KEDIRI, — Angka kriminalitas yang dilakukan oleh anak di Kota Kediri dan sekitarnya masih terbilang tinggi. Dalam sehari, rata-rata seorang anak melakukan kejahatan.
Data yang dihimpun Balai Pemasyarakatan Anak (Bapas) Kediri menyebutkan, meskipun jumlah kejahatan anak tiap tahun fluktuatif, angkanya masih tembus di atas 300 kasus.
Bapas yang menaungi tujuh daerah cakupan kerja, mulai Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Trenggalek, Nganjuk, Tulungagung, tersebut mencatat, pada tahun 2008 menangani 345 kasus, 2009 ada 312, serta 2010 ada 309 kasus.
"Semuanya tersangka. Di sini masih relatif tinggi daripada daerah lain," ujar Syahrial Yuska, Kepala Bapas Kediri, Selasa (26/4/2011).
Sementara jenis kejahatan yang dilakukan, menduduki peringkat pertama adalah kasus pencurian. Lalu, penyalahgunaan narkoba jenis lexotan (dobel l) serta pelecehan seksual serta juga ada kasus pembunuhan.
Tingginya kasus kejahatan yang dilakukan anak di Kediri, menurut Syahrial, terjadi karena faktor lemahnya pengawasan dari orangtua. "Banyak orangtua yang menjadi TKI ke luar negeri," imbuhnya.
Hal menarik lainnya, setiap memasuki masa liburan sekolah, kejahatan anak juga mengalami peningkatan. Itu terjadi kemungkinan besar karena faktor banyaknya waktu luang yang dimiliki anak. "Untuk Maret tahun lalu, ada 32 kasus. Lalu April 41 kasus. Sementara tahun ini Maret ada 46 kasus. Padahal bulan biasa tidak setinggi itu," tandas Syahrial.
Terpisah, Arip Wijaya, salah seorang pegiat anak juga mengatakan hal yang senada. Berdasarkan pengalamannya mengelola rumah singgah, kasus anak sering diawali dengan permasalahan keluarga. "Rata-rata yang kami asuh itu dari anak broken home, lalu turun kejalanan. Di jalanan itu yang paling riskan," ujar pengelola rumah singgah Sahabat Anak ini.
Sumber: KOMPAS.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar