Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Wisata Religi

Jumat, 28 April 2006 | 09.58.00 | 4 komentar

  • Guru Wali di Pantai Popoh Tulungagung
  • Pangeran Benowo di Bedalem Kecamatan Besuki Tulungagung
  • KHR. Abdul Fattah di Mangunsari Kecamatan Kedungwaru Tulungagung
  • KH. Dimyathi 'Wali Dimyathi' di Desa Campurdarat Kecamatan Campurdarat
  • Sunan Kuning di Desa Macanbang Kecamatan Gondang Tulungagung
  • Syeh Basarudin di Srigading Desa Bolorejo Kecamatan Kauman Tulungagung
  • R. Jayeng Kusumo di Demuk Pucanglaban Tulungagung
  • Klenteng Tan Thiek Sue di Tulungagung
  • Tumenggung Surontani di Wajak Kecamatan Boyolangu Tulungagung








Jumat, 28 April 2006 | 4 komentar

Hiburan Di Tulungagung

Rabu, 26 April 2006 | 12.46.00 | 16 komentar

Bagi masyarakat kepingin cari hiburan bersama keluarga banyak sekali alternatifnya di kabupaten Tulungagung. Bagi anak-anak ada pusat mainan anak, salah satunyaGama Play Center. Bagi 'dewasa' yang ingin menyalurkan hobby olah vokal 'karaoke keluarga', ada beberapa pilihan;

Liiur jl. Raden Abdul Fatah ♦ Yess Barat Lembupeteng ♦ Barata Jl. WR. Supratman ♦ Kharisma Ngunut ♦ Narita Jln. KH. Agus Salim 87-89 ♦ Swalloh area wisata waduk wonorejo ♦ wonorejo resort area wisata waduk wonorejo ♦ JOY 'Hotel Palem' Jl. Stadion Ketanon ♦ Srabah Semesta Resort Srabah/ arah menuju wisata waduk wonorejo ♦ NAV Utara Pasar Wage ♦ Dynasty Jl. P. Sudirman ♦ Radja Jl. Jayeng Kusumo ♦ Seven Kompleks Ruko eks keramik Tulungagung ♦ Pondok Eskimo Jl.pahlawan Gg.1-Rejoagung (Pilar ke timur 100m) ♦ Happy Resto Kafe Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, tepatnya di belakang RSUD dr. Iskak. ♦ TOP Jl. Raden Abdul Fatah (Barat Psr. Ngemplak) ♦ STAR Timur Sirkuit Boro ♦ Venus Barat Lembupeteng ♦

dan masih banyak lagi...
Rabu, 26 April 2006 | 16 komentar

Hotel Di Tulungagung

Selamat Datang di Tulungagung. disela-sela bisnis atau liburan anda manfaatkan waktu-waktu istirahat anda dengan menikmati suasana Tulungagung. Anda gak perlu bingung untuk beristirahat di Tulungagung.

Berikut daftar hotel dan Penginapan di Tulungagung:

Malinda Indah Hotel
Jl. Jayeng Kusuma 3 Tulungagung Phone : +62 355 321433

Palapa Hotel
Jl. Teuku Umar 81 Tulungagung Phone : +62 355 321854

Gajah Mas Hotel
Jl. Kartini 19 Tulungagung Phone : +62 355 321996

Panorama Hotel
Jl. W.R. Supratman 12 Tulungagung, Phone : +62 355 321857

Narita Hotel
Jl. Agus Salim 87 Tulungagung Phone : +62 355 321608

Nasional Hotel
Jl. Pahlawan 3 Tulungagung Phone : +62 355 321642

Wijaya Hotel
Jl. Teuku umar III / 4 Tulungagung Phone : +62 355 322774

Surakarta Hotel
Jl. Antasari Tulungagung Phone : +62 355 321445

Srabrah Semesta Resort
Jl.Raya Sabrah Karanganom Kauman Phone : +62 355 333333

Srikandi
Jl. Stasiun No. 7 Ngunut Phone : +62 355 395665

Pesanggrahan Agro Wilis
Kec. Sendang Tulungagung Phone : +62 355 321785

Tanjung Hotel
Jl. Laksamana Adi Sucipto Phone : +62 355 323502

Palem Hotel
Jl. Stadion Ketanon Kedungwaru Phone: +62 355 324942

Grand Hotel
Jl. I Gusti Ngurah Rai 26 Tulungagung

Swalloh Hotel
Waduk Wonorejo

Wonorejo Resort
Ds. Wonorejo Kec. Pagerwojo Tulungagung

Crown Victoria Hotel
Jl. Supriadi No. 41, Tulungagung, Tulungagung 66227 Telp : +62 355 331321

Hotel Istana Tulungagung
Jl. K.H.Agus Salim no. 73-75, Tulungagung 66212 Telp : 0355 - 332377, 0355 - 335988




dst...
| 6 komentar

Obyek Wisata Tulungagung

Kamis, 20 April 2006 | 15.59.00 | 14 komentar


  1. PANTAI SIDEM

  2. Di perkampungan nelayan ini wisatawan dapat menemukan industri rumah tangga dengan produk yang dihasilkan seperti berbagai ikan asin dan terasi vang telah dikemas rapi, serta siap untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Dari kampung nelayan di Pantai Sidem ini pula, dapat dinikmati PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1994, dengan kemampuan sekitar 30 Mega Watt. Kedua lokasi wisata pantai ini dapat dicapai melalui jalan darat vang telah beraspal dengan baik dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari kota Tulungagung.

  3. PANTAI CORO

  4. Pantai ini memiliki panjang sekitar 400 meter, pasirnya berwarna putih dan tidak kalah dengan pantai lain yang ada di Jawa Timur dan pasirnya lembut dan bersih. Selain itu daya tarik lain pada pantai yang berjarak sekitar 1,5 Km dari padepokan Retjo sewu menuju ke timur ini keberadaannya masih alami dan belum banyak tergarap serta ombak pantai juga tidak terlalu besar. Lebih dari itu air laut pantai sangat jernih sehingga permukaan dasar laut bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti semua karang dan tumbuhan laut.

  5. PANTAI POPOH

  6. Pantai Indah Popoh dilengkapi dengan sarana penginapan, pasar ikan, wisata bahari dan beberapa tempat yang asyik untuk memancing. Setiap bulan Suro(Muharam) diselenggarakan Upacara "Labuh Semboyo". Masih dikawasan Pantai Popoh dapat menikmati obyek wisata "Reco sewu" dan laut bebas. Di sepanjang perjalanan menuju Popoh (Boyolangu, Campurdarat, Besuki) terdapat kerajinan batu onix sebagai souvenir khas Tulungagung. Kita dapat menggunakan motor boat untuk menelusuri pantai sidem, Klatak, Gemah dan Bayeman.

  7. PANTAI KLATHAK

  8. Panta Klatak berada di wilayah desa Keboireng Kecamatan Besuki, pantai ini masih asli. Pemandangannya masih murni dan begitu indah. pantai ini belum tersentuk oleh investor.

  9. PANTAI SINE

  10. Tidak jauh dari Pantai Popoh, terdapat obyek yang siap menanti para wisatawa, yaitu Pantai Sine. Bagi wisatawan yang gemar berjemur di pasir tidak usah jauh-jauh ke Bali, datang saja ke hamparan pasir di Pantai Sine Tulungagung. Pada cuaca yang cerah dari pantai ini kita dapat menyaksikan matahari terbit secara langsung. Disepanjang pantai selatan yang masuk wilayah Tulungagung.

  11. PANTAI SIDEM

  12. Di pantai ini sudah banyak perkampungan nelayan, selain itu para wisatawan dapat menemukan industri rumah tangga dengan produk yang dihasilkan seperti berbagai ikan asin dan terasi vang telah dikemas rapi, serta siap untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Dari kampung nelayan di Pantai Sidem ini pula, dapat dinikmati PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1994, dengan kemampuan sekitar 30 Mega Watt. Kedua lokasi wisata pantai ini dapat dicapai melalui jalan darat vang telah beraspal dengan baik dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari kota Tulungagung.

  13. TELAGA BURET

  14. Telaga Buret berada di Dusun Buret desa Sawo Kecamatan Campurdarat. Kondisi telaga ini masih asli. Pemandangannya masih murni dan begitu indah. Telaga buret merupakan tempat wisata yang mudah dijangkau alat transportasi.

  15. BENDUNGAN WONOREJO

  16. Bendungan / waduk WONOREJO berada di desa Wonorejo Kec. Pagerwojo sebelah barat kota Tulungagung. Waduk ini debit 15.000 m3 per detik, berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, pengairan, perikanan, olah raga air dan tempat rekreasi, yang dilengkapi dengan Gazebo, Home stay, Taman, area pemancingan, speed boad penginapan dan tempat pementasan seni tradisional.

  17. KAWASAN LAWEAN PENAMPIHAN SENDANG

  18. Air terjun Lawehan salah satu potensi wisata Kabupaten Tulungagung, berada di dusun Turi, desa Geger, Kecamatan Sendang. Lebih kurang 25 km arah barat dari kota Tulungagung, yang merupakan bagian dari Lereng Wilis dengan ketinggian + 1.200 m diatas permukaan air laut. Untuk menuju lokasi harus berjalan kaki + 3 km melewati indahnya panorama perbukitan, dan sembilan kali menyeberangi sungai di hutan yang msih perawan. Menurut kepercayaan penduduk setempat, daerah ini dikuasai oleh Mbok Roro Dewi Gangga, Mbok Roro Cenethi, Mbok Roro Wilis, dan Mbok Roro Endang Sampur?. Penduduk setempat juga meyakini, Barang siapa yang mandi di air terjun ini akan sembuh dari penyakitnya. Karena khasnya jalan menuju obyek ini, yang naik, turun licin, curam dan menerobos semak belukar, maka sangat cocok bagi mereka yang suka tantangan dan pecinta alam. Aapalagi disekitar air terjun banyak tumbuh tanaman anggrek yang masih langka.

  19. CANDI PENAMPIHAN

  20. Disamping wisata alam, Kabupaten Tulungagung juga memiliki obyek wisata sejarah, salah satunya adalah Candi Penampehan. Candi Penampehan masih berada di Kecamatan Sendang, tepatnya di desa Geger. Untuk menuju lokasi tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat.Pada Candi berteras yang dilindungi pohon Kalpataru Purba ini, terdapat lempengan prasasti Raja Balitung abad IX yang menyebutkan adanya asrama empat kasta, yakni, patung Kili Suci, Asmorobangun, patung Padi, dan Tirta Amerta yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

  21. GOA TAN TEK SUE

  22. Tidak jauh dari lokasi kedua obyek tersebut terdapat Goa Tan tek Sue. Goa ini biasanya banyak dikunjungi umat Khonghucu pada tiap hari besar agama Khonghucu. Bagi para pelancong rasanya belum lengkap kalau belum menikmati buah Durian yang banyak tumbah di daerah ini. Durian dari daerah ini dikenal dengan nama 'Durian Bajul'. Setelah lelah menikmati berbagai obyek, para pelancong dapat istirahat di penginapan Argo Wilis 'Genceng'. Udaranya yang sejuk dan pemandangan disekitar yang indah, membuat siapapun akan betah berlama-lama di penginapan tersebut.

  23. GOA SELOMANGLENG

  24. Kompleks Goa Selomangleng yang menempati areal kehutanan di lingkungan BKPH Kalidawir, atau tepatnya di Dusun Sanggrahan Kidul, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, merupakan lereng Jurang Sanggrahan yang cukup terjal. Berbatasan dengan kebun milik penduduk, kompleks ini dapat dibedakan atas dua bagian, yakni bagian yang sekarang agak datar yang berada di bagian bawah, serta bagian yang terjal di bagian atas. Di bagian pertama itulah terdapat dua buah goa, sedangkan sebuah candi terdapat di bagian kedua.

    Ketiga kekunoan tersebut merupakan hasil pengerjaan pada bongkahan batu besar, memenuhi hampir seluruh sisa bagian atas batu. Goa pertama berada di bagian tanah yang relatif datar, merupakan hasil pengerukan terhadap sebuah bongkah batu besar (monolit) dengan bentuk mulut persegi empat sebanyak dua buah. Gua pertama dihiasi dengan relief, sedangkan goa kedua tidak memilki relief. Lahan yang ditempati bongkahan batu bergoa tersebut meliputi areal seluas 29,5 m x 26 m. Ukuran bagian dalam goa pertama adalah: panjang 360 cm, lebar 175 cm, dan dalam ceruk 380 cm. Mulut goa mengahadap ke arah arah barat. Relief dipahatkan pada panel di dinding sisi timur dan utara. Hiasan itu menggambarkan bagian dari cerita Arjunawiwaha, yakni ketika Indra memerintahkan bidadarinya untuk menggoda Arjuna di Gunung Indrakila.

    Digambarkan pula adegan ketika bidadari menuruni awan dari kahyangan ke bumi. Gua kedua terletak di bagian selatan dari goa pertama, pada bongkah yang sama, tetapi pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan goa pertama. Goa yang di bagian selatan ini menghadap ke selatan dan tidak memiliki hiasan apapun di dalamnya. Ukurannya panjang 360 cm dan lebar 200 cm

    Beberapa meter di sebelah timur goa tersebut, pada tempat yang lebih tinggi terdapat bongkahan batu yang dipahatkan kaki dan batur candi berdenah persegi empat dengan ukuran panjang 490 cm dan lebar 475 cm. Dinding batur candi tersebut dihiasi palang Yunani berbingkai bujursangkar.

    Latar Belakang Sejarah

    Secara khusus tidak dijumpai keterangan yang dapat diacu untuk mengenal lebih dalam lagi latar belakang sejarah situs tersebut. Menghubungkan kesamaan relief yang terdapat di goa Selomangleng dengan yang dijumpai di Petirtaan Jalatunda, A. J. Bernet Kempers menduga bahwa situs tersebut dibuat dan digunakan pada akhir abad X. Sebaliknya, berdasarkan cara pemahatan dan penataan rambut tokoh-tokohnya, Satyawati Suleiman, berpendapat bahwa goa tersebut berasal dari masa awal Majapahit.

    Di Tulungagung, relief yang dipahatkan mengambil cerita bagian dari Arjunawiwaha, khususnya pada episode penggodaan bidadari terhadap Arjuna yang sedang menjalankan tapa. Ini mencerminkan kedekatan mereka akan wiracarita gubahan para pujangga sejak zaman Kerajaan Kadiri. Sekaligus untuk mengingatkan mereka akan laku yang sedang ditekuninya, serta harapan bahwa kekuatan yang terkandung dalam kisah cerita tersebut dapat terwujud. [sumber: tulungagung.go.id]

  25. CANDI DADI

  26. Komplek Candi Dadi berada pada ketinggian 360 m dari permukaan laut, berada di areal kehutanan di lingkungan RPH Kalidawir. Candi ini memiliki candi tunggal yang tidak memiliki tangga masuk, hiasan, maupun arca. Candi tersebut berdiri tegak pada puncak sebuah bukit di lingkungan pegunungan Walikukun. Denah candi berbentuk bujursangkar dengan ukuran panjang 14 m, lebar 14 m, dan tingi 6,50 m.

    Bangunan berbahan batuan andesit itu terdiri atas batur dan kaki candi. Berbatur tinggi dan berpenampil pada setipa sisinya. Bagian atas batur merupakan kaki candi yang berdenah segi delapan, pada permukaan tampak bekas tembok berpenampang bulat yang kemungkinan berfungfi sebagai sumuran. Diameter sumuran adalah 3,35 dengan kedalaman 3 m.

    Dalam perjalanan ke lokasi ini dapat dilihat sisa bangunan kuna yang masing-masing disebut Candi Urung, Candi Buto dan candi Gemali. Candi-candi yang disebut belakangan dapat dikatakan tidak terlihat lagi bentuknya, kecuali gundukan batuan andesit, itupun sudah dalam jumlah yang sangat kecil yang menandai keberadaannya dahulu.

    Latar Belakang Sejarah

    Berakhirnya kekuasaan Hayam wuruk juga merupakan masa suram bagi kehidupan agama Hindu-Budha. Pertikaian politik yang terjadi di lingkungan kraton memunculkan kekacauan, seiring dengan munculnya agama Islam. Dalam kondisi yang demikian, penganut Hindu-Budha yang berupaya menjauhkan diri dari pertikaian yang ada melakukan pengasingan agar tetap dapat menjalankan kepercayaan/tradisi yang dimilikinya.

    Sebagian besar memilih bukit-bukit atau setidaknya kawasan yang tinggi dan sulit dijangkau. Biasanya tempat baru yang mereka pilih merupakan tempat yang jauh dari pusat keramaian maupun pusat pemerintahan. Candi Dadi adalah salah satu dari karya arsitektural masa itu, sekitar akhir abat XIV hingga akhir abat XV.[sumber: tulungagung.go.id]

  27. CANDI SANGGRAHAN

  28. Candi Sanggrahan terletak di Dusun Sanggrahan, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu. Secara umum kompleks Candi Sanggrahan terdiri atas sebuah bangunan induk dan dua buah sisa bangunan kecil lainnya. Bangunan induk menggunakan batuan andesit dengan isian bata. Bangunan induk berukuran panjang 12,60 m, lebar 9,05 m, dan tinggi 5,86 m. Bangunan ini terdiri atas empat tingkat yang masing-masing berdenah bujursangkar dengan arah hadap ke barat.

    Bangunan kecil yang berada disebelah timur bangunan induk hanya tersisa bagian bawahnya saja. Di tempat ini dulu terdapat lima buah arca Budha yang masing-masing memiliki posisi mudra yang berbeda (demi keamanan arca tersebut sekarang tersimpan di rumah Juru Pelihara).

    Bangunan Candi Sanggrahan berada pada teras/undakan berukuran 5,10 m x 42,50 m. Pagar penahan undakan itu adalah bata setinggi tidak kurang dari dua meter.

    Latar Belakang Sejarah

    Para ahli sejarah menduga bahwa Candi Sanggrahan dibangun sebagai tempat peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta wanita Budha kerajaan Majapahit bernama Gayatri yang bergelar Rajapadmi. Jenazah itu dibawa dari Kraton Majapahit untuk menjalani upacara pembakaran di sebuat tempat di sekitar Boyolangu. Belakangan abu jenazahnya disimpan di Candi Boyolangu. Dimungkinkan Candi Sanggrahan dibangun pada jaman Majapahit masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359 – 1389 M). [sumber: tulungagung.go.id]
Kamis, 20 April 2006 | 14 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan