Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

La Mer, Keglamoran Gaun Malam

Senin, 31 Mei 2010 | 16.24.00 | 0 komentar

SURABAYA – Perhelatan akbar tahunan bagi penggiat dunia fesyen, Surabaya Fashion Parade (SFP) resmi berakhir, Minggu (30/5) malam. Sebagai penutup, disuguhkan fashion show dari dua desainer kondang Indonesia, Deden Siswanto dan Ali Charisma.

Puncak acara penutupan kemarin, berlangsung sedikit berbeda. Sarung yang diangkat sebagai tema SFP tahun ini sama sekali tidak terlihat. Baik Deden maupun Ali menampilkan koleksi gaun malam tanpa menggunakan bahan sarung.

“Saya tak sempat membuat rancangan khusus sesuai tema untuk acara ini,” kata Ali, desainer kelahiran Tulungagung yang kini menetap di Kuta, Bali.

Tapi bukan berarti Ali tidak menghormati perhelatan SFP. Dia menampilkan koleksi lama bertajuk La Mer yang tak kalah gaya. Melalui koleksi itu, Ali ingin membuka wawasan desainer Surabaya yang berniat serius menekuni dunia fesyen.

Lima belas koleksi busana malam ditampilkan Ali Charisma. Kesan blink-blink yang selama ini disukai pasar Surabaya untuk gaun pesta tidak terlihat di koleksi Ketua APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) Bali ini. Keglamoran sebuah gaun malam tetap terlihat. Bukan dari payet-payet atau kristal swarovski yang masih digemari publik Surabaya. Tapi lebih ke pilihan warna-warna yang ngejreng dan kreasi aksesoris plastik yang memberi kesan mewah.

Ali menjelaskan, ia sengaja mengusung sesuatu yang beda dalam acara puncak SFP. Alasannya, desainer Surabaya perlu dibuka wawasannya untuk berani memberi alternatif lain kepada pasar tentang dunia fesyen.

“Saya lihat, Surabaya punya banyak desainer berbakat. Tapi mereka masih terpaku pada desain yang itu-itu saja. Seperti dalam lomba desain, mereka lebih banyak memilih gaun malam yang cenderung panjang melambai,” kata desainer yang sudah go international ini.

Hal senada juga diungkapkan Deden Siswanto. Desainer asal Bandung ini menampilkan 20 koleksi dalam fashion show Minggu malam. Sama seperti Ali, Deden juga tampil dengan sesuatu yang beda.

Menurut Deden, penggiat dunia fesyen di Surabaya perlu diberi pencerahan. Bahkan kepada para pemula, Deden mendorong mereka untuk lebih fokus berkarya dan tidak terlalu memikirkan pasar.

“Memang dilematis karena desainer membuat karya untuk dipasarkan. Tapi dengan konsisten dalam berkarya, pasar lama-lama akan tahu seperti apa gaya kita dan akan menerima,” kata Deden. (surabayapost.co.id)

Posting Komentar