Tulungagung - Ratusan warga di Kabupaten Tulungagung Rabu (28/7/2010) pagi ini, akan menggelar unjuk rasa penolakan keberadaan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) yang berada di tengah kampung mereka. Bahkan warga akan nekat melakukan penyegelan jika SPPBE tetap beroperasi .
Didampingi puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tulungagung, massa akan mendatangi lokasi SPPBE, termasuk menemui pemiliknya. Massa bertekad mendesak operasional SPPBE yang rencananya dilaunching 3 Agustus 2010 mendatang, untuk dibatalkan.
“Kami tidak ingin menanggung risiko elpiji meledak. Karenanya hari ini sudah menjadi harga mati SPPBE harus batal beroperasi,” ujar korlan aksi Dwi Indriatno, Rabu (28/7/2010).
Sehari sebelumnya, warga dan mahasiswa berkeliling kampung mengumumkan rencana aksi mereka. Para aktivis berharap besar langkah yang mereka lakukan membuahkan hasil. Sebab sebelumnya upaya penolakan yang disampaikan warga selalu gagal.
Bangunan tanpa izin yang rencananya disiapkan untuk 60.000 kilogram elpiji itu terus berjalan. Padahal, lokasi SPPBE ini berbatasan langsung dengan pemukiman warga. Selain itu di sekeliling area seluas satu hektare tersebut terdapat sumber api yang berasal dari usaha las, usaha pemasakan gula merah dan penggorengan snack kacang atom.
Ironisnya saat gelar pendapat di Pemkab Tulungagung, Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo justru meminta warga untuk menerima usaha (SPPBE) itu dengan hati terbuka. “Pemerintah tidak pernah merasakan langsung dampaknya. Mereka hanya berpikir keuntungan daerah dengan adanya usaha ini,” keluh Dwi
Dalam unjuk rasa ini, warga juga bertekad akan melakukan penyegelan SPPBE jika memang yang bersangkutan bersikeras beroperasi. “Kita bisa melakukan langkah apapun untuk menghentikan usaha yang berbahaya ini,” ancamnya.
(Solichan Arif/Koran SI/teb)
Sumber : CBN Portal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar