Tulungagung - Keluarga napi anak yang tewas di Lapas Klas IIB Tulungagung, HDF (14), warga Desa Bolorejo Kecamatan Kauman, berencana akan menempuh jalur hukum. Keluarga meyakini jika kematian HDF murni akibat pengeroyokan yang dilakukan rekan satu tahanan.
Paman korban, Nanang Dwi mengatakan jika sebelum divisum dirinya sempat memotret jasad korban. Dari hasil foto tersebut terdapat banyak luka di sekujur tubuh HDF bekas perkelahian atau luka penganiayaan.
"Di sekujur tubuhnya terdapat banyak sekali bekas luka seperti cakaran," kata Nanang kepada wartawan saat dijumpai di RS Dr Iskak Tulungagung, Jumat (13/1/2012).
Beberapa luka yang terlihat serius diantaranya adalah kedua telinga korban terlihat lebam seperti bekas pukulan. Selain itu dia juga memastikan di area sekitar dada leher terdapat luka bekas cakaran tangan. Pinggul kanan terlihat membiru lebam, siku tangan kanan terlihat sobek dan pergelangan tangan kanan terlihat bengkak besar.
"Dari semua ciri-ciri hasil foto ini menguatkan indikasi adanya pengeroyokan," terangnya.
Dengan melihat bukti-bukti tersebut pihaknya akan melakukan upaya tuntutan hukum setelah mengetahui hasil visum resmi dari rumah sakit.
Sementara itu berdasarkan keterangan Humas RS Iskak Tulungagung, Sujianto di tubuh korban terdapat luka bengkak di bagian kepala dan sekujur tubuhnya mengalami luka gores.
"Hasil visum resminya masih belum keluar, kira-kira 3-4 hari ke depan baru keluar untuk memastikan penyebab kematiannya," tukasnya.
Sebelumnya HDF siswa SMP 2 Kauman, anak pertama dari pasangan Samsul Efendi dan Eko Pujiningsih. Dia ditahan akibat kasus penggunaan narkoba November 2010 lalu. Namun karena masih tergolong anak-anak ,Hisyam dimasukkan sel tahanan pada Kamis (12/1/2012) pukul 15.00 WIB oleh Kejari Tulungagung.
Sehari menghuni tahanan, HDF tewas saat akan dirujuk ke rumah sakit Dr Iskak Tulungagung pukul 02.00 WIB, Jumat (13/1/2012) pagi tadi.
(fat/fat)
Sumber: detikSurabaya | Jumat, 13/01/2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar