Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Fenomena Kemunculan Warung "Angkringan" di Tulungagung

Senin, 12 Desember 2011 | 17.23.00 | 2 komentar

Trenggalek - Kemunculan tiga warung kaki lima "angkringan" di Kota Tulungagung sejak dua bulanan terakhir mendapat sambutan antusias dari masyarakat sekitar.

Meski belum menimbulkan efek "keramaian" yang fenomenal, kehadiran tiga angkringan atau lebih dikenal dengan sebutan "warung sego kucing" itu cukup menarik perhatian banyak pihak di Kota Marmer.

"Rasanya seperti sedang di Yogyakarta lagi. Ini sungguh luar biasa, dan kami senang ada warung angkringan di sini," cetus Mohammad Siwa (35), seorang pendidik di salah satu MTs di Tulungagung yang pernah menimba ilmu di Yogyakarta, Sabtu.

Apa yang diucapkan Siwa itu baru segelintir ungkapan sebagai respon dia begitu secara tidak sengaja mendapati warung angkringan di jalan raya Ngantru, daerah perbatasan kota jalur Tulungagung-Kediri.

Faktanya, masih banyak pengunjung angkringan yang menyampaikan respek mereka terhadap keberadaan warung yang menjadi salah satu ikon atau ciri khas kehidupan sosial di daerah sepanjang Solo-Yogyakarta tersebut.

"Rata-rata yang datang ke sini adalah orang-orang Jawa Tengah yang bekerja atau telah menetap di sini, atau sebaliknya warga sekitar Tulungagung yang pernah tinggal di Solo dan Yogyakarta," ujar Sriwiyoko (40), penjual angkringan di jalan raya Ngantru, Tulungagung.

Selain di jalan raya jurusan Tulungagung-Kediri, dua warung angkringan lain teridentifikasi Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru dan di jalan lingkar Tulungagung-Trenggalek, tepatnya di Desa Boro, Kecamatan Ngantru.

Menurut keterangan Sriwiyoko, angkringan yang kini dikelolanya serta dua angkringan lain di daerah Bangoan dan Boro tersebut sengaja didatangkan oleh seorang pengusaha muda dari Yogyakarta, yang kini tinggal menetap di Tulungagung.

Tidak hanya gerobak angkring terbuat dari kayu jati yang menjadi ciri khas angkringan Yogyakarta yang didatangkan secara khusus ke Tulungagung, tetapi hampir seluruh ornamen, peralatan, bahkan seluruh menu makanan dibuat sama persis dengan produk aslinya.

Satu-satunya yang membedakan antara angkringan yang ada di Jawa Tengah dengan yang sekarang ada di Tulungagung adalah menu minuman kopi.

Angkringan di daerah Jawa Tengah yang masyarakatnya memang tidak memiliki tradisi "ngopi", biasanya sajian kopi dibuat dalam gelas berukuran jumbo atau semijumbo, dengan kwalitas rasa yang rendah.

Sementara warung angkringan yang saat ini ada di Tulungagung, sajian kopi disuguhkan kepada pembeli dalam wadah gelas berukuran kecil dengan kwalitas rasa lebih baik, mengikuti selera rasa masyarakat lokal yang memang memiliki tradisi "ngopi" atau "nyethe" setiap hari. (Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 10 Des 2011

+ komentar + 2 komentar

Kamis, 23 Februari 2012 pukul 09.59.00 WIB

wahh...
angkringan juga bisa jadi fenomena toh,
ahahaa..
seru banget dahhh

Terimakasih jual rendang atas Komentarnya di Fenomena Kemunculan Warung "Angkringan" di Tulungagung
Jumat, 27 Juli 2012 pukul 13.42.00 WIB

sayang ndak disertai dengan gambar atau alamat tepatnya

Terimakasih jonikun atas Komentarnya di Fenomena Kemunculan Warung "Angkringan" di Tulungagung

Posting Komentar