Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Gemuruh Trenggalek Diduga dari Sesar Grindulu

Jumat, 25 Februari 2011 | 18.51.00 | 0 komentar

SURABAYA - Kepala Bidang Migitasi Gempa dan Bencana Geologi Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Swastika, Jum'at (25/2) mengatakan, suara gemuruh yang keluar di Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung, Jawa Timur, diduga ada kaitanya dengan aktivitas patahan Grindulu.

"Kami masih terus pelajari, tapi kemungkinan adanya aktivitas tektonik di sekitar sesar Grindulu sangat besar," kata Gede Swastika.

Jika benar, suara gemuruh berasal dari sesar Grindulu, efek gempa dengan skala sedang hingga besar kemungkinan akan terjadi di kawasan itu.

Menurut Gede Swastika, kejadian seperti ini mirip aktivitas yang tejadi di sesar Opak yang menyebabkan terjadinya gempa di pesisir selatan Yogyakarta pada akhir 2004 lalu.

"Kami belum bisa simpulkan, apalagi, di bawah juga banyak patahan kecil yang saling bergerak dan menyebabkan gesekan halus yang kadang juga menimbulkan suara disertai getaran atau gempa lokal," paparnya.

Itu sebabnya PVMBG belum berani menyimpulkan apakah aktivitas gempa mikro ini nantinya akan memicu terjadinya gempa makro. "Kami belum berani memastikannya karena kami masih mempelajarinya," tuturnya.

Kesimpulan sementara yang bisa diberikan Gede adalah suara gemuruh dan gempa lokal yang kerap dirasakan masyarakat Trenggalek dan Ponorogo kemungkinan besar disebabkan adanya aktivitas yang terjadi pada patahan-patahan kecil yang juga ada di sekitar kawasan itu.

Jika memang berasal dari patahan kecil, PVMBG optimistis aktivitas seperti ini akan segera berhenti dengan sendirinya seperti yang pernah terjadi di sekitar Lampung dan Bandung pada akhir 2009 dan awal 2010 lalu.

Secara terpisah, ahli Geologi dan Kegempaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Amin Widodo mengatakan, gemuruh yang terdengar kemungkinan besar berasal dari kedalaman kurang dari 10 kilometer.

"Kalau sampai terdengar pasti sangat dangkal. Ada dua kemungkinan, kalau tidak aktivitas vulkanik Gunung WIlis, ya karena pergeseran sesar yang ada di bawah," urai Amin.

Meski begitu, masyarakat diminta selalu mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin termasuk kemungkinan mengungsi jika aktivitas tersebut terus membesar. FATKHURROHMAN TAUFIQ.

Sumber : tempo interaktif

Posting Komentar