TULUNGAGUNG- Seorang pria warga Desa Besole, Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung meninggal dunia.
Diduga kematiannya disebabkan infeksi HIV/AIDS. Tak ada satupun warga yang bersedia memandikan jenazahnya. Bahkan saking khawatir akan tertular, sejumlah orang berniat membakar rumah korban. Untung saja, tindakan anarkis tersebut berhasil dicegah.
“Warga beranggapan HIV bisa menular melalui benda yang pernah disentuh penderita. Karenanya mereka berusaha membakar rumah dan barang-barang yang ditinggalkan, “ujar Asrofi, salah seorang perangkat Desa Besole kepada wartawan, Jumat (9/9/2011)
Informasi yang dihimpun, korban baru saja pulang pada akhir Juli 2011 lalu. Sebelumnya yang bersangkutan bekerja di Kalimantan. Karena mengeluh sakit kepala, oleh keluarganya korban dirawat ke puskesmas terdekat. Oleh puskesmas di rujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Dia menjalani rawat inap di sana dengan diagnosa menderita typus. Pada hari keempat opname, pihak keluarga membawanya pulang dengan alasan kekurangan biaya. Sesampai di rumah, kondisinya tidak kunjung membaik, bahkan semakin parah.
Sabtu 27 Agustus 2011, korban yang masih berusia 30 tahun itu meninggal dunia. Kabarpun menyebar jika penyebab meninggalnya korban karena penyakit HIV/AIDS.
“Kami tidak tahu siapa yang menyebarkan kabar HIV/AIDS ini, “terang Asrofi.
Diduga ada oknum petugas kesehatan yang sengaja membocorkan riwayat sesungguhnya penyakit korban. Saking takutnya warga untuk mendekat jenazah korban sempat terlantar. Karena sampai siang tak ada yang berani pihak perangkat desa kemudian mengambil keputusan mendatangkan petugas RSUD dr Iskak.
Oleh petugas jenazah di bawa ke rumah sakit dan dimandikan di sana. Untuk permintaan bantuan ini, pihak desa harus membayar sebesar Rp1,73 juta. “Karena memang tidak ada yang berani mendekat. Keluarganya juga tidak berani, “paparnya.
Hingga saat ini suasana di desa masih mencekam. Warga masih merasa resah takut terjangkiti penyakit hingga kini belum ada obatnya tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Chidmadiyanto membenarkan telah terjadi peristiwa tersebut. Pihaknya juga sudah menerima laporan.
Menurut dia, jika memang ada oknum petugas yang sengaja membocorkan informasi pasien, pihaknya siap menjatuhkan sanksi. “Sebab etikanya tidak boleh demikian, “ujarnya.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular Didik Eka menambahkan, pihaknya akan segera melakukan penyuluhan. Sejauh ini pihaknya belum menemukan indikasi keterlibatan petugas medis yang membocorkan informasi ke tengah masyarakat. “Kami nilai itu semua bermula dari sikap keluarga korban yang melarang warga mendekat. Hal itu yang mendorong masyarakat menyimpulkan korban menderita HIV/AIDS, “ujarnya.
(Solichan Arif/Koran SI/ugo)
Source: okezone.com | Jum'at, 9 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar