Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

SBY: Hukum Berat Pemerkosa TKW di Malaysia

Senin, 20 September 2010 | 22.44.00 | 0 komentar

Korban menjalani proses penyembuhan fisik dan mental di rumah sakit di Penang, Malaysia

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Malaysia, Da'i Bachtiar, telah mengunjungi seorang warga negara Indonesia (WNI), inisialnya WF, yang menjadi korban kekerasan majikannya di Penang. Kepada korban, Minggu 19 September 2010, Da'i berjanji Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur akan terus mengawal proses hukum terhadap pelaku penyiksaan keji tersebut.

“Dubes Da'i Bachtiar mengunjungi WF untuk memberikan dukungan moril terkait kasusnya. Dubes juga memberikan jaminan kepada WF, KBRI akan terus mengawal proses hukum pelaku,” ujar Kepala Fungsi Penerangan KBRI Kuala Lumpur, Widiarka Rianarta, saat dihubungi VIVAnews, Senin 20 September 2010.

Saat ini, WF (26) sedang menjalani proses penyembuhan fisik dan psikologis di rumah sakit umum Penang, Malaysia. Dia ditemukan di pinggir jalan dalam kondisi mengenaskan pada 13 September 2010. Oleh warga Malaysia, dia langsung diamankan ke kantor polisi terdekat untuk mendapat pertolongan darurat. Pelaku penyiksaan, yang merupakan majikan korban, berhasil diciduk pada 17 September 2010 di apartemen teman WF bekerja.

“Dubes mempercayakan penyidikan kepada kepolisian Malaysia dan meminta pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar Widiarka.

Dia mengungkapkan bahwa saat ini, pelaku terancam dijerat pasal penyiksaan berat dan pemerkosaan, serta dugaan trafficking. Dubes Indonesia, ujar Widiarka, menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesigapan dan kecepatan polisi Malaysia dalam mengungkap pelaku penyiksaan tersebut.

“WF ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan tidak tahu dimana dia tinggal. Dengan data yang minim seperti itu, polisi Malaysia dapat menangkap pelaku dalam waktu yang singkat. Dubes menyatakan terima kasihnya atas peran polisi,” ujar Widiarka.

Pada saat pencarian lokasi pelaku, polisi Malaysia menggunakan foto-foto apartemen yang ada di wilayah tersebut. WF yang kala itu tidak tahu dimana alamat pelaku disodorkan foto-foto tersebut untuk mengenali lokasi. Hal ini, menurut Widiarka, adalah juga berkat perintah dari atasan mereka.

“Polisi mendapat perintah dari atasannya untuk mempercepat proses penyidikan, ini untuk mencegah agar masalah ini tidak membesar dan menimbulkan ketegangan baru antar kedua negara,” ujarnya.

Saat ini yang terpenting menurut Widiarka adalah mengusahakan kesembuhan WF. Beban traumatis yang diderita WF juga harus segera disembuhkan agar tidak menggangu kesehatan jiwanya. Saat ini kondisi WF sudah membaik dan dia telah dapat berkomunikasi dengan baik, apalagi setelah tahu bahwa pelaku telah telah tertangkap.

“Kondisi psikologis korban sangat terpuruk, dia tidak mau makan. Tapi ketika tahu bahwa pelaku penyiksaan atasnya tertangkap, dia sudah minta makan macam-macam,” ujar Widiarka.

Pada hari yang sama, Widiarka mengungkapkan, Presiden SBY juga menelepon langsung WF untuk memberikan dukungan moril kepadanya. WF merasa senang dan tidak percaya mendapat telepon dari SBY langsung. SBY juga meminta agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai dengan hukum Malaysia.

Widiarka mengatakan bahwa orang tua WF berasal dari Tulungagung namun dirinya berasal dari dusun Sidoluhur, Lampung Timur. WF ditemukan di pinggir jalan di Nibong Tebal pada hari Minggu dengan kondisi memprihatinkan. WF mempunyai bekas luka yang diduga dilakukan oleh majikannya.

Pada payudaranya terdapat luka bekas setrika dan di sekujur tubuhnya terdapat luka bekas siraman air panas. Di kepalanya terdapat luka pukulan benda tumpul. Wanita yang juga menjadi budak seks majikannya ini juga mempunyai luka bekas cambuk dari ikat pinggang majikannya.

Menurut keterangan korban, kekejaman ini dilakukan oleh pasangan suami istri yang menjadi majikannya sejak Februari lalu. Menurut WF, kekejaman dimulai pada bulan Mei dan berakhir dengan pembuangan dirinya di jalan.

Sumber : vivanews.com

Posting Komentar