Tulungagung - Jajaran Kepolisian Tulungagung, Jawa Timur beberapa hari terakhir terus mengitensifkan razia di perbatasan kabupaten untuk mencegah eksodus manusia yang hendak jihad ke Ambon, paska kerusuhan di wilayah tersebut.
Wakapolres Tulungagung, Kompol Wiyogo Pamungkas, Kamis mengatakan, razia tersebut sengaja mereka lakukan untuk mencegah pergerakan orang-orang yang berniat pergi ke Ambon untuk berjihad.
Upaya itu dilakukan sebagai antisipasi, menilik pengalaman konflik sebelumnya yang sulit dipadamkan, lantaran adanya orang-orang dari luar Ambon yang terlibat dalam konflik komunal tersebut.
"Sesuai perintah pimpinan, kami lakukan pencegahan kemungkinan adanya pergerakan orang-orang yang hendak pergi ke Ambon dengan tujuan berjihad di sana," terangnya.
Razia dilakukan di setiap perbatasan Kabupaten Tulungagung, yaitu Kecamatan Gondang yang berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Ngantru yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kecamatan Rejotangan yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar.
Sehari sebelumnya razia juga dilakukan di terminal angkutan penumpang umum yang digunakan untuk bepergian ke berbagai kota. Razia seluruhnya melibatkan 150 orang personel kepolisian dari berbagai satuan.
"Ada sekitar 150 personel kepolisian dari Polres Tulungagung yang terlibat dan dibagi dalam dua kompi. Mereka akan melakukan razia secara simultan, sampai keadaan dinyatakan aman," ujarnya.
Selain orang-orang yang hendak berjihad, razia juga menyasar kemungkinan pengiriman berbagai jenis senjata, baik senjata tajam maupun yang menggunakan bahan peledak.
Razia dilakukan dengan menghentikan setiap mobil penumpang umum, travel maupun mobil boks dan memeriksa bawaan para penumpang.
"Selain orang-orang yang hendak berangkat ke Amon, yang lebih penting jangan sampai ada senjata yang masuk ke sana. Percuma saja orangnya tidak masuk, tetapi senjata sampai ke sana (Ambon)," katanya.
Razia yang digelar sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB tidak menemukan satu pun orang yang dicurigai hendak berangkat berjihad ke Ambon, maupun senjata-senjata berbahaya.
Namun Wiyogo menegaskan, tetap akan memperketat pengawasan agar Kabupaten Tulungagung tidak dijadikan lokasi transit orang-orang yang bertujuan mengganggu keamanan. (Destyan)
Sumber: Antara | 15 Sept 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar