TULUNGAGUNG - Kubu Anas Urbaningrum menyesalkan intimidasi yang dilakukan kubu Andi Mallarangeng terhadap sejumlah Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrat di Jawa Timur.
"Kami sangat menyesalkan cara-cara yang dilakukan oleh Ibas (Edhi Baskoro Yudhoyono, putra Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono) yang mencari dukungan untuk AM (Andi Mallarangeng)," kata Nur Muhyiddin selaku Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum Jatim, di Tulungagung, Minggu (25/4).
Dia menjelaskan, intimidasi dilakukan agar pendukung Anas mengalihkan dukungan kepada Andi mallarangeng dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, Mei mendatang.
Menurut dia, SBY sebagai pendiri Partai Demokrat tidak pernah melakukan cara-cara intimidasi dan agitatif seperti itu. "Pak SBY tokoh demokrat sejati. Dalam berpolitik beliau sangat santun, bersih dan mencerahkan," kata politikus asal Ngunut, Tulungagung itu.
Dia menganggap, sikap politik yang ditunjukkan oleh kubu Andi Mallarangeng tersebut tidak sejalan dengan demokratisasi yang diajarkan oleh SBY.
"Sudah bukan zamannya lagi melakukan tindakan intimidatif dan agitatif. Masyarakat sekarang sudah dewasa," kata mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
Sikap Ibas yang mengabsen setiap DPC sembari meminta dukungan konkret terhadap pencalonan Andi Mallarangeng di sebuah hotel di Surabaya, Sabtu (17/4) lalu, dianggap sebuah sikap yang intimidatif.
Muhyiddin menyatakan, sejumlah DPC tak gentar dengan intimidasi itu. "Justru mereka bertambah mantap mendukung AU (Anas Urbaningrum)," kata anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan Kediri, Blitar dan Tulungagung itu.
Ia mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 33 DPC kabupaten/kota di Jatim. Lima DPC yang tak mendukung Anas Urbaningrum adalah Kabupaten Pacitan, Mojokerto, Sumenep, Sampang, dan Kota Malang.
Untuk seluruh Indonesia, kubu Anas Urbaningrum mengklaim telah mendapatkan dukungan 391 DPC dan DPD tingkat provinsi dari 456 yang memiliki hak suara dalam kongres nanti.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Ibnu Hadjar, menyatakan, yang dilakukan Ibas bukan intimidasi atau bentuk tekanan dari keluarga Cikeas, melainkan meminta komitmen setiap DPC.
"Itu hanya meminta ketegasan. Hanya orang-orang menafsirkan sebagai tekanan atau bentuk intimidasi. Padahal tidak begitu maksudnya," katanya.
Sumber : Media Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar