Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

PAW Anggota DPRD Tulungagung

Jumat, 31 Desember 2010 | 20.30.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung – Bertempat di ruang Graha Wicaksana, Kamis malam (30/12/2010), dilakukan rapat paripurna istimewa DPRD Tulungagung dalam rangka pengambilan sumpah/janji Ahmad Jupriyanto, S.Ag sebagai anggota DPRD Kabupaten Tulungagung antar waktu masa bhakti 2009-2014, mengantikan Nuriyanto, karena meninggal dunia (3/6/2010) lalu, dari Fraksi PKB.

Sekertaris DPRD Kabupaten Tulungagung Drs. Sutikno yang membacakan SK Gubernur Jawa Timur menjelaskan bahwa pergantian ini berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 171.401/102/011/2010, tentang memberhentikan Nuriyanto, karena meninggal dunia dan pengangkatan Ahmad Jupriyanto S.Ag ditetapkan sejak, 30 November 2010.

Rapat paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Tulungagung Drs. Isman dan mengharapkan kepada Ahmad Jupriyanto S.Ag agar dapat menjalankan tugas barunya sesuai dengan tupoksi yang telah ada, utamanya di Komisi III.

Pengambilan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten Tulungagung pengganti antar waktu dilakukan oleh Ketua DPRD Tulungagung Drs. Isman ini selain disaksikan lain anggota DPRD Tulungagung, juga dihadiri anggota Muspida Tulungagung Wakil Bupati Moch. Athiyah SH, para Kepala SKPD, Camat serta undangan lainnya. Usai dilakukan sumpah/janji dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat kepada Ahmad Jupriyanto dan istri. (Her/Humas)

Sumber : tulungagung.go.id
Jumat, 31 Desember 2010 | 0 komentar

Dianggap Tak Penting, 157 Fosil Purba Tulungagung Terlantar

Seputar Tulungagung – Upaya penelusuran fosil purba yang diyakini lebih tua dari Homo Wajakensis di Dusun Mbolu, Desa Ngepo, Kecamatan Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung terancam berhenti. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan menilai penemuan tersebut tidak terlalu penting.

Ketua Tim Kajian Sejarah Sosial dan Budaya (KS2B) Tulungagung, Triyono, mengatakan 157 fosil purba yang dia temukan setahun lalu itu kini masih tersimpan di rumahnya. Benda-benda tersebut dikembalikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Tulungagung setelah dinyatakan tidak membawa kebaruan di dunia ilmu pengetahuan. "Saya sudah serahkan ke pemerintah, tapi ternyata dianggap nggak penting," kata Triyono kepada Tempo, Jumat (31/12).

Tak hanya Dinas Pariwisata, BP3 Trowulan juga menganggap fosil purba yang berusia di atas 40 ribu tahun Sebelum Masehi ini hal yang biasa. Sebab temuan serupa juga kerap terjadi di sejumlah daerah dan tidak akan mempengaruhi temuan Dubois tentang Homo Wajakensis sebagai manusia tegak pertama.

Sikap responsif, menurut Triyono, justru dilakukan arkeolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Dua peneliti dari Jurusan Biopaleoantropologi, Profesor Rusad dan DR Agus Tri Cahyono, menyatakan temuan tersebut menarik karena memiliki usia jauh di atas Homo Wajakensis yang diperkirakan hidup pada tahun 20 ribu sebelum Masehi. "Mereka memastikan ada kehidupan lain antara tahun 40 ribu-20 ribu sebelum masehi," kata Triyono.

Dengan biaya sendiri, kedua peneliti tersebut melakukan ekspedisi bersama KS2B di lokasi yang hanya berjarak lima kilometer dari penemuan Homo Wajakensis di Dusun Cerme, Desa/Kecamatan Campurdarat. Namun karena keterbatasan alat dan biaya, akhirnya penelusuran tersebut berhenti.

Pemerintah Kabupaten Tulungagung sendiri dinilai tidak terlalu peduli atas temuan sejarah tersebut. Bahkan di lokasi penemuan Homo Wajakensis yang berperan penting dalam ilmu pengetahuan tidak terdapat monumen atau penanda sama sekali. "Bisa-bisa masyarakat lupa kalau di situ pernah ada temuan sejarah besar," kata Triyono, yang menjadi guru sejarah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung.

Bersama-sama muridnya, Triyono terus merawat fosil-fosil purba itu yang hanya diletakkan di dalam kardus bekas air mineral. Fosil itu terdiri dari 41 fosil yang diduga tulang, 24 fosil terumbu karang, dan 92 fosil gastropoda. Fosil terakhir adalah makanan manusia purba yang terdiri atas siput, cangkang kerang, keong, dan tiram.

Kepala Subbagian Pemberitaan Humas Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Edy Suwarno, mengaku telah melaporkan temuan itu ke BP3. Pemerintah daerah tidak berhak melakukan eskavasi dan menyerahkan sepenuhnya pada BP3. "Yang berkewajiban mengelola BP3, bukan kami," katanya. Hari Tri Wasono

Sumber : tempointeraktif.com
| 0 komentar

Industri Kecil Tulungagung Siap Bersaing

Seputar Tulungagung – Di penghujung tahun 2010, sedikitnya 50 Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Tulungagung mendapat bantuan Sertifikat Pangan-Industri Rumah Tangga (SP-IRT) secara cuma. Pasalnya, seertifikasi tersebut sangat penting untuk kelanjutan kelangsungan memasarkan hasil usaha mereka.

Ke-50 IKM yang mendapatkan bantuan tersebut merupakan industri makanan dan minuman.Bantuan tersebut merupakan tindak lanjut Kegiatan Sosialisasi Penerapan Sertifikasi Keamanan Pangan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010, dari Bantuan Ekonomi Produktif Provinsi Jawa Timur.

“SP-IRT bagi produsen makanan dan minuman sangat penting, sebab kalau tidak memiliki SP-IRT kiranya sulit untuk memasarkan hasil produksinya. Bukan itu saja SP-IRT merupakan sarana pengembangan usaha dan mempunyai aspek keamanan, kesehatan serta keselamatan konsumen,” ujar Mulyani, Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Rabu (29/12/2010).

IKM wajib memiliki SP-IRT. Ketentuan itu diatur dalam UU RI No: 23/1992 Tentang Kesehatan, UU RI No: 7/1996 Tentang Pangan, UU RI No: 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Pemerintah RI No: 69/1999 Tentang Pelabelan dan Periklanan. Pangan.

Lebih lanjut Mulyani menjelaskan, diharapkan dengan memiliki SP-IRT tersebut produsen makanan dan minuman bisa bersaing dan dapat berkembang. Selain itu juga membantu terwujudnya peningkatan industri makanan dan minuman yang sehat dan mendukung kebijakan keamanan pangan nasional. (humas/afa/adv)
Sumber : zonaberita.com
| 0 komentar

73 PTT RSUD dr Iskak Terancam Dipecat

Seputar Tulungagung – Sebanyak 73 Pegawai Tidak Tetap (PTT) RSUD dr Iskak Tulungagung kini diujung tanduk. Keberadaan mereka kini disola DPRD Tulungagung, karena terindikasi terjadi manipulasi.

Hal ini ditegaskan Imam Ngaqoib, salah satu anggota komisi I DPRD Tulungagung. Mereka yang yang diusulkan dicoret adalah PTT yang masuk kategori 2 yang tidak dibiayai oleh APBD. Dari data yang di komisi I, mereka diseleksi dab ditraining Desember 2005. Dalam kenyataannya, SK yang keluar tertanggal 1 Januari 2005.

"Pada kenyataannya SK yang dikeluarkan pihak rumah sakit berlaku surut, sehingga mereka tercatat sebagai PTT sejak Januari 2005,"terangnya.

Selain berbau manipulatif, keberadaan PTT ini dinilai membebani APBD Kabupaten Tulungagung. Dimana selama ini APBD Tulungagung hanya 1 trilyun rupiah, dan 750 milyar di antaranya dipakai untuk pembiayaan pegawai.

Untuk itu, komisi I DPRD Tulungagung akan menyurati kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk segera memecat PTT bermasalah tersebut. Jika hal tersebut diabagikan, Imam menegaskan akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk meminta pertanggungjawaban kepala BKD.

“Lepas butuh tidaknya PTT di RSUD dr Iskak, namun ini sudah terindikasi pelanggaran dan manipulatif. Kalau memang tidak mau memecat mereka, DPRD yang akan mengusut lewat pansus,” tegasnya.

Hanya saja PTT di RSUD dr Iskak, Imam juga akan mengusut dinas-dinas lain yang terindikasi merekrut PTT dengan cara yang tidak benar. Hingga kini tercatat 1.094 PTT di dinas pendidikan dan 180 PTT lainnya bekerja di berbagai dinas lainnya.[vid/ted]
Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

Longsor Pisahkan Desa Joho Jadi Dua Wilayah

Seputar Tulungagung – Longsor yang menimpa Dusun Ngampel, Desa Joho, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung menjadikan desa terbelah dua. Material longsor yang menutup satu-satunya jalan utama desa memisahkan warga di sebelah barat dan timur area longsoran.

Menurut salah satu warga RT2, RW5, Sawali (57), longsor tidak sekaligus terjadi secara tiba-tiba. Namun setiap kali hujan, material longsor sedikti demi sedikit turun menutupi jalan. Puncaknya, saat hujan deras 3 hari belakangan jalan akhirnya tertutup total oleh material berupa batu dan lumpur.

Akibat longsor ini, ruas jalan desa sepanjang 200 meter tertutup total. Warga yang berada di sisi timur dan sebelah barat longsoran sama-sama terisolir.

“Yang barat tidak bisa ke timur, yang timur juga tidak bisa ke barat. Karena longsornya berupa lumpur dan batu-batu ukuran besar,” katanya.

Untuk mengatasi kendala transportasi, warga pun lalu membuat jalan kecil di pekarangan rumah warga. Itu pun hanya bisa dilewati 1 sepeda motor. Sedangkan untuk kendaraan roda 4 harus memutar ke desa tetangga.

"Kalau pakau mobil, harus memutar dulu ke desa sebelah yang jaraknya mencapai 1 kilometer,” imbuh Sawali.

Tak hanya jalan yang terputus, namun 60 rumah dalam kondisi bahaya. Rumah-rumah ini berada tepat di bawah bukit, yang saat ini terancam longsor. Salah satunya adalah rumah Sawali. Longsor telah menghantam dapur serta kandang sapi miliknya hingga roboh berantakan.

Pihak desa pun telah meminta 60 rumah yang terindikasi rawan untuk pindah. Namun Sawali mengaku bingung harus pindah ke mana. Sebab selain rumah yang saat ini ditempati, keluarganya tidak punya lokasi lain.

Sementara Humas Pemkab Tulungagung, Maryani menjelaskan, dibutuhkan perhitungan yang matang untuk mengatasi longsor Desa Joho. Sebab jika material yang saat ini menutup jalan disingkirkan, akan memicu longsor susulan dari atas bukit.

“Bisa saja kami mengerahkan alat berat untuk menyingkirkan material yang menutup jalan. Tapi itu akan memicu longsor yang lebih besar dari atas bukit,” terangnya.

Untuk itu, pihak Pemkab masih menunggu perhitungan teknis dari tenaga ahli geologi. Diharapkan daam waktu dekat akan ada solusi untuk menyelamatkan warga Desa Joho dari ancaman bahaya longsor.[vid/ted]
Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

Dua Remaja Tulungagung Curi Kayu

Seputar Tulungagung – Jajaran RPH Panggungkalak Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung menangkap 2 remaja yang diduga melakukan ilegal logging. Keduanya ditangkap dia dua tempat berbeda dan diserahkan ke Polsek Pucanglaban.

Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Heri Wahono melalui Kasubag Humas, AKP Suratman, kedua pelaku adalah Eko Prastio (18) dan Rio Daryanto (16). Keduanya tercatat sebagai warga Desa Sumberbendo Kecamatan Pucanglaban.

Penangkapan mereka bermula dari kecurigaan Resort Polisi Hutan (RPH) Panggungkalak, lantaran ada penebangan tak terdata dari Jalan Hutan Petak 8E sejumlah 26 pohon jati. Polisi hutan yang melakukan pelacakan menemukan 30 potong pohon jati di pekarangan rumah Bejo, warga Desa Sumberbendo.

Dari keterangan Bejo, diketahui kayu-kayu tersebut milik Eko Prastio. Petugas RPH lalu nyanggong pelaku dan menangkapnya pelaku saat hendak mengambil hasil jarahannya.

“Pelaku tak bisa mengelak karena tertangkap dengan barang buktinya. Dia langsung diserahkan ke Polsek Pucanglaban,” terangnya.

Tak hanya Eko Prastio, RPH juga menemukan 32 potong kayu jati di pekarangan rumah Sunimenm, warga Desa Sumberbendo lainnya. Dari keterangan Suminem, petugas RPH lalu menangkap Rio Daryanto yang masih berusia 16 tahun.

Suratman menambahkan, meski Rio masih tergolong anak-anak, polisi telah menahan dan menetapkan sebagai tersangka. Rio dan Eko akan dijerat dengan undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang ilegal loging dengan ancaman hingga 15 tahun.

“Khusus Rio yang masih anak-anak, prosesnya tetap seperti biasa namun akan kami percepat. Biar nanti hakim yang memutuskan hukumannya,” pungkasnya. [vid/but]
Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

93 TKI asal Jatim dideportasi dari Malaysia

Seputar Tulungagung – Menjelang tahun baru 2011, sebanyak 93 tenaga kerja Indonesia (TKI) dipulangkan dari Malaysia. Para TKI ini dipulangkan karena tanpa pasport alias ilegal.

Mereka diberangkatkan dari Malaysia ke Indonesia pada Selasa (28/12), setelah ditangkap karena tidak memiliki dokumen perizinan yang lengkap. Dari 93 TKI, salah satunya membawa seorang bayi setelah melahirkan di sana. Para TKI dipulangkan ke Indonesia melalui Kota Tanjungpinang dengan KM Ciremai dari Kijang menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Para TKI itu tiba sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi, Kamis (30/12) dan langsung pulang. Dari data yang dihimpun detiksurabaya.com, dari 93 TKI yang dideportasi, hanya satu orang berasal dari Sulawesi Tenggara, sedangkan selebihnya dari Jawa Timur.

Seperti Banyuwangi, Pasuruan, Tulungagung, Pamekasan, Sumenep, Magetan, Bangkalan, Lumajang, Tuban, Lamongan, Probolinggo, Kediri, Malang, Gresik, Ngawi, Jember dan Situbondo.

“TKI itu surat-suratnya tidak lengkap, ya istilahnya ilegal. Mereka dikirim ke Tanjung Perak karena mayoritas mereka dari daerah Jawa Timur, yang dikirim itu ada juga yang membawa bayi yang lahir di Malaysia,” kata Koordinator Lapangan Pelindo 3, Mohammad Saleh, saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis.

Dari pantauan, para TKI usai turun dari kapal langsung dimasukkan ke sebuah ruang tunggu. Mereka diberi uang saku untuk biaya pulang ke rumahnya. dtc/tiw

Sumber : solopos.com
| 0 komentar

Menemukan Jawa di Sangiran

Seputar Tulungagung – ANAK kecil itu dengan tekun mencermati berita-berita Koran tentang reaksi gegap gempita para ilmuwan mengenai teori evolusi, dan ia lalu membuat catatan-catatan kecil untuk suatu evaluasi. Di waktu senggang anak kecil bernama Eugene Dubois itu, mengkorek-korek tanah di pekarangan rumahnya, dan menelusuri Sungai Maas untuk sekadar mencari tahu sisa-sisa kehidupan yang pernah ada.

Saku bajunya selalu penuh dengan contoh bebatuan, tengkorak kelinci, dan tulang belulang lainnya. Minat bocah Dubois terhadap masa lalu memang sangat mengagumkan.

Setelah usai menamatkan sekolahnya di bidang kedokteran, ia lalu mendaftarkan diri untuk bekerja di Indonesia. Maka, di akhir tahun 1887 dengan kapal The SS Princess Amalia, dia merapat di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

Kedatangannya di bumi Sumatera bukan tanpa alasan. Dorongan yang sangat kuat untuk menelusuri jejak missing link yang digemparkan banyak orang dalam kaitannya dengan teori evolusi Darwin, memaksanya pergi ke Indonesia. Karena ia yakin, missing link itu ada di sana.

Obsesinya yang kuat itu makin terlecut setelah ia membaca tulisan Alfred Russel Wallace, seorang biolog asal Inggris di tahun 1869. Makin banyak membaca berbagai buku tentang geologi dan sejarah, makin yakinlah bahwa ia akan menemukan missing link di bumi Indonesia.

Dua tahun lebih ia mengeksplorasi gua-gua di Sumatera Barat, tapi tulang belulang yang ia temukan bukanlah yang diharapkan. Tahun 1889 ia mendengar kabar dari Jawa Timur, tentang penemuan fosil manusia purba berusia 40.000 tahun dari Desa Campur Darat, Tulungagung. Fosil ini kemudian dikenal dengan sebutan manusia Wadjak.

Dubois lalu pindah ke Tulungagung dan berhasil menemukan tengkorak Wadjak yang kedua. Dan, semangatnya makin membara ketika ia menggali endapan purba di dasar Sungai Bengawan Solo yang mongering, di Desa Trinil, Ngawi.
Di sana, ia menemukan banyak fosil. Mulai dari gigi primata purba, ratusan fosil binatang, batu cokelat kehitaman menyerupai cangkang kura-kura, atap tengkorak, tulang paha kiri manusia dan banyak fosil lainnya.

Dia yakin sebagian besar temuannya berasal dari manusia yang menyerupai kera. Maka, sejak itu diumumkanlah penemuan Pithecanthropus erectus, manusia kera yang berjalan tegak.

Sejak itu, nama Pithecanthropus erectus dan Tanah Jawa bergema nyaring di dunia ilmiah, dan kisahnya ditulis dengan tinta emas dalam lembar-lembar publikasi dunia.
Sayang sekali, Darwin tidak pernah mendengar pembuktian teorinya oleh Dubois, karena ia meninggal pada tahun 1882.
Menjawab Dunia Dubois tidak sendiri, Harry Widianto dan Truman Simanjuntak dalam bukunya ”Sangiran Menjawab Dunia” menulis juga tentang kiprah tokoh lain selain Dubois. Ada Ernst Haeckel, seorang naturalis Jerman dan Charles Lyell, seorang geolog akbar saat itu.

Dalam bukunya, The History of Natural Creation, 1874, Haeckel menulis, manusia pada awalnya muncul dalam bentuk primitif, Homo primigenius yang didahului dengan mata rantai yang terputus : sejenis manusia yang secara fisik mirip monyet, tanpa artikulasi bahasa dan karenanya disebut Phitecanthropus alalus (bisu).

Dia juga dengan gigih mempertahankan ide-ide Darwin, dengan mencoba membangun suatu pohon silsilah manusia, yang bermula dari segumpal protoplasma dan berakhir dengan orang Papua modern, dengan sangat hipotetis.

Sangiran ada, karena ketiga tokoh dunia itu. Ketiga tokoh ini yang kemudian disebut sebagai orang-orang yang ”Menemukan Jawa”. Berkat jasa ketiganya, tidak hanya para antropolog, geolog, atau ilmuwan sejarah dan budaya yang bisa melihat Jawa di Sangiran. Tetapi juga semua mata dunia bisa melihat sebuah peradaban manusia dalam kemasannya yang menawan.

Dan temuan para ahli itu kini tersimpan di Musem Sangiran, Sragen. Sebuah museum besar yang pada tahun 1996 tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia di World Heritage List Unesco, dengan nama Sangiran Early Man Site.
Ahli Paleoanthropology, Prof Dr Dominique Grimaud-Herve menyebut, situs Sangiran sebagai impian semua ahli paleoanthropology dunia.

Museum Sangiran kini tidak hanya dikenal sebagai pusat informasi situs peradaban dunia, dengan meletakkan penemuan-penemuan sejenis dari berbagai daerah di Indonesia.

Bumi Sangiran telah memberikan lebih dari 50 % populasi homo erectus di dunia, yang disimpan di beberapa klaster yakni Klaster Krikilan, Klaster Ngebung, Bukuran dan Klaster Dayu.

Museum yang dikemas sebagai museum scientiofic cultural ini pantas disejajarkan dengan museum top di belahan dunia lainnya. Museum ini telah menjawab dunia, yang ingin melihat Jawa masa lampau, dan Sangiran pantas disebut sebagai The Homeland of Java Man. (10)

Oleh : Eko H Mudjiharto, wartawan Suara Merdeka di Semarang.

Sumber : suaramerdeka.com
| 0 komentar

20 Kapal Muara Baru Jakarta Terdampar di Tulungagung

Seputar Tulungagung – Sebanyak 20 kapal nelayan asal Muara Baru, Jakarta Utara, dan satu kapal tongkang pengangkut batu bara dari Kalimantan memilih bersandar di Pantai Wisata Popoh, Tulungagung, Jawa Timur, sejak Senin (27/12).

Kapal-kapal tersebut terpaksa berlabuh di wilayah tersebut karena tingginya gelombang yang terjadi di sepanjang Laut Jawa sepekan terakhir. Hal serupa juga dialami ratusan nelayan setempat yang memilih menambatkan perahu mereka karena kondisi laut sangat berbahaya.

Arman,35, nelayan Muara Baru mengatakan pihaknya tidak melanjutkan pelayaran karena tidak mau mengambil risiko. "Melihat kondisi laut, kemungkinan kami bertahan di sini tiga sampai empat hari lagi," katanya, Kamis 930/12).

Selama berlabuh di pantai tersebut, puluhan nelayan yang biasanya berburu ikan tuna dan cakalang hingga ke perbatasan Laut Australia itu terpaksa menukar hasil tangkapan mereka dengan kebutuhan sehar-hari. "Uang kami menipis, terpaksa ikan kita lego," tambah Slamet, nelayan lainnya.

Sementara itu, kapal tongkang bersama kapal tunda yang juga sandar di pelabuhan itu adalah kapal pengakut batu bara tujuan Cilacap, Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang diterima nelayan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, gelombang sehingga dua meter lebih ini akan terjadi hingga 3 Januari mendatang. (OL-01)

Sumber : mediaindonesia.com
| 0 komentar

Sebarkan Foto Bugil, Kasun Diprotes Warganya

Selasa, 28 Desember 2010 | 16.54.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung – Arif Yunizar (33), kepala Dusun Wonodadi Desa/Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar yang diduga menyebarkan foto-foto bugil kekasihnya mulai mendapat tekanan warganya. Beberapa perwakilan warga mendatangi Polres Tulungagung, Selasa (28/12/2010), meminta Arif diproses secara hukum.

Menurut salah satu perwakilan warga Arum Ahmad Aris (39), selama ini perilaku Arif memang tak mencerminkan sebagai perangkat desa. Meski sudah beristri dan mempunyai 1 anak, Arif masih suka mabuk-mabukan dan main perempuan. Puncaknya, saat Arif menjalin hubungan asmara dengan Riris Eki Saputri (20), warga Desa dukuh Kecamatan Gondang, Tulungagung.

Demi mendekatkan diri dengan Riris, Arif nakat memalsukan tanda tangan kepala desa, untuk membuat Kartu Keluarga (KK) baru. Dalam KK tersebut, Riris dimasukan dalam anggota keluarganya dan dibuatkan KTP sebagai warga Desa Wonodadi.

Kasus pemalsuan tanda tangan tersebut sempat bergulir di polisi, namun dihentikan lewat rapat koordinasi tingkat kecamatan. Namun kegeraman warga masih berlanjut, mereka melaporkan kasus ini ke DPRD Kabupaten Blitar. DPRD setempat pun telah mengagendakan pertemuan dengan warga, membahas kasus pemalsuan yang dilakukan Arif.

“Dia sempat buatkan Riris KTP Wonodadi, sebelum ketahuan ada pemalsuan tanda tangan dan KTP-nya lalu ditarik oleh pak Camat,” terang Arum.

Maka setelah muncul kasus peredaran foto-foto bugil Riris, warga pun kian geram dengan Arif. Warga meyakini, Arif adalah pelaku pemotretan Riris dan penyebaran foto-foto telanjangnya. Meski demikian, warga mempercayakan proses hukumnya kepada polisi.

“Kami sengaja datang ke Polres Tulungagung, untuk memberikan dukungan kepada polisi agar kasus ini dibongkar sampai tuntas. Sebab kami sudah muak dengan kelakukan Arif,” imbuhnya.

Lebih jauh Arum mengatakan, dasar proses hukum nantinya akan dijadikan landasan kuat, untuk menghentikan Arif sebagai kepala dusun.

Sementara KBO Satreskrim Polres Tulungagung, IPTU Siswanto mengatakan pihaknya kesulitan mencari bukti-bukti. Meski Riris sudah mengaku foto telanjang yang beredar adalah dirinya yang diambil oleh Arif, pihaknya kesulitan mencari bukti secara digital. Sebab foto-foto tersebut hanya dicetak di atas kertas foto, sementara HP yang disebut Riris milik Arif dinyatakan sudah hilang.

“Yang bisa kami lakukan adalah berusaha mencari pelaku penyebarannya. Dari pelaku kami berharap nantinya bisa ditelusuri dari mana sumbernya. Tapi sampai sekarang kami pun kesulitan melacak pelaku penyebaran,” terangnya. [vid/but]

Sumber: beritajatim.com
Selasa, 28 Desember 2010 | 0 komentar

Berzina, Anggota Dewan Dipecat

Seputar Tulungagung – Perlawanan Agus Sukarno Putro, anggota DPRD Tulungagung dari PKNU yang kedapatan melakukan perzinahan, akhirnya berakhir. Kasasi Agus yang menolak diberhentikan sebagai anggota DPRD ditolak oleh Mahkamah Agung (MA). Dengan demikian, Agus tinggal menunggu waktu berhenti menjadi wakil rakyat.

Penolakan kasasi oleh MA diungkapkan oleh kuasa hukum Agus, Ma’arif, SH, Selasa (28/12/2010). Meski salinan penolakan kasasi belum diterima, keputusan tersebut bisa dilihat lewat situs MA. Dengan penolakan MA, berakhir sudah upaya perlawanan Agus yang menolak PAW (pergantian antar waktu).

Meski demikian, Ma’arif tetap menganggap pemecatan Agus cacat hukum sebab hanya ditandatangani wakil sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PKNU Jawa Timur. “Meski begitu, keputusan MA sudah final. Saya pikir dengan keputusan ini akan mempercepat PAW Agus,” terangnya.

Sementara Sekretaris Dewan Syuro PAC PKNU Tulungagung, Syaifudin, pihaknya menunggu salinan keputusan MA tersebut. Jika salinan sudah diterima, PAC PKNU Tulungagung akan kembali mengajukan permohonan PAW Agus Soekarno Putro ke Gubernur, melalui Bupati Tulungagung.

“Saya yakin PAW Agus tidak bisa ditahan-tahan lagi. Jika salinan dari MA sudah diterima, dengan segera Agus pasti diberhentikan,” ujarnya.

Pada 28 November 2009 silam, Agus Sukarno Putro digrebek oleh warga, saat berduaan bersama Aprilyiana (28), bendahara sekretariat dewan, DPRD Tulungagung di Desa Gondang, Kecamatan Gondang Tulungagung. Saat digrebek, warga mendapati keduanya tengah dalam keadaan telanjang bulat.

Atas peristiwa memalukan tersebut, PAC PKNU mengajukan pemecatan terhadap Agus. Namun yang bersangkutan melakukan perlawanan dengan menggugat lewat jalur hukum. PAW Agus pun tak bisa dilakukan, selama proses hukum masih berjalan. [vid/but]

Sumber: beritajatim.com
| 0 komentar

Ratusan Pelajar Ikut Festival Film Pendek

Seputar Tulungagung - Sebanyak 122 pelajar dan mahasiswa se-Jawa Timur mengikuti festival pembuatan film pendek yang diselenggarakan Badan Narkotika Kota (BNK) Kediri. Karya yang telah dipilih dewan juri akan ditayangkan sebagai iklan layanan anti narkoba.

Festival film pendek yang mengambil tema anti narkoba ini mendapat perhatian cukup besar dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sejumlah perwakilan sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Timur turut ambil bagian dalam festival ini. Di antaranya adari Malang, Pasuruan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Caruban, dan Kediri sebagai tuan rumah. “Ini terobosan baru kampanye anti narkoba,” kata Wakil Wali Kota Kediri yang juga Ketua Pelaksana Harian BNK Abdullah Abubakar dalam penganugerahan film terbaik di Hotel Insummo Kediri, Senin (27/12) malam.

Abdullah mengatakan, strategi kampanye anti narkoba melalui iklan yang ditayangkan saat ini telah usang dan kurang menarik perhatian masyarakat. Karena itu Abdullah memancing respon para pelajar sebagai sasaran kampanye untuk membuat iklan layanan sendiri dalam bentuk film pendek.

Hanya dalam waktu dua pekan, sebanyak 122 film pendek dengan durasi satu menit telah masuk ke meja dewan juri. Mereka berasal dari pelajar dan mahasiswa di seluruh Jawa Timur.

Setelah melalui penjurian oleh Faizal Reza Iskandar (script writer Hanung Bramantyo Production), Ari Wahyudi (Dewan Kesenian Kota Kediri) dan Sareko Bagas (praktisi iklan), terpilih enam nominator dengan berbagai kriteria.

Juara pertama dipilih film pendek karya Diko Risento, pelajar SMAN 2 Kediri dengan judul “Anak SD Saja Tahu”. Film yang menggambarkan anak kecil yang menolak narkoba dari seorang pengedar ini dianggap memiliki originalitas dan kreativitas tinggi. Selain mudah dicerna, penggambarannya juga tidak terlalu rumit.

Juara kedua diraih Hidayatullah Amini, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengambil judul “Tidak Menunggu”. Film ini dianggap memiliki teknik dan artistik yang bagus meski terkesan minim kata. Sedangkan pemenang ketiga diraih siswa SMKN 1 Boyolangu Tulungagung yang mengambil pilihan animasi.

Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang membuka acara itu akan memerintahkan seluruh daerah menggelar kegiatan serupa. Langkah ini dianggap efektif karena melibatkan pelajar dan remaja secara langsung. Apalagi tren penggunaan narkoba ini meningkat dari 1.700 tahun 2009 menjadi 2.000 tahun 2010. “Obat ini merambah pelajar, santri, dan ibu rumah tangga,” katanya. HARI TRI WASONO

Sumber: tempointeraktif.com
| 0 komentar

Jual Jamu Biar Cepat Hamil, Tukang Jamu Ditangkap

Seputar Tulungagung – Lantaran berani menjanjikan kehamilan lewat terapi jamu, Kawit Gianto (50) harus berurusan dengan aparat penegak hukum. Warga Desa/Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung ini dilaporkan belasan ibu-ibu yang merasa ditipunya.

Menurut Wakapolsek Ngunut, AKP Syukur, Kawit mempromosikan jamunya bisa membuat wanita cepat hamil. Termakan promosi Kawit, belasan ibu-ibu menjadi konsumennya. Para korbannya diwajibkan mengkonsumsi jamu selama minimal 3 bulan, dengan harga paket antara 200 ribu hingga 500 ribu rupiah.

Salah satu korbannya adalah Ana Rosyidah (24), seorang guru warga Desa Aryojeding RT2, RW 8 Kecamatan Rejotangan. Ana membeli paket jamu Kawit untuk dikonsumsi 6 kali. Namun setelah minum jamu tersebut, Ana malah muntah-muntah. Namun Kawit menjelaskan, muntah-muntah yang dialami Ana sebagai tanda kehamilan.

Ana malah kembali membeli paket jamu seharga 100 ribu rupiah, yang dikonsumsi 3 hingga 4 kali sebulan. Ana pun sempat menggelar acara telonan untuk kehamilannya serta tak lupa menggelar tebusan kepada pelaku dan menyerahkan sejumlah. Di antaranya 10 kg beras, 1 ayam jago, 1 kilogram bawang merah dan putih, 1 kilogram cabe dan uang 100 ribu ruiah. Namun usai menggelar upacara, Ana memeriksakan kehamilannya ke dokter dan diketahui negatif.

"Jadi setelah diperiksa dokter, barulah korbannya sadar dirinya tidak hamil. Korban lalu melapor kan Kawit dengan tuduhan penipuan," terang Syukur.

Usai menerima laporan Ana, Polsek Ngunut pun menerima belasan ibu-ibu yang juga menjadi korban janji palsu jamu yang dijual Kawit. Sementara Kawit, yang ditemui di Mapolsek Ngunut mengakui perbuatannya.

Menurutnya, jamu yang dijualnya adalah jamu biasa dan dirinya pun tak yakin dengan khasiatnya yang bisa membuat hamil. Kawit pun mengakui perbuatan tersebut semata-mata dilakukan dengan modus ekonomi.

"Saya juga tak yakin dengan khasiat jamu itu," katanya. [beritajatim.com]

Sumber: inilah.com
| 0 komentar

Diputus Cinta, Foto Bugil Sang Pacar Disebar

Seputar Tulungagung - Foto-foto perempuan dengan pose telanjang, beredar di sejumlah warung kopi, di lingkungan Pasar Ngemplak, Kelurahan Botoran, Kecamatan Kota, Tulungagung.

Sebanyak 25 foto dengan empat pose vulgar itu tercetak di atas dua lembar kertas folio. Aparat Polres Tulungagung tengah menyelidiki penyebar gambar-gambar cabul tersebut, setelah berhasil menemukan identitas perempuan bergaya menantang itu.

Menurut keterangan KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Siswanto, motif penyebaran foto tersebut diduga karena sakit hati.

“Diduga pelaku sakit hati setelah hubunganya berakhir. Pelaku kemudian menyebarkan foto telanjang yang diabadikan di sebuah hotel di Tulungagung. Saat ini kami masih menyelidikinya, “ ujar Siswanto kepada wartawan, Senin (27/12/2010).

Ditemui petugas, perempuan berinisial Rr (20), warga Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Kota Tulungagung, mengakui bahwa 25 foto itu gambar dirinya. Foto diambil oleh AF (33) warga Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar sekira November lalu di sebuah kamar hotel, di Kota Tulungagung. Saat itu AF yang juga perangkat desa Wonodadi itu masih berstatus sebagai kekasih Rr.

“Menurut pengakuan Rr pengambilan foto yang menggunakan kamera hand phone produk cina itu tanpa persetujuan dirinya,“ terang Siswanto.

Saat memperlihatkan kepada Rr, AF sempat mengancam akan menyebar semua foto tersebut, jika Rr berani memutuskan hubungan. Sebab pada saat itu hubungan keduanya sering dilanda percekcokan. “Rr memutuskan hubungan karena mengetahui AF sudah beristri,“ papar Siswanto.

Polisi pun lantas memeriksa AF. Namun dalam keteranganya AF membantah semua tuduhan Rr. Meski mengakui pernah menjalin hubungan, AF mengatakan tidak pernah mengabadikan Rr dengan kamera, apalagi dalam pose telanjang.

“Sampai saat ini kita belum bisa menentukan tersangka. Sebab AF membantah semua itu,“ tukas Siswanto.
(Solichan Arif/Koran SI/ded)

Sumber: okezone.com
| 0 komentar

Foto Bugil Disebar Mantan Pacar, Gadis 20 Tahun Lapor Polisi

Seputar Tulungagung - Gadis berusia 20 tahun melaporkan mantan pacarnya ke polisi. Pasalnya sang pria yang pernah menjalin kasih dengannya melakukan tindak pidana asusila menyebarkan foto bugil miliknya.

Adalah Riris-bukan nama sebenarnya-, warga Kecamatan/Kabupaten Tulungagung. Dia mendatangi Mapolres Tulungagung untuk melaporkan apa yang dialaminya.

KBO Reskrim Polres Tulungagung, Iptu Siswanto membenarkan adanya laporan penyebarluasan foto bugil tersebut. Dalam laporannya Riris menyertakan juga 2 lembar kertas ukuran folio, yang di dalamnya terdapat lebih dari 20 pose bugil.

"Korban menemukan kertas itu di warung kopi milik ibunya. Ada seorang pengunjung yang memberikan dan oleh korban disertakan dalam laporan yang dibuatnya," ungkap Siswanto kepada wartawan di Mapolres, Senin (27/12/2010).

Siswanto mengungkapkan, sesaat setelah memberikan laporan korban langsung menjalani pemeriksaan oleh penyidik. Dugaan sementara foto itu disebar mantan pacar korban berinisial AY, seorang perangkat desa di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

"Korban sudah putus hubungan dengan pacarnya dan dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan itu atas dasar sakit hati. Kami masih dalami dan berusaha
mengamankan pelaku kasus ini," ungkapnya.

Pengambilan foto itu, kata Siswanto pada pertengahan November lalu di sebuah hotel di Tulungagung. Saat itu korban dan pelaku usai melakukan hubungan layaknya suami istri, di mana pengambilan foto dilakukan dengan menggunakan kamera handphone.

"Korban tahu dia difoto telanjang. Tapi dia tidak menyangka kalau akhirnya disebarluaskan," tutur Siswanto.

Pelaku, apabila nantinya tertangkap dan terbukti melakukan perbuatannya akan diancam hukuman maksimal 12 tahun penjara, karena dianggap melanggar UU Pornografi nomor 44 tahun 2008.

Pantauan detiksurabaya.com, dari 2 lembar kertas folio terdapat sekitar 25 foto dengan 4 pose utama. 1 pose mempertontonkan adegan ciuman antara Riris dan pelaku. 3 foto lain menunjukkan pose korban tanpa sehelai kain menutup tubuhnya dan posisi terlentang di atas tempat tidur. (wln/wln)

Sumber: detik.com
| 0 komentar

Penyebar dan Korban Foto Bugil Bisa Jadi Tersangka

Seputar Tulungagung - Disebarnya foto-foto telanjang RES (20), masih diselidiki polisi. Namun menurut polisi, penyebar foto serta perempuan yang dijadikan obyek foto sama-sama bisa jadi tersangka.

Demikian ditegaskan KBO Satreskrim Polres Tulungagung, IPTU Siswanto, Senin (27/12/2010) di Mapolres Tulungagung. menurutnya, sesuai dengan undang-undang nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi, seseorang yang dengan sadar membiarkan dirinya dijadikan obyek pornografi bisa dijerat dengan hukuman.

Hal ini diungkapkan Siswanto, saat memeriksa foto-foto telanjang milik RES. Dari pose-pose yang dicetak, secara kasat mata gambar tersebut diambil secara sadar dan sepenuhnya disadari oleh obyek yang difoto, dalam hal ini Riris. Meski demikian, Siswanto tak mau gegabah dan buru-buru menetapkan Riris sebagai tersangka.

Sedangkan Arif Yunizar (33), seseorang yang disebut RES sebagai orang yang telah mengambil fotonya, sudah dimintai keterangan. Namun Arif membantah, bahwa dirinya telah memfoto RES dalam keadaan telanjang, apalagi menyebarkannya.

"Kalau mentah-mentah meganalisa foto, penyebar dan yang difoto sama-sama bisa dihukum. Tapi kita tunggu sampai penyelidikan selesai, bagaimana nanti hasilnya,"tegas Siswanto.

Sedangkan RES yang dihubungi terpisah membantah dirinya sengaja difoto telanjang. Secara gamblang, Riris menginap di hotel bersama Arif, di Bulan November 2010 lalu. Keduanya masuk kamar setelah sebelumnya mabuk minuman keras di sebuah kafe. Dalam keadaan mabuk itulah, terjadi hubungan suami istri di antara dirinya dan Arif.

Dalam kondisi masih di bawah pengaruh alkohol itu pula, Arif lalu mengambil gambarnya dalam pose telanjang. Foto diambil dengan sebuah kamera HP buatan China.

"Jadi tidak benar saya dengan sadar rela difoto telanjang. Saya waktu itu mabuk dan tidak sadar sepenuhnya. Siapa orangnya yang mau difoto telanjang, mas?" katanya.

Lanjut RES, foto-foto tersebut diketahui keesokan harinya, saat dirinya memeriksa HP milik Arif. Dengan nada protes kepada Arif, RES mengaku telah menghapus 4 foto di dalam HP Arif. Namun dengan enteng menjawab, telah menyimpan foto-foto tersebut di komputernya. Arif pun mengancam akan menyebarkan foto-foto tersebut, jika Riris memutuskan jalinan asmara di antara mereka.

Namun sekitar awal Desember lalu, RES benar-benar memutuskan cintanya dengan Arif. Sebab Riris mengaku kecewa, setelah mengetahui Arif sudah beristri dan mempunyai anak. Padahal saat berpacaran, Arif megaku masih perjaka.

"Siapa yang tidak sakit hati, ngakunya masih perjaka, tak tahunya sudah punya istri dan anak,” katanya.

Hingga akhirnya peristiwa yang memalukan itu terjadi. Foto-foto telanjang itu dicetak dalam dua lembar kertas foto ukuran folio. Tak hanya disebarkan di warung kopi milik ibunya, foto-foto itu juga ditempelkan di dinding rumah-rumah tetangga di mana Riris tinggal.[vid/ted]

Sumber: beritajatim.com
| 0 komentar

Tantang Pengusaha SPPBE, Warga Pacitan Blokir Jalan

Seputar Tulungagung - Warga Lingkungan III, Dusun Pacitan, Desa/Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung kembali bergolak. Ratusan warga hari ini, Senin (27/12/2010) menggelar unjuk rasa menolak operasional SPPBE (stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji) di lingkungan mereka.

Dalam aksi yang juga diikuti ratusan kaum ibu dan anak-anak ini, mereka memblokade Jalan Raya Demuk, yang menghubungkan Kecamatan Ngunut dan Kecamatan Pucanglaban. Akibatnya, setiap mobil yang hendak melintas harus mencari jalan alternatif.

Dalam aksi yang dilakukan di tengah gerimis ini, warga menantang Sutrimo, pengusaha setempat dinilai jahat dan tidak pernah bersosialisasi. Tanpa mengindahkan protes warga, Sutrimo diam-diam terus melanjutkan proyek pembangunan SPPBE Gangsar Santosa Petroleum, yang berada di tengah-tengah pemukiman warga. SPPBE tersebut didirikan Sutrimo dengan jalan memalsukan tanda tangan warga, untuk mengajukan ijin ke Pemkab Tulungagung.

"Sutrimo, kalau memang anda merasa benar, keluarlah. Temui tetangga-tetangga anda sendiri! Tunjukan kalau memang anda tidak memalsukan tanda tangan kami,” seru Dwi Indrianto (34), salah satu orator aksi.

Menurut Dwi, warga terpaksa melakukan aksi turun ke jalan sebab selama ini Sutrimo tak pernah menunjukan itikad baik menemui warga. Pemilik pabrik kacang sanghai ini bahkan tak pernah berani dikonfirmasi dengan warga, yang merasa dipalsu tanda tangannya.

Lebih jauh Dwi menegaskan, warga sudah siap berkorban segalanya untuk melawan Sutrimo meski yang bersangkutan menyewa puluhan preman. Warga siap terus memberikan gangguan, agar SPPBE Sutrimo tak bisa beroperasi.

"Pertamina menegaskan, kalau masih ada gejolak di tengah masyarakat, pertamina tak akan memasok elpiji. Itulah sebabnya kami akan terus melakukan perlawanan, biar SPPBE tidak bisa beroperasi," tegasnya.

Aksi yang berjalan tertib ini dijaga ketat ratusan polisi dari Polres Tulungagung. Warga lalu membubarkan diri dengan tertib, dan berjanji akan berjanji minggu depan langsung ke kantor Pemkab Tulungagung.[vid/ted]

Sumber: beritajatim.com
| 0 komentar

Keluarga Pemain Timnas Kecewa Tapi Tetap Optimistis

Senin, 27 Desember 2010 | 08.44.00 | 2 komentar

Seputar Tulungagung - Sarmiati mengaku kecewa dengan kekalahan Indonesia 0-3 dari Malaysia di final pertama Piala AFF 2010 di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (26/12) malam. Namun demikian, ibunda pemain timnas Ahmad Bustomi ini tetap optimistis Indonesia bisa mengejar defisit gol dan keluar sebagai juara Piala AFF 2010. Demikian dikatakan Sarmiati usai acara nonton bareng di rumahnya bersama puluhan warga Karang Ploso, Malang, Jawa Timur.

Di Semarang, Jawa Tengah, kesedihan mendalam dirasakan keluarga besar gelandang timnas Muhammad Ridwan. Pawit Hartono dan Sri Suparmi, orangtua Ridwan, tampak terpukul dengan kekalahan ini. Bahkan adik Ridwan, Heri Gunawan, yang juga pemain sepakbola, berkali-kali terlihat menghapus air matanya.

Suasana serupa juga tampak di rumah Yongky Ariwibowo di Tulungagung, Jatim. Di babak pertama terlihat penonton masih semangat memberikan dukungan kepada Yongky dan para pemain timnas lainnya. Namun di babak kedua ketika Yongky digantikan Irfan Bahdim, terlihat sedikit kekecewan, terutama ibunda Yongky, Nurfadilah. Ia tampak tegang dan terus berdoa selama pertandingan.

Para penonton semakin lesu saat gawang Markus Haris Maulana kebobolan tiga kali. Meski kalah, Nurfadilah optimistis Indonesia akan berpeluang menjuarai Piala AFF 2010. "Masih ada harapan pada pertandingan kedua," kata Nurfadilah.

Kekecewaan juga dirasakan keluarga Bambang Pamungkas yang menggelar nonton bareng bersama tetangganya di kediaman mereka di Semarang, Jateng. Namun, ibunda Bambang tak ikut menonton laga ini karena tidak tega melihat putranya jika cedera. Keluarga Bambang berharap paga leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 29 Desember mendatang, tim merah putih bisa memenangi pertandingan dan menjadi juara.(BOG)

Sumber: liputan6.com
Senin, 27 Desember 2010 | 2 komentar

Ritual Jamasan Tombak Kiai Upas

Jumat, 24 Desember 2010 | 23.59.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Tombak Kiai Upas, pusaka Kerajaan Mataram Islam yang menjadi cikal bakal sejarah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (24/12/2010) dimandikan (jamas). Ritual yang berlangsung rutin setiap minggu pertama penanggalan Suro itu selalu menarik perhatian masyarakat Tulungagung.

Selain berkerumun guna menyaksikan prosesi jamasan dari jarak dekat, ratusan warga berharap bisa mendapatkan air bekas jamasan. Keyakinan akan berkah (tuah) air bekas cucian pusaka, membuat sebagian warga rela berdesak-desakan dan saling berebut. Mereka tidak lagi berpikir rasional jika air yang berwarna keruh kecoklatan tersebut mengandung racun warangan (arsenik) yang membahayakan jiwa.

Selain membasuhkan air jamasan pada bagian wajah agar bisa awet muda, atau menyiramkan pada bagian yang menderita penyakit, dengan tujuan lekas sembuh, tidak sedikit warga yang meminumnya. Tak heran, melalui loud speaker, panitia berteriak-teriak menyampaikan larangan keras agar jangan meminum air bekas jamasan. “Karena ini berbahaya mengandung warangan,“ teriak salah seorang panitia.

Kendati demikian, tidak semua warga mematuhi peringatan panitia. Mereka begitu yakin, dengan meminum air jamasan, hidup mereka akan lebih baik. “Buktinya sampai saat ini tidak ada kabar yang keracunan setelah meminum air jamasan,“ terang Suprapto (58), salah seorang warga Tulungagung.

Ritual yang digelar rutin setiap bulan Suro ini berlangsung di pendopo Dalem Kanjengan, Kelurahan Kepatihan. Dalem Kanjengan merupakan tempat tinggal mendiang Raden Mas Pringgo Kusumo, Bupati Tulungagung ke X. Berdasarkan babad sejarah Tulungagung, sebelum bertempat tinggal di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso di sekitar lingkungan alun-alun Kota Tulungagung, Bupati Tulungagung menjalankan pemerintahanya dari Dalem Kanjengan.

Pusaka Kiai Upas yang berwujud tombak ini berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam. Kiai Upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu Raja Mataram yang menolak tunduk dengan kekuasaan (Mataram). Pemberontakan Mangir berhasil dipadamkan setelah Ki Ageng Mangir terbunuh. Tombak Kiai Upas sendiri dikuasai oleh Mataram. Oleh panitia kisah tombak kiai upas ini diceritakan ulang dalam setiap prosesi jamasan.

Bahkan ada beberapa tahapan ritual yang benar-benar tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Misalnya, jamasan kiai upas hanya boleh dilakukan para lelaki yang berjumlah kurang lebih 40 orang. Sementara kaum perempuan hanya diperbolehkan berada di dapur. Itupun para perempuan yang sudah mengalami monopouse.

Selain Wakil Bupati Tulungagung M Athiyah dan Sekda Maryoto Birowo, ritual tahunan ini juga dihadiri beberapa anggota legislatif. Acara yang berlangsung mulai pukul 08.00 Wib ini berakhir sekitar pukul 10.30 Wib.

Kasi Sejarah Nilai Tradisi Disparbudpora Kabupaten Tulungagung Sri Wahyuni mengatakan, apa yang dilakukan pemkab sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. Di sisi lain kegiatan ini bisa menjadi wisata sejarah. Sebab yang hadir untuk menyaksikan jamasan kiai upas tidak hanya warga Tulungagung, tetapi juga warga disekitarnya.

Kendati demikian ia berharap kegiatan kebudayaan ini jangan sampai menabrak nilai-nilai keagamaan yang ada. “Begitu juga dengan keselamatan untuk mendapatkan air jamasan juga benar-benar diperhatikan,“ ujarnya. Acara ditutup dengan berdoa dan makan tumpeng bersama. Endroto, salah seorang pewaris tombak Kiai Upas, yang juga keturunan langsung mendiang Bupati Pringgodikdo sayangnya enggan memberikan keterangan. Endronoto memilih menghindar daripada menjelaskan sejarah Kiai Upas secara rinci. “Maaf saya sedang sibuk," ujarnya singkat sembari berlalu.(Solichan Arif/Koran SI/mbs)

Sumber: okezone.com
Jumat, 24 Desember 2010 | 0 komentar

Usai Cabuli Siswi SMA, Candra Hendak Lari ke Malaysia

Seputar Tulungagung - Ike Candra Darmawan (19), salah satu tersangka pencabulan terhadap AWR (17), seorang siswi kelas XII akhirnya ditangkap. Candra ditetapkan sebagai tersangka atas dasar perbuatannya melakukan persetubuhan dengan perempuan yang masih terhitung di bawah umur.

Menurut KBO Polres Tulungagung, IPTU Siswanto, Candra ditangkap di rumahnya, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Rabu (22/12/2010), sekitar pukul 15.00 WIB. Dari pengakuan tersangka, perkenalannya dengan korban terjadi lewat SMS nyasar. Saat berpacaran awal Juni 2010 silam, Candra mengaku tak mengetahui AWR telah dalam kondisi hamil hasil hubungan dengan pacar sebelumnya, Yudi (24).

Lewat bujuk rayu akan dinikahi, Candra berhasil mengajak AWR untuk melakukan hubungan suami istri. Usai persetubuhan itulah AWR baru mengaku tengah dalam kondisi hamil. Namun karena ketagihan, Candra mengulang perbuatan tersebut hingga 4 kali.

“Dasarnya penangkapan tersangka sebenarnya bukan perkosaan, karena ini berulang hingga 4 kali. Tapi persetubuhan dengan orang yang masih anak-anak,” terang Siswanto, saat ditemui Kamis (23/12/2010).

Masih menurut Siswanto, setelah berhasil menyetubuhi AWR, Candra bermaksud meninggalkannya dan pergi ke Malaysia. Tak terima dengan perbuatan Candra, AWR dengan diantar orang tuanya melapor ke Polres Tulungagung.

“Kalau kami telat melakukan penangkapan, kami akan mengalami kesulitan karena tersangka akan pergi ke Malaysia,” imbuh Siswanto.

Selain menangkap Candra, polisi masih memburu satu tersangka lainnya, Yudi (24) pacar pertama AWR yang telah membuat korban hamil 7 bulan. Para pelaku pencabulan terhadap AWR akan dijerat pasal 81 ayat 1 dan 2 undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak ancaman 15 tahun penjara. [vid/but]

Sumber: beritajatim.com
| 0 komentar

Keluarga Besar Yongki Ikut Merahkan GBK

Seputar Tulungagung - Keluarga besar Yongki Aribowo tak puas sekadar dengan hanya nonton bareng. Untuk final Piala AFF, keluarga pemain Arema Indonesia ini siap menuju Jakarta dan memerahkan Stadion Gelora Bung Karno.

Keberhasilan Yongki Aribowo masuk dalam skuad Tim Nasional Indonesia benar-benar membuat keluarganya di Kelurahan Botoran, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung bangga. Tak puas dengan hanya nonton bareng perhelatan Piala AFF 2010, 20 orang anggota keluarganya siap ikut memerahkan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada leg kedua final Piala AFF melawan Malaysia.

"Yang mendapat jatah dari PSSI sebenarnya hanya saya dan ibunya, mulai dari tiket sampai hotel disediakan. Tapi setelah dibicarakan, pakdhe, budhe dan saudara lainnya ingin ikut ke Jakarta semua," ungkap ayah Yongki, Gunarto, kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Jumat (24/12/2010).

Terkait keputusannya berangkat bersama keluarga ke Jakarta, Gunarto mengakuinya sebagai upaya memberikan dukungan kepada sang anak. Dia berharap Yongki bisa diturunkan dalam pertandingan tersebut, terlebih bisa menjadi starter seperti saat leg kedua semifinal melawan Filipina.

"Ada suporter dari Kalimantan, Sumatera dan lainnya nekat datang, padahal mereka kan bukan siapa-siapanya Yongki. Nah kami disini yang sebagai keluarganya tersentuh, kami bisa dan akan datang untuk memberikan dukungan secara langsung," tegas Gunarto.

Gunarto menambahkan, dia dan keluarganya berencana berangkat ke Jakarta pada Senin (27/12/2010) mendatang. Ia mengatakan ke-18 orang saudaranya berangkat atas inisiatif sendiri dan tak mendapatkan sokongan biaya dari pihak manapun. "Pemkab (Tulungagung) katanya mau membantu, tapi belum ada kejelasan. Apapun bentuknya, ada dan tidak ada bantuan yang jelas kami akan berangkat," sambungnya.

Gunarto mengungkapkan, keluarganya sudah menyiapkan atribut, termasuk kostum timnas berwarna merah. Sayang dia mengaku sulit mendapatkan kostum yang asli, hingga terpaksa menggunakan kostum tiruan yang dijual bebas di pasaran. "Pengennya pakai asli, tapi mau bagaimana lagi, cari juga gak dapat-dapat. Tapi asli dan tidak nggak penting bagi kami, yang penting kami siap merahkan stadion," tutur dia.

Untuk leg pertama final keluarga Yongki mengaku akan menyaksikannya melalui layar lebar di rumah. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi ajang nonton bareng (nobar) bersama warga di Kelurahan Botoran, dimana sebelumnya juga selalu dilakukan di sepanjang perhelatan Piala AFF 2010.

"Untuk leg kedua kami serahkan ke warga, kalau ada yang mau mengoperasikan proyektor silahkan, kami akan pinjamkan. Intinya kami juga berharap do'a masyarakat, agar Yongki bisa memberikan kemampuan terbaiknya kepada bangsa," tandas Gunarto.

Sumber: detiksport.com
| 0 komentar

Salat dan Doa Kekuatan Yongki

Seputar Tulungagung - Yongki Aribowo sedang merajut sukses sebagai pemain sepakbola nasional. Diberi potensi lewat olah bola, ia selalu diingatkan orangtuanya agar tidak melupakan salat dan berdoa.

Bagi pesepakbola, kaki merupakan aset utama. Dengan organ tubuh inilah mereka berlari, menendang bola, melepaskan operan, atau pun melancarkan tembakan yang berbuah gol.

"Jaga kakimu, Nak. Itu selalu saya katakan sebelum dia bermain, baik langsung atau sekedar lewat telepon," kata H. Gunarto, ayah kandung Yongki, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Kelurahan Botoran, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, Kamis (23/12/2010).

Penyerang yang memperkuat Arema Indonesia itu diakuinya sebagai sosok yang tak jarang sembrono, sehingga sering kali tak mempertimbangkan risiko yang dihadapinya saat bermain bola.

"Misalnya dia tahu kalau menerjang jalan itu akan cedera tapi dia tetap melakukannya, akhirnya juga cedera. Itulah mengapa saya selalu sampaikan pesan itu. Ahamdulillah dia sekarang selalu memperhatikan dan mengingatnya," tambah Gunarto menjelaskan.

Ditanya mengenai kemungkinan permainan Yongki tak berkembang karena pesan tersebut, Gunarto mengaku sama sekali tidak mencemaskannya. Itu juga sudah dibuktikan dengan tetap apiknya permainan sang anak, di tengah kepatuhannya pada pesan yang disampaikan ayah kandungnya.

"Pemahaman dia dan sampeyan saat saya jelaskan beda. Dia tahu pesan itu batasannya di mana, sehingga permainanya tetap bagus," sambungnya.

Gunarto yang dalam kesehariannya menekuni usaha konveksi juga mengatakan, bersama istrinya Nurfadilah, saat ini tak henti-hentinya terus mendoakan agar anaknya menjadi pemain hebat yang bisa terus berkarir, baik di klub maupun tim Nasional. Keduanya juga menolak menggunakan cara-cara tak rasional, semacam meminta bantuan dukun untuk membantu keberhasilan, dengan menyerahkan sepenuhnya hasil akhir pada Tuhan.

"Banyak yang menyarankan saya, sikile Yongki opo gak diisekne (kakinya Yongki apa tidak diberi mantra--red)? Saya selalu katakan tidak, dan cukup doa setelah salat adalah yang terbaik untuk dia," tegas Nurfadilah.

Nurfadilah juga mengatakan, berserah kepada Tuhan juga selalu diajarkannya kepada sang anak. Dia tak jarang mengingtakan kepada Yongki untuk tetap tidak meninggalkan salat, meski saat menjalani sebuah pertandingan.

"Salat asar misalnya, dia selalu saya telepon saat jeda pertandingan. Pokoknya jangan sampai bolong (berlubang)," pungkasnya.

Sumber: detiksport.com
| 0 komentar

Yongki: Bonus Timnas untuk Usaha Ternak Sapi

Kamis, 23 Desember 2010 | 02.27.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Penyerang muda Timnas Indonesia Yongki Aribowo sudah memikirkan masa depannya di luar dunia sepak bola. Pemuda Tulungagung ini ingin beternak.

Di usia 21 tahun, penyerang lincah asal Arema Indonesia ini sukses menembus Timnas Indonesia dan tampil di AFF Suzuki Cup 2010. Kecemerlangan para punggawa timnas mampu mengantarkan Garuda mencapai final kejuaraan paling bergengsi se-Asia Tenggara itu.

Sebagai bentuk apresiasi, timnas digelontor bonus total Rp 3 miliar dalam dua tahap. Rp 500 juta diberikan pada saat Indonesia mencapai semifinal, sisanya setelah sukses menundukkan Filipina di leg kedua untuk merebut tiket ke final.

Ditanya akan digunakan untuk apa bagiannya, Yongki mengaku akan menggunakannya untuk usaha sapi potong.

“Ya, saya senang bisa ke final,” ujar pemain yang baru tampil di leg kedua semifinal, mengisi posisi Irfan Bachdim yang tengah mengalami cedera.

Mengenai bonus uang tunai yang didapatnya, penyerang berkarakter gesit itu menjelaskan, “Mau saya belikan sapi potong untuk usaha. Ayah dan saudara saya yang mengelola.”

Yongki mengawali karir timnas seniornya dengan cukup cemerlang, mencetak dua gol dari lima pertandingannya. Salah satunya ke gawang Maladewa saat masuk menggantikan Bambang Pamungkas di akhir babak kedua. Selain satu gol, Yongki juga mencetak satu assist dalam laga yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung.

Sumber : inilah.com
Kamis, 23 Desember 2010 | 0 komentar

Yongki Aribowo, Inzaghi Muda dari Indonesia

Seputar Tulungagung - Mengawali karirnya sejak remaja, Yongki Aribowo menapaki jalan setapak demi setapak hingga akhirnya meraih mimpinya mengenakan kostum Merah Putih.

Penyerang berusia 21 tahun itu mengawali karir profesionalnya bersama Persik Kediri musim lalu. Dalam semusim, Yongki mampu mencetak tujuh gol dari 19 laga yang dijalaninya. Beberapa di antaranya ia mulai dari bangku cadangan.

Kelincahan pemuda Tulungagung, Jawa Timur, untuk lolos dari jebakan offside membuat juara Liga Super 2009/10 Arema Indonesia tertarik merekrutnya sebagai duet bomber Timnas Singapura Noh Alamsyah. Dari tujuh penampilannya, Yongki mencetak satu gol musim ini di Liga Super.

Penyerang yang memulai karirnya di SSB Sinar Jaya pada 2004 lalu itu meniti karirnya setapak demi setapak. Pada 2006, Yongki menarik minat klub lokal Perseta Tulungagung dan merekrutnya sebagai pemain junior. Tak betah di Perseta, langkahnya berlanjut ke PSBI Blitar, yang saat itu dipandang lebih bergengsi daripada Perseta.

Hanya setahun, Persik Kediri langsung merekrutnya untuk tim U-21. Selama dua tahun membela Macan Putih junior, pemain yang dikenal dengan kelincahan menerobos pertahanan lawan dan beradu sprint itu mencetak 16 gol dalam 25 laga, cukup untuk membuatnya dipromosikan ke tim senior Persik.

“Saya ingin seperti (Filippo) Inzaghi,” ujar Yongki kala itu mengenai kecepatan dan kejeliannya menghindari jebakan offside lawan.

Salah satu momen emas Yongki bersama Macan Putih adalah kala melawan Persela Lamongan April tahun lalu. Sebuah umpan terukur dari tandemnya, Saktiawan Sinaga, mampu diselesaikan secara fantastis dengan tendangan salto. Persik pun menang dengan skor telak 4-1.

Sepak terjangnya selama di tim senior, baik di Persik maupun Arema tak lepas dari pengamatan pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl, yang memfokuskan pengembangan tim pada talenta-talenta muda. Kengototannya dalam berebut bola dan kedisiplinannya berada di posisi selama 90 menit membuatnya lolos seleksi Timnas pertama dan kedua.

Bersama pemain-pemain muda lain seperti Oktovianus Maniani, Irfan Bachdim, Arif Suyono maupun Ahmad Bustomi, Yongki Aribowo dipercaya Riedl tampil di AFF Suzuki Cup 2010.

Kepercayaan yang diberikan Riedl pun tak disia-siakan penyerang setinggi 172 cm itu. Dua gol ia sarangkan dalam dua laga uji coba timnas senior. Satu saat Indonesia menggulung Timor Leste 6-0, dan satu lagi saat menumbangkan Maladewa 3-0.

Yang paling mencolok mungkin penampilannya saat melawan Maladewa di Stadion Siliwangi Bandung. Masuk di akhir babak kedua menggantikan Bambang Pamungkas (Bepe), yang saat itu tak banyak memberikan ancaman, Yongki mencetak satu gol dan satu assist.

Kini, Yongki bahkan memberikan tekanan kepada Bepe. Penyerang Timnas senior itu selalu tampil dalam lima pertandingan Tim Garuda di Piala AFF 2010, namun hanya di menit-menit akhir sebagai pemain pengganti. Sementara Yongki, meski baru sekali, ia justru menjadi pilihan Riedl tampil sejak awal ketika bomber utama Merah Putih Irfan Bachdim cedera.

“Saya kaget juga waktu itu. Karena pelatih baru memberitahu saya akan turun sebagai starter hanya sehari sebelum pertandingan,” ujarnya mengenai debutnya di Piala AFF 2010. “Tentu saja saya senang.”

Meski tidak berhasil mencetak gol ke gawang Filipina, kelincahannya mampu merepotkan barisan pertahanan lawan yang dipenuhi pemain-pemain naturalisasi asal Eropa dan Amerika Serikat.

Kini jalan sudah terbuka baginya. Selama bisa menjaga kedisiplinan dan dedikasi terhadap tim, Yongki bisa menjadi andalan baru Timnas Indonesia di lini depan. [mdr]

Sumber : inilah.com
| 0 komentar

Yongki Aribowo Siap Diduetkan Lagi dengan Gonzales

Seputar Tulungagung - Setelah cukup sukses mengemban tugas dari pelatih Alfred Riedl untuk mengisi lini depan Timnas Indonesia, Yongki Aribowo mengaku siap diberi kepercayaan kedua.

Cederanya Irfan Bachdim memberi jalan bagi pemuda kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 21 tahun lalu itu untuk menjalani debut turnamen resminya bersama Tim Garuda.

Melawan Filipina di leg kedua semifinal AFF Suzuki Cup 2010, Yongki tampil sejak awal. Meski tak mampu mencetak gol, kecepatan dan kelincahannya mampu mengoyak pertahanan lawan, membuka ruang bagi tandemnya, Cristian Gonzales.

“Saya kaget juga waktu itu. Karena pelatih baru memberitahu saya akan turun sebagai starter hanya sehari sebelum pertandingan,” ujarnya mengenai debutnya di Piala AFF 2010. “Tentu saja saya senang.”

Fisioterapis Matias Ibo mengatakan kondisi Irfan sudah hampir seratus persen dan mulai berlatih penuh jelang leg pertama final melawan Malaysia, Minggu (26/12), namun seperti ditegaskan Riedl, semuanya baru bisa ditentukan setidaknya sehari menjelang pertandingan. Kemungkinan bagi Yongki pun masih terbuka.

“Kalau pelatih memilih saya lagi, pasti saya siap,” ujarnya mantap. “Tetapi saya tidak merasa bersaing dengan siapapun. Siapapun pilihan pelatih, saya akan tetap mendukung, demi tim.”

Untuk level timnas senior sendiri, Yongki sudah tampil lima kali dan mencetak dua gol, keduanya saat melawan Timor Leste dan Maladewa saat uji coba Piala AFF 2010.

Sumber : inilah.com
| 0 komentar

Pemerintah Alokasikan Rp100 Triliun untuk KUR

Seputar Tulungagung - SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Presiden menyerukan agar kaum ibu dan komunitas perempuan dilibatkan dalam program pro rakyat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)

Melalui program ini setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran sekitar Rp2 miliar sampai Rp3 miliar kepada desa-desa dan kecamatan. Biasanya ditambah lagi dengan swadaya lokal untuk memajukan desa dan kecamatan itu, termasuk ekonominya.

Dilaporkan JOSE ASMANU reporter Suara Surabaya di Jakarta, seruan presiden itu disampaikan pada puncak peringatan Hari Ibu tingkat nasional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu (22/11).

Acara ini hadir wakil presiden, anggota Kabinet Indonesia Bersatu dan pimpinan lembaga tinggi negara beserta ibu.

Kata presiden, disamping program PNPM, pemerintah juga menggalakkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tujuan program ini untuk memberikan bantuan modal kepada usaha mikro dan usaha kecil yang jumlahnya jutaan.

Melalui program KUR ini kaum ibu bisa membuka usaha rumah tangga, home industri untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan membuka lapangan kerja.

Pada hari ibu pemerintah menyerahkan penghargaan Purna Eka Parahita Praya pada lembaga pemerintah dan masyarakat yang dinilai berperaan mendorong kesetaaraan gender dan mewujudkan keluarga sejahtera.

Antara lain diberikan kepada Gubernur Jatim, Walikota Surabaya, Walikota Batu Malang, dan Bupati Tulungagung.(jos/ipg)

Sumber : suarasurabaya.net
| 0 komentar

Edan! Pengamen Nekat Curi Bra Untuk Koleksi Pribadi

Senin, 20 Desember 2010 | 17.50.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Sekujur tubuh Agus Mustofa (25) pengamen asal Desa Domasan, kecamatan Kalidawir, Tulungagung, babak belur dihajar massa karena kepergok mencuri bra. Berdasarkan pengakuannya, ia nekat mencuri bra untuk koleksi pribadi.

Keterangan yang dihimpun zonaberita.com, menyebut, peristiwa terjadi pada Minggu (19/12/2010). Kala itu, Mustofa mengamen di Desa Junjung,Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.

Sekira pukul 20.00 WIB, ia lewat di depan rumah Ani (17). Saat melihat ada bra yang menggantung, Mustofa, mencurinya. Namun, aksinya kepergok Adi (40), paman Ani.

Mengetahui ada pencuri yang mengambil pakaian dalam keponakannya, Adi lantas berteriak hingga mengundang perhatian warga desa setempat.

Tak ayal, sejumlah warga mengejar pelaku dan berhasil menagkapnnya. Namun, Agus tetap mengelak meski bra yang dicurinya masih digenggamnya.

Tiba-tiba, seorang warga yang geram langsung mengambil gitar Mustofa dan memukulkan ke tubuhnya. Hingga warga lainnya ikut memukulinya.

Beruntung aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga dapat diredam oleh perangkat desa setempat. Dalam kondisi babak belur, Agus akhirnya mengakui telah mencuri sebuah bra.

Dia mengaku bra sengaja diambil untuk koleksi pribadi dan bukan untuk dijual. Agus juga mengaku pakaian dalam perempuan yang dicuri hanya untuk memenuhi selera seksualnya. “Barangnya tidak saya jual, tapi untuk koleksi pribadi,” akunya sembari meringis menahan sakit.

Warga kemudian membawa Agus ke Polsek Sumbergempol, kini pelaku harus meringkuk di sel tahanan polsek. (afa/isp)

Sumber : zonaberita.com
Senin, 20 Desember 2010 | 0 komentar

Sri Adalah Korban Penipuan

Seputar Tulungagung - Sri Wahyuni (47) adalah istri kedua Camat Gondang periode 1992 hingga 1998, almarhum Suminto. Rumah yang siang tadi dieksekusi adalah rumah yang dibangunkan oleh Suminto, semasa jayanya sebagai pejabat.

Menurut Mukharom (50), kerabat Sri, sepeninggal Suminto, rumah tersebut ditinggali Sri bersama anak tunggalnya, Aulia Ingandayasari (24). Sejak kematian Suminto, kehidupan ekonomi Sri menurun drastis. Meski berstatus PNS, guru SMP negeri di Kecamatan Gondang, Sri terbelit hutang. Bahkan Mukharom menyebut, Sri sempat kesulitan untuk makan.

"Dia harus nanggung biaya anaknya hingga kuliah seorang diri. Lambat laun ekonomi kian merosot. Anaknya sedang merintis usaha rias manten, tapi belum berjalan keburu kena eksekusi," ujarnya.

Dalam kondisi terpuruk tersebut, tahun 2003 Sri terlibat utang piutang dengan seseorang yang bernama Rickson dengan jaminan sertifikat tanah dan rumah. Tanpa sepengetahuan Sri, sertifikat tanah tersebut dibalik nama atas nama Rickson.

Sertifikat tersebut lalu dipakai Rickson untuk jaminan pinjaman di BNI 46 Kediri. Lantaran tak mampu membayar hutang, tahun 2008 rumah Sri lalu dilelang oleh BNI 46 Kediri seharga 451 juta rupiah dan dimenangkan oleh Legowo, warga Bungur, Kecamatan Karangrejo. "Jadi Sri itu korban penipuannya Rickson," tambah Mukharom.

Juru sita PN Tulungagung, Supiadi tidak membantah hal tersebut. Menurutnya, ada kemungkinan Sri memang korban penipuan Rickson. Sebab bebarengan dengan pelelangan rumah Sri, turut dilelang pula 6 sertifikat lainnya atas nama Rickson.

Belakangan beberapa orang menggugat Rickson atas kasus penipuan dan penggelapan sertifikat. Rickson pun terbukti bersalah dan masuk penjara. "Rickson kini statusnya sudah narapidana di Blitar dalam kasus penipuan dan penggelapan," terang Supiadi.

Supiadi menambahkan, saat Sri Wahyuni menggugat pelelangan rumahnya ke PN Tulungagung, gugatan tersebut langsung ditolak. Sebab sertifikat yang dijaminkan ke BNI 46 Kediri adalah atas nama Rickson, bukan Sri Wahyuni. Sehingga secara hukum yang berhak menggugat adalah Rickson.

"Sebenarnya ada celah jika Ibu Sri melaporkan Rickson ke polisi dengan dugaan penipuan dan penggelapan. Nantinya biar polisi yang membuktikan bahwa proses balik nama sertifikat itu memang melanggar hukum," pungkasnya. [vid/kun]

Sumber : beritajatim.com
| 0 komentar

15 Tokoh UKM Dapat Penghargaan dari SBY

Seputar Tulungagung - Selain industi berskala besar, sejumlah industri kecil dan menengah (IKM) juga mendapat penghargaan nasional. Termasuk kepada individu yang berperan positif terhadap peningkatan keberhasilan IKM.

Penghargaan juga disampaikan langsung oleh Presiden SBY. Acara berlangsung di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Senin (20/12/2010).

Untuk kategori IKM modern 2010, ada 5 penerimanya. Mereka IKM yang dinilai telah menerapkan teknologi modern dalam proses produksi sehingga lebih efisien dan menghasilkan nilai tambah.

Mereka adalah:

1. PT Sarandi Karya Nugraha, Sukabumi, Jabar.
2. PT Mitrasukses Engineering Indonesia, Pasuruan, Jatim.
3. CV Karya Baru, Lampung Timur, Lampung.
4. PT Mangkupalas Mitra Makmur, Samarinda, Kaltim.
5. PT Wieda Sejahtera, Jakarta Timur.

Untuk penghargaan Kreasi Prima Mutu, ada 4 IKM yang mendapat penghargaan. Ini adalah IKM yang dinilai telah menerapkan system kendali mutu secara konsisten.

Empat IKM penerimanya adalah:

1. CV Mendong K. Craft, Tasikmalaya-Jabar, untuk produk kerajinan anyaman mendong.
2. UD Tri Mulia Onix, Tulungagung-Jatim, untuk produk kerajinan dari batu marmer dan granit.
3. IKM Sanggalea, Wajo-Sulsel, produsen roti.
4. IKM Fetra, Biaro-Sumbar, untuk produk perlengkapan bayi.

Penghargaan berupa Upakarti 2010 di kategori Jasa Pengabdian, diberikan kepada lima individu. Mereka berasal dari dalam dan luar IKM yang dinilai berjasa luar biasa dalam pengembangan IKM di daerah masing-masing.

Mereka adalah:

1. Hj. Syarifah dari Lingga, Riau.
2. I.N. Widiartha dari Kupang, NTT.
3. I Gusti Kade Djaya dari Tabanan, Bali.
4. Pastor Jacques dari Sintang, Kalbar.
5. Sendy Ramania Wurandani dari Bandung, Jabar.

Upakarti jasa kepeloporan, tahun ini diberikan kepada lima orang yang berhasil mengembangkan IKM. Mereka adalah:

1. H. Wardono dari Surakarta, Jateng.
2. Budi Wibowo dari Purbalingga, Jateng.
3. Tentrem Sri dari Bengkulu.
4. H. Ade Hikmat Nugraha dari Sukabumi, Jabar.
5. Habib Saleh Al Mahdali dari Palu, Sulteng.

Upakarti kategori Jasa Pelestarian tahun ini juga ada lima orang yang menerimanya. Mereka yang dinilai berhasil mengembangkan kembali desain industri kecil di tingkat lokal dan nasional itu adalah:

1. Mateus Ala dari Melawi, Kalbar.
2. Uswatun Chasanah dari Tuban, Jatim.
3. M. Rivai Navis dari Senggau, Kalbar.
4. Sandiyo dari Klaten, Jateng.
5. Santoso Hartono dari Rembang, Jateng

(lh/dnl)

Sumber : detikfinance.com
| 1 komentar

Sepuluh Ribu Orang Mengikuti Lomba Lari 10 K Tulungagung

Minggu, 19 Desember 2010 | 01.14.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Lomba Lari Tulungagung 10K telah memasuki pelaksanaan yang ketujuh kalinya. Pelaksanaan lomba tahun ini didukung sekitar 500 personel dan diikuti oleh 10.000 peserta yang terbagi dalam 5 kelompok kejuaraan, antara lain:

* Umum Putra Nasional.
* Umum Putri Nasional.
* Umum Putra Lokal.
* Pelajar Putra Lokal.
* Pelajar Putri Lokal.

Total hadiah dan door prize yang diperebutkan adalah sebesar Rp. 100.000.000,00 ditambah grand prize 1 unit sepeda Motor Yamaha Mio.

Lomba ini start dan finish dari depan kantor Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Lomba Lari 10K ini merupakan kalender kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung yang ke-805.

Bupati Tulungagung dalam sambutannya mengatakan, “Lomba lari ini merupakan agenda rutin untuk menjaring bibit pelari jarak jauh khususnya atlet lokal”. Bupati berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk menyalurkan kreativitas dan prestasi para atlet. Selain itu, bupati juga berpesan agar para peserta menjunjung tinggi sportivitas.

Ketua panitia lomba, Drs. Maryoto Birowo, MM, dalam laporannya menjelaskan, “Dengan hadirnya pelari dari luar Kabupaten Tulungagung mudah-mudahan dapat menjadi motivasi bagi pelari lokal untuk terus meningkatkan prestasinya”.

Adapun pelari nasional dan luar negeri yang hadir pada saat ini antara lain : Tristan (Selandia Baru), Bartholomew (Amerika Serikat), Samgar Kamlase (Bali), Feri Junaidi (Jabar), Siti Muawanah (Magelang), Noce Matital dan Ari Swandana (Cepu), dan lain-lain.

Lomba Lari Tulungagung 10 K ini didukung oleh: Yamaha, Dealer Armada Pagora Motor, Adira Finance, Teh Poci, Telasih Jaya, Kembang Sore Fm dan masih banyak lagi. Panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kesuksesan lomba ini, semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Hasil Lomba buka disini (Udin/Humas)

Sumber: tulungagung.go.id
Minggu, 19 Desember 2010 | 0 komentar

Gadis 16 Tahun Diperkosa Calon Mertua

Selasa, 14 Desember 2010 | 17.22.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Nahas menimpa Layu, bukan nama sebenarnya. Gadis berusia 16 tahun ini diduga jadi korban perkosaan Samuji (56), warga Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, yang tak lain adalah calon mertua korban.

Kasus asusila itu sebenarnya sudah lama terjadi, diduga, pelaku memperkosa korban pada bulan Juni 2010. Namun, pihak keluarga korban baru melapor ke polisi pada awal Desember ini.

KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Siswanto, membenarkan adanya laporan kasus asusila tersebut. “Kasusnya memang sudah lama dan sempat akan diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi dengan alasan tidak ada titik temu, korban dan keluarganya akhirnya melaporkan kejadian itu ke polisi,” terang Iptu Siswanto, Sabtu (11/12/2010).

Keterangan yang dihimpun menyebut, peristiwa bermula saat Layu dipanggil pelaku ke rumahnya. Alasannya membicarakan rencana pernikahan.

Kala itu, korban sempat menolak, sebab calon suaminya sedang berada di luar kota. Namun,karena yang mengundang adalah calon mertuanya, Layu akhirnya memenuhi undangan tersebut.

Pertemuan pun berlangsung cukup lama, hingga larut malam. Pelaku kemudian menawarkan agar korban menginap di rumahnya.

Awalnya Layu sempat menolak, namun, karena yang menyuruh adalah calon mertuanya, korban pun menurut.

Saat itulah aksi pemerkosaan terjadi. Ketika korban tengah tertidur, pelaku tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan melakukan perbuatan tak senonoh.

Layu sempat memberikan perlawanan, namun, karena kalah tenaga, akhirnya pelaku dengan leluasa melakukan perbuatan amoral pada calon menantunya.

Tidak terima dengan perbuatan Samuji, korban melapor pada keluarganya. Kedua keluara itu sempat bersitegang, namun sempat membaik, Karna pelaku mau bertanggung jawab.

Belakangan diketahui, ternyata Samuji ingkar janji, hinga keluarga korban memtuskan membawa masalah ini ke ranah hukum.

Saat ini, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk korban. Petugas juga sudah memvisumkan korban, dengan hasil positif terjadi robekan pada alat vital Mulan. “Kasus ini sekarang dalam penanganan,” tandas Iptu Siswanto. (afa/isp)

Sumber: zonaberita.com
Selasa, 14 Desember 2010 | 0 komentar

Hebat! Siswa Indonesia Raih Medali di International Junior Science Olympiad

Senin, 13 Desember 2010 | 20.46.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung – Para siswa Indonesia kembali menorehkan prestasi di ajang olimpiade internasional . Sebanyak dua belas siswa sekolah menengah pertama berhasil meraih medali emas di 7th International Junior Science Olympiad (IJSO) di Abuja, Nigeria.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengapresiasi prestasi yang diraih para pelajar Indonesia pada kancah internasional ini. "Para peraih medali akan mendapatkan penghargaan dan beasiswa S1," katanya, Senin (13/12).

Ajang tersebut adalah suatu ajang kompetisi tahunan pada bidang ilmu pengetahuan alam yang mencakup mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia, dan Matematika bagi anak usia 15 tahun pada tingkat sekolah menengah pertama.

Kompetisi sains tersebut seluruhnya diikuti oleh 35 negara dari benua ASIA, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin. Acara berlangsung dari tanggal 2 hingga 10 Desember yang lalu.

Indonesia mendapatkan tiga medali emas, lima medali perak, empat medali perunggu, dan medali perunggu kategori best experiment.

Medali emas diraih oleh Muhamad Iqbal Ibrahim, siswa SMP Pribadi Depok, Jawa Barat; Richard Akira Heru, siswa SMP DL Dominico Savio, Jawa Tengah, dan Fransisca Susan, siswa SMP St.Ursula, DKI Jakarta.

Sementara peraih medali perak adalah I Made Gita Narendra Kumara, siswa SMPN 1 Negara, Bali; Mikael Harseno Subianto, siswa SMP Susteran Purwokerto, Jawa Tengah, dan Putu Ivan Budi Gunawan, siswa SMPN 1 Tabanan, Bali; Yoga Rafinika, siswa SMP Sragen Bilingual Boarding School, Jawa Tengah, dan Faisal Puji Nugroho, siswa SMPN 68 Jakarta, DKI Jakarta.

Selanjutnya, para peraih medali perunggu adalah Mardika Firlina, siswa SMP Pribadi School Bandung, Jawa Barat; Titis Setiyobudi, siswa SMPN 1 Kauman Tulungagung, Jawa Timur; Anang Rizki Muharom, siswa SMPN 2 Semarang, Jawa Tengah; dan Nurul Falahiyyah Bahri, siswa SMPN 1 Sumenep, Jawa Timur.

Indonesia juga berhasil meraih terbaik ketiga best experimental atas nama Yoga Rafinika dan Mardika Firlina.


Sumber: Republika OnLine
Senin, 13 Desember 2010 | 0 komentar

Panitia Tes CPNS Panen Kemenyan

Seputar Tulungagung - Beragam cara dilakukan peserta tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) agar bisa lulus, termasuk cara irasional. Di Magetan, panitia tes panen barang-barang klenik, mulai kemenyan atau dupa, aneka kembang, garam dan butiran kacang hijau yang tersebar di beberapa sudut tempat tes.

Barang-barang mistis tersebut ditemukan di sekitar area Gedung Olah Raga (GOR) Ki Mageti Magetan, yang menjadi salah satu lokasi tes tulis CPNS, Minggu (12/12).

“Ada beberapa barang yang tak lazim ditemukan di sekitar GOR Ki Mageti, seperti garam yang tersebar, kemenyan, dan butiran kacang hijau di pintu masuk bagian utara GOR,” ujar salah satu warga Magetan, Sunarto, setelah tes tulis.

Tidak hanya itu, juga ditemukan bungkusan berisi aneka kembang yang diletakkan di pintu masuk GOR bagian timur. Sejumlah warga, petugas keamanan GOR maupun panitia hanya bisa tersenyum melihat pemandangan tersebut.

Menurut mereka, hal yang tidak rasional itu terjadi akibat persaingan ketat antarpeserta tes CPNS dan minimnya peluang lolos karena rumor jual beli formasi melalui sindikat calo. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BKD), tes tulis CPNS di Magetan tahun ini diikuti 6.747 peserta, untuk memperebutkan 290 formasi.

Sebagian peserta tes CPNS tak memungkiri adanya praktik mistis itu. “Tapi itu semua tinggal kepercayaan masing-masing. Yang penting berusaha dan berdoa, urusan nanti diterima atau tidak, biar Allah yang menentukan,” ujar peserta tes asal Madiun, Ria Dwi Kurniawati.

Menjelang tes CPNS lalu, kalangan paranormal memang laris manis. Praktisi dunia klenik ini mengalami peningkatan jumlah pasien. Mereka yang datang rata-rata meminta jampi-jampi agar lolos dalam seleksi CPNS.

Ki Margi Asmoro, paranormal asal Kecamatan Ngusikan, Jombang misalnya, mengaku tempat praktiknya mengalami peningkatan jumlah pasien. Jika hari-hari sebelumnya sekitar 10 pasien per hari, dalam bulan November lalu jumlah pasien meningkat menjadi 15 orang per hari. Hal senada juga dikatakan Mbah Narto, paranormal yang tinggal di Jombang kota.

Materi Soal Keliru

Sementara itu, insiden memalukan terjadi dalam pelaksanaan tes CPNS Kabupaten Sidoarjo. Ratusan peserta disodori materi tes yang salah. Akibatnya, 609 peserta diminta menjalani ujian ulang, Rabu (15/12) lusa.

Semula ujian berlangsung lancar, Minggu (12/12). Ribuan peserta mengikuti tes di sejumlah gedung sekolah. Namun masalah timbul saat sejumlah peserta yang mengikuti tes di SMP PGRI 1 Buduran dan SMK I Antartika Buduran, ngobrol-ngobrol usai menjalani ujian. “Lho kok soal yang tadi saya kerjakan berbeda,” ujar LM, peserta asal Kecamatan Waru.

Lulusan S-1 Ekonomi Akuntasi ini mengaku materi soal yang dikerjakannya mirip materi tes psikologi. Kendati merasa aneh, peserta ini terus saja mengerjakan soal hingga waktu ujian tes berakhir. Kejanggalan itu pun terungkap saat dia bertemu temannya, yang sama-sama melamar formasi Penata Laporan Keuangan. “Ternyata ada peserta lain juga menerima soal sama seperti saya, mirip tes psikologi,” bebernya.

Bersama dengan peserta lainnya, LM lalu melapor ke pengawas ujian di lokasi tes tersebut. Dirinya lantas menerima penjelasan dan diminta datang ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo pada Senin (13/12) hari ini. “Katanya ada penjelasan dari panitia,” ungkapnya seraya menolak namanya disebut.

Kepala BKD Sidoarjo, Sri Witarsih mengaku telah terjadi kesalahan materi soal bagi sejumlah peserta tes. Materi yang seharusnya berisi soal Tes Kemampuan Dasar (TKD) ternyata berisi materi tes psikologi. “Padahal panitia telah menetapkan jika soal yang diujikan materi TKD,” ujarnya dikonfirmasi Surya, Minggu (12/12) sore.

Dia menjelaskan, para peserta yang menerima soal salah ini berasal dari empat formasi jabatan, yakni Penata Laporan Keuangan (S1 Ekonomi Akuntasi), Penyuluh Koperasi (S1 Ekonomi Manajemen), Perencana (S-1 Ekonomi Studi Pembangunan), dan Analis Kesejahteraan Rakyat (S1 Syariah).

Jumlah pelamar empat formasi jabatan tersebut sebanyak 723 peserta. Namun sebanyak 114 tidak mengikuti tes saat ujian berlangsung. Sehingga peserta yang mengikuti tes ujian CPNS sebanyak 609 peserta. “Jumlah 609 inilah yang berhak ikut ujian ulang,” ujarnya.

Sri menyebut materi tes itu disediakan pihak ketiga, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB). Soal kesalahan materi tes itu, BKD sudah mengonfirmasikan ke ITB dan dinyatakan jika ada kesalahan pengepakan saat pengiriman materi tes .

Dia mengaku panitia langsung menggelar rapat mendadak. Panitia lalu memutuskan akan melakukan ujian ulang bagi 609 peserta dari empat formasi jabatan tersebut. Tes ulang bakal digelar Rabu (15/12) lusa. “Hasilnya tetap akan diumumkan pada 21 Desember nanti,” katanya.

Tim ITB, kata Sri, juga telah bersedia membuat soal baru untuk ujian ulang yang nantinya akan digelar di SMK PGRI I dan III Sidoarjo.

Sekretaris BKD Martha W Kusuma menambahkan, panitia baru mengetahui ada soal salah setelah sejumlah peserta menanyakan kejanggalan ini. Sebab panitia juga tak bisa mengeceknya. “Kan soal disegel dan baru dibuka saat ujian berlangsung,” tegasnya.

Ribuan Tak Hadir

Pelaksanaan tes tulis CPNS kemarin diwarnai banyaknya peserta yang tidak hadir, sehingga kursi kosong mewarnai tempat-tempat pelaksanaan tes.

Di Surabaya saja, 890 peserta yang terdaftar tak menghadiri tes. Dari jumlah 5.838 peserta yang terdaftar, berarti 14,24 persen yang tidak mengikuti tes,” kata Ketua Panitia Tes CPNS Surabaya, Yayuk Eko Agustin..

“Dengan jumlah tersebut, maka otomatis 890 orang dinyatakan gugur. Tidak ada kepastian tentang alasan ketidakhadiran. Tapi ada juga yang datang terlambat, meski sudah diberi toleransi waktu,” ujar Yayuk. Seperti daerah-daerah lain, pengumuman hasil tes penerimaan CPNS Surabaya dilakukan pada 21 Desember mendatang.

Tes CPNS di lingkungan Pemprov Jatim juga sama. Sebanyak 567 peserta tidak mengikuti tes. Akibatnya, jumlah peserta yang mengikuti ujian hanya 14.134 dari sebelumnya 14.701 orang. Mereka akan memperebutkan 395 kuota yang disediakan.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim, Akmal Budiyanto mengatakan, banyaknya peserta ujian CPNS yang tidak hadir diduga karena dua hal, yakni mendaftar di dua tempat berbeda atau peserta tidak mengetahui lokasi tempat ujian.

Sedangkan di Tulungagung, data jumlah peserta berubah-ubah. Berdasar keterangan awal panitia seleksi CPNS melalui bagian humas, Minggu pagi, jumlah peserta ujian sebanyak 6.483 orang. Namun setelah ujian tulis yang berlangsung mulai pukul 08.30 WIB hingga 12.00 WIB, jumlah peserta yang hadir dan tidak hadir sebagaimana data mutakhir dari panitia seleksi membengkak menjadi 6.491 orang.

“Informasi dari panitia, peserta yang tidak hadir sebanyak 1.004 orang sementara yang hadir 5.487 orang. Total peserta yang hadir dengan yang tidak hadir dengan demikian 6.491 orang,” kata Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Maryani.

Namun saat selisih ini dikonfirmasi ulang pada Minggu sore, Maryani sempat kebingungan. Awalnya ia tetap membenarkan data pertama yang menyebut calon CPNS yang telah dinyatakan lolos seleksi administrasi 6.483 orang. “Setelah saya konfirmasikan ulang ke BKD, ternyata yang benar adalah kedua. Jadi data pertama yang menyebut jumlah calon peserta CPNS sebanyak 6.483 orang itu keliru, yang benar ya berdasar hasil presensi itu, yakni 6.491 orang,” terangnya.

Banyaknya ketidakhadiran juga terjadi di Bojonegoro. Kepala BKD Bojonegoro, Djumari menyebutkan, dari 7.326 peserta pendaftar tes, tercatat ada 1.803 peserta yang tidak hadir mengikuti pelaksanaan tes.

Begitu pula di Kabupaten Madiun. Jumlah peserta yang seharusnya ikut tes 6.444 orang. Namun, yang hadir hanya 4.847 orang, sedang sisanya sebanyak 1.597 orang di antaranya tidak hadir tanpa alasan yang jelas.

Demikian pula di Jember, sebanyak 895 peserta tak hadir dengan rincian 300 orang tenaga teknis, tenaga kesehatan sebanyak 258 orang, dan tenaga pendidikan sebanyak 337 orang.

Jumlah pendaftar CPNS Pemkab Jember sebanyak 15.102 orang, dengan rincian tenaga pendidikan sebanyak 8.303, tenaga teknis sebanyak 4.408 orang, dan tenaga kesehatan sebanyak 2.391 orang. Para pelamar akan memperebutkan 212 lowongan tenaga pendidikan, kesehatan dan teknis.

Di Kota Pasuruan, tingkat ketidakhadiran peserta mencapai 20 persen dari total peserta tes 6.136 orang. Di Kabupaten Pasuruan dengan peserta 7.613 peserta, yang tidak hadir mencapai 18,82 persen. Angka ratusan orang yang tidak hadir juga terjadi di daerah-daerah lain.

Melahirkan Saat Tes

Sementara itu, seorang peserta tes CPNS di Kabupaten Kediri, Nila Candra (25), warga Desa Payaman, Kecamatan Plemahan, melahirkan saat mengikuti tes. Mertua Nila Candra, Sediaji, mengemukakan sesuai perkiraan dokter, seharusnya menantunya itu baru akan melahirkan pada 24 Desember, namun perkiraan itu meleset.

Saat berangkat mengikuti tes, Nila diantar suaminya, Kristian Maros Kondang (28). Namun, saat akan mulai mengerjakan soal ujian yang berlangsung di SDN Pare I, tiba-tiba perutnya terasa mulas. Panitia tes kemudian memanggil suami Nila dan mengantarnya ke RSIA Kasih Bunda, Pare. Nila Candra akhirnya melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, beberapa saat setelah tiba di rumah sakit.

Pihak panitia pelaksanaan tes sempat menawarkan Nila mengikuti tes di rumah sakit. Bahkan petugas pengawas ujian bersama petugas kepolisian sekitar pukul 08.30 WIB mendatangi RSIB Kasih Bunda untuk memberi kesempatan Nila mengikuti tes pascamelahirkan. “Petugas pengawas ujian mendatangi rumah sakit bersalin untuk menawarkan apakah Nila bersedia ikut ujian,” jelas Edhi Purwanto, Plt Kabag Humas Pemkab Kediri.

Tapi karena kondisinya masih lemah, keluarganya memutuskan Nila untuk mengundurkan diri. “Sebenarnya diperbolehkan mengikuti tes CPNS di rumah sakit dengan pengawasan khusus. Tapi keluarganya memilih mengundurkan diri,” tambahnya.

Sementara saat Surya menjenguk ke RSIB Kasih Bunda, Nila masih terbaring lemas ditemani suami dan keluarga besarnya. Suasana ceria juga terlihat dari keluarga besarnya yang mengabadikan bayi mungil di boks bayi dengan kamera handycam. Nila Chandra belum bersedia diwawancarai dan menolak diambil gambarnya. ain/wan/uji/k4/dim/uni/kur/bet/st34/st33/st32

Sumber: Surya.co.id
| 0 komentar

Kenaikan Harga Sembako Tak Terkendali

Minggu, 12 Desember 2010 | 23.28.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Menjelang Natal dan Tahun Baru, warga Kabupaten Tulungagung tampaknya harus lebih mengencangkan ikat pinggang. Soalnya, sejak sepekan terakhir, harga kebutuhan pokok di daerah tersebut naik drastis. Demikian pantauan SCTV, Ahad (12/12), di sejumlah pasar tradisional.

Di Pasar Wage misalnya, harga komoditas sayuran, seperti cabai, wortel, kentang, dan bawang merah naik mulai dua hingga tiga kali lipat. Kenaikan itu terjadi dengan cepat, hanya hitungan hari.

Cabai rawit yang semula dijual seharga Rp 20 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram. Cabai besar dari Rp 23 ribu naik menjadi Rp 35 ribu. Sedangkan wortel semula Rp 4 ribu menjadi Rp 7.500 per kilogram.

Menurut para pedagang, kenaikan ini dipicu banyaknya petani yang gagal panen akibat banjir dan hujan terus menerus. Kenaikan harga membuat sejumlah pembeli harus menyiasati belanja dengan memilih barang kualitas rendah atau yang nyaris busuk.

Bahkan, ada sayuran yang harga jual setiap harinya naik dari semula Rp 3.500 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram. Sementara bawang putih dan bawang merah stabil di harga Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan tomat naik dari Rp 3 ribu menjadi Rp 10 ribu.

Pedagang memprediksi kenaikan harga terus terjadi hingga menjelang Natal dan Tahun Baru. Warga berharap pemerintah melakukan tindakan nyata untuk menekan harga kebutuhan pokok yang terus naik.(BJK/ULF)

Sumber: Liputan6.com
Minggu, 12 Desember 2010 | 0 komentar

Kontes Kambing Etawa Rebut Rp 10 Juta

Seputar Tulungagung - Sekitar 300 peternak kambing ras Etawa dari berbagai daerah mengikuti kontes kambing Etawa tingkat nasional di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (11/12). Kontes ini sekaligus sebagai ajang untuk menaikkan kualitas dan harga jual kambing Etawa.

Para peserta berduyun-duyun datang untuk memperebutkan Piala Bupati Purworejo serta hadiah uang senilai Rp 10 juta. Meski tingkat nasional, peserta cuma berasal dari Pulau Jawa. Sebab populasi kambing Etawa belum berkembang di sejumlah daerah luar Pulau Jawa.

Dalam kontes kali ini dewan juri menggunakan beberapa kategori dalam menentukan juara. Di antaranya keindahan kepala, ukuran telinga, keseimbangan tubuh, kelincahan serta postur tubuh kambing. Dan hampir semua kriteria itu dipenuhi kambing-kambing milik Suparyono. Warga Desa Miri Gambar, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur keluar sebagai juara umum.

Ratusan kambing Etawa yang mengikuti kontes rata rata memiliki nilai jual sangat tinggi. Satu ekor kambing mencapai Rp 30 juta hingga Rp 100 juta.(AIS)

Sumber: Liputan6.com
| 0 komentar

Jeli Melihat Peluang Bisnis Ikan

Seputar Tulungagung - BERTAHAN hingga 20 tahun dalam bisnis ikan hias bukanlah waktu yang sebentar.Ketekunan disertai kerja keras dan semangat pantang menyerah menjadi modal terbesar.

Adalah Suryanto, 63, yang mampu bertahan puluhan tahun dalam bisnis ikan hias. Usaha yang ditekuninya memang mengandalkan hobi dari orang lain.Namun semangatnya yang tinggi mengantarkan Suryanto dari seorang penjual ikan eceran menjadi pengusaha ikan untuk partai besar. Sekitar 1982, Suryanto hanyalah seorang pedagang ikan hias pinggir jalan protokol di Lampung. Saat itu, dia hanya menjajakan ikan hias kecil. Namun, tidak diduga, keberuntungan menghampiri Suryanto. Pria kelahiran Kota Bandar Lampung, Lampung, ini justru mendapat keuntungan yang cukup besar.

Dia menceritakan, saat itu untuk menjajakan ikan di pinggir jalan saja dibutuhkan dana yang cukup besar. ”Modal awal saya waktu itu sekitar Rp2 juta. Jualan ikan kecil di emperan depan toko,” ungkap Suryanto saat ditemui harian Seputar Indonesia (SINDO) di rumahnya kawasan Pamulang, Tangerang Selatan,kemarin. Saat memulai usaha, usianya menginjak 28 tahun. Sebelumnya tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk menggeluti bisnis ikan hias hingga puluhan tahun. Keyakinan akan prospek yang bagus dalam usaha ikan disampaikan oleh kakak kandungnya yang sudah terlebih dahulu menggeluti bisnis tersebut.

Secara perlahan namun pasti Suryanto mulai belajar merintis usahanya.Hasilnya, meskipun hanya berjualan di emperan toko, Suryanto mendapat keuntungan cukup besar. ”Empat bulan jualan di pinggir jalan, saya sudah bisa menikah walaupun sedikit dibantu kakak,”kenangnya. Keuntungan yang diperoleh selama lima tahun menjalani usaha menjual ikan di pinggir jalan membuat usahanya semakin besar. Bermodal sekitar Rp18 juta, Suryanto mulai membuka toko kecil di Lampung yang lebih permanen tanpa harus dibayangi ketakutan penggusuran aparat penegak peraturan daerah. Meskipun masih berstatus menyewa seharga Rp35 juta per tahun, toko itu bertahan hingga saat ini. ”Modal itu saya gunakan untuk tambahan membeli ikan dan perlengkapan akuarium yang bisa dijual,”imbuhnya.

Suryanto menceritakan, saat itu keuntungan yang didapat bisa mencapai 100%. Sebab, belum banyak pengusaha ikan hias yang menjadi pesaingnya.Namun belakangan untungnya secara perlahan berkurang lantaran mulai tumbuhnya pengusaha ikan baru. Dia menyebutkan, saat ini keuntungan mungkin hanya berkisar 20%. Meski demikian, Suryanto tidak merasa khawatir. Sebab, sebagai pemain lama dalam usaha ini, dia memiliki banyak pengalaman dan pelanggan.Terlebih, harga yang ditawarkan bisa bersaing dengan pengusaha lain. Ketika sumber daya ikan di sekitar Lampung menipis, Suryanto dituntut berpikir cepat dengan mencari sumber ikan lain untuk mengisi stok di tokonya.

Setidaknya, ada tiga kantong sumber ikan, yakni di Tulungagung (Jawa Timur), Bogor, dan Sukabumi (Jawa Barat), yang saat ini mengisi tokonya di Lampung. Dia juga pernah mengembangkan usahanya dengan mengekspor ikan alam ke sejumlah negara melalui bantuan eksportir. Biasanya, ikan alam yang banyak berasal dari daerah Lampung dikirim ke Jepang. Ikan jenis ini biasanya untuk konsumsi. ”Tapi tidak bertahan lama karena sekarang stok atau sumber daya ikan alam sudah habis,”paparnya. Meskipun omzet yang diperoleh tidak sebesar saat pertama kali merintis usahanya,Suryanto sudah merasa berkecukupan.

”Sekarang omzet hanya Rp40 juta per bulan. Itu sudah dikurangi biaya untuk distribusi dari Jakarta ke Lampung (pulang pergi) sebesar Rp1,4 juta setiap minggunya,”kata Suryanto. Hampir setiap akhir pekan, Suryanto mengirimkan ikan-ikan hias segar ke tokonya di Lampung. Jarak tempuh yang terbilang cukup jauh itu tentu memiliki tingkat risiko yang cukup besar.Tidak jarang pula, ketika waktu tempuh yang dibutuhkan sangat lama,ikan hias menjadi mati lantaran kekurangan oksigen. Dengan demikian, Suryanto harus memastikan ikan hias dalam kondisi sehat ketika memulai perjalanan dari Jakarta menuju Lampung. Meskipun terbilang pemain lama, Suryanto tidak berpikir untuk melakukan budi daya ikan hias untuk menjaga stoknya.

Selama 20 tahun menjalani bisnis ikan hias,Suryanto mengaku tidak menemui hambatan yang besar. Mulai menjamurnya pedagang ikan hias bermodal besar merupakan satu-satunya hambatan yang ditemuinya selama ini. Dia melihat, pada dasarnya prospek besar untuk bisnis ikan hias di Lampung cukup besar dibandingkan dengan di Jakarta.Namun, lantaran persaingan di Lampung sudah sangat ketat, keuntungan bisnis ikan hias di Jakarta menjadi semakin besar. ”Di Jakarta banyak juga yang hobi ikan. Hobi tidak ada matinya dan selalu saja ada orang-orang baru,” tandasnya. Dalam menjalankan usahanya, Suryanto mengaku tidak bisa melakukannya seorang diri mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.

Saat ini,dia dibantu oleh anak-anaknya dan dua karyawan. Kedua karyawan bertugas mendistribusikan ikan hias dari Jakarta menuju Lampung. Tokonya yang berada di kawasan strategis di Lampung menjadi salah satu kekuatan bisnis yang digelutinya tetap bertahan. Suryanto memang pernah punya niat untuk beralih ke jenis usaha lain.Namun,dia menyadari,ketika seseorang tidak mendalami dan mengetahui seluk-beluk usaha yang akan digeluti,suatu saat akan mengalami keterpurukan, sehingga dia tetap memilih menjalankan usahanya saat ini.

”Usaha ini sudah jadi mata pencaharian. Anak saya lulus sarjana dan S-2 juga karena hasil atau keuntungan dari usaha ini,”katanya. (wisnoe moerti)

Sumber: seputar-indonesia.com

| 0 komentar

Kunker Masal Sedot Rp 297 Juta

Sabtu, 11 Desember 2010 | 07.27.00 | 0 komentar

Seputar Tulungagung - Kendati disorot publik, namun DPRD Tulungagung tetap melanggengkan kunjungan kerja (kunker). Di penghujung 2010 ini tidak hanya komisi II DPRD Tulungagung yang kunker ke Jakarta selama 3 hari. Komisi III dan IV juga kunker ke Ibukota RI tersebut.

Keterangan itu dibenarkan Sekretaris DPRD Tulungagung Sutikno.

Menurut dia, kunker masal diawali komisi IV DPRD Tulungagung pada 6 Desember. Selama 3 hari, mereka ke Kantor Ditjend Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) R1. “Intinya, kunjungan membahas upaya Pemkab Tulungagung dalam meningkatkan kualitas pemuda di bidang olahraga,” kata Sutikno.

Sutikno melanjutkan, komisi III berangkat kunker pada 7 hingga 9 Desember. Tujuannya, Kota Tangerang, Banten. “Di Tangerang untuk mengetahui sistem manajemen perusahaan daerah dalam hal pengelolan pasar. Agar, PAD Tulungagung dari sektor pasar menjadi mening­kat,” katanya.

Sutikno mengatakan, kunker merupakan agenda resmi DPRD Tulungagung. Sebab, pelaksanaannya juga sudah terjadwal. “Mau bagaimana lagi? Kegiatan ini sudah terprogram. Selain itu, kunker merupakan salah satu tugas dewan,” paparnya.

Kunker tiga komisi menghabiskan dana APBD 2010 sebesar Rp 297 juta. Pasalnya, harga satu paket kunjungan kerja, setiap komisi Rp 99 juta. “Karena harga kunjungan kerja per paket nominalnya di bawah Rp 100 juta, maka prosedur lelangnya menggunakan cara pemilihan rekanan,” imbuh Sutikno.

Agenda kunker tiga komisi mendapat sorotan Direktur Lembaga Peningkatan Kapasitas Daerah (LPKD) Tulungagung Muhammad Zainurohman. Menurut dia, kunker merupakan pemborosan uang rakyat. “Bagi kami, mereka itu tidak punya malu. Sebab, saat ini sedang marak pembahasan moratorium terkait kunker dewan, tapi mereka malah pelesir berjamaah,” katanya.

Sebenarnya, LPKD tidak sepenuhnya mempersoalkan kunker dewan. Asal yang mereka lakukan jelas, dan memiliki hasil nyata.

“Semua hasil kunker harus mereka dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan ke publik,” kata Muhammad Zainurohman.

Pria berusia 30 tahun ini mengatakan seharusnya sebelum kunker, DPRD Tulungagung melibatkan beberapa elemen masyarakat. Me­reka diajak membahas persoalan-persoalan yang perlu diperhatikan. (tri)

Sumber: radartulungagung.co.id
Sabtu, 11 Desember 2010 | 0 komentar

Tanggul Jebol, Banjir Bandang Terjang Puluhan Rumah

Kamis, 09 Desember 2010 | 14.15.00 | 0 komentar

SEPUTAR TULUNGAGUNG - Sedikitnya 40 rumah, dua di antaranya roboh, diterjang banjir bandang di Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung Kamis (9/12) dini hari. Pemerintah daerah mengevakuasi warga untuk menghindari banjir susulan.

Banjir bandang itu terjadi setelah tanggul Sungai Mundu yang melintas di Desa Simo dan Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru tak mampu menahan derasnya air. Dinding tanggul sepanjang 20 meter jebol dan memuntahkan air sungai ke pemukiman penduduk. “Seharian kemarin hujan deras,” kata Sukidi, 56, warga Desa Simo, Kamis (9/12).

Sebanyak 40 rumah yang bermukim di sekitar aliran sungai di Desa Simo tergenang air hingga setinggi 50 senti meter. Dua rumah rusak berat, satu di antaranya rata dengan tanah setelah diterjang arus sungai yang deras. Selain bangunan rumah yang terbuat dari anyaman bambu, kerusakan ini akibat dihantam puluhan batang kayu hutan yang terbawa arus sungai.

Pemerintah daerah dan satuan penanggulangan bencana Kabupaten Tulungagung bergerak cepat dengan mengevakuasi warga. Mereka diminta menyelamatkan perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kerugian material lebih besar.

Camat Kedungwaru Sugianto mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Saat ini pemerintah daerah telah mengirimkan bantuan bahan makanan dan relawan untuk membantu membersihkan rumah warga. “Banjir itu sudah pergi. Tapi akan datang lagi kalau hujan deras,” kata Sugianto.

Untuk mengantisipasi banjir susulan, pemerintah memberikan puluhan sak karung berisi pasir untuk menahan tanggul. Warga dengan dibantu TNI membersihkan sisa-sisa banjir yang banyak meninggalkan sampah dan batang pohon. Kerugian di tempat ini diperkirakan mencapai Rp 250 juta.

Berdasarkan pantauan Tempo, kawasan pemukiman penduduk di Desa Simo ini cukup rawan. Sebab posisi rumah mereka sejajar di bawah tanggul sungai yang tinggi. Sehingga ketika terjadi kebocoran tanggul, dengan cepat air menggenangi kampung itu.
Genangan air juga terjadi di Desa Ketanon yang tak jauh dari tempat itu.

Hingga saat ini genangan air masih mencapai 30 senti meter dan mengganggu arus lalu lintas. Tak sedikit pengguna jalan yang mengambil jalur lain meski harus memutar sejauh tiga kilometer. Sementara sejumlah pejalan kaki memilih menerobos genangan. HARI TRI WASONO

Sumber: TEMPO Interaktif
Kamis, 09 Desember 2010 | 0 komentar

Iklan

Terkini

Pendidikan