Surabaya – Kinerja Pengurus Besar Pekan Olahraga Provinsi (PB Porprov) Jawa Timur kurang maksimal dan tidak professional. Kekurangan itu tercermindari kemampuan mereka dan menyediakan akomodasi peserta. Ini karena sekitar 300 peserta yang belum mendapat kepastian tempat penginapan.
”Kami sedang mengupayakan tempat penginapan peserta, seperti perumahan penduduk yang dijadikan tempat kos-kosan dan penginapan milik PT Gudang Garam,” kata penanggung jawab Bidang Akomodasi, Konsumsi dan Transportasi Porprov Jatim, Mohammad Nabil di kantor Gubernur, Rabu (6/4),
Bahkjan kini, diakui, PB sudah mengajukan surat permohonan kepada PT Gudang Garam yang bisa menampung sekitar 180 orang, sementara 120 orang lainnya akan ditempatkan di rumah-rumah penduduk.
Namun, panitia belum memiliki langkah alternatif apabila upaya meminjam penginapan milik pabrik rokok tersebut tidak membuahkan hasil.
Nabil menjelaskan masalah kekurangan tempat penginapan peserta hanya terjadi di Kota Kediri, sementara penginapan peserta di enam daerah pendamping penyelenggara Porprov, yakni Kabupaten Nganjuk, Tulungagung, Kediri, Trenggalek, dan Kabupaten/Kota Blitar sudah beres.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim Soekarwo meminta Ketua Umum KONI Jatim yang juga Wagub Saifullah Yusuf untuk langsung menghubungi direksi PT Gudang Garam, agar masalah penginapan peserta bisa teratasi.
"Dari pengalaman Porprov sebelumnya, masalah akomodasi, konsumsi dan transportasi memang cukup rumit. Masalah nonteknis seperti ini harus diperhatikan agar tidak mengganggu pelaksanaan Porprov," kata Soekarwo.
Porprov Jatim ke-3 yang mempertandingkan sebanyak 26 cabang olahraga, akan melibatkan sekitar 9.300 atlet dan ofisial, ditambah wasit/juri, panitia dan unsur pendukung yang jumlahnya hampir 1.000 orang.
Jumlah atlet dan ofisial yang ikut Porprov Jatim hampir mendekati peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kalimantan Timur yang mencapai lebih dari 11 ribu orang.
Ketua Umum KONI Jatim Saifullah Yusuf menjelaskan pelaksanaan Porprov 2011 menghabiskan anggaran sekitar Rp14,5 miliar. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dibanding anggaran Porprov 2009 di Kota Malang.
"Anggaran paling besar tersedot untuk akomodasi, konsumsi dan transportasi peserta yang mencapai Rp8,47 miliar," katanya.
Distribusi anggaran lainnya untuk acara pembukaan dan penutupan sebesar Rp700 juta, biaya pertandingan Rp2,55 miliar, keamanan dan kesehatan Rp536 juta, pengadaan barang Rp562,6 juta, sekretariat Rp947,3 juta, publikasi Rp355 juta, peninjauan venues Rp270 juta, dan koordinasi/pengendalian Rp104,6 juta.
Gubernur mengingatkan agar Porprov Jatim tidak hanya gebyar dalam penyelenggaraan, tetapi juga harus diikuti dengan misi utama yakni pembibitan dan peningkatan prestasi atlet. ima (sumber: Surabaya Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar