TULUNGAGUNG - Desa Pucangan, Kecamatan Kauman terserang penyakit kulit skabies atau kudis yang menyebar ke sejumlah warganya. Untuk mencegah penularan yang lebih meluas, pihak puskesmas setempat melakukan pengobatan massal.
Warga yang terserang penyakit kudis tersebar di dua RW, yaitu RW 1 dan 2. Menurut Kepala Puskesmas Kecamatan Kauman, Didik Nusantoro, pihaknya menerima laporan adanya penyakit skabies di Desa Pucangan pada Senin 29 Agustus lalu. Pihaknya langsung memerintahkan melakukan pengobatan massal di hari yang sama.
Namun karena belum semuanya mendapatkan pengobatan, kegiatan yang sama diulangi Jumat (9/9/2011), di gedung serba guna Desa Pucangan. Total warga yang menderita skabies sebanyak 51 orang. Penyakit ini disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei. Kutu ini tumbuh dan berkembang di kulit manusia. Cara penularannya sangat mudah, biasanya dengan sentuhan antarkulit dengan penderita, atau bersentuhan dengan barang-barang milik penderita.
Itulah sebabnya, jika salah satu anggota keluarga terkena skabies, anggota keluarga lainnya cepat tertular. Pengobatan dilakukan dengan memberikan saleb antiskabies dan membersihkan barang-barang yang dipakai penderita.
Menurut Didik, pada tahap awal biasanya kulit pasien akan kering dan sangat gatal. Jika digaruk, biasanya akan muncul kasus infeksi sekunder berupa luka berair dan bernanah. Kondisi tersebut yang biasa dikenal warga sebagai kudis, atau gudik. Pencegahan penyakit ini sebenarnya tergantung dari kebersihan pribadi. Seperti kebiasaan mandi dua kali sehari dengan sabun, dan menjaga kebersihan pakaian.
Mustangin (34), salah satu warga mengaku anaknya Ardi (4) serta istrinya Anita (29) terserang skabies sudah lebih dari seminggu. Awalnya Anita hanya mengalami gatal-gatal di bagian kaki. Namun, lama-kelamaan daerah yang terasa gatal tersebut timbul luka.
Sumber: SURYA Online | Sabtu, 10 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar