Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Pingin Motor, Pelajar SMP Embat Milik Teman

Senin, 27 Februari 2012 | 02.46.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Joko Irwanto (16) tergiur memiliki sepeda motor sendiri. Siswa klas III di salah satu SMP Negeri Kecamatan Sumbergempol ingin seperti teman-temanya. Berangkat sekolah mengendarai motor dan bergurau di pinggir jalan.

Bersama Agung Tri Prayoga, teman yang juga tetangganya di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Joko nekat melakukan aksi kriminal. Sebab, apa yang diidamkanya tak juga dipenuhi orangtuanya.

Celakanya, roda dua yang ia embat milik Aji Cahyono (16) siswa SMPN 01 Sumbergempol yang tak lain teman bermainnya sendiri. Tanpa sepengetahuan korban, keduanya mendatangi rumah Nikmatul Maslikah, tempat penitipan sepeda motor yang berada tak jauh dari SMPN 01 Sumbergempol.

“Kepada pemilik penitipan, keduanya mengaku disuruh korban dan dengan mudah mengambilnya,” ujar Kasubag Humas Polres Tulungagung Ajun Komisaris Polisi Dwi Hartaya kepada wartawan, Minggu (26/2/2012).

Peristiwa pencurian ini berlangsung pada Sabtu 25 Februari lalu. Korban yang sadar menjadi korban kejahatan langsung melapor ke petugas kepolisian setempat. Dari penyelidikan yang dilakukan, termasuk meminta keterangan saksi pemilik penginapan, polisi mengetahaui Joko dan Agung sebagai pelakunya.

“Kami langsung mengembangkan penyelidikan kepada dua orang yang diduga kuat sebagai pelaku, “terang Dwi. Sementara begitu berhasil mendapatkan curiannya, Yamaha Fiz R AG 3968 TO, langsung dipacu menuju rumah Agung.

Untuk mengelabui semua orang, kedua bocah pencuri amatiran mempreteli semua perkakas motor. Mereka tidak ingin hasil jerih payahnya dikenali pemiliknya. Dengan kompak, keduanya mengubah cat motor dengan warna lain. “Keduanya kita tangkap saat sedang mengecat barang curian pada Minggu siang, “paparnya.

Kepada petugas kedua pelaku mengaku baru pertama kalinya melakukan aksi kejahatan. Rencananya motor curian tersebut akan dipakai sendiri secara bergantian. Mereka tidak berfikir untuk menjualnya.

Karena masih berusia anak-anak, khususnya Joko yang masih pelajar, petugas memperlakukan secara khusus. Keduanya tidak ditahan di dalam sel seperti halnya pelaku kejahatan berusia dewasa. “Namun dalam hal ini kedua pelaku tetap dijerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara,” pungkas Dwi.

(Solichan Arif/Koran SI/ful)

Sumber: okezone.com | Minggu, 26 Februari 2012
Senin, 27 Februari 2012 | 0 komentar

PSK Sulit Dilepas dari Kegiatan Prostitusi

Sabtu, 25 Februari 2012 | 00.14.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Sulit bagi sekitar 200 pekerja seks komersial (PSK) lokalisasi Kaliwungu di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, lepas dari kegiatan prostitusi, meski Pemkab Tulungagung telah menyiapkan serangkaian tahapan proses adaptasi sosial.

Hal itu dikemukakan Ketua Pusat Studi Gender Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung Zulfatun Ni'mah berdasarkan pengamatan kualitatif. "Pemkab membuat seri proses selama sekitar enam bulan, dimulai dengan sosialisasi, pendampingan, pemberian modal kerja dan sarana kerja, disusul pendampingan lagi untuk pindah profesi lain. Pertanyaannya, apakah mental wirusaha bisa dengan mudah ditumbuhkan," tutur Zulfatan, Kamis (23/2/2012).

Mereka juga merupakan bagian dari jejaring ekonomi mucikari dan ekonomi prostitusi yang tidak kecil jumlahnya. "Kesulitan kami, hampir mustahil melakukan dialog terbuka tentang aspirasi mereka tanpa pengawasan dari mucikari," katanya.

Pemkab Tulungagung sudah memutuskan unuk membubarkan kegiatan prostitusi di wilayah itu, yang juga merupakan kebijakan Pemprov Jatim. "Berdasar survei LSM Cesmid tahun 2011, ada sekitar 600 PSK di Tulungagung tersebar di sejumlah konsentrasi," kata staf Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Ifada Nurahmania.

Sumber: KOMPAS.com | Kamis, 23 Februari 2012
Sabtu, 25 Februari 2012 | 0 komentar

PKB tidak Terpengaruh Manuver Mukernas PPP di Jawa Timur

Rabu, 22 Februari 2012 | 12.59.00 | 0 komentar

KEDIRI - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur merasa tidak terpengaruh dengan manuver politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menggelar Mukernas di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 21-23 Februari ini.

Bahkan, PKB tetap optimis gebrakan PPP menggandeng banyak ulama-ulama pesantren di daerah ini tidak merubah peta
dukungan terhadap partai partai berlambang bola dunia itu.

Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur Khoiruddin Abbas kepada Media Indonesia menuturkan saat ini masyarakat pemilih sudah sangat cerdas, sehingga bisa memilih mana soal politik mana soal agama.

"Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada tokoh-tokoh ulama, rasanya masyarakat sekarang tidak lagi mencampur adukkan antara otoritas pemimpin politik dan otoritas pemimpin agama," ujar Khoiruddin, Rabu (22/2).

Masyarakat juga kata Khoiruddin sudah bisa mencermati apakah politik yang dilancarkan PPP adalah politik bervisi penyejahteraan masyarakat atau sekedar ingin berselancar politik di basis dukungan PKB.

Basis dukungan politik PKB di Jawa Timur kata Khoiruddin adalah masyarakat kultural yang sudah kenyang dan cerdas dengan pengalaman politik.

Mantan Sekretaris DPW PKB Jatim ini malah optimis besaran dukungan untuk PKB bukannya makin mengecil atau stagnan tapi makin membesar. "Kita menarget kenaikan kursi di DPRD Jawa Timur naik 100% dari sebelumnya 13 kursi."

Optimisme ini kata Khoiruddin bukan tidak berdasar. Hasil survei sejumlah lembaga bonavit masih menempatkan PKB sebagai partai 4 besar di Tanah Air.

"Survei itukan hanya menjelaskan dipermukaan, logikanya dipermukaan saja seperti itu apalagi di bawah dan di kantong-kantong," imbuhnya.

Lebih dari itu, lanjut pria kelahiran Tulungagung tersebut di Jawa Timur hampir separo kekuatan politik yang direpresentasikan perolehan kursi dan jumlah pasanga kepala daerah masih dikuasai PKB. Kekuatan PKB ini lanjut Khoruddin jauh meninggalkan PPP.

Sementara itu, Ketua DPP PPP Arwani Thomafi menolak langkah menggelar Mukernas PPP di Kediri sebagai upaya berselancar politik, ditengah PKB yang memiliki kantong pemilih besar di Jatim sedang dirundung banyak masalah.

"Sejatinya Jawa Timur, Pesantren dan kyai itu adalah basis kultural PPP dan mukernas di Kediri ini sama halnya PPP sedang pulang kampung," ujar Arwani yang juga Sekretaris Fraksi PPP di DPR RI. (ES/OL-3)

Sumber: mediaindonesia.com | Rabu, 22 Februari 2012
Rabu, 22 Februari 2012 | 0 komentar

Kluster Wisata Jatim Sulit Terwujud

Pemerintah Provinsi harus punya inisiatif membuat masterplan wisata tanpa menunggu Pemerintah Pusat

SURABAYA – Tampaknya, kluster wisata yang digadang-gadang sebagai upaya meningkatkan sektor pariwisata Jawa Timur akan sulit terwujud. Semua wilayah kabupaten/kota yang nantinya dijadikan kluster wisata, belum bisa menghasilkan pendapat yang sepaham untuk memikul tanggungjawab. Padahal, kontribusi sektor pariwisata Jawa Timur cukup besar, yakni 6,36% atau Rp56 triliun terhadap PDRB Jawa Timur yang mencapai Rp 884 triliun.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Jarianto, mengakui, sulitnya mewujudkan kluster wisata Jawa Timur disebabkan perumusan tanggungjawabnya belum jelas. Kabupaten/kota belum sepaham untuk memikul tanggungjawab.

Sebab itu, Disbudpar masih menunggu upaya pemerintah pusat agar bisa memfasilitasi terbentuknya kluster wisata di Provinsi Jawa Timur. “Kami sudah mengirim surat ke Pemerintah Pusat agar dibentuk kluster wisata di Jawa Timur. Kalau pemerintah pusat sudah membentuk kluster di Jawa Timur, akan memudahkan kami melakukan pembinaannya. Hingga kini, kami menunggu respon dari pemerintah pusat,” katanya, saat ditemui di sela rapat sosialisasi Majapahit Travel Fair (MTF) di Hotel Utami Surabaya, Selasa (21/2).

Menurut Jarianto, semua aspek di daerah harus mendukung terbentuknya kluster wisata. Kenyataannya, potensi wisata di Jawa Timur yang besar ini belum tergarap secara maksimal akibat kurangnya koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah satu dengan yang lainnya.

Bila kerjasama itu tercapai, bukan sesuatu yang mustahil wisata di Jawa Timur akan menjadi jujukan para wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu). Sebab selama setahun kemarin, angka wisman dan wisnu yang datang ke Jawa Timur cukup signifikan.

“Dari 736 obyek wisata yang ada, jumlah wisman yang datang sebanyak 224 ribu orang, wisnu 27,1 juta orang. Terbanyak wisata yang diminati turis adalah wisata Bromo, dan wisnu minatnya ke wisata religi seperti makam Sunan Bonang,”jelasnya.

Ketua Dewan Pariwisata Jawa Timur, Yusak Anshori mendesak agar Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat bersinergi dalam menghasilkan rancangan keputusan, sehingga menjadikan kluster wisata Jatim terwujud.

“Pemerintah Provinsi dan daerah serta Pemerintah Pusat harus duduk bersama. Kalau masing-masing pihak mengutamakan arogansi, selamanya kluster wisata yang ada tidak akan bisa dikembangkan,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi, tegas Yusak, harus mempunyai inisiatif untuk membuat masterplan wisata tanpa menunggu Pemerintah Pusat. Menurut penilaiannya, pembangunan kluster sangat perlu dilakukan, karena keberadaan obek wisata satu dengan lainnya berjauhan.

“Yang tahu potensi untuk dijadikan kluster wisata di daerah adalah daerah itu sendiri. Pemda dan Pemprov harus membuat master plan dulu, kemudian konfirmasi ke pusat. Mestinya yang banyak perannya adalah daerah, bukan pusat.” imbuhnya.

Setelah master plan terwujud, Pemprov harus bisa mengkoordinasikan dengan stake holder di sektor wisata. Sehingga rencana tersebut kemudian ada assignment.

Yusak merinci, sejumlah wilayah yang punya potensi dijadikan kluster antara lain Kluster Argopuro meliputi Situbondo dan Banyuwangi dengan obyek wisata pantai Pasir Putih, Gunung Ijen, peternakan kura-kura, pantai Plengkung, serta obyek wisata lainnya.

“Selain itu ada Kluster Arek meliputi Malang, Surabaya, Probolinggo dan Sidoarjo, Kluster Madura dan Lamongan, dan kluster Ketubli meliputi Kediri Tulungagung dan Blitar,”tukasnya. m27

Wisatawan Berkunjung ke Jatim

Tahun Wisman Wisnu

2010 204 ribu 25,2 juta

2011 224 ribu 27,1 juta

Tempat wisata vaforit

Wisman Bromo

Wisnu Wisata religi

seperti makam wali

Sumber: surabayapost.co.id | Rabu, 22/02/2012
| 1 komentar

Lokalisasi Semampir Kediri Akan Ditutup

KEDIRI - Wacana penutupan lokalisasi Semampir, Kota Kediri, yang berdiri di pinggiran Sungai Brantas, kembali mengemuka.

Wali Kota Kediri dr Samsul Ashar menyebutkan, pihaknya bakal membahas lagi realisasi penutupan lokalisasi Semampir dengan jajaran Muspida Kota Kediri. Dia berharap tahun ini, lokalisasi yang sekarang masih dihuni lebih dari 100 PSK itu sudah dapat ditutup total.

“Sebenarnya lokalisasi Semampir sudah resmi ditutup sejak era Pak Maschut (walikota lama). Namun sampai sekarang masih ada yang beroperasi,” kata dr Samsul Ashar, usai mengikuti pembukaan Rakernas I PPP di Ponpes Lirboyo, Selasa (21/2/2012).

Diakui Samsul Ashar, memang tidak mudah untuk menutup lokalisasi yang telah beroperasi lama. Namun pihaknya optimistis jika mendapat dukungan dari semua pihak, rencana penutupan itu bakal terlaksana.

Rencana realisasi penutupan lokalisasi Semampir menyusul himbauan dari Gubernur Jatim H Soekarwo yang telah membuat progam penutupan tempat prostitusi di seluruh Jatim. Gubernur berharap progam itu mendapat dukungan dari pemkab dan pemkot serta seluruh elemen masyarakat.

Saat berpidato di arena Mukernas PPP, Pakde Karwo mengharapkan dukungan untuk menutup puluhan tempat prostitusi yang ada di Jatim. Masalahnya dari 47 lokalisasi, tahun lalu baru tiga lokalisasi yang berhasil ditutup. “Blitar sudah menutup tiga lokalisasi dan Tulungagung tahun ini akan menyusul menutup dua lokalisasi,” ujarnya.

Data yang diperolehnya, saat ini di Jatim terdapat sekitar 7.217 PSK, namun yang baru disadarkan untuk dipulangkan hanya 345 PSK. “Para PSK pulang setelah mendapatkan pembinaan dari ustad serta dididik untuk kembali ke jalan yang benar,” tambahnya.
Gubernur berharap kegiatan halaqoh alim ulama juga memasukkan agenda pembahasan pengentasan para PSK. Pemprov Jatim telah menganggarkan dana pemulangan PSK sebesar Rp 3 juta per orang untuk bantuan modal usaha.

Gubernur juga berharap Pemkot Surabaya segera merealisasi untuk menutup lokalisasi Dolly dan Bangunrejo. Tahun lalu dari 153 PSK yang ada di Bangunrejo, berhasil dipulangkan 20 orang PSK.

Sesuai rencana seluruh bekas tempat prostitusi itu bakal dibangun masjid yang biaya pembangunannya akan dibantu Pemprov Jatim. “Untuk menutup Dolly memang sulit karena RT dan RWnya mucikari,” ungkapnya.(didik mashudi)
Sumber: tribunnews.com | Rabu, 22 Februari 2012
| 0 komentar

Kepada Wapres, Gubernur Jatim Akui Sulit Menutup Dolly

KEDIRI — Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku sulit memberantas kehidupan seks di lokalisasi Dolly di Surabaya. Hal itu disampaikan Soekarwo saat memberi sambutan dalam Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (21/2/2012).

Kepada Wakil Presiden Boediono dan para tamu undangan yang hadir di acara itu, Soekarwo mengatakan setidaknya ada 7.217 wanita pekerja seks (WPS) yang tersebar di 44 lokalisasi di beberapa kota/kabupaten di Jatim. Pemerintah daerah, kata Soekarwo, berupaya membina para WPS tersebut dengan pelatihan kewirausahaan yang bertujuan agar mereka tak lagi berkecimpung dalam jual beli seks.

"Pak Wapres, para WPS itu kita (beri) diklat wirausaha, kita modali uang Rp 3 juta untuk berhenti. Kita juga bekerja sama dengan dai untuk menyadarkannya," kata Pakde Karwo, sapaan Soekarwo.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jatim terus melakukan penertiban untuk mengurangi jumlah WPS. Penutupan terakhir dilakukan di tiga lokalisasi di Blitar. Penutupan berikutnya direncanakan di dua lokalisasi di Kabupaten Tulungagung.

Bagaimana dengan Dolly yang sudah terkenal sebagai lokalisasi terbesar di Surabaya itu? Untuk yang satu ini, Soekarwo menyatakan kesulitan dalam menutup lokalisasi yang menampung 200 WPS itu. Ini dikarenakan para mucikari di sana merupakan perangkat pemerintahan. "Sulit karena (pejabat) RT dan RW-nya mucikari," kata Soekarwo yang disambut tawa para undangan.

Hal itu menjadi penting untuk disampaikan kepada Boediono karena, menurut Soekarwo, demi mencapai kesejahteraan bangsa Indonesia. "Ini (masalah) kecil Pak Wapres, tetapi juga penting. Demi terwujudnya kesejahteraan," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia berharap upayanya mengurangi WPS ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, terlebih menjadi bahan pembahasan dalam Mukernas PPP ini.

Sumber: kompas.com | Selasa, 21 Februari 2012
| 0 komentar

SUBSIDI BERAS BAGI NELAYAN 3 KECAMATAN, CAIR

Tulungagung - Sepi tangkapan ikan nelayan di 3 kecamatan yang ada di Tulungagung mendapat subsidi 8,4 ton beras.

Subsidi beras yang diberikan oleh pemerintah kabupaten ini kata kepala DKP Tulungagung – Hendry Setiawan diberikan kepada 1.510 jiwa penduduk di kecamatan Kalidawir, Campurdarat dan Besuki yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Kata Hendry. bantuan yang diberikan rata – rata 28 kilogram beras per KK itu bertujuan membantu kebutuhan pokok nelayan selama 14 hari selagi hasil melaut masih belum normal.

Sumber: liiur.com | 21 February 2012
| 0 komentar

BPBD Tulungagung Kesulitan Evakuasi Longsor di Pagerwojo

Jumat, 17 Februari 2012 | 21.48.00 | 0 komentar

Tulungagung - Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung hingga Jumat siang masih kesulitan mengevakuasi material longsoran yang menutup satu-satunya akses jalan menuju Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo.

Sebagaimana keterangan yang disampaikan Kepala BPBD Tulungagung Agus Purwanto, proses normalisasi area yang mengalami kelongsoran parah akibat ambrolnya tebing salah satu bukit di desa terpencil itu, diperkirakan membutuhkan waktu hingga tiga hari.

"Materialnya terlalu banyak, sementara medannya sangat sulit, sehingga proses evakuasi akan butuh waktu lama," kata Agus saat dikonfirmasi wartawan melalui saluran telepon seluler.

Bencana alam yang melanda kawasan Pagerwojo itu sendiri dilaporkan terjadi pada Jumat dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun karena runtuhan bukit menimpa satu-satunya akses jalan menuju desa, puluhan keluarga "terisolasi".

Sebagian warga memang berhasil keluar kampung, namun mereka harus mengambil jalan memutar dengan medan sangat sulit dan jarak tempuh lebih jauh.

"Untuk menuju ke Kota Tulungagung, masyarakat terpaksa melakukan jalan memutar sejauh lima kilometer," terang Agus.

Menurut Agus, sebagian kawasan perbukitan di sepanjang desa memang dalam kondisi labil, sebab, jumlah pepohonan yang berfungsi sebagai penahan air telah habis.

Kondisi itu membuat gerusan air hujan yang turun dengan deras ditambah luapan sungai, dengan mudah meruntuhkan tanah perbukitan. "Sungai ini berada di atas perbukitan. Hujan deras membuat debit air meningkat tajam," terangnya.

Hasil pantauan BPBD, lanjut Agus, selain wilayah Kecamatan Pagerwojo, masih ada empat kecamatan lain yang rawan menjadi ancaman banjir dan longsor, yakni Kecamatan Sendang, Kecamatan Bandung, Kecamatan Besuki dan Kecamatan Kalidawir.

Agus menambahkan, secara geografis semua daerah rawan bencana tersebut berada di dataran tinggi. "Kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus mewaspadai, sebab cuaca ekstrem sampai saat ini belum sepenuhnya berlalu," paparnya.(Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 17 Peb 2012
Jumat, 17 Februari 2012 | 0 komentar

Pemkab Pulangkan 23 PSK dari Lokalisasi

Tulungagung, Sebelum melakukan penutupan lokalisasi PSK (pekerja seks komersial) pada awal Bulan Ramadan tahun ini, Pemkab Tulungagung terus melakukan persiapan. Salaah satunya dengan memulangkan 23 PSK.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pemkab Tulungagung, Drs Sigit Setiawan pada Bhirawa seusai melukukan hearing bersama Komisi B DPRD setempat, Kamis (16/2), mengungkapkan ke-23 PSK yang telah dipulangkan tersebut berasal dari Tulungagung dan luar Tulungagung. “Untuk yang Tulungagung sendiri berjumlah 13 orang sedang yang luar Tulungagung 10 orang,” ujarnya.
Pemkab Tulungagung, menurut Sigit, tetap komit untuk melakukan penutupan dua lokalisasi PSK sesuai yang telah direncanakan. Bahkan penerapan alih fungsi lokalisasi PSK Tulungagung dikatakan bakal dijadikan percontohan di Jatim.
Saat hearing berlangsung bersama Komisi B DPRD Tulungagung, Sigit mengatakaan hal serupa. Dia juga membeberkan jika pemkab akan melakukan pelatihan pada para PSK pada minggu kedua Bulan Maret 2012 mendatang.
“Pelatihan dimaksudkan agar saat alih fungsi berjalan para PSK sudah punya keterampilan. Dengan waktu latihan selama empat bulan diharapkan PSK sudah dapat mahir berketrampilan seperti di antaranya boga dan kecantikan,” paparnya.
Selain itu Sigit menyatakan sudah ada tawaran dari Dinas Sosial Pemprov Jatim pada PSK untuk melakukan pelatihan bagi para PSK. Tempatnya di Kediri dengan sistem pelatihan penuh selama empat bulan. “Tinggal mau pilih mau yang mana. Bisa ikut yang di Kediri atau yang kami selenggarakan sendiri,” ucapnya.
Diakui Sigit sejauh ini baru PSK di lokalisasi Ngujang Kecamatan Kedungwaru yang mau dipulangkan. Sedang di lokalisasi Kaliwungu Kecamatan Ngunut masih relatif terjadi pertentangan.
“Untuk yang Ngunut kami terus melakukan pendekatan, baik pada pendamping juga pada para PSK-nya. Kami lakukan apa yang dikehendaki DPRD untuk menjaga kondusifitas,” terangnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemkab Tulungagung, Syamsul Layli SH yang juga ikut dalam hearing kemarin menyatakan pemkab sudah meredam rencana aksi represif yang bakal dilakukan oleh salah satu ormas. Ormas tersebut dikabarkan akan melakukan tindakan represif jika penghuni lokalisasi PSK tetap menolak penutupan.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Tulungagung, Zaenudin Asyari menegasakan jangan sampai ada kekuatan ormas melakukan tindakan represif dalam melakukan penutupan lokalisasi PSK. Menurutnya, hanya aparat berwenang seperti Kepolisian dan Satpol PP yang mempunyai kewenangan represif.
“Namun demikian cara-cara represif jangan sampai dilakukan. Penyelesaian masalah PSK harus manusiawi. Jangan dengan cara-cara tidak manusiawi,” katanya.
Rencananya, Senin (20/2) pekan depan, akan dilakukan hearing kembali antara Komisi B DPRD dan tim dari Pemkab Tulungagung selain juga perwakilan dari PSK. [wed]

Sumber: Bhirawa | Thursday, 16 February 2012
| 0 komentar

Fraksi PDI-P Tolak Tegas Penutupan Lokalisasi Karena Proyek Alih Fungsi Lokalisasi Tidak Jelas

Tulungagung - Untuk menjaga stabilitas social serta penanggulangan penyebaran HIV-AIDS di Tulungagung Ketua Fraksi PDI-P-Suharminto tegas mempertahankan keberadaan lokalisasi.

Selain itu selaku anggota dewan selama ini pihaknya belum menemukan anggaran 10 sampai 15 milyar yang pernah dijanjikan Bupati untuk program alih fungsi lokalisasi.

Bahkan dengan gayanya yang keras Suharminto menganggap bahwa informasi anggaran itu hanya untuk ngedem-ngedem warga. Terkait pernyataan Kadinsos nakertrans tentang ancaman pembunuhan oleh warga lokalisasi Suharminto menegaskan itu adalah tidak mungkin karena dirinya sangat mengenal karakteristik warga.

Bahkan Suharminto bilang model seperti itu merupakan permainan yang serinag dilakukan oleh eksekutif untuk mencapai sebuah tujuan agar di lokalisasi timbul perpecahan. Untuk itu dia menyarankan agar warga lokalisasi tidak terpecah belah oleh isu-isu dan segala jenis profokasi.

Sekaligus Fraksinya akan segera meminta pimpnan dewan untuk menggelar PARIPURNA dan mencabut tanda tangan dukungan deklarasi yang dilakukan oleh pimpinan dewan-Imam Khambali.

Sumber: liiur.com | 17 February 2012
| 0 komentar

Pasar Kranji Masuk 8 Besar Terbaik Jatim

Kamis, 16 Februari 2012 | 22.07.00 | 0 komentar

LAMONGAN - Pasar Baru Desa Kranji Kecamatan Paciran masuk 8 besar pasar terbaik tingkat Propinsi Jatim bersama dengan 7 pasar desa lainnya di Jatim. Data tersebut kemarin disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Lamongan Heru Widi melalui Kabag Humas dan Infokom M Zamroni saat mendampingi Bupati Fadeli menerima tim penilai lomba pasar desa dari Bapemas Pemprop Jatim.

Pasar desa lain yang masuk babak 8 besar selain Pasar Desa Kranji adalah Pasar Desa Klepek Kabupaten Bojonegoro, Pasar Desa Wonosari Kabupaten Pasuruan, dan Pasar Desa Semboro Kabupaten Jember. Kemudian Pasar Desa Sambi Kabupaten Kediri, Pasar Desa Gondang Kabupaten Trenggalek, Pasar desa Senggol kabupaten Tulungagung, dan Pasar Desa Menganto Kabupaten Jombang.

“Hari ini setelah diterima Bapak Bupati (Fadeli), tim penilai lomba pasar desa tingkat propinsi yang diketuai oleh Mohammad Yasin, kepala Bidang Teknologi Tepat Guna Bapemas Jawa Timur akan melakukan penilaian di Pasar Baru Desa Kranji, “ ujar dia, Kamis (16/2).

Ditambahkan olehnya, Pasar Baru Desa Kranji menjadi yang terbaik di Lamongan setelah memenuhi sejumlah kritria penilaian dengan nilai tinggi. Seperti bahwa Pasar Baru Desa Karanji dinilai memiliki nilai di atas rata-rata untuk kriteria penilaian administrasi, perputaran uang dan tentu saja kebersihan lingkungan.

Menurutnya, sejak di bangun kembali tahun 2005-2006, pasar tersebut telah memberikan kostribusi mencapai Rp 8 juta perbulannya. “Kami berharap tahun depan pasar-pasar desa lain akan menyusul keberhasilan Pasar Baru Desa Kranji. Semoga pula Pasar Baru Desa Kranji ini bisa menyusul bahkan melampaui kesuksesan Desa Kranji menjadi Juara Ketiga dalam lomba desa unggulan Jatim, “ imbuh dia.

Pasar Desa Kranji sendiri sudah memenuhi sejumlah banyak kriteria. Sehingga untuk menyambut tim penilain dari Bapemas Jatim, tinggal memoles sejumlah titik penilaian. Pembenahan yang dilakukan justru pada kebersihan lingkungan. Mengingat Pasar Baru Desa Kranji bukan hanya pasar tradisional, namun juga ada didalamnya tempat pelelangan ikan. md5

Sumber: surabayapost.co.id | Kamis, 16/02/2012
Kamis, 16 Februari 2012 | 0 komentar

Pasar Senggol Maju ke Lomba Pasar Desa Tingkat Jawa Timur

Tulungagung - Pasar Senggol yang berada di Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ikut lomba Pasar Desa Tingkat Jawa Timur,. Selasa, 14 Februari 2012 dinilai oleh Tim penilai lomba Pasar Desa Tingkat Provinsi Jawa Timur dalam rangka Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan dan Kegotong-royongan.

Tim Penilai yang diterima di Kantor Desa Bangoan oleh Plt. Sekda Tulungagung Ir. Heru Dwi Tjahjono, MM para Kepala SKPD Kabupaten Tulungagung terkait dan Kades Bangoan Leman Dwi Prasetyo, SE, serta para pengurus Pasar setempat.

Ir. Heru Dwi Tjahjono, MM saat menerima tim penilai antara lain mengatakan, Pasar Senggol Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru, merupakan salah satu pasar desa di Tulungagung yang telah dikelola oleh desa dengan baik, baik dari segi administrasi, penataan pedagang maupun kebersihan dan keindahan lingkungan, karena itu pasar ini sudah siap jadi juara lantaran semua kriteria penilaian lomba benar-benar telah dimiliki oleh Pasar Senggol.

Ketua tim penilai Ny. Dra. Susanti Widyastuti, MT menjelaskan bahwa tim yang berjumlah 7 orang ini dalam penilaian menitikberatkan pada beberapa kriteria penilaian di antaranya tentang organisasi, administrasi, penggunaan, pendapatan, perdagangan, bahan bangunan, kebersihan dan keamanan. Sedangkan dari penilaian ini akan ditetapkan juara 1 sampai dengan 4, khusus juara 1 akan diajukan mewakili Jawa Timur ke lomba tingkat nasional.

Sementara itu, Leman Dwi Prasetyo, SE, melaporkan, Pasar Senggol di desanya diawali pada tahun 1992. Di tempat itu dibuat pasar berupa kios-kios sederhana dan tradisional, karena pengunjungnya banyak dan bersenggol-senggolan maka dinamainya Pasar Senggol. Melihat pengunjung yang makin banyak, pada tahun 1995 ditempat tersebut diperluas dengan penambahan kios dan di tahun 2007 agar pasar tersebut tidak terkesan kumuh maka oleh Pemkab Tulungagung dibangunkan kios-kios permanen. Yang khas dari pasar ini banyak menjajakan berbagai makanan khas Tulungagung diantaranya gethuk, cenil, kicak, jenang gendul, kolak dan aneka makanan seperti nasi pecel, thiwul dan yang lainnya. Pasar juga semarak ramai dikunjungi karena suasananya yang bersih, asri, sejuk dan rindang.

Usai diterima di Balai Desa Bangoan selanjutnya tim penilai meninjau kondisi Pasar Senggol yang berjarak sekitar 1 km barat Balai Desa setempat. Selain melihat penataan dan berbagai fasilitas yang ada di Pasar Senggol seperti kamar kecil, tempat sampah, dan tempat cuci tangan, tim juga mengunjungi kantor atau sekretariat Pasar Senggol guna melihat data-data pendukung yang tersedia di tempat tersebut. (Her/Huimas)

Sumber: tulungagung.go.id | Rabu, 15 Februari 2012
| 0 komentar

Perekam Pungli Polantas Tulungagung Mulai "Ketakutan"

Tulungagung - Andik Setiawan (19), pemuda yang merekam aksi "pungli" (pungutan liar) sejumlah oknum Polisi Lalu Lintas (Polantas) Tulungagung saat menggelar razia surat-surat kendaraan, mengaku mulai dicekam ketakutan karena sempat mendapat teror dari pihak-pihak tertentu.

"Kalau dulu saya memang berani saja karena memang tidak salah, tapi kalau perkembangannya seperti ini, bagaimanapun takut juga," kata Andik usai memenuhi panggilan tim Propam Polres Tulungagung, Rabu.

Sejak insiden perampasan ponsel dan tendangan terarah yang dilakukan oknum anggota unit Laka Lantas Polres Tulungagung, beberapa waktu lalu setelah ia kedapatan merekam adegan pungli oknum polisi, Andik sebenarnya tidak pernah lagi menerima teror atau ancaman fisik secara langsung.

Namun, pemeriksaan yang dilakukan tim gabungan Propam Polda Jatim dan Propam Polres Tulungagung, sehari sebelumnya sudah cukup membuat Andik merasa tidak nyaman.

Apalagi, kata Andik kepada sejumlah wartawan, saat pemeriksaan yang berlangsung selama kurang lebih lima jam di rumahnya di daerah Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotengan, dirinya sempat diminta salah satu oknum propam agar menghapus seluruh file atau dokumen pungli yang pernah dia rekam.

"Saya juga ditanya apakah file (pungli) tersebut sudah disebarluaskan ke orang lain atau belum, saya jawab digandakan oleh beberapa rekan wartawan dan ponsel yang digunakan merekam juga sudah saya jual," ungkapnya.

Rasa was-was semakin Andik rasakan karena saat pemeriksaan tidak hanya dirinya seorang yang dicecar pertanyaan tim propam, tetapi juga lima kerabatnya yang saat kejadian pungli ikut terkena razia kelengkapan surat berkendara oleh jajaran Satlantas Polres Tulungagung di daerah Kecamatan Ngunut.

"Tapi ya sudahlah, saya sudah niat untuk membongkar praktik kotor mereka, apapun yang terjadi. Kalaupun karena ini saya harus masuk penjara, saya tetap akan lawan ketidakbenaran tersebut," tandasnya.

Disampaikan Andik, dalam pemeriksaan tersebut, materi pertanyaan seputar kronologis kejadian hingga proses perekaman. Tim propam Polda Jatim juga meminta keterangan seputar keberadaan ponsel yang dipakai merekam, dan siapa saja yang menerima video tersebut.

Rabu pagi, Andik datang ke ruang Propam Polres Tulungagung untuk menandatangani berita acara pemeriksaan. Dalam kesempatan tersebut, petugas propam memintanya membaca dengan detail ini BAP, sebelum kemudian menandatanganinya.

Dalam ruangan tersebut, Andik juga menceritakan, bertemu dengan dua polisi lalu lntas yang melakukan pungli, namun berada di meja berbeda. Mereka sempat beradu pandang tanpa muncul kata sepatah pun. "Sepertinya mereka marah dan tidak suka dengan yang saya lakukan," ujarnya.

Sementara Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Dwi Hartaya mengatakan, pihak Propam Polres Tulungagung telah memeriksa dua polisi lalu lintas yang diduga sebagai pelaku pungli.

Keduanya diketahui berasal dari satuan lalu lintas, dengan pangkat brigadir. Namun pemeriksaan terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan akan ada anggota yang menjadi terperiksa.

"Pemeriksaan tim propam bersifat independen dan tidak bisa dicampuri siapa pun, kita lihat saja nanti hasilnya bagaimana," kata Dwi Hartaya. (Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 15 Peb 2012
| 4 komentar

Perekam Video Polisi Minta Uang Diperiksa

Tulungagung: Andik Setiawan korban sekaligus perekam video polisi pungutan liar, menjalani pemeriksaan tertutup di Mapolres Tulungagung, Jawa Timur. Ia diperiksa selama satu jam.

Andik mengatakan tidak ada tekanan dalam pemeriksaannya. Polisi hanya meminta keterangan tentang kronologis kejadian. Dua oknum polisi yang terlihat di dalam video pungli juga telah diperiksa Propam Polres Tulungagung.

Sebelumnya beredar video dimana aAdik dimintai uang oleh oknum polisi saat razia kendaraan bermotor. Oknum polisi ini meminta seratus ribu hingga Rp200 ribu dengan dalih sebagai uang titipan sidang. Korban sengaja merekam dengan ponsel karena kesal dengan aksi pungutan liar.(DNI)

Sumber: metrotvnews.com | Kamis, 16 Februari 2012
| 0 komentar

Polisi Nakal Meminta Uang Terekam Kamera Ponsel

Selasa, 14 Februari 2012 | 19.29.00 | 0 komentar

Tulungagung: Seorang warga merekam polisi lalu-lintas nakal yang melakukan praktik pungutan liar di jalan raya di Tulungagung, Jawa Timur. Dalam rekaman terdengar jelas suara polisi meminta denda pada para pelanggar lalu-lintas.

Warga merekam kegiatan razia dengan sebuah kamera telepon seluler (ponsel). Jelas sekali seorang polisi menentukan besaran denda pada pelanggar lalu-lintas sebesar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu untuk setiap mobil yang terjaring razia.

Rekaman berdurasi lima menit itu memperlihatkan anggota polisi yang tak segan menakut-nakuti pelanggar lalu-lintas bila tak memenuhi 'denda' itu. Polisi bahkan mengancam pelanggar menjalani peradilan.

Polres Tulungagung telah menerima laporan rekaman tersebut. Polres Tulungagung berjanji menindaklanjuti laporan dan memberi sanksi pada anggota yang meminta uang pada pelanggar lalu-lintas.(RRN)

Sumber: Metrotvnews.com | Selasa, 14 Februari 2012
Selasa, 14 Februari 2012 | 0 komentar

Lima prajurit tersangka tenggelamnya imigran terancam dipecat

Surabaya - Lima prajurit Kodam V/Brawijaya serta seorang PNS Kodim Tulungagung yang menjadi tersangka tenggelamnya sejumlah imigran gelap asal Timur Tengah di Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, 17 Desember 2011, terancam dipecat.

"Kalau proses peradilan militer sudah selesai, maka sanksi administrasi pasti ada sampai pemecatan bila pidana yang diterima mencapai 3-4 bulan ke atas," kata Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito dalam silaturahim dengan Insan Pers Jatim di Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Selasa.

Didampingi sejumlah asisten, Danpondam V/Brawijaya, dan Ketua PWI Jatim Drs H Akhmad Munir, ia menjelaskan penetapan tersangka dan penahanan kelima prajurit itu setelah dirinya menindaklanjuti surat dari Dandim 0807/Tulungagung pada 22 Desember 2011.

"Surat pelimpahan perkara penyelundupan manusia terkait tenggelamnya kapal bermuatan imigran gelap dari Dandim Tulungagung itu menyebut tiga oknum yang terindikasi terlibat dalam tenggelamnya imigran itu," katanya di hadapan 105 wartawan dan pimpinan redaksi dari 59 media massa di Jatim.

Ketiga oknum adalah Peltu Susiali (BP Koramil 0807/12 Besuki, Kodim 0807/Tulungagung), Serka Khoirul Anam (Babinsa Koramil 0807/12 Besuki, Kodim 0807/Tulungagung), dan Kopka Karyadi (Babinsa Koramil 0807/12 Besuki, Kodim 0807/Tulungagung).

"Dari hasil pemeriksaan ketiga tersangka itu, maka Pomdam V/Brawijaya melakukan pengembangan hingga akhirnya bertambah dua tersangka. Jadi, prajurit itu tidak bisa seenaknya, siapa yang bersalah akan ditindak," katanya.

Kedua tersangka baru adalah Serda Kornelius (Babinsa Koramil 0817/04 Bluto, Kodim 0827/Sumenep) dan Serda Ilmun Abdul Said (Babinsa Koramil 0828/08 Sokabanah, Kodim 0828/Sampang).

"Kelimanya sudah ditetapkan sebagai tersangka pada 31 Desember 2011 dan sejak itu ditahan di Denpom V-4 Surabaya. Insya-Allah, mereka akan diperiksa sebagai tersangka dengan didampingi penasehat hukum mulai 25 Januari 2012," katanya.

Untuk oknum PNS dari Kodim Tulungagung Budi Santoso, katanya, sudah dilimpahkan ke Polda Jatim, karena Kodam V/Brawijaya tidak menangani kalangan sipil, meski kalangan sipil itu berasal dari internal Kodam V/Brawijaya sendiri.

"Yang jelas, kasus itu mengejutkan kami dan akan memberi pelajaran kepada kami bahwa pengawasan dan pembinaan prajurit perlu ditingkatkan agar mereka tidak bertindak di luar bidangnya," katanya.


Ancaman pidana 5-15 Tahun

Dalam kesempatan itu, Pangdam V/Brawijaya menegaskan bahwa kelima prajuritnya itu terancam pidana paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun, sehingga kelimanya akan mulai diperiksa sebagai tersangka dengan didampingi penasehat hukum mulai 25 Januari 2012.

"Setelah itu, penyidik akan melakukan pemberkasan untuk segera diserahkan kepada Kaotmil III-13 Madiun guna dibuatkan Berita Acara Pendapat Oditur dan Saran Pendapat Hukum kepada Papera atau saya, lalu saya buatkan Skep Penyerahan Perkara," katanya.

Dari Skep itu, Oditur akan membuat surat dakwaan guna dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diadili. "Berkas Perkara Peltu Susiali dkk (tiga prajurit) akan dilimpahkankan ke Otmil III-13 Madiun dalam pekan ini," katanya.

Untuk Berkas Perkara Serda Ilmun Abdul Said masih menunggu hasil bantuan pemeriksaan dari Pomdam IX/Udayana terhadap saksi Aziz Abd Said yang beralamat di Kupang. "Informasinya, hasil pemeriksaan itu dikirimkan dalam bulan ini," katanya.

Menurut Pangdam, perkara pengiriman imigran gelap yang melibatkan kelima oknum prajurit Kodam V/Brawijaya itu sudah memenuhi unsur pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 120 (1) UU 6/2011 tentang Keimigrasian dan/atau Pasal 126 KUHPM.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan pusat untuk mengantisipasi kasus itu melalui jalur lain di Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya, terutama indikasi pengiriman imigran gelap dari arah barat. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Imigrasi," katanya.

Namun, katanya, pihaknya juga akan meningkatkan antisipasi pada sejumlah "jalur", di antaranya di perairan Situbondo, Trenggalek, dan sebagainya.

Ditanya tentang sanksi kepada pimpinan Kodim dan Korem setempat, Pangdam V/Brawijaya mengatakan pihaknya akan memberikan penilaian. "Penilaian itu terkait sejauh mana dia melakukan pengawasan dan pembinaan anak buahnya," katanya.

Dalam pertemuan dengan para wartawan dari media cetak dan elektronika itu, Pangdam V/Brawijaya berjanji akan terbuka dan mengupayakan kebersamaan dengan insan pers di Jatim, baik melalui silaturahim, olahraga bersama, maupun kegiatan sosial.

Sumber: antaranews.com | Selasa, 14 Februari 2012
| 0 komentar

Kesepian, Anak Kandung pun Disetubuhi

TULUNGAGUNG - Malang benar nasib seorang remaja di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini. Dia menjadi korban pelampiasan birahi ayah kandungnya sendiri. Korban yang masih berusia 14 tahun itu digauli Bu (35) layaknya istri sendiri.

Aksi bejat warga Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, ini akhirnya dilaporkan ke polisi. Pelaku langsung dijebloskan ke tahanan Mapolres Tulungagung.

“Saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan petugas,“ ujar Kasubag Humas Polres Tulungagung AKP Dwi Hartaya.

Dwi menuturkan setelah pernikahan Bu kandas, dia memutuskan meninggalkan rumah dan tinggal di sebuah rumah kos bersama korban. Sedangkan anak bungsunya ikut istrinya yang sudah menikah lagi.

Pelaku tergiur menyetubuhi korban sejak mereka tidur seranjang di kos. Hingga, saat anaknya tertidur pulas niat untuk melampiaskan birahi itu muncul. “Dari situ pelaku mulai meraba-raba,“ terang Dwi.

Selanjutnya Bu meminta korban untuk melayani nafsunya. Korban tidak berani menolak karena diancam akan dibunuh.

Tidak tahan dengan kelakuan ayahnya, korban menceritakan kepada tetangga dan diteruskan ke polisi. “Saat ini kasusnya ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),“ jelas Dwi.

Di hadapan petugas, pelaku mengaku khilaf. Dua tahun menjadu duda, pria yang bekerja sebagai buruh serabutan itu mengaku tidak bisa menahan nafsunya.

“Saya memang salah, pasrah terhadap proses hukum yang berjalan,” ungkap Bu.

Pelaku terancam dijerat dengan Pasal 81 jo 82 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

(Solichan Arif/Koran SI/ton)

Sumber: okezone.com | Senin, 13 Februari 2012
| 0 komentar

Pelaku Perampokan Antar Kota berhasil Dilumpuhkan

Surabaya - Hartono (35) saat ini sudah tidak bisa berkasi lagi merampok rumah di antara kota di Jawa Timur. Pasalnya, setelah menjadi incaran polisi, warga Sumber Suko, Probolinggo itu akhirnya dilumpuhkan anggota Resmob Ditreskrimum Polda Jatim.

"Pelaku sudah kita amankan. Pelaku terpaksa kita tembak kaki kanannya, karena berusaha melakukan perlawanan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim Kombes Agus K Sutisna di mapolda, Jalan Ahmad Yani, Senin (13/2/2012).

Mantan Direskrimsus Polda Metro Jaya ini menerangkan, pelaku bisa beraksi merampok ke rumah di berbagai daerah di Jawa Timur seperti di Tulungagung, Gresik dan beberapa daerah lainnya, bersama kelompoknya.

Bahkan saat melakukan aksinya, mereka tak segan-segan melukai penghuni rumah dengan cara menggunakan senjata tajam dan mengikatnya.

"Setelah korbannya berhasil dilumpuhkan, pelaku menguras habis harta benda korban," ujarnya.

Saat ini, anggota Resmob anak buah AKBP Heru Purnomo masih melakukan penyelidikan, untuk mencari pelaku komplotan lainnya. Pasalnya, saat beraksi di Gresik, Hartono bersama kelompok Tosan, Eka, Ciput dan Jumari. Sedangkan, saat berkasi di Tulungagung, dia bersama kelompoknya Eko, Edi, Endin, Murkam, Rudi dan Hasis.

"Dia berganti-ganti kelompok. Saat ini, komplotannya kita tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang)," jelasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib mengimbau kepada masyarakat, agar selalu waspada terhadap pelaku kejahatan saat meninggalkan rumah.

"Kalau meninggalkan rumah, bisa menitipkan ke tetangga terdekat atau security setempat. Kita imbau agar warga meningkatkan kewaspadaan," ujar Hilman.

(roi/fat)

Sumber: detikSurabaya | Senin, 13/02/2012
| 0 komentar

ANTISIPASI REVISI UU PILKADA : Golkar Jatim Siapkan 2 Skenario

Jumat, 10 Februari 2012 | 19.02.00 | 0 komentar

SURABAYA : Partai Golkar Jawa Timur sudah menyiapkan dua skenario untuk menghadapi pemilihan gubernur (pilgub) yang hingga kini belum ditentukan apakah akan dipilih oleh anggota DPRD atau secara langsung seperti periode sebelumnya. Persiapan dua skenario itu dilakukan karena hari "H" Pilgub Jatim sudah makin dekat.

Menurut Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Martono, pihaknya memang harus mempersiapkan berbagai kemungkinan karena Pilgub Jatim belum pasti apakah akan digelar Mei atau September 2013. "Persiapan kita kali ini harus luar biasa karena belum ada kepastian konsep mana yang akan digunakan," ujar Martono yang mantan Ketua Tim Sukses Soekarwo-Syaifulah Yusuf di Surabaya, Kamis (9/2).

Pihaknya tidak ingin tim suksesnya kewalahan ketika konsep yang dipersiapkan sejak awal itu ternyata meleset. Konsekuensi dari dua skenario itu, menurut dia, seluruh kader harus bekerja lebih maksimal dan rela mengorbankan waktu, tenaga, dan dana lebih besar untuk kepentingan partai.

Seperti diberitakan, revisi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pilkada untuk pemilihan gubernur belum dipastikan kapan mulai diterapkan. Padahal aturan baru itu akan menentukan apakah pemilihan gubernur dilakukan oleh DPRD atau langsung oleh rakyat.

Golkar Jatim, menurut Martono, juga sudah menyiapkan skenario apabila undang-undang menetapkan pilkada hanya akan memilih kepala daerahnya saja (wakil gubernur ditunjuk kepala daerah). "Kita akan melakukan lobi dengan semua kalangan, terutama parpol lain, untuk menentukan siapa cagub yang akan diusung-apakah dari kader sendiri atau bagaimana," ujarnya.

Terkait dengan persiapan itulah, para pengurus Golkar Jatim saat ini sudah makin aktif melakukan konsolidasi ke daerah. Sebab, menurutnya, prosesi pilgub sudah harus dipersiapkan sejak setahun sebelum hari H.

Kemarin, misalnya, Martono dan sejumlah pengurus melakukan konsolidasi dengan kader di Tulungagung dan Kabupaten/Kota Kediri yang kebetulan akan menggelar pilkada.

Konsolidasi itu harus dilakukan karena, menurut Martono, keberhasilan pilkada sangat menentukan keberhasilan pilgub dan pemilu legislatif (pileg) mendatang. Di Jawa Timur sendiri tahun ini akan ada lima kabupaten/ kota yang menggelar pilkada.

Konsolidasi dengan para kader di daerah bakal makin sering dilakukan karena tahun depan akan ada 13 penggelaran pilkada termasuk pilgub. "Kalau berkaca dari perolehan pilkada hingga saat ini, kami yakin bisa memenangi pilgub periode mendatang," ujarnya.

Sementara itu, wacana hari H pilgub di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim sendiri terpecah menjadi dua kubu. Satu pihak menghendaki digelar Mei 2013, tapi di sisi lain ada yang menginginkan September 2013. (Andira)

Sumber: Suara Karya | Jumat, 10 Februari 2012
Jumat, 10 Februari 2012 | 0 komentar

Indonesian Commission Seeks Rehabilitation, Not Detention

JAKARTA - Amid increasing reports of physical abuses resulting in deaths in youth detention and correctional centres across the country, an Indonesian state commission has embarked on a national campaign to scrap detention and imprisonment of children altogether.

"We are closely guarding the 'juvenile justice system' bill, which lawmakers are now deliberating, to ensure that it contains no article allowing detention and imprisonment of children," said Apong Herlina, a member of the eight-year-old Indonesian Child Protection Commission (KPAI).

If enacted, the bill currently under deliberation in Indonesia’s House of Representatives would replace the old law No. 3, a 1997 bill on juvenile justice that supports trial for children coming into contact with the law.

The new bill wants child suspects to instead be placed in special rehabilitation centres during interrogation, trial, and the post-verdict period, effectively scrapping detention and imprisonment for children. The bill also strongly encourages the plaintiffs and defendants to continuously seek out-of- court settlements, particularly for petty crimes.

"The bill shows major improvements from the current juvenile justice system, however, we have to be vigilant as conflicts of interests among political parties in the House remain strong," Herlina cautioned.

KPAI, tasked with improving child protection in the world’s fourth most populated country, has demonstrated its vigilance by embarking on a national campaign against detention and imprisonment of children.

In late January, the commission organised a discussion on the pros and cons of incarceration for children in Jakarta. It is also now organising a national seminar on the juvenile justice system. Later this year, the commission plans to hold discussions and host dialogues with various groups around the country.

The commission, according to Herlina, wants rehabilitation centres to be placed under the ministry of national education, while the government and their political backers want the centres to remain under the ministry of justice and human rights.

"We want to ensure that child ‘detainees’ and ‘inmates’ have access to education, health services, and leisure," Herlina told IPS, adding that even if the national education ministry became responsible for the centres, the ministries of health, social affairs, religious affairs, and justice and human rights should also be involved in helping to rehabilitate child offenders.

The issue of child detention and imprisonment has come under the spotlight recently following reports of deaths and abuses taking place in police custody and correctional centers.

Last December, for example, two sibling detainees, aged 14 and 17 years respectively, were found dead in a police detention centre in Sijunjung, West Sumatra.

Local police have insisted that the two committed suicide, while the children’s parents and relatives believe they were killed. Less than three weeks later, a 15-year-old boy died in the Tulungagung correctional centre in East Java on Jan. 13 after being assaulted by fellow inmates.

Meanwhile, a 16-year-old boy in SoE, East Nusa Tenggara province spent almost three months in detention for allegedly stealing flowers before judges from the local court acquitted him of all charges in mid January.

"Detention and correctional centres are not good places for children. In fact, some children are worse off after spending time in detention or imprisonment," says Herlina.

Over 4,000 children between the ages of 12 and 18 years old underwent legal processes throughout 2011, with charges ranging from theft, drug abuse and mass brawls, to assault and rape.

"The number of children prosecuted has decreased from around 7,000 in 2009 and 2010, as we intensify our campaigns against the detention and imprisonment of children," she added. Studies conducted by the United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia in 2002/2003 and 2006/2007 respectively show that over 5,000 children are incarcerated every year in Indonesia, over 85 percent of who are placed alongside adult inmates due to a lack of prison facilities for children.

The researches also revealed that more than 90 percent of cases of children coming into contact with the justice system end up being imprisoned, two-thirds of whom receive sentences of more than one year.

"Both studies found that Indonesia still hadn’t met the global standards for treatment of children within the justice system," UNICEF Indonesia told IPS.

UNICEF also calls on Indonesia to minimise the option of detention and prioritise alternative forms of response such as "community mediation, community service, education, and increasing support for families."

"Over 70 percent of children who are imprisoned with adults are known to re-offend when released, and there is global evidence that children who are imprisoned are affected by a range of psychological conditions that can further impact on their eventual rehabilitation," UNICEF claims.

Indonesia has set the criminal age of responsibility at 12 years old and suspects aged between 12 and 18 years old are expected to be tried under the 1997 juvenile justice law and the 2002 child protection laws.

Unfortunately, children accused of committing crimes here are still charged under the adult criminal code, thanks to prevailing ignorance among police investigators, prosecutors, and judges overseeing children’s issues.

"The two laws require investigators, prosecutors, and judges to be knowledgeable about children’s issues. However, most law enforcers have little knowledge about children, (prompting) them to charge children under the criminal code," said Syamsul Ridwan, secretary general of the National Commission for Child Protection, known by its Indonesian name Komnas Anak.

Ridwan also suggests that legal confusion may have contributed to children being charged under the criminal code.

"The juvenile justice law uses the word ‘wicked’ to refer to children coming into contact with the law, while the child protection law uses the words ‘children with special needs’," Ridwan said.

So far, only Bandung in West Java has established a special courtroom and detention room for children. Local law enforcers have also been trained together on children's issues and judges there tend to be more lenient in court.

KPAI is also seeking to change the title of the bill from ‘juvenile justice system’ to ‘protection system for children who come into contact with the law’.

"Its current title is biased against children, while our proposed title puts the emphasis on protection rather than the criminal acts," said Herlina.

She admits that efforts to abolish detention and imprisonment of children are facing an uphill battle, where the first, and perhaps biggest, challenge comes from the public at large.

"Indonesians tend to be (discipline-oriented), they want to punish whoever commits crimes, be they children or adults," she said, citing a recent incident in East Jakarta where community members threatened to burn down a local police office if authorities did not jail a 13-year-old boy for allegedly raping a five-year-old girl.

"(Still), we are optimistic that the public at large will endorse our campaigns and put pressure on lawmakers to scrap detention and imprisonment of children," Herlina concluded. By Kanis Dursin


Sumber: ipsnews.net | Feb 10, 2012
| 0 komentar

Lomba Lukis Poster Dan Mural

Dalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2012 serta menggali kreativitas dan kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan hidup, maka Pemerintah Kabupaten Tulungagung bermaksud mengadakan kegiatan lomba mural dan lukis dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

I. KETENTUAN UMUM
a. Peserta lomba adalah pelajar yang masih aktif menempuh pendidikan disekolah yang berada di wilayah Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
b. Pelajar yang telah menjadi peserta lomba mural diperbolehkan menjadi peserta lomba lukis.
c. Thema mural atau lukisan mengacu pada Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2012 sebagaimana telah ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) yaitu Green Economy : Does It Include You ? atau dapat dikembangkan dengan mengacu pada thema sebagai berikut :
- Perlindungan sumber daya alam ;
- Penghematan sumber daya alam ;
- Perilaku ramah lingkungan.
d. Penetapan pemenang oleh tim penilai/panitia bersifat tetap dan tidak bisa diganggu gugat.

II. LOMBA MEMBUAT MURAL
a. Peserta lomba mural dibagi dalam 2 kelompok yaitu Tingkat SLTP/MTs dan Tingkat SLTA/MA.
b. Pengerjaan mural dilakukan secara kelompok (maksimal 2 orang untuk tiap kelompok).
c. Lukisan mural harus merupakan hasil ide sendiri.
d. Peserta membawa peralatan lukis sendiri.
e. Cat lukis yang dipakai harus tahan terhadap air dan disesuaikan dengan media yang akan dilukis (tembok).
f. Untuk kegiatan melukis mural, Panitia menyediakan/menyiapkan media yang akan dilukis (tembok yang telah dicat putih) dengan ukuran ± 2 m x 3 m.
g. Lomba melukis mural dilaksanakan pada hari kamis tanggal 8 Maret 2012 bertempat di Hutan Kota Kabupaten Tulungagung (Ex-Stadion Ketanon).
h. Pengerjaan lukis mural dimulai pukul 07.30 WIB dan harus sudah selesai pada pukul 12.00 WIB (peserta diharap hadir 30 menit sebelum acara dimulai untuk pelaksanaan registrasi).

III. LOMBA LUKIS
a. Karya lukis dalam bentuk poster dan harus merupakan ide sendiri.
b. Peserta lomba lukis poster dibagi dalam 3 kelompok yaitu Tingkat SD/MI, Tingkat SLTP/MTs, dan Tingkat SLTA/MA. Sedangkan untuk peserta didik PAUD/TK dikelompokkan tersendiri dalam lomba mewarna.
c. Peserta lomba lukis poster membawa peralatan lukis dan meja/alas lukis sendiri
d. Peralatan lukis/mewarna dapat berupa cat air, cat acrylic, pensil warna, crayon, pastel, atau perpaduan dari bahan tersebut.
e. Untuk media yang akan dilukis/diwarna, Panitia menyediakan kertas jenis manila ukuran 60 cm x 40 cm yang telah ditandai/distempel oleh Panitia.
f. Hasil karya lukis yang tidak ditandai/distempel oleh Panitia dianggap tidak sah.
g. Di belakang hasil karya poster diberi identitas peserta dan dibubuhi tanda tangan.
h. Lomba melukis poster dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 9 Maret 2012 bertempat di Hutan Kota Kabupaten Tulungagung (Ex-Stadion Ketanon).
i. Pengerjaan lukis poster dimulai pukul 07.30 WIB dan harus sudah selesai pada pukul 11.30 WIB (peserta diharap hadir 30 menit sebelum acara dimulai untuk pelaksanaan registrasi).

IV. PENGHARGAAN DAN HADIAH
Seluruh pemenang Lomba Mural dan Lukis akan diberi Piagam Penghargaan Bupati Tulungagung dan hadiah uang pembinaan sebagai berikut :

a. Lomba Mural

1. Tingkat SLTA/MA
Juara I : Rp 2.000.000,00
Juara II : Rp 1.500.000,00
Juara III : Rp 1.000.000,00

2. Tingkat SLTP/MTs
Juara I : Rp 2.000.000,00
Juara II : Rp 1.500.000,00
Juara III : Rp 1.000.000,00

b. Lomba Lukis

1. Tingkat SLTA/MA
Juara I : Rp 1.000.000,00
Juara II : Rp 750.000,00
Juara III : Rp 500.000,00

2. Tingkat SLTP/MTs
Juara I : Rp 1.000.000,00
Juara II : Rp 750.000,00
Juara III : Rp 500.000,00

3. Tingkat SD/ MI
Juara I : Rp 1.000.000,00
Juara II : Rp 750.000,00
Juara III : Rp 500.000,00

4. Tingkat PAUD / TK (Mewarna)
Juara I : Rp 500.000,00
Juara II : Rp 300.000,00
Juara III : Rp 150.000,00

V. PENDAFTARAN
a. Pendaftaran peserta lomba tidak dipungut biaya.
b. Tempat pendaftaran di Sekretariat Lomba Mural dan Lukis Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2012 Kabupaten Tulungagung yang beralamat di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, Jln. Sultan Agung III/7 Tulungagung (Kompleks Perkantoran Ex-Stadion Ketanon)
c. Pendaftaran peserta dibuka mulai tanggal 6 s/d 17 Pebruari 2012 pada jam kerja.
d. Pengumuman ini juga dapat diakses melalui Website Pemerintah Kabupaten Tulungagung http://www.tulungagung.go.id
e. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdr. Suroso (081359033411) atau Sdr. Redy (08123156242)

Ingin melihat pengumuman ini silahkan klik link di SINI

Sumber: tulungagung.go.id | Senin, 06 Februari 2012
| 0 komentar

Yongki Aribowo dan Kebiasaan Menggoyang Jala Gawang

SAMARINDA - Penyerang Persisam Putra Samarinda Yongki Aribowo punya kebiasaan unik sata beryanding. Khususnya, ketika menunggu tendangan pojok atau bola mati di wilayah pertahanan lawan.

Pria kelahiran Tulungagung 23 November 1989 ini, selalu menggoyang jala gawang lawan. Namun kebiasaan Yongki itu, tidak memiliki makna ritual khusus soal menggoyang jala gawang lawan.

Kebiasaan ini juga pernah dilakukan pemain Persipura Jayapura Titus Bonai. "Gak ada ritual, itu cuma iseng-iseng saja. Siapa tahu jadi gol," kata Yongki Aribowo, memberikan alasan soal menggoyang jala gawang lawan, Kamis (9/2/2012) sore, usai latihan.

Namun saat pemain bernomor punggung 23 ini mengoyang jala gawang Persela Lamongan, Persisam justru kalah 0-1. Dalam pertandingan itu, Persisam Samarinda menggempur habis-habisan pertahanan Persela Lamongan.

Namun Yongki membantah, jika menggoyang jala gawang lawan meniru gaya Titus Bonai pada saat memperkuat Tim Nasional Indonesia. Dia menegaskan, menggoyang jala gawang itu, tidak memiliki maksud percaya dengan hal-hal yang mustahil. Ia melakukan hanya sekadar iseng, dengan harapan bisa membuahkan gol. "Semua itukan terserah yang diatas," katanya.

Pada saat Persisam Putra menjamu Persela Lamongan, Yongki gagal menjebol gawang lawan, membuat Yongki tidak habis pikir. Padahal pada laga Senin (6/2/2012) lalu Yongki sempat mendapat satu peluang emas. Sayangnya, sepakan Yongki masih membentur tiang gawang.

Padahal, lanjut Yongki, posisi kiper sudah tertinggal. "Masak tinggal taruh bola saja masih kena tiang," kenang Yongki yang masih terheran-heran pada laga itu.

Data Pemain

Nama Lengkap : Yongki Aribowo
Lahir : Tulungagung, 23 November 1989
Tinggi Badan : 175 cm.
Berat Badan : 63 Kg.
Posisi : Gelandang
Nomor Punggung : 23
Klub : Persisam Putra Samarinda


Sumber: Tribunnews.com | Kamis, 9 Februari 2012
| 0 komentar

Malam Pengantar Tugas Dandim Tulungagung Dihiasai Beragam Atraksi Tarian

Rabu, 08 Februari 2012 | 21.39.00 | 0 komentar

Tulungagung, meriah, begitu suasana yang tampak pada acara malam pengantar tugas pucuk pimpinan Kodim 0807/Tulungagung dari Dandim lama Letkol Inf. Iskandar, S.Sos kepada Dandim baru Letkol Arh I Made Suryawan yang berlangsung di Hall Barata, Tulungagung, Selasa 7/2.

Mengapa begitu, karena malam perpisahan dan penyambutan Dandim Tulungagung itu dihiasi beragam atraksi Tarian. Tampilan fashion show oleh gadis imut dari TK Kartika Jaya misalnya yang tampil manis dan percaya diri. Kemudian disusul Tari Merak yang melambangkan, lambang kebesaran Korem 081/DSJ yang juga tampil memukau. Tak kalah menarik tarian dari ibu-ibu Bhayangkari berkalaborasi dengan Polwan Polres Tulungagung yang menampilkan tarian ala penari India dengan busana ngejreng khas penari India sempat mengundang kagum tamu undangan.

Penampil berikutnya juga tak kalah menarik, tarian dari ibu-ibu Persit cabang Kodim Tulungagung dipimpin oleh ibu Kasdim yang juga turun berdansa ria di atas panggung memakai busana warna merah dengan ikat pinggang warna kuning mencolok rupanya juga menjadi tarian yang cukup menarik pada acara hiburan malam pengantar tugas itu. Puncak dari hiburan yang disuguhkan oleh keluarga besar Kodim Tulungagung adalah banyolan-banyolan kocak dari pelawak Topan dan dua rekannya yang sempat membuat undangan yang hadir tertawa lepas sejenak.

Pada kesempatan itu Dandim lama, Letkol Inf. Iskandar mengatakan masa kepemimpinannya yang singkat itu, selama 1 tahun 6 bulan memang masih banyak cita-cita yang akan dipersembahkan kepada masyarakat Tulungagung tercinta.

"Namun apa boleh buat tugas baru telah menunggu," ujar Dandim yang akan menempati tugas barunya itu di Srenad Pabandya I/Sesko Paban V/Dalprop Suad.

Sementara itu, Komandan baru asal dari Satuan Tempur Arhanud 2/Kostrad yang bermarkas di Malang itu dalam sambutan singkatnya di hadapan tamu yang hadir antara lain para tokoh agama, tokoh masyarakat, para kepala SKPD jajaran Pemkab Tulungagung, para camat bersama jajaran Muspika kecamatan, para pengusaha dan undangan lain. Beliau mengatakan, minta dukungan dalam rangka melaksanakan tugas baru di Tulungagung, walaupun beliau baru pertama kali terjun ke medan teritorial berbeda dari basis penugasan sebelum di satuan tempur yang membawahi senjata alat berat namun beliau berjanji tetap akan berusaha untuk melaksanakan yang terbaik dalam tugas baru itu.

Tugas yang membanggakan dalam pengalaman tugasnya selama ini adalah menjadi salah satu bagian Satuan pengamanan KTT Asean di Bali dengan agenda utamanya adalah menjaga keselamatan Presiden Amerika Serikat.

Lebih lanjut Dandim yang mempunyai dua orang putra itu berharap do'a restu dari semua pihak untuk ikut bersama-sama membangun Tulungagung. Beliau juga mengatakan akan melakukan silaturrahmi sebagai bagian dari agenda tugas barunya itu.

Pernyataan menarik malam itu disampaikan oleh Bupati Tulungagung kepada Dandim yang lama, bahwa hal yang membanggakan dari Dandim lama Letkol Inf. Iskandar adalah bersama-sama belajar mengaji.

"Itu kenangan yang membanggakan bagi saya," Kata Bupati Tulungagung Ir. Heru Tjahjono, MM saat memberi sambutan pada acara itu.

Sambutan singkat Bupati itu diakhiri ucapan selamat datang dan selamat bertugas kepada Dandim yang baru di Kabupaten Tulungagung yang selalu tampak kondusif.

Menariknya, Bupati bersama jajaran Muspida Kabupaten Tulungagung ikut menyumbangkan sebuah lagu dari Koes Plus sambil berdansa ria ala boys band yang lagi ngetren saat ini. (Udin/Humas)

Sumber: tulungagung.go.id | Rabu, 08 Februari 2012
Rabu, 08 Februari 2012 | 0 komentar

Lamban Tangani Korupsi, Polres Dikritik Forkabi

Selasa, 07 Februari 2012 | 23.41.00 | 0 komentar

Tulungagung - Penanda tanganan komitmen bersama anggota Polri sebagai pelayan masyarakat yang anti KKN pagi ini dikritisi ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa Indonesia (FORKABI)-Iwan Adi Kusuma, Iwan mengingatkan agar penanda tanganan komitmen itu tidak sekedar seremonial dan slogan belaka. Menurutnya sampai sekarang Mapolres Tulungagung sangat lamban dalam penanganan kasus dugaan korupsi bahkan masih menggantung dan menyimpan beberapa kasus besar.

Lanjut Iwan, masyarakat belum mendapatkan fakta bahwa Polres Tulungagung berani mengungkap kasus-kasus yang melibatjkan pejabat pemkab. Sindir Iwan selama ini Polres lebih memilih kasus lotre rokok dari pada dugaan korupsi DAK. Sehingga harapannya dengan komitmen bersama itu wajah pelayanan dan penegakan hukum di Tulungagung dapat melegakan hati rakyat Tulungagung.

Sumber: liiur.com | 07 February 2012
Selasa, 07 Februari 2012 | 0 komentar

Dua Pelaku Spesialis Cungkil Pintu Dibekuk

Surabaya - Dua pelaku spesialis cungkil pintu kembali diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Tersangka yang diketahui residivis ini terbukti telah melakukan 50 kali pencurian di kawasan Jatim.

Menurut Dir Reskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Agus K Sutisna pelaku yang diamankan adalah Deky Fransiscus (33) warga Dukuh Kupang gang Lebar dan M Johan (32) warga Kalianyar, Glagah, Lamongan.

Keduanya telah lama menjadi buruan polisi, sebab telah melakukan puluhan aksi pencurian di Surabaya, Pare Kediri, Tulungagung dan Sidoarjo.

"Mereka telah melakukan aksi cungkil pintu mobil di beberapa kota di Jatim sebanyak 50 kali, seperti Surabaya, Sidoarjo, Tulungagung, Kediri dan beberapa kota lainnya," kata Kombes Pol Agus K Sutisna, Selasa (7/2/2012).

Sementara menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib, dari dua pelaku tersebut diamankan puluhan barang bukti. Yakni berupa 39 ponsel beraneka merk, 4 laptop, sebuah hardisk eksternal dan 7 mata obeng berbagai bentuk.

"Modusnya dengan menyungkil pintu mobil yang sedang diparkir dengan mengunakan kunci T, lalu mengambil barang berharga yang ada di dalam mobil," terang Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib.

Ia juga menambahkan, aksi terakhir yang dilakukan tersangka beberapa waktu yang lalu di kawasan Wonoayu, Sidoarjo. Saat itu pelaku berhasil mencuri seperangkat barang elektronik berupa sebuah laptop merk Acer Aspire dan tape.

Kedua pelaku ini memiliki peran yang berbeda. Deky bekerja selaku eksekutor, sedangkan Johan menjadi penadah yang membeli hasil curian Deky.

"Johan berlaku sebagai penadah. Ia mengaku, sebuah laptop ia hargai senilai Rp 1 juta, sementara untuk ponsel dihargai Rp 100 ribu-200 ribu," pungkasnya.

Kedua tersangka dikenai Pasal 363 KUHP Pencurian. Maka, keduanya pun mendapat pemberatan ancaman pidana penjara selama 5 tahun.

(nrm/fat)

Sumber: detik.com | Selasa, 07/02/2012
| 0 komentar

WADUK SUTAMI, LAHOR DAN WONOREJO SIAGA

Dua waduk di wilayah Jawa Timur, yakni Sutami-Lahor di Kabupaten Malang serta Wonorejo di Tulungagung dalam kondisi siaga.

Dari siaran pers kepala bagian Pengendalian Operasional Perum Jasa Tirta Malang I, Asfi Fitrianingtyas, dua waduk tersebut dinyatakan Siaga oleh Jasa Tirta, merujuk pada data pemantauan hingga 31 Januari 2012, dimana tercatat elevasi aktual muka air waduk berada di bawah pola.

Volume di Waduk Sutami mencapai 65,44 m3 dengan elevasi aktual 262,93 m atau di bawah elevasi normal yaitu 263,00 m. Sedangkan di Waduk Lahor, volumenya 7,68 m3 dengan elevasi aktual 264,54 m atau di atas elevasi normal yaitu 263.20 m. Areal irigasi yang harus dilayani Sutami-Lahor seluas 71.650 ha.

Sementara di Waduk Wonorejo saat ini tercatat volumenya mencapai 45,04 m3 dengan elevasi aktual 184,80 m, ini di bawah elevasi normal yang seharusnya 185,00 m. Luas total daerah layanan irigasi Wonorejo yakni 1.012 ha. Dengan begitu status Waduk Wonorejo juga dinyatakan siaga.

Sedangkan untuk dua Waduk lainnya, yaitu Selorejo di Malang dan Bening di Nganjuk, kondisinya masih dalam ambang normal. Elevasi di dua waduk tersebut berada di atas pola, yaitu Selorejo elevasi aktual tercatat 684,46 m dengan elevasi normal 680,00 m. Sedangkan di Waduk Bening elevasi tercatat 104,50 m atau di atas pola normal, yaitu 101,46 m.

Sedangkan mengenai realisasi alokasi air di Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I periode Januari 2012, berdasarkan dari laporan Perum Jasa Tirta I terdapat beberapa Intaks yang harus selalu dikendalikan di bawah pola, antara lain di Jatimlerek dan Delta Brantas. Hal ini dikarenakan di beberapa tempat turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

Sebaliknya, beberapa Intaks harus dikendalikan di atas pola, seperti di Mrican Kanan, Menturus, D.I Kali Konto, dan Kali Wadas. Dua Intaks yaitu Lodoyo-Tulungagung serta d/s Tiudan di Waduk Wonorejo yang selalu dikendalikan sesuai dengan pola berdasarkan POWAA Musim Hujan 2011/2012.(ver,ern)

Sumber: jatimprov.go.id | Senin, 06 Februari 2012
| 0 komentar

Jawa Timur Akan Beri Bantuan Warga Seumur Hidup

Senin, 06 Februari 2012 | 18.47.00 | 0 komentar

Surabaya - Pemerintah Jawa Timur akan memberikan bantuan seumur hidup kepada warga miskin berusia di atas 65 tahun. Bantuan akan diberikan terus-menerus hingga warga tersebut meninggal dunia.

"Persis KTP seumur hidup, bantuan ini diberikan terus-menerus tiap bulannya," kata Sekretaris Daerah Jawa Timur, Rasiyo, Senin 6 Februari 2012. Bantuan diberikan berupa uang tunai Rp 150 ribu dan beras 20 kilogram per bulan.

Untuk tahun pertama 2012, bantuan akan diberikan kepada 5-6 ribu warga miskin usia di atas 65 tahun. Selanjutnya program akan terus diberikan hingga seluruh masyarakat miskin usia 65 tahun ke atas seluruhnya mendapatkan bantuan ini.

Rasiyo menjelaskan program ini merupakan kelanjutan dari program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan (Jalinkesra) yang telah diberikan sejak 2009 lalu.

Sebelumnya program Jalinkesra diperuntukkan 493.004 rumah tangga sangat miskin. Hanya, sejak 2009, 2010 dan 2011 Jalinkesra diberikan berupa bantuan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat miskin.

Bantuan di antaranya berupa kambing, ayam, itik, atau bibit tanaman. "Bantuan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kami data butuhnya apa dan kami bantu," kata Rasiyo.

Hanya, bantuan ini di lapangan banyak memunculkan masalah. Apalagi banyak kebijakan di tingkat kelurahan yang ternyata menyunat bantuan. Misalnya, yang harusnya mendapatkan empat kambing disunat hanya mendapatkan satu kambing, sementara tiga sisanya diberikan kepada warga miskin lainnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro mendukung program ini. Menurut dia, program pemberian bantuan yang dilakukan tahun sebelumnya banyak disalahgunakan di tingkat lapangan.

Dinas Peternakan pada 2011 lalu setidaknya membagikan ternak senilai Rp 50 miliar. Bantuan tersebut tersebar di delapan daerah, yaitu Trenggalek, Ngawi, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Tuban, Kediri, dan Blitar.

"Memang banyak masalah. Tapi hasil evaluasi akhir tahun menunjukkan program ini sangat bermanfaat bagi penerima," kata Wibowo. Manfaat itu di antaranya jika dulunya banyak masyarakat miskin yang tak memiliki pekerjaan saat ini sudah memiliki aktivitas.

Hanya, program bantuan ternak ini bermasalah jika yang menerima adalah masyarakat miskin dengan usia di atas 65 tahun. "Kan kasihan kalau sudah tua dikasih kambing, yang pas memang diberikan bantuan tunai," tutur Wibowo.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Sumber: tempo.co | Senin, 06 Februari 2012
Senin, 06 Februari 2012 | 0 komentar

KPUD Sosialisasi Pemilukada

Tulungagung - Menghadapi Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Tulungagung tahun 2013 nanti, KPUD Kabupaten Tulungagung, mulai mensosialisasikan tahapan-tahapan Pemilu kepada masyarakat. Anggota KPUD Tulungagung Nyadin, M.AP, Senin (6/2/2012) melakukan hal tersebut kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemkab Tulungagung.

Sosialisasi yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Apel Pagi di Halaman Kantor Pemkab Tulungagung dipimpin langsung oleh Plt. Sekertaris Daerah Kabupaten Tulungagung Ir. Heru Dwi Tjahjono, MM, diikuti karyawan/ karyawati dan para pimpinan SKPD di Lingkup Pemkab Tulungagung

Dalam sosialisasinya, Nyadin, M.AP menjelaskan, Pemilukada di Tulungagung, merupakan hajat kita bersama, sehingga pelaksanaannya harus berjalan dengan baik dan sukses. Dan hal itu menurut Anggota KPUD ini, memerlukan partisipasi dan dukungan semua pihak termasuk para pegawai Negeri yang ada di Tulungagung.

Karena itu KPUD Tulungagung sangat mengharapkan partisipasi PNS, disemua tahapan yang telah disusun KPUD, termasuk dalam sosialisasi kepada masyarakat, perekrutan PPK,PPS dan KPPS serta tahapan Pemungutan Suara yang direncanakan pada tanggal 31 Januari 2013 mendatang.

Sementara itu Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Ir. Heru Dwi Tjahjono, MM, mengajak kepada para PNS di Tulungagung untuk mendukung semua tahapan Pemilukada yang telah diprogramkan, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan sukses.(Ttk/Humas)

Sumber: tulungagung.go.id | Senin, 06 Februari 2012
| 0 komentar

Industri Keset di Tulungagung Naik di Musim Hujan

Tulungagung - Industri rumah tangga keset di Tulungagung naik selama musim hujan.

Nur Rohman pengrajin sekaligus pengepul keset berbahan dasar serabut kelapa asal Desa Dero Ampel Sumber Gempol seperti dilaporkan Bagas dari Radio Liur Tulungagung, Senin (6/2/2012), mengatakan, permintaan naik hingga 100%.

Kata Nur, selama musim penghujan permintaan keset mencapai 3000 per bulan. Sedangkan selama musim kemarau order keset mencapai 1500 unit.

Kenaikan hingga 100% itu, kata Nur, dipicu cuaca hujan dan hidup bersih masyarakat Tulungagung. Apalagi bahan keset dari sabut kelapa mudah didapat, harganya murah dan kualitasnya bagus. (tin)

Sumber: suarasurabaya.net | 06 Februari 2012
| 0 komentar

Abon Ikan Lele Dari Gondosuli - Gondang Tembus Pasar Ekspor

Sabtu, 04 Februari 2012 | 17.13.00 | 1 komentar

Tulungagung - Sektor industri kecil telah mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tulungagung. Salah satunya adalah industri makanan olahan yang di-inovasi dan dikembangkan oleh Rusli Winardi warga desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Sejak 2 tahun ini Rusli memproduksi abon dengan bahan baku ikan lele, patin dan tuna. Saat ini produksi abon dari Desa Gondosuli ini menjadi komoditas ekspor ke negara Qatar.

Abon yang dibuat dari bahan baku ikan lele, tuna, dan patin ini mempunyai cita rasa yang lezat dan mampu bertahan 14 hari tanpa bahan pengawet. Setelah mendapatkan pembinaan dan permodalan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Rusli telah mampu membuat abon 40 Kg per hari. Kegiatan UMKM ini akhirnya menginspirasi warga sekitar untuk ikut mengembangkan produksi abon dari bahan baku ikan lele dan patin sehingga diharapkan mampu menyingkap kesempatan kerja baru di Tulungagung.

Untuk pemberdayaannya kepala dinas koperasi dan UMKM Tulungagung – Edy Suyanto bilang, siap memfasilitasi bantuan permodalan kepada para pengusaha kecil.

Sumber: liiur.com | 04 February 2012
Sabtu, 04 Februari 2012 | 1 komentar

Tour de East Java 2012 Dongkrak Pamor Wisata Jatim

SURABAYA - Even balap sepeda terbesar di Indonesia, Tour de East Java 2012, yang digelar September nanti, diharapkan mampu mendongkrak pariwisata Jawa Timur.

Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, pada peluncuran Tour de East Java 2012 di Rumah Makan Taman Apsari, Surabaya, Jumat (3/2/2012), mengatakan, pariwisata sangat berperan besar bagi perekonomian Jatim. Karena itu, Tour de East Java 2012 diharapkan dapat menarik sebanyak mungkin turis lokal dan asing untuk datang, dan berpartisipasi dalam even tersebut.

Saifullah menambahkan, Tour de East Java, salah satu bagian dari persiapan Indonesia yang mencalonkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2019.

"Even ini dapat berkembang. Jika diselenggarakan dengan konsisten, maka Tour de East Java bisa mendunia," katanya.

Ketua Yayasan Tour de East Java, Sastra Harijanto Tjondrokusumo, menjelaskan, Tour de East Java adalah even balap sepeda yang diselenggarakan sejak 2005, dengan mengikutsertakan pembalap dari dalam dan luar negeri.

Pada penyelanggaraan 2012, masyarakat umum dapat berpartisipasi dalam program Road to Tour de East Java yang dimulai April sampai dengan September.

Panitia akan membuka lomba-lomba Criterium untuk masyarakat umum yang terbagi dalam kelas Eksekutif, pelajar SMA, pembalap wanita, dan veteran (mantan atlet pembalap).

Rencananya, Tour de East Java diselenggarakan dengan 5 etape dari Kabupaten Probolinggo hingga Surabaya. Etape-etape itu adalah Probolinggo-Malang, Malang-Tulungagung, Tulungagung-Tuban, Tuban-Surabaya, dan terakhir sebagai Grand Final lomba Criterium digelar di Surabaya.

Sumber: kompas.com | Jumat, 3 Februari 2012
| 1 komentar

Ibu Rumah Tangga Selundupkan 920 Pil Koplo ke Lapas

TULUNGAGUNG- Lia Ambarwati (24) terlihat cemas ketika petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tulungagung memeriksa barang bawaannya yang ditujukan kepada Very Setiawan (27) penghuni lapas asal Desa Pakel, Kabupaten Tulungagung.

Perempuan asal Desa Karanganom, Kecamatan Kauman itu tidak bisa berkata apa-apa ketika di dalam botol hand body dan sampo, petugas lapas menemukan sebanyak 920 butir pil koplo jenis dobel L. Narkoba kelas rendah itu diduga sengaja hendak diselundupkan ke dalam lapas.

"Saat ini yang bersangkutan beserta barang bukti sudah diamankan petugas polsek setempat," ujar Kanit Reskrim Polsek Kedungwaru Ajun Inspektur Satu Suharno kepada wartawan, Kamis (2/2/2012).

Sejak awal, sipir penjara yang bernama Manaf sudah curiga. Sebab Lia yang berstatus sebagai ibu rumah tangga itu terlihat bingung dan panik saat Manaf menyatakan memeriksa barang bawaan.

Pemeriksaan terhadap setiap barang bawaan pembesuk penghuni lapas sudah menjadi prosedur yang berlaku. Very merupakan teman suami Lia. Ia dihukum atas perkara pencurian dengan pemberatan.

"Secara fisik barang yang dibawa terlihat penuh sesak. Dan itu sudah membuat curiga," terang Suharno.

Kepada petugas, Lia mengatakan hanya menjalankan apa yang diminta Veri melalui pesan pendek (sms). Bahwa ada barang yang harus dibawanya. Selebihnya ia mengaku tidak tahu menahu dengan isi di dalam botol hand body dan sampo.

"Keberadaan barang ada di orangtua Veri. Lia tinggal mengambil dan membawanya," papar Suharno.

Saat ini polisi mencoba mengembangkan penyelidikan dengan memanggil orangtua Veri. Apakah memang terlibat dalam aksi penyelundupan ini atau tidak?. "Sebab sangat mungkin selama ini terjadi peredaran narkoba di dalam lapas," katanya.

Jika memang terbukti melanggar hukum, Lia bisa dijerat dengan pasal 197 UU RI No 23 Tahun 2009 tentang kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
(Solichan Arif/Koran SI/ugo)

Sumber: okezone.com | Kamis, 2 Februari 2012
| 0 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan