Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Kantor Bupati Didemo Warga Pagerwojo, Dewan Diunjukrasa Mahasiswa

Senin, 03 Mei 2010 | 19.12.00 | 0 komentar

Tulungagung – Pada saat bersamaan, Senin (3/5/2010), Kantor Bupati dan Gedung DPRD Tulungagung menjadi sasaran pengunjuk rasa dari dua kelompok berbeda dengan tuntutan berbeda pula.

Sedikitnya 300 warga Desa/Kecamatan Pagerwojo mengepung Kantor Bupati di Jl A Yani Timur itu. Mereka menuntut agar Bupati Ir Heru Tjahjono MM mencopot Sunardi dari jabatan Kepala Desa setempat.

Menurut para pengunjuk rasa, ada beberapa alasan mengapa Sunardi harus dicopot dari jabatannya, di antaranya; tidak menjalankan roda pemerintahan desa sesuai visi dan misinya, tidak pernah hadir saat pertemuan lingkungan. Paling fatal, adalah Kades Sunardi mengakui, meski sebelumnya mengelak, telah berselingkuh dengan tetangganya sampai kemudian korban melahirkan.

“Apa mau, warga Pagerwojo dipimpin kepala desa yang doyan selingkuh dan ingkar janji,” teriak salah seorang di antara mereka saat berorasi di atas mobil pick up terbuka.Tentu saja, pertanyaan ini dijawab serempak dengan kata-kata tidak mau oleh pendemo lainnya tak kalah lantangnya.

Menanggapi tuntutan warga Desa Pagerwojo ini, Asisten I Sekkab Pemkab Tulungagung, Drs Sarwohono, coba melakukan dialog dengan perwakilan warga. Setelah berdialog cukup lama, akhirnya disepakati Inspektorat Pemkab akan melakukan pengusutan terhadap kasus perselingkuhan Kades Pagerwojo.

Warga terlihat cukup puas juga dengan hasil dialog. Mereka pun kemudian meninggalkan Kantor Bupati Tulungagung menuju desanya tanpa mampir ke gedung DPRD seperti yang direncanakan semula.

Sementara itu, mahasiswa STAIN Tulungagung yang tergabung dalam Laskar Peduli Pendidikan Indonesia (LPPI) disaat warga Desa Pagerwojo melakukan aksi demo, mereka juga melaukan aksi serupa di Gedung DPRD Tulungagung. Kedatangan para mahasiswa ini untuk merefleksi Hari Pendidikan Nasional.

Koordinator LPPI, Zainul Arifin, menandaskan saat ini telah terjadi apa yang dinamakan kebobrokan pendidikan nasional. “Adanya UN yang seakan menjadi hantu bagi siswa itu merupakan salah satu bobroknya dunia pendidikan kita sekarang,” ujarnya.

Selanjutnya Zainul menyataan keadaan ini diperparah lagi dengan menjamurnya sekolah RSBI. Padahal RSBI hanya mementingkan kompetisi yang sifatnya infrastruktur tanpa mementingkan mutu pendidikan dan membuat kapitalisme pendidikan terbuka lebar.

Sebelumnya, saat melakukan longmarch menuju Gedung DPRD Tulunggaung, massa LPPI sempat melakukan orasi di bundaran TT (Tulungagung Theatre). Di tempat itu mereka juga menyempatkan berorasi menolak kapitalisasi pendidikan dan mafia pendidikan. zonaberita

Posting Komentar