Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Disuruh Mengaku Pelajar

Jumat, 17 Juni 2011 | 11.07.00 | 0 komentar

Tulungagung - Penangkapan dua pelaku sindikat trafficking oleh tim Reskrim Umum bidang Trafficking Polda Jatim dua hari lalu, menyisakan kepanikan bagi para gadis yang menjadi korban aksi tersebut. Dua dari empat perempuan yang mengaku menjadi korban trafficking, itu pun kemarin angkat bicara.

Mawar, gadis asal Bono ini mengaku, kedatangan dia ke Hotel Tanjung sekitar pukul 19.00, karena diajak rekannya yang bernama Cici, asal Kelurahan Karangwaru, Tulungagung. Itu, setelah Cici mendapat telepon dari Rita (pelaku, Red) untuk melayani tamu di kamar 220. “Ketika tiba di lokasi, Rita menyuruh kami menemui seorang pria bernama Lukas, yang sudah nunggu di dalam kamar,” ujarnya.

Saat menemui pria tersebut, Mawar mengaku merasa was-was. Pasalnya, orang tersebut tidak menghiraukan kedatangannya.

Melainkan, terus saja berkomunikasi dengan orang lain melalui handphone. ”Tak lama kemudian, pintu kamar terdengar suara di­ketok-ketok. Namun, ketika dibuka ternyata ada dua orang perempuan yang mengaku dari polda dan seorang laki-laki,”terangnya.

Selanjutnya, Mawar melanjutkan, mereka langsung menginterograsi dan menyeretnya keluar dari kamar. Anehnya, pria yang mengaku bernama Lukas itu ternyata juga menginterograsi dia. “Saya sempat beberapa kali ditampar oleh perempuan yang mengaku dari polda, dan dipaksa mengaku. Bahkan karena takut, saya akhirnya lari keluar. Namun, akhirnya saya menyerah setelah diancam hendak ditembak,” paparnya.

Mawar melanjutkan, bahwa kedatangan dia ke kamar 220, itu tak lain untuk bekerja melayani para tamu. Namun, saat itu dia dipaksa oleh Rita untuk mengaku sebagai pelajar. Jika bersedia, dia mendapat bagian Rp 300 ribu, di potong Rp. 100 ribu. “Setelah diancam dari tim polda, saya akhirnya mengakui, bahwa sejatinya saya berusia 22 tahun. Meskipun, Rita meminta saya mengaku pelajar,”katanya.

Cici rekan korban menambahkan, dirinya bersama rekannya terjun di dunia prostitusi itu sudah setahun, dan itu dilakukan karena himpitan ekonomi. “Kami ini sejatinya bukan korban traficcking, tapi kami ditipu disuruh untuk mengaku pelajar saat melayani tamu,”pungkasnya. (tri/ris)

Sumber: radartulungagung.co.id

Posting Komentar