Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Kelompok Satria Piningit Gelar Upacara Bendera

Kamis, 18 Agustus 2011 | 00.19.00 | 0 komentar

Tulungagung: Seorang warga yang mengklaim dirinya sebagai "satria piningit" keturunan mantan Presiden RI pertama, Soekarno, menggelar upacara kemerdekaan secara esklusif bersama kelompok pengikutnya.

Upacara bendera berlangsung tepat pukul 10.00 WIB di halaman padepokannya di Desa Kalangan, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (17/8). Upacara berlangsung sederhana tanpa diiringi nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Secara keseluruhan rangkaian upacara yang digelar mirip upacara bendera pada umumnya itu tetap berlangsung khidmad.

Prosesi pelaksanaan upacara dalam rangka peringatan HUT ke 66 RI tersebut di Desa Kalangan, tak kurang diikuti 50 peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Mereka bahkan rela menunggu berjam-jam di teras pendopo sekaligus rumah sang "ratu adil", yang diidentifikasi bernama Hanif Suryo Saputro Soekarno (56), sekadar menunggu detik-detik dimulainya upacara tepat pukul 10.00 WIB.

Para peserta kelompok "satria piningit" yang barusan mendeklarasikan diri dalam wadah bernama Organisasi Sosial Kemasyarakatan Nasional Independen-Persatuan Rakyat Rajawali Mas (OSKNI-PRRMI) ini, membentuk formasi setengah lingkaran mengitari tiang bendera yang terpancang persis di depan teras padepokan.

"(Kegiatan/upacara) Ini merupakan wujud komitmen serta kecintaan kami terhadap NKRI. Organisasi ini kami bentuk tidak memiliki motif politik apapun apalagi makar. Tapi kami memang memiliki misi menyatukan sekaligus mensejahterakan masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih tercerai-berai," tutur Hanif Suryo Saputro.

Meski saat pengibaran bendera merah putih tidak terdengar lagu kebangsaan Indonesia Raya, protokoler upacara sempat mengajak seluruh peserta menyanyikan tiga lagu wajib mereka, yakni Pada-Mu Tuhan, Padamu Negri, serta Maju Tak Gentar.

Uniknya, lagu Pada-Mu Negri merupakan hasil gubahan dari lagu Padamu Negri yang dinyanyikan masing-masing sebanyak tiga kali.

Dikonfirmasi mengenai aktivitas upacara bendera yang digelar kelompok Hanif yang mengklaim dirinya sebagai "satria piningit" ini, jajaran kepolisian maupun aparat desa setempat menyatakan "tutup mata".

Mereka menganggap kegiatan yang digelar Hanif dan pengikutnya tidak melanggar aturan maupun terindikasi melakukan gerakan subversif (makar), karena tidak ada tujuan menggulingkan negara ataupun membentuk negara dalam negara.

"Mereka hanya LSM biasa yang memiliki tujuan mensejahterakan rakyat Indonesia melalui dana amanah yang konon katanya (kata Hanif Cs) bersumber dari harta peninggalan zaman pemerintahan Soekarno, yang masih tersimpan di bank dunia serta di sejumlah negara Eropa lainnya," jawab Kapolsek Ngunut AKP Priyono.

Penjelasan serupa disampaikan Kanit Intelkam Polsek Ngunut Aiptu Kusnan. Ia mengatakan, sejak Selasa (16/8) malam, dirinya bersama sejumlah anggota telah melakukan pemantauan langsung ke padepokan Hanif Suryo Saputro yang berlokasi di Desa Kalangan.

Hasilnya, perkumpulan tersebut dipastikan tidak memiliki potensi menyebabkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) apalagi mengarah pada gerakan makar.

"Mereka di sana sudah bertahun-tahun dan sampai saat ini tidak ada keluhan ataupun komplain dari masyarakat sekitar. Jadi tugas kami hanya sekedar memantau," tandas Kusnan. (Ant/RIZ)

Source: metrotvnews.com | Rabu, 17 Agustus 2011

Posting Komentar