Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Lima Jamaah Ahmadiyah Tulungagung Dijaga Ketat

Jumat, 11 Februari 2011 | 06.00.00 | 0 komentar

Lima anggota jamaah Ahmadiyah yang ada di Kabupaten Tulungagung mendapat penjagaan ekstraketat dari kepolisian setempat.

Penegasan itu disampaikan Kapolres Tulungagung, AKBP Heri Wahono, Rabu, mengantisipasi kerusuhan lanjutan berbau SARA sebagaimana terjadi di Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. "Kami sudah tempatkan anggota untuk mengawasi (keselamatan) mereka," katanya.

Dijelaskan Kapolres, jamaah Ahmadiyah di Tulungagung selama ini tercatat hanya ada lima orang yang berasal dari dua keluarga berbeda. Hubungan mereka dengan warga maupun umat lain selama ini cukup baik dan bisa membaur dengan damai.

Meski begitu, tandasnya, pengawasan dan langkah preventif pengamanan tetap akan mereka lakukan demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Senada dengan kapolres, Kepala Badan Kesatuan, Kebangsaan, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Tulungagung, Nurcholis menyatakan aliran Ahmadiyah di kota marmer selama ini tidak memiliki sejarah perseteruan dengan umat Islam maupun agama lain.

Dialog keagamaan juga sudah pernah dilakukan dengan pemuka agama lain. Hasilnya, dua keluarga yang menganut ajaran Ahmadiyah sepakat untuk tidak berupaya mengembangkan organisasi maupun ajaran/pemahamannya demi mencegah kesalahpahaman dengan umat lain.

"Selama ini sudah disepakati tidak ada kegiatan dakwah dan mereka bersembahyang secara tertutup dengan golongannya," terangnya.

Nurcholis yakin, Ahmadiyah akan selalu aman di Tulungagung selama tidak mengkonfrontasikan keyakinannya dengan umat islam pada umumnya.

Sebagai salah satu anggota Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU), dirinya justru mengkhawatirkan adanya kelompok dari luar Tulungagung yang bergerak dengan rasa kebencian terhadap penganut Ahmadiyah.

Selain itu, ada juga kelompok-kelompok yang dianggap aliran sesat di Tulungagung yang bergerak diam-diam tanpa menunjukan identitasnya. Kelompok ini justru yang disebut Nurcholis sebagai potensi konflik SARA terbesar di Tulungagung.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua PCNU Tulungagung, Ahmad Fathoni menyerahkan masalah keamanan dan keselamatan jamaah Ahmadiyah di Kota Marmer ke aparat keamanan, baik polisi maupun TNI.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak berani memberi jaminan apapun meskipun juga menentang berbagai tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Sumber: antarajatim.com

Posting Komentar