Kediri - Komandan Kompi I Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Polisi Dwi Warsito menyatakan kesiapan personil di kesatuannya untuk dilibatkan dalam Detasemen Anti Anarki.
Dwi Warsito menjelaskan, dari 162 personil Kompi I Brimob, 10 orang di antaranya memiliki kemampuan menembak secara jitu sambil mengendarai sepeda motor trail.
Pergerakan mereka yang cepat inilah yang menjadi keunggulan detasemen ini dalam mengatasi aksi anarkis. “Mereka memang terlatih untuk itu,” kata Dwi kepada Tempo, Kamis (3/3).
Setiap anggota Brimob juga telah dibekali kemampuan anti huru hara, sehingga memiliki bekal mengatasi aksi anarkis. Mereka siap ditugaskan untuk mengamankan wilayah eks Keresiden Kediri yang meliputi wilayah Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Tulungagung, serta Kabupaten Trenggalek.
Menurut Dwi, personel Detasemen Anti Anarki juga bisa ditugaskan di seluruh wilayah Indonesia, seperti Sumatera dan Maluku. Karena itu mobilisasi mereka sangat cepat dalam membackup aparat kepolisian setempat dalam situasi genting.
Namun Dwi belum mengetahui secara detail struktur Detasemen Anti Anarkis tersebut karena konsep pembentukannya oleh Markas Besar Kepolisian RI, termasuk pula penambahan personil Brimob maupun wilayah kerja.
Menurut Dwi, Detasemen Anti Anarkis sebenarnya sudah ada, yakni yang tercakup dalam Kesatuan Anti Huru Hara.
Wilayah Jawa Timur, khususnya Kediri, menurut Dwi, hingga sata ini masih cukup kondusif. Dengan kekuatan personel yang ada, semua bentuk kekacauan bisa ditangani dengan baik.
Bahkan dalam beberapa kali kesempatan, personil Brimob Kediri terlibat pelatihan dan peningkatan kemampuan anggota polisi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Pelatihan ini semakin gencar dilakukan paska penyerangan markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak oleh kelompok teroris beberapa waktu lalu. “Kami diminta melatih kesiapan polisi terutama mengamankan markas komando,” papar Dwi. HARI TRI WASONO
Sumber: tempointeraktif.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar