanaman dari padi ke jagung atau kedelai. Hal itu, kata dia, merupakan salah satu cara untuk memotong siklus hidup hama. Sehingga ketika memasuki sub round III pada bulan September hingga Desember yang masa panennya pada Januari 2012 tanaman akan lebih aman dari serangan hama wereng.

Dengan langkah itu, lanjut Hadi, diharapkan Jatim dapat memproduksi padi hingga 11,77 juta ton GKG (Gabah Kering Giling) pada 2011. Jika kerusakan akibat hama wereng bisa diminimalisir dan cuaca mendukung, target tersebut diharapkan naik menjadi 12,050 ton GKG.

“Target 2012 yang ditugaskan Jakarta 13,5 juta ton GKG yang kami tawar sesuai potensi Jatim menjadi 12,537 juta ton GKG. Jika OPT tahun ini bisa diantisipasi, kita yakin bisa mendekati target,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Sokearwo secara optimis menyatakan serangan wereng tidak akan terlalu menganggu target produksi beras di Jatim. Saat ini masih tersedia stok beras yang sangat memadai terutama menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Meskipun ketersediaan beras di gudang Bulog serapannya dari petani pada subround I 2011 minim.

“Hasil panen Subround I sudah berada di tangan pedagang dan pengusaha. Stok Bulog kekurangan luar biasa. Sekarang sudah panen raya dan Bulog tidak mungkin membeli beras petani,” kata Soekarwo.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya menjelakan Bulog tidak mau membeli petani karena harga beras petani yang ditetapkan Rp 2.640. Padahal, kata dia, saat ini sudah ada SK dari Presiden yang menetapkan harga beli gabah kering mencapai Rp 2.640 hingga Rp 2.950.

“Bulan ini tidak ada panen, tinggal musim kering satu dan dua. Bulog jelas tidak bisa memenuhi,” katanya.

Ia justru khawatir akibat kekurangan stok, Bulog akan membuka keran impor. Ia juga akan menolak keras impor beras karena stok beras di Jatim masih melimpah. Sementara itu, menipisnya stok beras ini mengakibatkan harga beras di pasaran beranjak naik antara Rp500-Rp1.000/ kg. yop

Endemis Serangan Wereng :

  • Nganjuk

  • Tulungagung

  • Trenggalek

  • Gresik

  • Bojonegoro

  • Lamongan

  • Madiun

  • Jember

  • Banyuwangi.



Sumber: surabayapost.co.id
| 0 komentar

Tulungagung Siap Gelar Porprov Jatim

Rabu, 29 Juni 2011 | 01.42.00 | 0 komentar

Surabaya - Selain bakal diselenggarakan di Kediri, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) edisi ketiga Jawa Timur juga akan dihelat di Tulungagung, Blitar dan Trenggalek, pada pertengahan Juli mendatang. Atas ini Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tulungagung, Maryoto Birowo, memastikan daerahnya telah siap 100 persen menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan sejumlah cabang olahraga yang dipertandingkan.

"Semuanya sudah ready, mulai akomodasi hotel, operasional transportasi atlet dan official, logistik, hingga sarana pertandingan yang dibutuhkan pada setiap cabor (cabang olahraga) yang dipertandingkan. Tulungagung ketempatan penyelenggaraan Porprov untuk enam cabang olahraga, yakni takewondo, karate, sepakbola, catur, angkat besi dan binaraga," ungkap Maryoto.

Untuk cabor taekwondo pelaksanaan meminjam arena di Hotel Swaloh atau dekat obyek wisata Bendungan Swaloh, karate bertempat di gedung Tri Darma, sepakbola di Stadion Rejoagung, catur dipusatkan di gedung Balai Rakyat, sementara cabor binaraga dan angkat besi di kompleks Hotel Palem.

Dari enam cabor tersebut, hanya cabang pertandingan angkat besi yang tidak diikuti oleh satupun perwakilan dari Kabupaten Tulungagung. Pemkab Tulungagung sendiri akan mengirimkan delegasi dengan total jumlah atlet plus official sebanyak 350 orang.

Berdasar informasi yang disampaikan pihak KONI Tulungagung, beberapa waktu lalu, sedikitnya 13 hotel yang ada di daerah tersebut semuanya telah habis dipesan untuk masa reservasi mulai tanggal 14 hingga 21 Juli 2011.

"Untuk masalah akomodasi hotel sudah siap. Reservasi telah kami lakukan sejak beberapa pekan lalu sesuai request dari KONI Jatim maupun panitia porprov," jelas Sekretaris KONI Tulungagung, Yohanes Bagus Kuncoro.

Beberapa hotel yang telah dibooking untuk penginapan 1.473 atlet dan official atlet tersebut di antaranya Grand Hotel, Istana, Malinda, Swaloh, Srabah, Narita, Palem, serta sejumlah hotel kelas melati lainnya yang berada di pusat kota Tulungagung (gik/gik)

Sumber: detikSurabaya
Rabu, 29 Juni 2011 | 0 komentar

Wow, Kambing ini Harganya Rp1 Miliar

Ponorogo - Luar biasa! Harga seekor ternyata mendekati Rp1 miliar. Kambing jenis etawa bernama Joko Bodo itu dimiliki Agus, warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Ukuran kambing jauh di atas rata-rata: tingginya hampir dua meter. Bila berdiri, ketinggian kambing mencapai lebih dua meter. Berat badannya 125 kilogram. Sosok kambing lebih menyerupai kuda, karena Joko Bodo bisa ditunggangi.

Harga selangit itu berasal dari tawaran sejumlah orang yang ingin memiliki kambing milik Agus. Joko Bodo banyak diminati karena hampir selalu menjadi juara umum di setiap kontes di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Joko Bodo mendapat predikat bibit unggul. Oleh penggemar kambing etawa, Joko Bodo ditawar antara Rp400 juta hingga Rp750 juta. Namun, Agus tidak melepasnya karena ia mematok kambing itu seharga Rp1 miliar.

Karena sifatnya yang unggul, banyak orang berburu sperma Joko Bodo. Saking banyaknya penggemar, Agus menghargai air sperma Joko Bodo Rp10 juta per mililiter. Saat berita ini ditulis, Joko Bodo tengah ikut kontes kambing etawa di Ponorogo, Jawa Timur. (Ferry Aquarius/DOR)

Sumber: Metrotvnews.com
| 0 komentar

Pemilukada Tulungagung Januari 2013

Selasa, 28 Juni 2011 | 02.43.00 | 3 komentar

Tulungagung - Hampir bisa dipastikan perhelatan Pemilukada Kabupaten Tulungagung bakal berlangsung pada Januari 2013 mendatang. Tidak dimajukan pada Bulan Desember 2012 seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Ketua KPU Tulungagung, Suyitno Arman SSos pada Bhirawa, Senin (27/6), mengungkapkan hari pemungutan suara Pemilukada setempat tahun 2013 bakal dilakukan pada Bulan Januari.

"Kami perkirakan dan ini hampir pasti Januari 2013 sudah bisa dilakukan pemungutan suara," ujarnya.

Suyitno Arman yang biasa disebut dengan nama singkat Arman tersebut membeberkan hari H Pemilukada Tulungagung tahun 2013 tidak mungkin dipercepat pada Bulan Desember 2012. Kendati memang pemungutan suara Pemilukada tahun 2013 dilakukan lebih cepat dibanding tahun 2009 yang dihelat pada Bulan Maret.

"Kalau dilakukan Bulan Desember 2012 sepertinya tidak mungkin. Ini terkait pula dengan anggaran. Anggaran di APBD kan cairnya mulai awal tahun untuk yang 2013. Karena itu hampir bisa dipastikan pemungutan suara di lakukan pada Bulan Januari," paparnya.

Sebelumnya, Arman memberi alasan mengapa pelaksanaan Pemilukada Tulungagung tahun 2013 dilaksanakan relatif lebih cepat jika dibanding Pemilukada tahun 2009 lalu. "Kami menghitung kemungkinan ada gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi) oleh calon peserta Pemilukada. Selain dimungkinkan dilaksanakan dua putaran sebelum acara pelantikan pada Bulan April 2013," paparnya lagi.

Arman yang alumni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga menyatakan kesiapan seluruh anggota KPU setempat dalam perhelatan Pemilukada yang hanya tinggal setahun lagi. "Dalam tahun ini kami akan koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemkab terkait DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu)," tambahnya.

KPU Tulungagung, lanjut dia, memperkirakan jumlah penduduk Tulungagung saat pelaksanaan Pemilukada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa. Sedang jumlah pemilihnya sebanyak 950 ribu jiwa.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemkab Tulungagung, Drs Eko Sugiono MM ketika dikonfirmasi menyatakan kesiapannya jika sewaktu-waktu KPU menginginkan data DP4. "Kami mulai sekarang sudah siap. Kapan pun KPU membutuhkan data DP4 akan kami serahkan," katanya.

Eko Sugiono memperkirakan jumlah penduduk Tulungagung pada saat Pemilukada tahun 2013 hanya berjumlah 1,1 juta jiwa. Turun dari perkiraan 1,2 jiwa. Alasannya, pelaksanaan Pemilukada usai Tulungagung memberlakukan KTP elektronik (e-KTP) pada tahun 2012. [wed]

Sumber: Media Online Bhirawa
Selasa, 28 Juni 2011 | 3 komentar

Pramuka Tulungagung ikuti Jambore Nasional

Senin, 27 Juni 2011 | 19.57.00 | 0 komentar

Tulungagung - Bupati Tulungagung Ir. Heru Tjahjono, MM, didampingi Wakil Bupati Moch. Athiyah, SH, Sekda Drs. Maryoto Birowo dan Kepala SKPD instansi terkait, di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, Senin,27/6/2011, memberangkatkan Pramuka dari Tulungagung yang akan mengikuti Jambore Nasional tahun 2011 di Palembang, Sumatra Selatan.

Bupati Tulungagung Ir. Heru Tjahjono MM, dalam sambutannya, antara lain mengharapkan agar Pramuka Tulungagung dapat menunjukkan karakternya dan dapat meraih prestasi. Selain itu, juga dapat membawa nama baik Kabupaten Tulungagung dan carilah sahabat yang baik dan sebanyak-banyaknya. Selain itu Bupati juga titip kepada Pramuka untuk menjaga kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan.

Wakil Ketua Kwartir Pramuka Cabang Tulungagung, DR.H.Ahyak MAg selaku Ketua Rombongan dalam laporannya menjelaskan bahwa Pramuka dari Tulungagung yang mengikuti Jambore Nasional sebanyak 83 orang terdiri 32 orang dari Pramuka Kwartir Cabang Tulungagung dan 51 orang dari Pramuka Cabang Pondok JH. Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Tulungagung, dan dibantu 11 orang pembina..

Ditambahkan, oleh DR. H. Ahyak, bahwa anggota Pramuka peserta Jambore Nasional dari Tulungagung akan ini akan berkumpul di Pramuka Kwartir Jawa Timur, pada Selasa, 28/6/2011. Sedangkan pelaksanaan Jamore Nasional mulai Sabtu, 2/7/2011 sampai dengan Sabtu,9/7/2011 dan direncanakan Selasa, 12/7/2011 sudah datang kembali ke Kabupaten Tulungagung. (Her/Humas)

Sumber: tulungagung.go.id
Senin, 27 Juni 2011 | 0 komentar

Di Kamar Bersama Cewek, Oknum Polisi Digerebek Istri

JOMBANG - HP (36), oknum anggota Polres Tulungagung, dilaporkan ke Polres Jombang oleh istrinya sendiri, Nurul Karya Rianti (34), warga Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung.

Pasalnya, HP tepergok sang istri tengah berduaan dengan perempuan yang diduga selingkuhannya berinisial Hdy, di dalam kamar rumah Hdy, di Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Jombang.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, terungkapnya perselingkuhan oknum polisi tersebut sebenarnya pada Kamis (23/6) lalu, sekitar pukul 00.30 WIB. Bermula dari sang istri yang mendapatkan kabar dari orang tak dikenal melalui teleponnya.

Dalam telepon tersebut, disebutkan sang suami telah berzina dengan perempuan di sebuah rumah di Dusun Bakalan. Atas kabar tersebut, Nurul segera mendatangi lokasi dimaksud. Apalagi, selama ini dirinya memang mencurigai suaminya berselingkuh dengan perempuan lain.

Tiba di sana, diantar beberapa warga setempat, Nurul menggerebek rumah Hdy. Nurul kaget, karena mendapati suaminya tengah tidur satu kamar dengan perempuan yang menjadi selingkuhannya itu.

Tentu saja Nurul tak terima. Dengan emosinya yang seketika meledak-ledak, Nurul langsung melabrak suaminya itu. “Sempat ribut, suaminya langsung dilabrak habis-habisan. Sedangkan wanita yang menjadi selingkuhannya hanya diam saja,” ungkap warga yang menolak disebut nama.

Saat itu juga, Nurul langsung melapor ke Polres Jombang. Namun setelah dilakukan perundingan, kasus perselingkuhan itu langsung dilimpahkan ke Polres Tulungagung.

“Kasusnya langsung kami dilimpahkan ke Polres Tulungagung untuk ditangani lebih lanjut,” ujar AKP Heru Nur Hidayat, Kasatreskrim Polres Jombang, Minggu (26/6).

Sementara itu, hingga kemarin Unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin (P3D) Polres Tulungagung mengaku belum menerima pelimpahan dari Polres Jombang, terkait dugaan kasus perselingkuhan HP.

Sumber: surya.co.id
| 0 komentar

KA Senja Kediri Jakarta-Malang mulai 1 Juli

MALANG - PT Kereta Api Daops 8 Surabaya membuka jalur baru Malang-Jakarta untuk kelas bisnis pada 1 Juli mendatang. Pasalnya, jalur yang ada sudah mulai overload, hal itu diungkap Kepala Stasiun Kota Baru Malang, Jawa Timur, Ali Afandi saat ditemui di kantornya, Senin (27/6/2011).

"Jalur baru Malang-Jakarta itu akan diberlakukan pada 1 Juli 2011 nanti. KA itu akan melewati Semarang. Berangkatnya pada pukul 13.50 WIB, tiba ke Jakarta pada pukul 06.36 WIB," jelasnya.

Adapun tarifnya tiketnya, jelas Ali, untuk tarif batas atas (TBA) senilai Rp 250.000, untuk tarif batas bawah (TBB) seharga Rp 130.000. "Tak ada penambahan fasilitas dalam KA tersebut," aku Ali.

Stasiun pemberhentian untuk jalur ini adalah Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Paron, Walikukun, Kedungjati, Brumbung, Semarang Tawang, Pekalongan, Tegal, Cerebon, Bekasi, Jatinegara, Jakarta Pasar Senen.

"Nama keretanya Senja Kediri. sebenarnya, KA senja Kediri itu, sebelumnya sudah dioperasikan untuk jalur Jakarta-Kediri. Saat ini diperpanjang, ke jalur Malang-Jakarta," katanya.

Karena jelas Ali, selama ini, untuk KA Matarmaja, Malang-Jakarta, penumpangnya sudah overload. "Alternatifnya, harus menambah jalur lagi. Yakni, KA Senja Kediri itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Ali menegaskan, KA Senja Kediri tersebut akan berangkat sehari 1 kali. Tujuh gerbong disiapkan untuk menampung 450 penumpang.

"Itu dalam sekali berangkat. Kalau dihitung, dalam satu gerbongnya berarti 64 penumpang," katanya.

Selama ini, stasiun KA Kota Baru Malang memberangkatkan 12 KA setiap hari. "Dengan ditambahnya KA Senja Kediri itu, berarti menjadi 13 KA yang diberangkatkan," terang Ali.

Dengan membuka jalur baru tersebut Ali berharap, pelayanan kepada para penumpang terus membaik. "Penumpang semakin puas dan merasa aman naik KA. Apalagi saat ini sudah menjelang Lebaran," katanya.

Sumber: KOMPAS.com
| 0 komentar

Kasus Pencabulan Sampai Video Mesum Dikalangan ABG Meningkat

Tindak pidana pencabulan atau kekerasan seksual dengan korban anak-anak di Kabupaten Tulungagung hingga pertengahan tahun 2011 ini tercatat telah mencapai 21 kasus, atau hampir sama dengan jumlah total kasus tahun 2010.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Tulungagung AKBP Agus Wijayanto, ledakan kasus asusila dengan korban remaja putri yang masih berstatus pelajar ini terjadi karena lemahnya para korban melindungi diri dari orang asing.

Ia menyebut, dalam kebanyakan kasus para korban menanggapi SMS nyasar yang kemudian berujung pada janjian bertemu secara langsung.

"Dari SMS nyasar, lalu janji bertemu dan akhirnya jadi akrab. Pada beberapa pertemuan berikutnya pelaku memperdaya korbannya dan terjadilah persetubuhan," terangnya.

Sedangkan dari kasus yang ditangai Polres Tulungagung, mayoritas pelaku menikmai video porno lewat ponsel (HP) dan mempunyai fantasi seksual yang coba dilampiaskan.

Menurut Kapolres, anak-anak perempuan rentan menjadi sasaran kejahatan seksual karena dianggap lemah dan mudah diintimidasi agar tidak membuka kejahatan yang sudah dilakukan.

"Banyak masyarakat awam yang memandang, aktivitas seksual dengan anak-anak maupun orang dewasa punya konsekuensi hukum yang sama. Itu salah satu yang turut membuat kasus ini meningkat tajam," sambungnya.

Untuk mencegah kasus asusila dengan korban anak-anak ini semakin meningkat, kepolisian mencanangan kampanye perlindungan anak dari kejahatan seksual.(yu/at)

Sumber: berita8.com
| 0 komentar

Main di Perang Bintang, Tak Buat Yongki Jumawa

Sabtu, 25 Juni 2011 | 06.30.00 | 0 komentar

Striker Arema Malang, Yongki Aribowo (22) yang bakal ikut memperkuat 17 Pemain Bintang Liga Super Indonesia (ISL) 2010-2011 mengaku tak terlalu istimewa berada dalam tim yang akan berlaga di Stadion Mandala Jayapura pada 29 Juni mendatang.

Yongki bersama 17 pemain lainnya tengah bersiap di Jakarta atas "hajatan" PT Liga Indonesia untuk diberangkatkan ke Jayapura pada Minggu 26 Juni guna menandai berakhirnya musim kompetisi ISL tahun ini.

"Saya tak merasa terlalu istimewa dipanggil meski ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. Sebab posisi saya adalah menggantikan Safee Sali (pemain Pelita Jaya)," ujar Yongki Aribowo ketika dihubungi, Jumat.

Yongki sendiri telah berada di Jakarta sejak Kamis lalu terkait dengan persiapan yang dilakukan PT Liga Indonesia selaku penyelenggara pertandingan "Perang Bintang" yang akan mempertemukan mereka dengan juara ISL 2010-2011 Persipura Jayapura.

"Saya awalnya justru nggak tahu kalau saya termasuk diantara pemain bintang. Tapi saya merasa biasa-biasa saja," ujar pemain Arema Malang ini.

Yongki Aribowo yang kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 23 November 1989 merupakan pemain muda berbakat yang cukup menonjol dan namanya sempat melambung ketika memperkuat Timnas Indonesia di ajang Piala AFF pada Desember 2010.

Meski tak terpilih dengan jumlah suara dominan dalam polling SMS yang dilakukan masyarakat kepada PT Liga, namun ia justru dipilih oleh Tim Study Group PT Liga untuk menggantikan posisi Safee Sali yang harus pulang ke negaranya (Malaysia) untuk memperkuat Timnas.

PT Liga Indonesia baru-baru ini telah menetapkan sebanyak 18 Pemain Bintang ISL 2010-2011 yang merupakan pilihan fans atau para penggemar sepak bola di Tanah Air. Dan nama Yongki Aribowo menempati urutan ke-17 dalam daftar nominasi pemain depan terbaik.

Selain Yongki, pemain Arema lainnya yang masuk nominasi adalah Noh Alam Shah yang juga berasal dari Malaysia.

Dari ratusan pemain yang terlibat di Liga Super Indonesia (ISL), mereka pun terpilih dari 64 kandidat dalam jajak pendapat fans melalui SMS sejak 23 Mei hingga 19 Juni 2011.

Mengenai nasibnya di Arema Malang, Yongki belum mengetahui ke klub mana ia akan bergabung dalam menghadapi kompetisi ISL musim depan.

"Masa kontrak saya di Arema akan habis pada bulan Juli mendatang. Tapi saya belum tahu akan bermain di klub mana pada musim depan," ujarnya.

Ke-17 Pemain Bintang lainnya adalah Kurnia Meiga (Arema), Ferry Rotinsulu (SFC), Claudiano Alves (SFC), Edi Hafid (Pelita Jaya), Muhamad Roby (Persisam), Gunawan Dwi Cahyo (SFC), David Pagbe (Semen Padang), Purwaka Yudi (Arema), M Nasuha (Persija Jakarta), Zulkifli Syukur (Arema), Ahmad Bustomi (Arema), M Ridwan (Sriwijaya), Miljan Radovic (Persib), Ronald Fagundes (Persisam), Bambang Pamungkas (Persija), Cristian Gonzales (Persib) dan Aldo Baretto (Persiba).

Menurut rencana ke-18 Pemain Bintang pada Sabtu (25/6) malam akan dijamu makan malam oleh Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar. (ant/mac)

Sumber: bola.net
Sabtu, 25 Juni 2011 | 0 komentar

Ani Yudhoyono Minta Kepala Daerah Prioritaskan Sanitasi

Jakarta - Ibu Negara Ani Yudhoyono meminta kepala daerah untuk memasukkan kebutuhan sanitasi sebagai salah satu prioritas pembangunan di daerah untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Ani Yudhoyono saat menerima peserta Jambore Sanitasi 2011 di Istana Negara Jakarta, Jumat pagi.

"Saya masih merasakan sensitifitas kepala daerah atas pentingnya sanitasi yang baik masih kurang. Di daerah yang padat penduduknya masih kita saksikan kurang fasilitas sanitasi. Pemerintah daerah memiliki banyak opsi untuk menjalankan program sesuai kebutuhan rakyat," katanya.

Ia menambahkan,"sanitasi yang memadai belum dianggap kebutuhan mendasar. Anak-anak adalah komponen bangsa pertama yang harus diselamatkan, bangsa akan terancam bila kita tidak sadar korelasi antara sanitasi dan kualitas anak."

Ani menjelaskan, ancaman bakteri diare termasuk berbahaya. Anak yang sering kena diare akan lemah dan terganggu kebutuhannya sehingga dalam jangka panjang bisa menurunkan kualitas mereka.

Ibu negara mengku prihatin dengan masih ada masyarakat yang belum terbiasa menggunakan sanitasi dalam kehidupannya sehari-hari. Hal itu diperkuat data bahwa 30 persen masyarakat masih buang air besar tidak di tempat seharusnya.

Kondisi itu, menurut Ani, mendorong kemungkinan tercemarnya sungai atau sumber air, padahal air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

Oleh karena itu, Ani meminta agar para peserta Jambore Sanitasi bisa mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan dengan membiasakan memiliki sanitasi di tempat tinggal dan menjalankan pola hidup yang sehat.

Sejumlah 198 siswa SLTP dari 33 Provinsi tersebut, merupakan pemenang lomba poster dan karya tulis penyuluhan tingkat SLTP, dan 66 siswa di antaranya menjadi peserta pemilihan duta sanitasi nasional 2011.

Jambore sanitasi 2011 berlangsung 20 hingga 25 Juni 2011 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, dengan tema Sanitasi dan kualitas anak Indonesia dengan tujuan menekankan pentingnya sanitasi sebagai hak dasar anak Indonesia untuk tumbuh kembang di tengah kualitas lingkungan yang sehat.

Kegiatan utama dalam Jambore Sanitasi 2011 adalah berbagai "workshop" dan kunjungan lapangan yang bertujuan meningkatkan wawasan peserta mengenai aspek sanitasi serta pengembangan keahlian penyuluhan.

Selain itu, adapula kegiatan pentas kesenian dan pameran sanitasi. Para duta sanitasi juga melakukan kampanye "reduce, reuse and reycle".

Dalam kegiatan Jambore itu dilaksanakan sejumlah lomba karya tulis tentang sanitasi dengan pemenang Een Amalia Pratiwi dari SMPN 2 Palangkaraya, juara dua diraih oleh Elisabeth N dari SMP Virgo Maumere di NTT dan juara III diraih oleh Ziara Aulia dari SMPN 81 Jakarta.

Lomba poster tentang sanitasi, dimenangkan oleh Aliya Rosa SMPN 3 Pontianak, juara II diraih oleh Aisyah Amini dari SMPN 6 Batam dan juara III diraih oleh Safitri Titani Hardani dari SMPN 5 Bogor.
Juara favorit diraih oleh Emir dari Madrasah Ummu Sabri NTB, Ramadhan Paat dari SMPN 7 Ternate dan Debiana Galih SMPN 1 Tulungagung.

Sementara itu, untuk lomba karya tulis yang diadakan oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) untuk wilayah barat dimenangkan oleh Martohap Rb Matondang dari Sumut, Yeni Nur Azizah dari Banten dan Azalia Safira dari Lampung.

Wilayah Timur dimenangkan oleh Fila Delfiana dari Sulteng, M Hafiz dari Kalsel dan Riana Pertiwi dari Bali.

Duta Sanitasi 2011 dimenangkan oleh Alia Rosa SMPN 3 Pontianak, Kalbar, Andi Atisah SMP Islam Raudatul Jannah Payakumbuh, Kartika Ari Andini SMPN 2 Blora, I Gede Reza SMPN 5 Amlapura dan Akbar Syah Hasibuah dari Medan.

Sumber: Antara
| 0 komentar

Panitia Porprov Jawa Timur Kebingungan Cari Dana

Kediri – Panitia lokal penyelenggaraan Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-3 kebingungan mencari uang. Pasalnya, Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf menghendaki seremonial pembukaan dilakukan dengan megah.

Kesulitan ini disampaikan oleh pengurus KONI Kota Kediri yang menjadi tuan rumah penyelengaraan Porprov ke-3 yang akan digelar pada 15-22 Juli 2011. Di tengah keterbatasan anggaran yang diberikan oleh Provinsi Jawa Timur, panitia diminta membuat seremonial pembukaan Porprov yang sangat megah. “Gus Ipul (panggilan Syaifullah Yusuf) ingin menghadirkan band Ungu atau ST12,” kata Humas KONI Bambang Legiono kepada Tempo, Jumat, 24 Juni 2011.

Menurut Bambang, Gus Ipul menghendaki pelaksanaan Porprov kali ini jauh lebih meriah dibandingkan Porprov ke-2 yang dilaksanakan di Malang pada 2009 lalu. Apalagi kompetisi olahraga ini diikuti oleh 38 perwakilan kota/kabupaten se-Jawa Timur.

Sayangnya, permintaan tersebut tak diimbangi dengan dukungan anggaran yang diberikan pemerintah provinsi. Kepanitiaan kali ini hanya menerima kucuran senilai Rp 13 miliar dari APBD Jawa Timur. Sementara itu, dana anggaran untuk pelaksanaan pembukaan hanya sekitar Rp 700 juta. “Event organizer yang kami gandeng meminta dana setidaknya Rp 2 miliar jika sesuai permintaan Gus Ipul,” kata Bambang.

Demi memenuhi keinginan tersebut, panitia sempat kelabakan mencari dukungan dana dari sponsor, salah satunya dari perusahaan rokok terbesar di Kediri, PT Gudang Garam Tbk. Namun, upaya ini juga kurang maksimal setelah perusahaan itu menolak mengucurkan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar yang diajukan panitia. Perusahaan tersebut hanya memberikan Rp 500 juta untuk membiayai seremonial pembukaan yang akan dilaksanakan di Stadion Brawijaya.

Atas kesulitan itu, panitia akhirnya memutuskan menolak permintaan Gus Ipul dan membuyarkan angan-angan memanggil band Ungu atau ST 12. Sebagai gantinya, panitia akan mengundang 1.000 seniman Jaranan dan Reog Kendang yang merupakan sumbangan dari Pemerintah Tulungagung. “Kebutuhan kami yang lain masih banyak, sayang kalau dananya disedot habis hanya untuk pembukaan,” kata Bambang.

HARI TRI WASONO

Sumber: TEMPO Interaktif
| 0 komentar

Nah Lho... 1.008 Tanah di Jatim tak Miliki Sertifikat

Jumat, 24 Juni 2011 | 01.44.00 | 0 komentar

SURABAYA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sedikitnya 1.008 bidang tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak memiliki sertifikat. "Selain itu, kami juga menemukan 16 bidang tanah milik Pemprov Jatim digunakan masyarakat tanpa perikatan," kata anggota V BPK, Sapto Amal Damandari, saat menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK dalam sidang paripurna di Gedung DPRD Jatim, di Surabaya, Kamis (23/6).

Ia menilai Pemprov Jatim tidak memiliki metode penyusunan aset yang tetap guna menghindari berpindahnya aset-aset pemerintah kepada pihak lain. Dalam LHP penggunaan APBD Tahun 2010, BPK memberikan opini kepada Pemprov Jatim dengan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas.

Opini WTP dengan paragraf penjelas juga diberikan kepada Pemkab Bondowoso, Pemkot Mojokerto, Pemkab Bangkalan, Pemkab Tulungagung, dan Pemkot Blitar. Sedangkan 26 kabupaten/kota lainnya di Jatim mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

"Sampai saat ini masih ada tujuh pemerintah kabupaten/kota yang belum menyelesaikan laporan penggunaan APBD 2010," papar Sapto.

Tujuh daerah yang belum menyelesaikan laporan itu adalah Pemkot Malang, Pemkot Batu, Pemkot Surabaya, Pemkab Blitar, Pemkab Lumajang, Pemkab Jember, dan Pemkot Probolinggo. Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo merasa terharu atas opini yang diberikan BPK itu.

Bahkan, dalam sidang paripurna itu, Gubernur tidak memberikan sambutan panjang lebar, kecuali hanya ucapan terima kasih. "Jujur saya merinding, gemetaran sampai tak bisa berikan sambutan," tuturnya seusai sidang paripurna.

Pemprov Jatim tidak pernah mendapatkan opini WDP. Bahkan, dalam penggunaan APBD 2009, BPK menemukan sedikitnya 19 rekening liar. Terkait penilaian BPK bahwa Pemprov Jatim tidak memiliki metode penyusunan aset tetap termasuk banyaknya aset yang tak terselamatkan, Soekarwo membenarkannya.

"Ini problemnya. Kami sudah mengajukan kepada BPN (Badan Pertanahan Nasional), tapi sertifikatnya belum jadi," katanya mengungkapkan.

Namun, dia menyadari bahwa persoalan itu lebih banyak disebabkan oleh terbatasnya jumlah pegawai yang menguasai bidang akuntansi. "Seperti Kabupaten Mojokerto butuh kami, tapi kami sendiri masih kekurangan tenaga. Kami sempat berpikiran mau mengadakan pelatihan akuntan, tapi BPK tidak memperbolehkannya," ucap Gubernur.

Meskipun demikian, dia tetap akan mengadakan pelatihan khusus akuntansi atas seizin BPK karena menggunakan dana dari APBD

Sumber: republika.co.id
Jumat, 24 Juni 2011 | 0 komentar

Kasus Pencabulan Anak Meningkat Tajam di Tulungagung

Kamis, 23 Juni 2011 | 16.26.00 | 0 komentar

Tulungagung - Tindak pidana pencabulan atau kekerasan seksual dengan korban anak-anak di Kabupaten Tulungagung hingga pertengahan tahun 2011 ini tercatat telah mencapai 21 kasus, atau hampir sama dengan jumlah total kasus tahun 2010.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Tulungagung AKBP Agus Wijayanto, Kamis, ledakan kasus asusila dengan korban remaja putri ini terjadi karena lemahnya para korban melindungi diri dari orang asing.

Ia menyebut, dalam kebanyakan kasus para korban menanggapi SMS nyasar yang kemudian berujung pada janjian bertemu secara langsung.

"Dari SMS nyasar, lalu janji bertemu dan akhirnya jadi akrab. Pada beberapa pertemuan berikutnya pelaku memperdaya korbannya dan terjadilah persetubuhan," terangnya.

Sedangkan dari kasus yang ditangai Polres Tulungagung, mayoritas pelaku menikmai video porno lewat ponsel (HP) dan mempunyai fantasi seksual yang coba dilampiaskan.

Menurut Kapolres, anak-anak perempuan rentan menjadi sasaran kejahatan seksual karena dianggap lemah dan mudah diintimidasi agar tidak membuka kejahatan yang sudah dilakukan.

"Banyak masyarakat awam yang memandang, aktivitas seksual dengan anak-anak maupun orang dewasa punya konsekuensi hukum yang sama. Itu salah satu yang turut membuat kasus ini meningkat tajam," sambungnya.

Untuk mencegah kasus asusila dengan korban anak-anak ini semakin meningkat, kepolisian mencanangan kampanye perlindungan anak dari kejahatan seksual.

Dalam kampanye ini, Polres Tulungagung akan menggandeng pemerintah daerah beserta jajarannya hingga tingkat desa, sekolah, tokoh masyarakat, serta tokoh-tokoh keagamaan.

Sumber: Antara
Kamis, 23 Juni 2011 | 0 komentar

Dapat Opini Wajar dari BPK, Gubernur Jawa Timur Gemetaran

Surabaya - Dapat opini wajar tanpa pengecualian dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur Jawa Timur Soekarwo gemetaran. Dia tak sanggup memberikan sambutan dalam sidang paripurna istimewa penyerahan laporan dari BPK di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur, Kamis 23 Juni 2011.

Soekarwo yang biasa berpidato tampa naskah, siang tadi terlihat grogi dan hanya mengucapkan beberapa kalimat terima kasih. Tak sampai satu menit, pidatonya diakhiri. Sehabis pidato, Soekarwo mengaku dirinya memang gemetaran saat mengetahui laporan keuangan ternyata mendapat opini wajar tanpa pengecualian. "Jujur saya merinding, gemetaran sampai tak bisa berikan sambutan," kata Soekarwo.

Menurut dia, baru kali ini Jawa Timur dapat opini wajar tanpa pengecualian. Biasanya laporan keuangan Jawa Timur paling bagus hanya mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.

Opini yang disampaikan BPK kali ini masih menyisakan dengan paragraf penjelas, di antaranya masih adanya 1.008 bidang tanah milik pemerintah provinsi yang belum memiliki sertifikat jelas dan masih ada pula 16 bidang tanah yang digunakan masyarakat tanpa perikatan.

Jawa Timur dinilai BPK juga belum memiliki metode penyusunan aset tetap. "Ini problemnya. Di BPN (Badan Pertanahan Nasional), sudah kami ajukan, tapi sertifikatnya belum jadi," kata Soekarwo. Proses di BPN, kata dia, sangat lamban karena BPN mengalami keterbatasan juru ukur.

Adapun untuk metode penyusunan aset yang dipermasalahkan BPK, Soekarwo mengaku personel untuk melakukan pembukuan akuntansi memang sangat terbatas sehingga diperlukan penambahan personel yang cukup banyak. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Jawa Timur berencana melakukan diklat akuntansi kepada para PNS yang telah ada.

Sapto Amal Damandari, anggota BPK, seusai penyerahan laporan mengatakan problem aset tidak hanya terjadi di Jawa Timur, melainkan juga hampir di seluruh daerah di Indonesia. "Kami selalu mendorong daerah kota dan kabupaten untuk selalu berkoordinasi dengan auditor internal sehingga mampu memperbaiki kekurangan pelaporan," kata Sapto.

"Ada tujuh kota/kabupaten yang belum diselesaikan," kata dia. Daerah yang belum selesai laporannya adalah Kota Malang, Kota Batu, Surabaya, Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, dan Kota Probolinggo.

Sementara itu, 31 daerah lainya sudah dinilai dengan beberapa opini, di antaranya ada lima daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas yaitu Kabupaten Pacitan, Kota Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Tulungagung, serta Kota Blitar.

BPK minta daerah memberikan perhatian serius pada beberapa bagian pelaporan, di antaranya meminta untuk menertibkan pengelolaan aset, pencatatan persediaan sesuai standar akuntansi pemerintah, investasi nonpermanen yang harus didukung pencatatan yang memadai, serta pencatatan piutang dan penyertaan modal.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Sumber: tempointeraktif.com
| 0 komentar

Jatim Siapkan Dana untuk Tebusan 8 TKI di Saudi

Surabaya - Pemprov Jawa Timur siap mengikuti perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menghentikan sementara atau moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi mulai 1 Agustus 2011.

Meski begitu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan, pihaknya tetap melakukan upaya bagi delapan orang TKI asal Jawa Timur yang terancam hukuman mati sesuai data Migrant Care.

"Prinsip dasarnya, kami tetap awarness. Jatim menyatakan siap dan peduli untuk menyediakan dana tebusan. Tapi kami tidak bisa melakukan hubungan bilateral dengan pemerintahan Arab Saudi, untuk itu Jatim konsolidasi terus dengan Kemenlu dan Kemenakertrans," tegasnya kepada wartawan di DPRD Jatim, Kamis (23/6/2011).

Berapa dana tebusan yang disiapkan Jatim? "Sesuai kemampuan negara berapa, kalau memang hanya kecil biayanya, bisa langsung diurus provinsi sendiri. Nanti akan diambilkan dari dana taktis bencana. Saya akan tanggung jawab, kalau disalahkan saya siap jika dianggap menabrak aturan," tukasnya.

Pemprov Jatim akan mengajak Komisi E DPRD Jatim dan pimpinan DPRD Jatim berangkat ke Kemenlu dan Kemenakertrans RI. "Prinsipnya apa yang diputus pemerintah pusat kami akan siap, jika harus membayar tebusan. Bagaimana caranya supaya menggunakan uang tidak salah akan dibicarakan bersama DPRD Jatim," imbuhnya.

Berikut data 8 TKI asal Jatim terancam hukuman mati:

  1. Sulaimah (Madura), dituduh membunuh majikannya melakukan penyiksaan

  2. Dwi Mardiyah (Jember), keluarga mengaku tidak dijelaskan kesalahannya

  3. Nurfadilah (Bondowoso), dituduh membunuh majikannya melakukan penyiksaan

  4. Suwarni (Jawa Timur), membunuh majikan, diancam hukuman pancung, masih dalam proses persidangan

  5. Siti Zaenab binti Duhri Rupa (Bangkalan), diancam hukuman pancung dan tahun 1999 akan dieksekusi mati, namun Presiden Gus Dur melakukan diplomasi dengan Raja Fahd, dan membuahkan hasil eksekusi ditunda hingga tahun ini.

  6. Hafidz bin Kholil Sulam (Tulungagung), membunuh majikan, diancam hukuman pancung

  7. Nursiyati (Jember), divonis hukuman dua tahun sedang menunggu proses hukuman rajam.

  8. Muhammad Zaini (Madura), kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati. [beritajatim.com]



Sumber: inilah.com
| 0 komentar

Delapan TKI Jatim Tunggu Eksekusi Mati

SURABAYA – Sebanyak delapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Timur terancam hukuman pancung, seperti yang dialami Ruyati binti Satubi, TKI asal Bekasi, Jawa Barat,yang tewas dipancung di Arab Saudi,Sabtu (18/6) lalu.

Delapan TKI tersebut kini sedang menunggu eksekusi mati. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim Hari Soegiri membenarkan data tersebut. Namun dia mengatakan kalau baru ada enam orang yang sudah didapat identitas pastinya, sedangkan dua lainnya masih dilacak lebih lanjut.

Delapan TKI bernasib tragis tersebut adalah Siti Zaenab binti Duhri Rupa, asal Bangkalan, Madura; Dwi Mariyah asal Desa Karang Semanding, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember; Nurfadilah, asal Bondowoso; Hafidz bin Kholil Sulan, asal Tulungagung; Nursiyati, asal Dusun Pekem, Desa Wringintelu,Kecamatan Puger, Kabupaten Jember; dan Muhammad Zaini, asal Madura.

Sedangkan dua orang yang identitasnya belum bisa dipastikan adalah Sulaimah, asal Madura; dan Suwarni yang belum diketahui alamatnya. Sebagian besar TKI tersebut dituduh melakukan pembunuhan terhadap majikan mereka di Arab Saudi.Namun khusus untuk Nursiyati, dia tidak dihukum pancung,melainkan menunggu hukuman rajam karena dianggap telah melakukan tindakan asusila dengan keluarga majikannya.

”Kami masih berusaha melacak semua TKI bermasalah tersebut,” tandas Hari Soegiri saat ditemui Harian Seputar Indonesia (SINDO),tadi malam. Menurut Hari, kesulitan pendataan terhadap para TKI ini karena wilayah kewenangan Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) hanya untuk kawasan Asia Pasifik saja.

Sedangkan untuk kawasan Timur Tengah, kewenangannya berada di Jakarta. Salah satu yang bisa dilakukan pihaknya adalah dengan melacak melalui beberapa perwakilan PPTKIS untuk Timur Tengah yang ada di Jatim. Hari mengakui, awalnya para TKI tersebut berangkat melalui jalur legal.

Namun kebanyakan di antaranya kemudian overstay karena kontrak selama dua tahun sudah habis dan mereka tidak mau kembali ke Indonesia. Karena masa tinggal yang sudah habis itu, akhirnya mereka menjadi ilegal, sebab tidak mau mengurus dokumen lagi. Upaya lain yang dilakukan Disnakertransduk Jatim adalah dengan membentuk satuan tugas (Satgas) khusus yang menangani masalah TKI di Arab Saudi. lutfi yuhandi

Sumber: seputar-indonesia.com
| 0 komentar

Pelantikan Pengurus PBSI Tulungagung

Tulungagung - Bertempat di Gedung Tri Dharma Tulungagung Rabu, 22/6/2011 berlangsung pelantikan Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Tulungagung, masa bakti 2011-2015 oleh Pengurus PBSI Provinsi Jawa Timur Ir. Abdul Cholid sekaligus pembukaan Kejuaraan Bulu Tangkis Kabupaten Tulungagung tahun 2011.

Pengurus PBSI Tulungagung yang dilantik antara lain pelindung Ir. Heru Tjahjono MM, penasehat Drs. Maryoto Birowo MM, Ketua umum Drs. Isman, Sekretaris Samsul Huda dan Bendahara Eko Samsul Hadi.

Bupati Tulungagung Ir. Heru Tjahjono MM dalam sambutannya antara lain mengucapkan selamat kepada para pengurus PBSI Tulungagung yang baru dilantik semoga dapat bekerja dengan baik sedangkan kepada pengurus PBSI yang lama diucapkan terima kasih atas kerja kerasnya yang telah dilakukan dalam memajukan Bulu tangkis di Tulungagung. Selain itu Bupati juga berharap dalam kejurkab PBSI Tulungagung dapat berlangsung dengan aman dan lancar serta dapat dijadikan ajang pembinaan bagi atlit-atlit bulu tangkis di Tulungagung.

Sementara itu, Ketua Umum PBSI Tulungagung Drs. Isman menjelaskan bahwa Kejurkab PBSI Tulungagung digelar mulai Rabu, 22/6/2011 sampai Sabtu,25/6/2011 bertempat di Gedung Tri Darma Tulungagung diikuti 388 peserta. Diharapkan atlit-atlit ini nantinya bisa berprestasi membawa nama baik Kabupaten Tulungagung baik di tingkat Nasional maupun Internasional. (Humas/Her)

Sumber: tulungagung.go.id
| 0 komentar

Polres Tulungagung Bekuk Tiga Pengedar Pupuk Palsu

Rabu, 22 Juni 2011 | 18.57.00 | 0 komentar

Tulungagung - Jajaran Kepolisian Tulungagung, Jawa Timur, menangkap tiga tersangka pengedar pupuk palsu asal Bojonegoro yang ditengarai kerap beraksi di sekitar Kecamatan Ngantru serta daerah lain di kota itu.

"Komplotan tersebut diduga juga beraksi di kabupaten/kota lain dengan modus sama. Mereka sekarang kami tahan dengan tuduhan penipuan dan pemalsuan pupuk," ujar Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP I Dewa Gde Juliana, Rabu.

Ketiga anggota komplotan pengedar pupuk palsu tersebut masing-masing diidentifikasi bernama Wartono (32), Kasbolah (44), Miftakhul Arifin (37).

Ketiga pelaku yang diketahui berasal dari Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tersebut ditangkap pada Selasa sekitar pukul 09.00 WIB di Desa Batokan, Kecamatan Ngantru saat menjual pupuk imitasi mereka kepada sejumlah warga/petani.

Saat itu, komplotan pengedar pupuk palsu yang telah lama meresahkan petani tersebut diketahui tengah mengendarai mobil pikup nopol S 9110 D dan berhenti di pinggir jalan rumah warga.

Karena mencurigakan, polisi yang tengah berpatroli pada saat itu kemudian memeriksa isi bak pikup dan menemukan pupuk dalam beberapa label yang diyakini palsi dan tidak disertai kode SNI.

Kemudian ketiganya digelandang menuju Polsek Ngantru sebelum diserahkan ke Polres Tulungagung guna penyelidikan lebih lanjut.

"Kami masih menunggu hasil tes laboratorium mengenai keaslian pupuk tersebut," ujar Kasat reskrim.

Ia menambahkan, selain melakukan pemeriksaan intensif terhadap ketiga tersangka, pihaknya juga menyita sejumlah barang bukti berupa 12 sak pupuk NPK padat dan pupuk NPK phoska, satu unit mobil pikup, sejumlah surat-surat kendaraan maupun fotokopi perusahaan atas nama CV Dewi Sri, serta surat izin usaha pupuk dari Kementerian Pertanian.

Dari 12 karung pupuk yang disita polisi, penampilan atau kemasan pupuk yang diperjualbelikan komplotan Wartono cs sebenarnya sudah tampak jelas bila itu produk palsu.

Misalnya pada pupuk jenis NPK merek Phoska, yang kemasannya meniru pupuk NPK yang asli merek Phonska. Ketiadaan huruf "n" pada judul produk, meski tidak secara otomatis sebagai pupuk palsu, mendorong polisi untuk menelusuri keaslian surat izin usaha pupuk dari Kementan yang dibawa para pelaku. "Yang jelas kasus ini masih dalam penyelidikan," terangnya.


Sumber: Antara


Rabu, 22 Juni 2011 | 0 komentar

Pemkab Tulungagung Boking 13 Hotel Untuk Porprov

Tulungagung - Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah memesan ("reservasi") semua kamar yang ada di 13 hotel setempat, selama berlangsungnya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim, 14-21 Juli 2011.

Kepastian itu disampaikan Sekretaris KONI Tulungagung, Yohanes Bagus Kuncoro saat dikonfirmasi ANTARA, terkait persiapan daerahnya sebagai tuan rumah enam cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Porprov Jatim, Rabu.

"Untuk masalah akomodasi hotel sudah siap. 'Reservasi' telah kami lakukan sejak beberapa pekan lalu sesuai 'request' (permintaan/pesanan) KONI Jatim maupun panitia porprov," ujarnya.

Beberapa hotel yang telah dipesan untuk penginapan 1.473 atlet dan ofisial atlet tersebut antara lain adalah Grand Hotel, Istana, Malinda, Swaloh, Srabah, Narita, Palem, serta sejumlah hotel kelas melati lainnya yang ada di pusat kota Marmer.

Pria yang akrab disapa Bagus Kuncoro ini tidak merinci biaya untuk seluruh akomodasi yang disediakan pihak panitia Porprov Jatim. Namun, ia memastikan bahwa Pemkab Tulungagung telah mengalokasikan anggaran pendamping sekitar Rp250 juta.

Dana sebesar itu, tentu tidak hanya dialokasikan untuk akomodasi para atlet maupun pihak ofisial pertandingan selama kegiatan porprov berlangsung, tetapi juga untuk mempersiapkan tempat-tempat yang akan dijadikan arena pertandingan.

"Saat ini kondisi lapangan sudah siap 100 persen," tegasnya sedikit berpromosi.

Sebagaimana pengumuman resmi yang dikeluarkan panitia Porprov Jatim, beberapa waktu lalu, ada enam cabang olahraga yang sedianya dipertandingkan di Kota Marmer.

Keenam cabor tersebut antara lain takewondo, karate, sepak bola, catur, angkat besi, serta binaraga.

Untuk cabor taekwondo pelaksanaan meminjam arena di Hotel Swaloh atau dekat obyek wisata bendungan Swaloh, karate di gedung Tri Darma, sepak bola di Stadion Rejoagung, catur dipusatkan di gedung Balai Rakyat, sementara cabor binaraga dan angkat besi di kompleks Hotel Palem.

Dari enam cabor tersebut, hanya cabang pertandingan angkat besi yang tidak diikuti oleh satupun perwakilan dari Kabupaten Tulungagung.

Namun, untuk sejumlah cabor lain yang pelaksanaannya digelar di beberapa daetrah lain seperti Kediri, Trenggalek, Blitar, Malang dan lain sebagainya, Pemkab Tulungagung sebagian menirimkan delegasi dengan total jumlah atlet sebanyak 210 orang.

Sumber: Antara
| 0 komentar

Nama-nama 26 TKI di Ambang Ajal

Mereka yang menjalani hukuman mati selalu sulit berkomunikasi dengan keluarganya.


Tragedi Ruyati binti Satubi yang dipancung di Arab Saudi menjadi pukulan telak buat pemerintah Indonesia. Selain Ruyati, masih ada 27 TKI lain yang nasibnya sama menyedihkan.

Berdasarkan data dari lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan kasus ketenagakerjaan di luar negeri, Migrant Care, mereka tengah menunggu vonis mati.

Karena itu, Migrant Care mendesak agar pemerintah menghentikan polemik dan saling lempar tanggung jawab dalam kasus Ruyati. Karena tidak menyelesaikan masalah.

"Yang harus dilakukan mengevaluasi bantuan hukum kasus-kasus berat seperti Ruyati. Apakah ditingkat pengacaranya atau KBRI yang kurang memantau," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, saat ditemui VIVAnews.com di kantornya, Jakarta Timur, Selasa 21 Juni 2011.

Menurut Anis, harusnya KBRI dapat memfasilitasi komunikasi antara keluarga dan pekerja. "Karena selama ini mereka yang menjalani hukuman mati selalu sulit berkomunikasi dengan pihak keluarga," jelas Anis.

Sementara, menurut Kepala Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Jumhur Hidayat, saat ini semua nama itu sedang dalam proses ditangani pemerintah. "Termasuk kasus Zaenab, karena ahli warisnya belum akil balikh. Kami akan terus melobi keluarga untuk meminta permaafan. Cara itu yang paling krusial," kata Jumhur saat ditemui VIVAnews.com di kantornya, Selasa 21 Juni 2011.

Berikut 28 nama TKI yang terancam dan sudah divonis mati (Ruyati dan Yanti Irianti):

  1. Sulaimah, asal Madura, negara tujuan Arab Saudi.
    - Berdasarkan keterangan dwi Mardiyah, TKI Asal Dusun Karangsemanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari yang dijebloskan selama 1 tahun dipenjara itu, dituduh membunuh majikannya dengan alasan sang majikan melakukan penyiksaan yang berlebihan.

  2. Dwi Mardiyah (38), asal Desa Karang Semanding Kecamatan Bangsalsari, Jember, Jawa Timur, diberangkan oleh PT Baham Putra Abadi, negara tujuan Arab Saudi.
    - Keluarga mengetahui penahanan Dwi lewat surat yang dikirim tanggal 19 Februari 2007, tetapi keluarga mengaku tidak dijelaskan kesalahannya.

  3. Nurfadilah, asal Bondowoso, negara tujuan Arab Saudi.
    - Berdasarkan keterangan Dwi Mardiyah, TKI Asal Dusun Karangsemanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari yang dijebloskan selama 1 tahun dipenjara itu, dituduh membunuh majikannya dengan alasan majikan tersebut melakukan penyiksaan yang berlebihan.

  4. Aminah binti H Budi, asal Tapin Rantau Banjarmasin Kalimantan selatan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Berdasarkan keterangan Dwi Mardiyah, TKI Asal Dusun Karangsemanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari yang dijebloskan selama 1 tahun dipenjara itu, Aminah dituduh membunuh majikannya dengan alasan majikan sering melakukan penyiksaan yang berlebihan.

  5. Darmawati binti Tarjani, asal Tapin Rantau Banjarmasin Kalimantan selatan, negara tujuan Arab Saudi
    - Berdasarkan keterangan Dwi Mardiyah, TKI Asal Dusun Karangsemanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari yang dijebloskan selama 1 tahun dipenjara itu, mereka dituduh membunuh majikannya dengan alasan majikan tersebut melakukan penyiksaan yang berlebihan.

  6. Suwarni, asal Jawa Timur, negara tujuan Arab Saudi.
    - Didakwa membunuh majikan, diancam hukuman pancung, masih dalam proses persidangan, ditahan di penjara wanita.

  7. Siti Zaenab binti Duhri Rupa, asal Bangkalan, Madura Jawa Timur, negara tujuan Arab Saudi.
    - Didakwa membunuh majikan, diancam hukuman pancung dan telah divonis tetap. Tahun 1999 akan dieksekusi mati, namun Gus Dur melakukan diplomasi dengan Raja Fahd, dan membuahkan hasil eksekusi ditunda hingga sekarang. Siti Zaenab harus menunggu maaf dari anak majikan yang kala itu belum akil baligh.

  8. Hafidz Bin kholil Sulam, asal Tulungagung Jawa Timur, negara tujuan Arab Saudi.
    - Didakwa membunuh majikan, diancam hukuman pancung. Saat ini Hafidh ditahan di penjara Mekah dan menunggu maaf dari keluarga majikan untuk bebas dari hukuman pancung.

  9. Eti Thoyib Anwar, asal Majalengka, Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Didakwa membunuh majikan, diancam hukuman pancung, ditahan dipenjara wanita Thaif.

  10. Nur Makin Sobri, negara tujuan Arab Saudi.
    Nur didakwa membunuh majikan, diancam hukuman pancung.
    - Saat ini Nur ditahan dipenjara Mekkah dan menunggu maaf dari majikan untuk bebas dari hukuman pancung.

  11. Yanti Irianti binti Jono Sukardi, asal Karang Tengah Cianjur Jawa Barat, diberangkatkan oleh PT Avida Avia Duta, negara tujuan Arab Saudi.
    - Dieksekusi mati karena dituduh membunuh majikan pada 12 Januari 2008.

  12. Karsih binti Ocim, asal Dusun Pangaritan RT 10 RW 05 Desa Pagadungan, Tempuran, Karawang, diberangkatkan PT Hosana Adi Kreasi, negara tujuan Arab Saudi.
    - Terkena ancaman hukuman pancung karena dituduh meracuni anak Ali Muhammad Idris Al Asyiri (majikan Karsih). Karena saat memakan mie yang dibuat Karsih, anak majikannya langsung meninggal.

  13. Nursiyati (38), asal Dusun Pekem, Desa Wringintelu, Puger Jember Jawa Timur, diberangkatkan oleh PT Andromeda Graha Malang, negara tujaun Arab Saudi.
    - Dia divonis hukuman dua tahun dan sekarang ini sudah berjalan setahun. Nursiyati hanya menyatakan, bahwa dia sering diganggu oleh keponakan majikannya. Bahkan dia juga pernah diperkosa keponakan majikan hingga hamil. Bahkan dalam suratnya Nursiyati mengaku sedang menunggu proses hukuman rajam.

  14. Sun, asal Desa Patimban, Pusakanagara, Subang Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Korban dilaporkan ditahan dan terancam akan mendapat hukuman pancung lantaran dituding membunuh keluarga majikannya. Menurut cerita, Sun berbuat nekat karena menghindari upaya pemerkosaan.

  15. Ruyati binti Satubi, asal Kampung Ceger Rt03/01 Kecamatan Sukatani Bekasi, Jawa Barat, diberangkatkan oleh PT Dasa Graha Utama, negara tujuan Arab Saudi.
    Ancaman hukuman mati, karena tuduhan pembunuhan terhadap ibu dari majikan yang berusia 64 tahun, tanggal 12 Januari 2011. Sudah dieksekusi mati pada 18 Juni 2011 dan hingga kini jenazahnya belum dipulangkan.

  16. Darsem binti Dawud Tawar, Subang Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Dituduh membunuh majikan dan mendapat pemaafan dari ahli waris korban sehingga lolos dari hukuman pancung namun harus membayar diyat Rp 4,72 Milyar. Batas waktu yang di berikan 7 Juli 2011.
  17. Emi binti Katma Mumu (29), Desa/Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Korban terancam hukuman mati di Arab Saudi karena tuduhan membunuh bayinya sendiri.

  18. Nesi binti Dama Idod (31), asal Kampung Pasir Ceri, Desa Cibenda, Kecamatan Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus Nesi hingga kini belum jelas karena tuduhan membunuh tidak berdasar dan tidak ada saksi yang kuat.

  19. Rosita Siti Saadah binti Muhtadin, Kampung Cikelak, Desa Cinta Langgeng, Karawang, Jawa Barat, negara tujuan Abu Dhabi.
    - Dia dituduh telah membunuh TKI lain yang satu majikan. Rosita sudah mendekam dipenjara 1,5 tahun.

  20. Sulaimah, asal Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Dia bekerja sejak 2004 dan dituduh membunuh majikannya. Dia terancam hukuman pancung di Arab Saudi dan sudah mengikuti 24 kali Mahkamah.

  21. Saiful Mubarok, asal Cianjur Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  22. Muhammad Zaini, asal Madura, Jawa Timur, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  23. Saman Muhammad Niyan, asal Kalimantan Selatan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  24. Abdul Aziz Supiyani, asal Kalimantan Selatan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati

  25. Muhammad Mursyidi, asal Kalimantan Selatan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  26. Ahmad Zizi Hatati, asal Kalimantan Selatan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  27. Jamilah Bt Abidin Rifi'i (Juariyah binti Idin), asal Cianjur Jawa Barat, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.

  28. Ahmad Fauzi Bin Abu Hasan, negara tujuan Arab Saudi.
    - Kasus pembunuhan dan terancam hukuman mati.


(umi)

Sumber: vivanews.com
| 0 komentar

Berikut Alasan PJTKI Manipulasi Usia TKI

SURABAYA - Pemalsuan dokumen tenaga kerja Indonesia (TKI) kerap terjadi. Migrant Institute menuding pemalsuan sengaja dilakukan oleh perusahaan pengerah jasa TKI (PJTKI).

Divisi Advokasi Migrant Institute Suprapti mengatakan, kasus pemalsuan dokumen masih akan terus terjadi dan sulit dihilangkan.

“Sebab pemalsuan dokumen ini untuk kepentingan perdagangan. Semakin muda tenaga kerja maka harganya semakin mahal,” jelas perempuan yang pernah menjadi TKI di Singapura dan Hong Kong ini, Selasa (21/6/2011).

Dia melanjutkan, calon tenaga kerja yang akan berangkat ke luar negeri biasanya diantar oleh calo datang ke PJTKI tanpa membekali diri dengan dokumen apa pun.

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan TKI kemudian dipalsukan pihak PJTKI. Bahkan KTP hingga ijazah juga dipalsukan. Tujuannya agar usia calon TKI bisa dimanipulasi sehingga lebih muda.

Suprapti mencontohkan seorang TKI asal Tulungagung, Jawa Timur, yang hanya berbekal surat izin dari suami untuk berangkat kerja ke luar negeri.

Sebuah PJTKI, lanjut dia, memalsukan dokumen-dokumen TKI Tulungagung itu antaranya ijazah. Yang bersangkutan sebenarnya memiliki ijazah Diploma 2, namun data di PJTKI hanya lulusan SMP.

“Calon buruh yang berusia muda memiliki harga yang jauh lebih mahal dibanding buruh yang sudah berumur ketika PJTKI menjual ke agen,” ucap perempuan yang akrab disapa Prapti ini.

Di tingkatan ini, kata dia, pemerintah sangat lemah dalam pengawasan. Pemerintah hanya mengawasi ketika penempatan tenaga kerja, namun bukan perlindungan. Padahal, saat kerja di luar negeri seorang buruh migran membayar uang perlindungan sebesar USD15 atau sekira Rp128 ribu. Jumlah tersebut diambilkan dari gaji untuk masa kontrak 2 tahun.

“Sekarang percuma buruh membayar USD15 tapi tidak ada perlindungan dari Pemerintah seperti yang menimpa Ruyati itu,” tutupnya. (ton)


Sumber: okezone.com
| 0 komentar

BLH Tulungagung Gelar Sosialisasi Lomba "Kampung Bersih"

Tulungagung - Badan Lingkungan Hidup (BLH ) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, menggelar acara sosialisasi program "Kampung Bersih" tahun 2011 yang diadakan di gedung pertemuan SMKN 2 Boyolangu.

Acara yang diikuti 142 peserta dari unsur kepala desa/kelurahan dan ketua RW se-wilayah perkotaan tersebut dibuka oleh Kepala BLH Tulungagung, Bambang Yanuarsono dengan membacakan sambutan tertulis Bupati Heru Tjahjono.

"Bupati mengucapkan terima kasih atas peran serta seluruh masyarakat Kabupaten Tulungagung yang telah bersama-sama menjaga kebersihan serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga bisa mewujudkan Tulungagung yang hijau, bersih, nyaman dan sehat," ujarnya membacakan sambutan bupati .

Selain menyampaikan kebanggaan atas prestasi daerah dalam mempertahankan anugerah ADIPURA, ucapan terima kasih juga disampaikan bupati kepada dunia usaha setempat yang dinilai telah berperan aktif menjadi sponsor program "Kampung Bersih".

"Apresiasi bupati ini ditunjukkan dengan menggelar kegiatan serupa (lomba 'Kampung Bersih') dalam waktu dekat," tandasnya.

Karena itu, Bambang Yanuarso berharap semua kelurahan yang ada di Kecamatan Tulungagung agar ikut serta mensukseskan kegiatan tersebut.

Tidak hanya di tingkat kelurahan tetapi juga dengan menggelar lomba kampung bersih hingga antar-RW di kampung masing-masing.

Sosialisasi program "Kampung Bersih" itu menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya, Direktur Sahabat Lingkungan Satrijo Wiweko, Kabid PKL dan PSM Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tulungagung, Adri Wiyono, dan staf Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung Abdul Muis.

Ketiga narasumber memberikan sejumlah materi berbeda terkait teknik/cara pengolahan sampah, pengelolaan kebersihan lingkungan, serta tujuan penyelenggaraan lomba "Kampung Bersih".

Pada tahun 2011 ini, lanjut Bambang, program "Kampung Bersih" terbagi dalam dua kategori penilaian, yaitu kategori perkampungan dan kategori perumahan.

"Penilaian akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada pertengahan Juli 2011 sedangkan tahap II dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2011. Pengumuman pemenang insyaallah dilakukan akhir Oktober 2011 sekaligus penyerahan hadiah pada saat peringatan HUT Kabupaten Tulungagung," terangnya.

Sumber: Antara
| 0 komentar

Widya Aulia Rahmawati, Satu dari 15 Peraih NUN Tertinggi Se-Tulungagung

Menangis saat Diberi Ucapan Selamat oleh Kasek

Tulungagung - SDN Kampungdalem 1 patut berbangga diri. Pasalnya, dari 15 siswa peraih nilai ujian nasional (NUN) tertinggi se-Kabupaten Tulungagung, 5 diantaranya diraih SDN Kampungdalem I. Yakni, Widiani Rukma Kalista, Tita Istanti, Zulvi Amrulloh, dan Widya Aulia Rahmawati. Mereka memperoleh nilai sebesar 29.75.

SEPTINDA AYU PRAMITASARI – Tulungagung

Memasuki kawasan Perumahan Bumi Mas, suasana tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa warga disekitar perumahan yang sedang melakukan aktifitas disekitar rumahnya. Cuaca sangat terik, Radar Tulungagung (RaTu) berhenti di salah satu rumah di Blok J No 2.

Rumah tersebut tampak sepi, halaman yang tidak begitu luas dipenuhi dengan beberapa tanaman rindang di depannya. Seorang gadis belia keluar dengan polos ke depan pintu. Dia mempersilahkan RaTu untuk masuk ke dalam rumah.

Ya, dia adalah Widya Aulia Rahmawati salah satu siswa peraih NUN tertinggi se-Kabupaten Tulungagung. Yakni, sebesar 29,75 dengan rincian nilai Matematika sebesar 10, Bahasa Indonesia sebesar 10, dan nilai IPA sebesar 9.75.

Gadis hitam manis dengan potongan rambut sebahu, saat itu dia mengenakan baju berwarna putih dan celana jin hitam. Dia duduk di kursi sofa bercorak merah dengan didampingi ibunya. Gadis itu tampak sedikit malu. Terlihat dari wajah yang sering menunduk. Di dalam rumah tersebut tampak sepi, maklum rumah itu hanya dihuni oleh 3 orang. Sedangkan ayah­nya kebetulan sedang bertugas di Jambi untuk menyelesaikan proyek.

Gadis kelahiran 1998 ini mengaku sangat senang mendengar langsung dari Kepala SDN Kampungdalem I, Wasito bahwa diri­nya mendapat nilai tertinggi se-Kabupaten. Bahkan setelah mendengar dari kepsek, Widya mengaku sempat menangis karena bingung tiba-tiba Kepsek datang mengucapkan selamat atas nilai yang ujian nasional yang diperolehnya. “Pak kepsek telepon katanya mau datang kerumah, langsung ibu saya mendesak ada apa? Akhirnya beliau bilang selamat kalau saya dapat NUN tertinggi,” ujarnya.

Widya merasa kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal ujian tidak sehebat teman-temannya. Karena, di sekolahnya banyak sekali yang lebih pintar. Sebelumnya, dia saat mengikuti tryout yang diadakan oleh kabupaten. Dia juga mendapat nilai tertinggi di sekolahnya, dan dia pikir juga untuk ujian nasional kalaupun mendapat nilai NUN tertinggi, paling mentok se-sekolahnya saja.

“Saya pikir tertinggi di sekolah sama kayak di tryout, lho ternyata malah se-Kabupaten,” ungkapnya sambil tersenyum malu.
Anak ke dua dari dua bersaudara tersebut mengatakan persiapannya dalam menghadapi unas kemarin hanya mengikuti les tambahan yang diadakan sekolahan dan guru sekolah. Bahkan, hampir sehari jadawalnya full, mulai dari jam ke nol sekitar pukul 06.00 hingga pukul 03.00 dia mengikuti pelajaran-pelajaran tambahan. Dia juga ikut les tambahan yang di rumah kepala sekolahnya 3 kali seminggu.

Sedangkan di rumah, Widya memang lebih sering belajar di akhir-akhir saat menjelang unas. “Sebenarnya biasa saja sih belajarnya, cuman pas mendekati lebih rajin dan terus berdoa saja kuncinya,” katanya.

Anak dari pasangan Handoko Wiyono dan Sri Widoti ini merasa soal ujian nasional yang diker­jakan lebih mudah diban­ding dengan soal tryout. Ini membuat dia yakin mendapat nilai baik, meskipun sempat kesulitan mengerjakan soal bahasa Indonesia. Widya juga me­ngatakan setelah ini ingin melanjutkan sekolahnya ke sekolah idamannya. Yakni SMPN 1 Tulungagung, karena sudah dari keluarganya mengenyam pendidikan menengah pertama di sekolah tersebut. “Sudah daftar, sekarang tinggal nunggu pengumuman lulus tidaknya dari sekolah itu,” ujarnya.

Masalah pendidikan adalah nomor satu di hidupnya. Itulah yang membuat gadis 13 tahun ini sudah mempunyai keinginan menjadi dokter sejak kecil. Begitu juga yang disampaikan ibunya, Sri Widoti saat mendampingi­nya di rumah. Widya termasuk orang yang aktif dan bukan pemalu. Bahkan dengan guru-guru sampai kepala sekolahnya sangat akrab, hingga terlihat se­perti teman.
“Nggak tau kenapa ya? Dia itu kalau sama teman-temannya sama guru-gurunya itu sudah akrab kaya teman,” terangnya.

Sri Widoti mengaku selalu memberikan pendidikan yang terbaik buat anaknya. Bahkan untuk sekolah, dia rela mengeluarkan biaya mahal agar pendidikan anaknya tetap terjamin. “Pokoknya mereka masuk sekolah yang terbaik, kalau orangtua hanya menyiapkan biaya entah bagaimana usahanya. Pokoknya demi anak,” ujarnya sambil tersenyum. (*/her)

Sumber: radartulungagung.co.id
| 0 komentar

Jenazah TKI Korea asal Tulungagung Tiba di Rumah Duka

Jumat, 17 Juni 2011 | 11.17.00 | 0 komentar

Tulungagung – Jenazah almarhum Kustam alias Priyo Budiono (35 tahun), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di Koera karena gantung diri ini dijadwalkan Kamis siang (16/06) tiba di rumah duka, di Desa Demuk RT 02/01, Kecamatan Pucang Laban, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.

Kustam mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri pada hari Selasa (07/06) lalu. Ia diduga karena stress berat.

“Kalau tidak ada perubahan jadwal, jenazah Kustam akan tiba di rumah duka di Tulungagung, pada Kamis (16/06) siang,” kata Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI, Lisna Yoeliani Poeloengan, di Jakarta, Kamis (16/06).

Pada hari Rabu (15/06) pagi waktu Korea, jenazah Kustam diterbangkan dengan pesawat Garuda dari Korea menuju tanah air. Diperkirakan mendarat di Bandara Soekarno – Hatta pukul 15.30 WIB. Kemudian, pada Kamis (16/06) pagi, diterbangkan menuju Bandara Juanda, Surabaya. Diperkirakan mendarat pukul 06.30. Dari Surabaya menuju rumah duka di Tulungagung dengan jalan darat diperkirakan memerlukan waktu empat jam.

Menurut informasi yang dihimpun BNP2TKI di Korea, diketahui Kustam bekerja di Perusahaan 359-10 Samlakdong Sasanggu, Busan, Korea. Kendati berbekal dokumen yang kurang lengkap, namun Kustam telah bekerja selama tiga tahunan.

Menurut majikannya, Ban Xi Ha, Rustam semasa hidupnya dikenal sebagai sosok pekerja yang patuh, ulet, dan rajin. Hanya saja, ia dikenal pendiam dan jarang bergaul. Gaji yang diterima almarhum sebesar 1,7 juta Won perbulannya.

Dijelaskan, pihak perusahaan tidak mengetahui persis penyebab kematian Rustam ini. Pihak perusahaan sangat terkejut begitu mendapati Rustam mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam pabriknya Kyung Won Jiung Mil, pada Selasa pagi (06/06) sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Sebelum dipulangkan ke Indonesia, jenazah Kustam dibawa ke Rumah Sakit Sastanjungan, Korea.

Menurut keterangan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI) Jawa Timur, Hariyadi Budihardjo, pihaknya merasa kesulitan untuk mengurus hak-hak dari almarhum. Masalahnya, tidak diketahui nama Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yang memberangkatnya bekerja di Korea. Sehingga untuk mengurus klaim asuransi almarhum juga kesulitan.

Dari informasi di Disnakertransos Tulungagung, pihak keluarga almarhum telah mengkhlaskan atas musibah yang dialaminya. Kabarnya, pihak perusahaan di Korea akan memberikan hak-hak almarhum, seperti gaji yang belum dibayar berikut santunan duka.(Imam Bukhori)


Sumber: BNP2TKI
Jumat, 17 Juni 2011 | 0 komentar

Wirausahawan, Terbanyak HIV/AIDS

TULUNGAGUNG - Temuan mengejutkan diungkapkan Kabid PMKes Dinkes Tulungagung Triswati. Pengidap HIV/AIDS terbanyak ternyata bukan pekerja seks, melainkan wirausahawan. Data tersebut mengungkapkan bahwa 106 pemilik usaha terinfeksi virus mematikan itu. Posisi kedua baru penjaja seks (88 orang). Ibu rumah tangga berada di urutan ketiga dengan 71 orang.

Hal ini terlihat dari data penderita HIV/AIDS Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung berdasar profesi pada 2006-2011. Ada beberapa kemungkinan mereka terkena virus tersebut. Misalnya, tertular saat menjajakan seks, terkena suntikan jarum, dan transfusi darah.

”Fenomena HIV/AIDS tidak hanya terjadi pada penjaja seks. Ada beberapa profesi yang mengidap HIV, bahkan yang belum terdeteksi,” katanya.

Dari data itu juga diketahui bahwa tiga PNS mengidap virus HIV/AIDS. Selain itu, tiga siswa/mahasiswa tertular virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia tersebut.

Angka ODHA sendiri meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2006 terdapat 35 penderita, 2007 menjadi 42 penderita. Pada tahun berikutnya, 2008, jumlahnya bertambah menjadi 62 penderita, 2009 sebanyak 96 penderita, 2010 sebanyak 103. Kemudian, per 8 Juni 2011 jumlahnya mencapai 57. Bahkan, dalam bulan ini sudah ada 19 penderita baru.

Dari 19 penderita pada Juni ini, terdiri atas perempuan penjaja seks 10 orang, wirausaha (1 orang), dan PNS (2 orang). Sedangkan enam orang masih menunggu data untuk diserahkan ke dinkes. Rata-rata mereka berada pada usia produktif, sekitar 21–45 tahun.

Pada 2006-2011 ODHA yang meninggal mencapai 128 orang. Pada bulan ini, ditemukan 1 ODHA meninggal. ”Baru dua minggu lalu, ada ODHA yang meninggal di RSUD dr Iskak,” katanya.

Triswati mengatakan, untuk mencegah HIV agar tidak semakin merajalela, dinkes sudah melakukan beberapa upaya. Misalnya, penapisan di lokalisasi, kondomisasi, program IMS, sosialisasi ke masyarakat melalui brosur, poster dan lain-lain. Juga dilakukan sosialisasi lewat media elektronik, dan VCT mobile. Selain itu, dilakukan pengobatan presumtif berkala melalui preventif IMS, PMTCT (preventition mother to child transmition), PITC (provider inisiated test and conseling). ”Sampai sekarang program tersebut masih berjalan dan terus digerakkan,” katanya. (jpnn)

Sumber: radarjogja.co.id
| 0 komentar

Disuruh Mengaku Pelajar

Tulungagung - Penangkapan dua pelaku sindikat trafficking oleh tim Reskrim Umum bidang Trafficking Polda Jatim dua hari lalu, menyisakan kepanikan bagi para gadis yang menjadi korban aksi tersebut. Dua dari empat perempuan yang mengaku menjadi korban trafficking, itu pun kemarin angkat bicara.

Mawar, gadis asal Bono ini mengaku, kedatangan dia ke Hotel Tanjung sekitar pukul 19.00, karena diajak rekannya yang bernama Cici, asal Kelurahan Karangwaru, Tulungagung. Itu, setelah Cici mendapat telepon dari Rita (pelaku, Red) untuk melayani tamu di kamar 220. “Ketika tiba di lokasi, Rita menyuruh kami menemui seorang pria bernama Lukas, yang sudah nunggu di dalam kamar,” ujarnya.

Saat menemui pria tersebut, Mawar mengaku merasa was-was. Pasalnya, orang tersebut tidak menghiraukan kedatangannya.

Melainkan, terus saja berkomunikasi dengan orang lain melalui handphone. ”Tak lama kemudian, pintu kamar terdengar suara di­ketok-ketok. Namun, ketika dibuka ternyata ada dua orang perempuan yang mengaku dari polda dan seorang laki-laki,”terangnya.

Selanjutnya, Mawar melanjutkan, mereka langsung menginterograsi dan menyeretnya keluar dari kamar. Anehnya, pria yang mengaku bernama Lukas itu ternyata juga menginterograsi dia. “Saya sempat beberapa kali ditampar oleh perempuan yang mengaku dari polda, dan dipaksa mengaku. Bahkan karena takut, saya akhirnya lari keluar. Namun, akhirnya saya menyerah setelah diancam hendak ditembak,” paparnya.

Mawar melanjutkan, bahwa kedatangan dia ke kamar 220, itu tak lain untuk bekerja melayani para tamu. Namun, saat itu dia dipaksa oleh Rita untuk mengaku sebagai pelajar. Jika bersedia, dia mendapat bagian Rp 300 ribu, di potong Rp. 100 ribu. “Setelah diancam dari tim polda, saya akhirnya mengakui, bahwa sejatinya saya berusia 22 tahun. Meskipun, Rita meminta saya mengaku pelajar,”katanya.

Cici rekan korban menambahkan, dirinya bersama rekannya terjun di dunia prostitusi itu sudah setahun, dan itu dilakukan karena himpitan ekonomi. “Kami ini sejatinya bukan korban traficcking, tapi kami ditipu disuruh untuk mengaku pelajar saat melayani tamu,”pungkasnya. (tri/ris)

Sumber: radartulungagung.co.id
| 0 komentar

Bongkar Prostitusi Terselubung

Germo Dibawa ke Polda, Anak Buah Dibebaskan

TULUNGAGUNG – Petugas Reskrim Polda Jatim membongkar sindikat prostitusi terselubung di Tulungagung kemarin. Dua warga kota mermer ini ditangkap saat transaksi di dua hotel di Tulungagung. Mereka adalah Rita, asal Desa Pulerejo, Kecamatan Ngantru; dan Eni, warga Kelurahan Kutoanyar, Kota Tulungagung. Ke­dua perempuan itu diduga sebagai germo atau penyedia jasa esek-esek.

Hal itu diungkapkan Kapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto, melalui Kasatreskrim AKP I Gde Dewa Juliana. Penangkapan Rita dan Eni merupakan rangkaian untuk membongkar sindikat trafficking atau perdagangan perempuan di Tulungagung.

“Sindikat Rita dan Eni disinyalir ada keterkaitan dengan sindikat trafficking di Surabaya yang belum lama digulung Polda Jatim. “Agenda kemarin merupakan suatu rangkaian untuk mengungkap jaringan traffi­cking di Jatim. Kedua sudah diamankan ke Polda Jatim,” papar perwira kelahiran Bali ini.

AKP I Gde Dewa Juliana melanjutkan, pe­nangkapan Rita dan Eni melalui skenario yang disiapkan tim reskrim Polda Jatim. “Kedua pelaku ditangkap di Hotel Tanjung dan Hotel Panorama Tulungagung, saat menawarkan para PSK kepada petugas yang menyaru sebagai pelanggan,” katanya.

Informasi yang dihimpun Radar Tulungagung (RaTu), petugas Polda Jatim menyaru sebagai pemesan layanan kepuasan batin itu. Dua petugas di Hotel Panorama dan dua petugas di Hotal Tanjung. Mereka memesan wanita penghangat ke Rita dan Eni. Begitu “pesanan” datang, langsung dimasukkan ke kamar. Sedang Rita dan Eni menunggu di luar hotel.

Nah, begitu umpan sudah masuk, petugas pun beraksi. Keempat wanita penjual keha­ngatan itu dikeler ke Polsek Kota Tulungagung. Begitu juga dengan Rita yang menunggu di Hotel Tanjung dan Eni di Hotel Panorama, juga dikeler.

Keempat korban itu mengaku bernama Mawar, asal Desa Bono, Boyolangu; Cici, Karangwaru, Tulungagung; Sarah, Kutoanyar; dan Me, warga Rejoagung, Kedungwaru. “Sebelum kedua pelaku dibawa ke Polda, mereka dibawa ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung. Untuk keempat korban, dibebaskan,” katanya. (tri/her)

Sumber: radartulungagung.co.id
| 1 komentar

Hama Wereng Serang 6.000 Hektar Padi di Jatim

Kamis, 16 Juni 2011 | 18.36.00 | 0 komentar

Tulungagung - Total luas tanaman padi yang terserang hama wereng batang coklat di seluruh Jawa Timur, berdasar hasil pendataan pada pekan pertama bulan Juni 2011, tercatat mencapai enam ribu hektare lebih.

Estimasi luasan persebaran hama pengganggu tanaman itu secara eksplisit disampaikan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, saat berkunjung ke Kabupaten Tulungagung dan memantau upaya pengendalian hama di Kecamatan Besuki, Kamis (16/6/2011).

“(Data) Ini berdasar laporan yang sudah masuk ke dinas pertanian provinsi (Jatim) dan berdasar hasil pemantauan pada minggu pertama bulan Juni,” terangnya.

Ada sembilan daerah yang telah diidentifikasi menjadi endemi hama yang menyerang batang padi tersebut, yakni Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Tulungagung, serta Trenggalek.

Di daerah yang disebut terakhir ini disinyalemen mengalami dampak paling parah. Sebab dalam kurun waktu tidak lebih dari sebulan terakhir, total luas tanaman padi di Kabupaten Trenggalek yang terserang hama wereng telah mencapai 3 ribu hektare lebih atau separuh dari total luas tanaman padi yang terdampak se-Jatim.

Luas persebaran hama ini diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat masih ada beberapa daerah yang belum melaporkan rincian kerusakan ataupun kerugian ke Dinas Pertanian Provinsi Jatim.

“Kalau yang sudah dipastikan puso ada sekitar 295 hektare. Sampai saat ini seluruh dinas pertanian di daerah masih terus berupaya melakukan pendataan sekaligus upaya pengendalian (hama),” tandas Wibowo.


Sumber: SURYA Online
Kamis, 16 Juni 2011 | 0 komentar

Pemprov Jatim Optimistis Target Produksi Padi Tercapai

Tulungagung - Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimistis target produksi padi atau gabah kering giling sebesar 11,8 juta ton tetap akan tercapai, meski wabah hama wereng batang coklat meluas di sejumlah daerah.

"Asal upaya pengendalian hama ini intensif dilakukan, seperti sekarang, kami sangat yakin target produksi gabah kering giling yang mencapai 11,8 juta ton terpenuhi hingga akhir Desember 2011 nanti," Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Eko Putro saat berkunjung ke Kabupaten Tulungagung, Kamis.

Ia berdalih, keyakinan tersebut bukannya tanpa dasar. Predisksinya mengacu pada hasil ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim yang baru akan dipublikasikan sekitar bulan Juli 2011.

"Sebab berdasar angka ramalan kedua BPS yang dirilis Bulan Juli nanti, produksi gabah kering giling di Jatim akan lebih dari 11,8 juta ton," ujarnya, memberi bocoran.

Meski merasa optimistis, orang nomor satu di Dinas Pertanian Pemprov Jatim, ini mengakui gangguan hama wereng batang coklat sempat memengaruhi hasil produksi padi petani pada musim tanam pertama, yakni antara bulan Januari-Maret lalu.

Tanpa menyebut angka secara spesifik, Wibowo Eko, menyatakan volume padi ataupun gabah kering giling pada periode yang sama tahun 2010 lalu masih lebih tinggi di banding hasil musim tanam pertama tahun 2011.

Penurunan produksi itu selain dipengaruhi faktor cuaca yang tidak menentu, bencana banjir, juga disebabkan serangan hama wereng coklat.

"Pada musim tanam kedua yang berlangsung antara bulan Mei-Juli ini kami harap minimal bisa sama dengan periode musim tanam kedua tahun lalu (2010), sekali lagi asal upaya pengendalian (hama) dilakukan serempak dan terus-menerus seperti sekarang," tandasnya.

Sumber: Antara

| 0 komentar

Ayah dan Anak Kompak Cabuli Siswi SD

Tulungagung - Ayah dan anak, Nyamiran (53) dan Anaknya, Slamet (32), setali tiga uang. Sama-sama suka mencabuli bocah kelas 4 SD, Melati (13). Korban bukan orang lain, karena Melati anak tiri Slamet.

Peristiwa tersebut mulai terungkap, saat salah satu bibi Melati melihat keponakannya digagahi Nyamiran, Selasa (14/5) di sebuah pematang sawah. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polres Tulungagung. Polisi segera meminta keterangan kepada Melati.

Dari pengakuan remaja putri tersebut terungkap, Nyamiran memang kerap menyetubuhinya setiap ada kesempatan. Kebanyakan dilakukan saat siang dan selalu di luar rumah. Yang lebih mengejutkan, bukan hanya Nyamiran, namun Slamet yang tak lain ayah tiri Melati juga kerap melakukan perbuatan serupa.

Menurut KBO Satreskrim Polres Tulungagung, Iptu Siswanto, usai mendapatkan cukup bukti dan keterangan saksi, 5 jam kemudian pihaknya menangkap kedua tersangka. “Kami bergerak cepat dan menangkap kedua pelaku di rumahnya,” terang Siswanto.

Nyamiran mengaku, mencabuli Melati sejak 2 tahun lalu atau saat bocah itu berusia 11 tahun. Lelaki yang bekerja sebagai pedagang rombeng ini mengaku mempunyai hobi nonton film porno lewat ponsel. Sejak saat itu, Nyamiran mengaku kerap terobsesi untuk berhubungan badan di luar rumah.

Sementara Slamet mengaku tertarik kepada tubuh anak tirinya, setelah Melati tumbuh dewasa. Apalagi Melati tinggal satu rumah dengannya, bersama Matmunah istrinya. Perbuatan tidak senonoh tersebut selalu dilakukan malam hari, saat Matmunah tidur.

Dia amat ketagihan melakukannya. Slamet bahkan mengaku, dalam seminggu kadang menyetubuhi Melati hingga lima kali. “Saya terangsang melihat tubuh anak tiri saya yang tumbuh besar,” katanya.

Kasus pencabulan yang dilakukan bapak dan anak ini mengundang keprihatinan Kapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto. Kapolres bahkan harus melakukan interogasi khusus kepada keduanya. Menurutnya, pencabulan terhadap anak harus menjadi perhatian semua pihak, bukan hanya orangtua. “Saatnya kita semua sadar dengan potensi pelecehan seksual terhadap anak. Semua pihak harus peduli,” tegasnya.st37

Sumber: SURYA Online
| 0 komentar

Main Agresif, Smariduta Unggul Telak

Rabu, 15 Juni 2011 | 16.31.00 | 0 komentar

Pada laga lanjutan di grup H putra Honda DBL 2011 East Java Series-South Region, tim putra SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung, membuka peluang lolos ke babak big eight setelah menang jauh atas MAN 3 Malang. Smariduta –julukan SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung– mengalahkan Magma –julukan MAN 3 Malang– dengan skor akhir 53-12.

Juara DBL 2005 itu tampil memukau sejak tip off. Skuad Smariduta bermain agresif dan berkali-kali berhasil mendobrak pertahanan Magma. Danang Pambudi, forward Smariduta, membuka perolehan poin saat kuarter pertama berjalan satu menit.

Serangan demi serangan yang dilancarkan oleh pemain Smariduta membuat mereka unggul 18-1 pada akhir kuarter pertama. Pada kuarter kedua, permainan Smariduta makin impresif. Smariduta menutup kuarter kedua dengan skor 30-7.

Setelah half time, Smariduta merotasi pemain. Meski demikian, kendali permainan masih di tangan Smariduta. Pada kuarter keempat, strategi Smariduta makin ofensif. Mereka pun menutup kemenangan dengan skor 53-12. Sebelumnya, tim putra Smariduta juga menang besar 67-9 atas SMAN 1 Tumpang, Malang, Minggu (12/6).

Berkat dua kali kemenangan tersebut, Smariduta tinggal memerlukan satu kali kemenangan lagi untuk menjadi juara grup H. Sang pelatih menegaskan, target mereka tahun ini adalah juara. ”Kami ingin mengulang kesuksesan pada DBL 2005 untuk mengembalikan kejayaan basket Smariduta,” ujar Akhmad Qusnazin, pelatih SMAN 1 Kedungwaru.

Meski menang telak, Akhmad mengakui banyak hal yang perlu dievaluasi. ”Saya masih melihat anak-anak mengandalkan skill individu. Padahal, jika menghadapi tim-tim yang mengandalkan kolektivitas, mereka harus main teamwork,” tutur Akhmad. (has/c6/nor)

Sumber: dblindonesia.com
Rabu, 15 Juni 2011 | 0 komentar

Bikin Buku Ala Siswa MAN 2 Tulungagung

Senin, 13 Juni 2011 | 17.58.00 | 2 komentar

Tulungagung - SISWA MAN 2 Tulungagung, Jawa Timur, dilatih membuat buku melalui kegiatan pembelajaran bidang studi desain grafis. Hasilnya, siswa-siswi di madrasah yang baru saja menyabet predikat madrasah aliyah berprestasi tingkat Provinsi Jawa Timur, ini mampu menghasilkan lebih dari 70 buah buku dalam semester II tahun pelajaran 2010-2011.

Buku karya siswa itu, awalnya lebih mengutamakan aspek desain grafis. Namun, buku yang didesain dan dicetak sendiri tersebut ternyata banyak memuat buah pena asli karya siswa. "Sebagian besar, naskah yang didesain menjadi buku merupakan karya asli siswa. Ini sungguh membanggakan,’’ ujar guru mata pelajaran desain grafis MAN 2 Tulungagung, Fajar Shufi Arifin, Senin (13/6).

Fajar menuturkan, buku bikinan anak didiknya selama satu semester ini berjumlah 77 buah. Jika ditambah buku yang dihasilkan siswa pada semester sebelumnya, tambah Fajar, jumlah buku yang dihasilkan anak didiknya sudah lebih dari 100 buah buku.

"Buku-buku ini bikinan siswa yang mengikuti mata pelajaran desain grafis. Mereka kami tugasi membuat produk yang salah satunya berupa buku,’" ujar Fajar. Buku karya siswa itu, sebut dia, di antaranya berupa kumpulan cerpen, kumpulan puisi, novel, humor, aneka tips. Bahkan, ada juga siswa yang membuat buku berisi terjemahan kitab kuning.

"Naskahnya yang dibikin buku, sebagian besar asli buah pena siswa. Jadi, banyak buku karya siswa ini banyak yang orisinil," tandas Fajar Shufi Arifin seraya menunjukkan tumpukan buku karya anak didiknya.

Fajar berharap, buku-buku karya siswa MAN 2 Tulungagung ini ada penerbit yang mau mengangkatnya menjadi buku benaran. Tentu saja, kata Fajar, jika buku anak didiknya itu memang memenuhi sayarat untuk diterbitkan menjadi buku komersial. "Kami sangat senang jika ada penerbit yang tertarik pada buku karya anak didik kami ini," ungkap Fajar Shufi Arifin penuh harap. (Muhibuddin)

Sumber: mediaindonesia.com



Senin, 13 Juni 2011 | 2 komentar

Bawa Lari Gadis SMP, Singgih Dipolisikan

Tulungagung - Singgih, 20 warga Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung dilaporkan ke kepolisian dengan tuduhan melarikan anak gadis dibawah umur. Sebab, sejak bersamanya, Melati, 14 (nama samaran) siswi SMP asal Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru tidak kunjung pulang ke rumah.

Sejumlah saksi melihat Melati pergi berboncengan dengan Singgih. Selama ini keduanya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. "Sementara sepeda angin milik Melati memang diketahui berada di rumah terlapor," ujar Kasubag Humas Polres Tulungagung Ajun Komisaris Polisi Suratman.

Melati pergi dari rumah tanpa pamit. Diam-diam, tanpa sepengetahuan orang tuanya, ia bersepeda pancal menuju rumah Singgih. Sehari semalam, Melati tidak pulang, termasuk tidak memberikan kabar. Hal itu membuat keluarga kalut. Pencarian dilakukan mulai ke kerabat, sanak saudara hingga teman-teman (melati) di sekolah. Namun yang dicari tidak juga ditemukan.

"Dari pencarian itu diperoleh informasi, yang bersangkutan (Melati) berada di rumah terlapor," terang Suratman. Rumah dalam keadaan tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda berada di dalamnya.

Sementara, sepeda Melati berada di dalamnya. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak keluarga langsung memutuskan melapor kepolisian. Menurut Suratman, pihaknya masih melakukan penyelidikan, termasuk berencana memanggil terlapor. Jika memang terbukti membawa kabur anak di bawah umur, yang bersangkutan (terlapor) bisa terjerat undang-undang tentang perlindungan anak.

"Yang bersangkutan (terlapor) bisa terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara," pungkas Suratman. (Solichan Arif/Koran SI/ahm)

Sumber: okezone.com
| 0 komentar

Curi Sumbangan Masjid, Pemuda Dihakimi Massa

Sabtu, 11 Juni 2011 | 18.13.00 | 0 komentar

Tulungagung - Dua kali tak diketahui membobol uang sumbangan jariyah milik Madrasah Nurul Hidayah Desa Sambirobyong, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Mohammad Yasin (22), ketagihan.

Namun, untuk yang ketiga kalinya nasib sial menimpa Yasin. Aksinya kini diketahui warga. Yasin yang juga warga setempat pun menjadi amukan massa. Uang yang dicurinya tersebut merupakan sumbangan yang akan digunakan untuk pembangunan masjid di sekitar sekolahan.

“Untung petugas segera datang saat pelaku menjadi bulan-bulanan warga. Uang yang diambil pelaku sebesar Rp 75.000,“ ujar Kanit Reskrim Polres Tulungagung Ajun Inspektur Satu Sudarmaji kepada wartawan Jumat (9/6/2011).

Adalah Mashuri, guru madrasah setempat yang pertama kali memergoki perbuatan tercela pelaku. Diambilnya uang yang terselip di dalam lembaran buku saat ruang guru sepi. Begitu tahu ada orang yang mengetahui tingkahnya, pelaku langsung kabur. Dia sempat berpura-pura masuk toilet dan meninggalkan uang disana.

“Oleh Mashuri pelaku dihadang. Sementara mendengar suara ribut-ribut itu, sejumlah warga langsung berdatangan,“ terang Sudarmaji.

Warga merasa jengkel, sebab sebelumnya dua kali madrasah merasa kehilangan sumbangan jariyah. Raibnya uang sumbangan itu membuat rencana pembangunan masjid menjadi terkatung-katung. Tidak jelas siapa yang memulai, warga langsung melayangkan bogem mentahnya. Pengakuan dan teriakan ampun pelaku yang kesakitan tak lagi dihiraukan. Beruntung petugas segera datang ke TKP dan langsung mengamankan pelaku.

“Dalam hal ini pelaku akan dijerat dengan pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara,“ pungkas Sudarmaji. (Solichan Arif/Koran SI/ugo)

Sumber: okezone.com
Sabtu, 11 Juni 2011 | 0 komentar

Oknum Satpol PP Bekingi Mafia Penambangan Pasir

Jumat, 10 Juni 2011 | 23.32.00 | 0 komentar

Tulungagung - Dugaan keterlibatan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam pembekingan aktivitas penambangan pasir liar di sepanjang aliran DAS Brantas semakin menguat.

Sinyalemen itu sejak awal telah dikemukakan oleh pihak Perum Jasa Tirta dan kini tengah ditelusuri aparat kepolisian.

"Memang ada seorang oknum Satpol PP Pemprov Jatim yang sempat disebut-sebut oleh beberapa pelaku penambangan pasir yang terjaring dalam razia kemarin (Kamis, 9/6)," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP I Dewa Gde Juliana, Jumat.

Untuk mengusut adanya keterlibatan oknum perangkat pemerintahan tersebut, lanjut kasat reskrim, pihaknya sementara memilih fokus pada pemeriksaan sejumlah saksi.

Fokusnya terutama ditujukan kepada para pemilik usaha penambangan pasir ilegal yang diduga mengetahui atau bahkan terlibat langsung dalam pemberian "katabelece" kepada oknum satpol PP tersebut.

Identitas pejabat Satpol PP yang terlibat dalam pembekingan itu sendiri saat ini telah dikantongi petugas setelah berkoordinasi dengan pihak Perum Jasa Tirta.

Namun, pemeriksaan terhadap yang bersangkutan sejauh ini belum dilakukan karena masih tahap pengumpulan alat bukti dan saksi.

"Tapi rencananya tetap akan kami panggil untuk dimintai keterangan. Saksi-saksi sudah ada yang menyebut, benar atau tidaknya biar dia yang menjelaskan di hadapan penyidik," tandas Gde Juliana.

Informasi yang beredar, dugaan ketidaknetralan atau adanya oknum di Satpol PP yang terlibat di dalam mata rantai jaringan penambang pasir liar yang beroperasi di sepanjang aliran DAS Brantas sebenarnya telah diendus Perum Jasa Tirta sejak lama.

Kecurigaan tersebut terutama muncul dikarenakan setiap dilakukan operasi penggerebekan oleh tim gabungan Satpol PP, polisi, dan Jasa Tirta selalu tidak membuahkan hasil maksimal.

Belajar dari beberapa kali pengalaman operasi yang gagal maupun tak membuahkan hasil maksimal itulah kemudian razia khusus dilakukan oleh pihak Perum Jasa Tirta dan jajaran kepolisian, tanpa melibatkan satpol PP, Kamis (9/6).

Hasilnya, hampir seluruh pelaku penambangan pasir di sejumlah titik-titik penambangan yang telah diidentifikasi petugas berhasil ditangkap berikut barang bukti.

"Kami sedang menyelidiki peran seorang oknum Satpol PP di Pemprov Jatim berinisial Pt. Apakah dia berdiri sendiri atau berjejaring dengan oknum Satpol PP di daerah," katanya.

Kepala Bagian Operasional Divisi II Perum Jasa Tirta I, Kasmianto mengatakan, di masa yang akan datang razia akan terus dilakukan tanpa melibatkan satpol PP, terutama di daerah-daerah yang diidentifikasi menjadi konsetrasi penambangan mekanik.

Tidak hanya menertibkan, Perum Jasa Tirta bersama aparat keamanan juga akan memburu pemilik tambang pasir tersebut karena dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

Mereka akan dijerat dengan Undang-undang Mineral dan Batubara nomor 14 tahun 2009, dengan ancaman 10 tahun.

Kepala Operasional Satpol PP Tulungagung, Totok Joko menjelaskan, jika aturan pelarangan tambang pasir mekanik dikeluarkan oleh provinsi, dalam hal ini jasa tirta. Sehingga wewenang aturan penindakan ada di aparat provinsi.

Sementara satpol PP daerah hanya bersifat koordinatif, melaporkan pelanggaran yang ada ke provinsi.

Sumber: Antara

Jumat, 10 Juni 2011 | 0 komentar

Pemerintah Kawal Transmigrasi sebagai Solusi Kemiskinan dan Pengangguran

Kamis, 09 Juni 2011 | 04.36.00 | 1 komentar

YOGYAKARTA - Pemerintah terus mengawal program transmigrasi sebagai solusi alternatif untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Realisasi angka pengganguran terbuka per Februari 2011 mencapai 8,12 juta orang sedangkan tingkat pengangguran terbuka berada pada level 6,8% dari total angkatan kerja.

"Pemerintah berkomitmen menjadikan transmigrasi sebagai turunan pembangunan nasional maupun integral pembangunan daerah. Bahkan memposisikan sebagai solusi alternatif bagi pertumbuhan perekonomian, penanganan kemiskinan dan pengangguran, serta pembangunan berkelanjutan,“ kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Yogyakarta, Rabu (8/6).

Hal tersebut dikatakan Muhaimin saat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terhadap program transmigrasi oleh 14 Gubernur dan 24 Bupati/Walikota Understanding) di bidang transmigrasi dalam lingkup Kerja Sama Antar Daerah (KSAD) antara pimpinan daerah pengirim dan penerima transmigran tahun 2011.

Ke-14 Gubernur yang menyatakan dukungannya terdiri dari sembilan provinsi pengirim transmigran yakni Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan lima provinsi penerima tansmigran terdiri dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

Sedangkan penandatanganan kerja sama antar daerah di tingkat Kabupaten /Kota terdiri dari 17 kabupaten/kota pengirim transmigran terdiri dari Bogor, Purwakarta, Bantul, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, Magelang, Kota Surakarta, Situbondo, Trenggalek, Madiun, Tulungagung, Magetan, Sampang, Jombang, Pacitan. Tujuh kabupaten/kota penerima transmigran terdiri dari Banyuasin, Katingan, OKI, Bulungan, Kubu Raya, Sijunjung, Luwu Timur.

Muhaimin mengatakan, melalui mekanisme Kerja Sama Antar Daerah, program transmigrasi dirancang berdasarkan kebutuhan dan potensi masing-masing daerah. Kerjasama ini dijadikan instrumen pengintegrasian kebutuhan dan keinginan daerah asal dengan daerah tujuan dalam penyelenggaraan transmigrasi.

“Pemerintah berharap KSAD di bidang transmigrasi ini dapat menciptakan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di daerah pengirim dan penerima transmigran serta masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan transmigrasi,“ katanya.

Dalam kerangka KSAD ini, dipertemukan dan dipadukan sumber daya alam yang melimpah di suatu wilayah dan sumber daya manusia yang potensial di wilayah lain sehingga program transmigrasi menjadi efektif dan produktif, apalagi didukung penyediaan sumber daya modal dari APBN dan APBD.

Pada tahun 2011 ini, Kemenakertrans mengalokasikan dana Rp 600 miliar untuk program penempatan transmigrasi ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Anggaran itu ditargetkan untuk program penempatan 10 ribu kepala keluarga (KK) baru ke beberapa provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia.

Mengenai dukungan dan peran Pemerintah Daerah, dalam penyelenggaraan transmigrasi, kata Muhaimin, dari waktu ke waktu semakin meningkat. "Sharing APBD sudah mencapai 15 hingga 20% dari seluruh pembiayaan ketransmigrasian."

Dengan ditandatanganinya KSAD, diharapkan terbentuk kesesuaian kesiapan transmigran, dengan kesiapan pembangunan permukiman, kesesuaian kriteria SDM yang diperlukan daerah tujuan dengan yang disiapkan daerah asal serta kesesuaian manfaat yang diperoleh daerah asal dan daerah tujuan.

Muhaimin mengatakan, selama ini program transmigrasi telah terbukti mampu menerobos isolasi di berbagai daerah, mengubah lahan terlantar menjadi sumber pendapatan, mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah serta memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi jutaan rakyat di seantero negeri.

“Program transmigrasi berhasil mengkreasi terbentuknya pusat-pusat produksi baru, yang kemudian berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru di Indonesia. Bahkan, mampu mendukung pembentukan pusat-pusat pemerintahan baru, berupa pembentukan desa baru, kecamatan baru, kabupaten/kota baru di Indonesia,” kata Muhaimin. (A-78/das)

Sumber: pikiran-rakyat.com
Kamis, 09 Juni 2011 | 1 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan