Paska Demo, Bukit Cemenung Lengang

TULUNGAGUNG – Sejak Bupati Tulungagung Heru Tjahjono menutup pertambangan batu mangaan dua hari lalu, nyaris kemarin tidak ada lagi aktivitas yang berarti di lokasi pertambangan di Desa Tenggong, Kecamatan Rejotangan. Hanya tumpukan batu kapur putih berserakan di sekitar mobil ekskavator atau alat berat.

“Biasanya, di sekitar Bukit Cemenung selalu terlihat aktivitas penambangan batu kapur. Sejak aksi demo, tidak ada lagi,” ujar salah satu warga Desa Tenggong bernama Triyanto.

Menurut pria usia 33 tahun itu, sejumlah warga sekitar bukit Cemenung tetap waspada. Mereka tidak ingin ada penambangan lagi karena khawatir longsor. “Secara geografis, bukit Cemenung berbatu juga sedikit vertikal. Jika terus dieksploitasi, rawan longsor,” ucap Triyanto.

Hal senada diungkapkan warga Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan bernama Muhamad Hasan. Menurut dia, paska demo, suasana sekitar bukit Cemenung semakin kondusif.

“Alhamdulillah, masyarakat tidak dihantui rasa waswas dampak eksploitasi tambang yang membabi buta,” kata pria bertubuh kekar yang mengaku masih membujang.

Muhamad Hasan menegaskan, warga mengumpulkan data dan bukti adanya kemungkinan terjadi dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan elit politik dan oknum pemkab Tulungagung. “Jika warga menemukan bukti, maka akan mendesak ke aparat penegak hukum untuk bertindak,” katanya.

Seperti diberitakan dua hari lalu setidaknya 5.000 orang mengepung kantor Pemkab Tulungagung jalan Ahmad Yani. Massa gabungan tiga kelompok. Yakni dari Aliansi Masyarakat Peduli Gunung Cemenung (AMPGC), Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) dan Front Mahasiswa Revolusioner.

Mereka mendesak ke Bupati Tulungagung Heru Tjahjono segera menutup eksploitasi penambangan galian batu mangaan di Bukit Cemenung, Desa Tenggong, Kecamatan Rejotangan. Warga khawatir, eksploitasi penambangan batu mangaan oleh CV Argo Kencono Agung Sejahtera bakal menimbulkan longsor. (radartulungagung.co.id)