Tulungagung - Fenomena dentuman misterius yang muncul dari dalam perut bumi terus meluas. Setelah Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, dentuman serupa juga dirasakan warga Kabupaten Tulungagung.
Sejumlah warga di lima desa Kecamatan Besuki mengaku mendengar suara dentuman seperti ledakan. Suara tersebut menggema dan kerap terdengar pada malam hari. “Sudah satu minggu ini,” kata Wahyu Aji, 30, warga Desa Tanggul Turus, Kamis (24/2).
Menurut dia, dentuman serupa juga dirasakan warga di desa sekitarnya. Di antaranya adalah Desa Siyoto Bagus, Sedayu Gunung, Tanggung Turus, Kebo Ireng, serta Desa Besuki. Warga yang ketakutan melaporkannya kepada perangkat desa yang meneruskannya ke Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Tulungagung Mariyani mengatakan, kelima desa yang merasakan dentuman itu berdekatan dengan wilayah pesisir pantai selatan. Kawasan ini bahkan berbatasan langsung dengan Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek yang telah merasakan fenomena serupa. “Mungkin merembet dari Trenggalek,” katanya.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah melaporkan hal itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tretes. Hingga saat ini belum diterima laporan kerusakan akibat dentuman misterius tersebut.
Gede Swantika, Ketua Tim Peneliti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung yang diterjunkan ke Trenggalek, mengaku telah mendengar munculnya dentuman di Tulungagung. Rencananya tim tersebut akan memperluas area penyelidikan di lima desa di Tulungagung untuk mengetahui asal usulnya. “Kami juga akan kesana (Tulungagung),” kata Gede.
Hingga saat ini Gede masih meyakini jika dentuman tersebut merupakan dampak dari pergerakan tanah lambat. Aktivitas ini diduga dipicu oleh tingginya curah hujan yang terjadi dalam satu tahun terakhir. “Pergerakan ini akan berhenti sendirinya jika sudah mencapai kesesuaian letak,” katanya.
Hasil penyelidikan sementara yang dilakukan lima tim PVMBG di Trenggalek dan Ponorogo juga menemukan banyaknya patahan di wilayah itu. Patahan tersebut telah mengalami pergerakan hingga menimbulkan suara bergemuruh. “Kami masih mendalami penyebab pergerakan itu,” ujar Gede.HARI TRI WASONO
Sumber: tempointeraktif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar