Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

PVMBG Bandung Teliti Tanah Retak di Lereng Gunung Wilis

Kamis, 03 Maret 2011 | 19.07.00 | 0 komentar

Nganjuk - Fenomena tanah retak di lereng Gunung Wilis sebagai salah satu akibat munculnya suara dentuman dan getaran di permukaan tanah, mengundang perhatian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. Mereka secara resmi memulai penelitian dengan menurunkan 2 tenaga ahli.

Penelitian yang mulai dilakukan, Rabu (2/3/2011) kemarin diawali di 2 lokasi berbeda tempat munculnya tanah retak, yaitu Desa Margopatut, Kecamatan Ngetos dan Desa Kepel, Kecamatan Sawahan. Untuk tahap awal penelitian dilakukan dengan hanya mengambil gambar retakan tanah.

"Yang saya lihat kemarin hanya memotret. Saya tunjukkan lokasinya dan beliau-beliaunya mengambil gambar," kata Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Nganjuk, Aris Trio Efendi, seusai mendampingi tenaga ahli PVMBG melakukan penelitian, Kamis (3/3/2011).

Sayang, ditanya mengenai hasil penelitian tahap awal Aris mengaku belum bisa mengungkapkannya. 2 tenaga ahli PVMBG diakuinya tidak menyebutkan hasil, dimana temuan dalam penelitian akan dikaji terlebih dahulu.

"Mereka langsung ke Ponorogo untuk melakukan penelitian yang sama. Untuk yang disini
belum bisa disebutkan, ini disebabkan apa dan apa nanti dampaknya," jelas Aris.

Sementara Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Bencana Geologi PVMBG, Gede Suantika, juga membenarkan adanya penelitian oleh pihaknya di lereng Gunung Wilis. Kegiatan itu dilakukan atas undangan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, dimana tanahp awal dilakukan dengan pengambilan gambar objek kejadian.

"Tadi yang berangkat salah satunya Pak Sumarsono. Mereka dari tim gerakan tanah dan itu dilakukan atas undangan Pemkab (Nganjuk)," ungkap Gede kepada detiksurabaya.com melalui sambungan telepon.

PVMBG sejauh ini masih berkesimpulan kejadian yang terjadi di Nganjuk sama dengan yang ada di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Madiun dan Bojonegoro, yaitu imbas dari adanya pergerakan tanah lambat yang tak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya.

"Untuk tanah retak di Nganjuk sementara sama dengan yang di Trenggalek. Tapi apa detailnya tim lapangan belum laporan ke saya, jadi tunggu saja," pungkas Gede.(bdh/bdh)

Sumber: detik.com

Posting Komentar