Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Tower Diperpanjang, Warga Ngluruk Kantor Desa

Rabu, 08 September 2010 | 16.12.00 | 0 komentar

TULUNGAGUNG - Puluhan warga RT02/RW02 Dusun Tawang, Desa/Kecamatan Kauman, ngluruk ke kantor desa setempat kemarin (7/9). Mereka datang untuk meminta kepala desa tegas terhadap perpanjangan kontrak tower Indosat yang didirikan di lingkungan mereka.

Ditenggarai perpanjangan status tower yang sudah habis masa kontraknya, itu tanpa sosialisasi dengan warga setempat. Namun, pemilik lahan tempat berdirinya tower, itu telah menerima uang kompensasi sekitar Rp 100 juta. Nah, warga yang merasa terkena pengaruh dan imbas keberadaan tower tidak mendapat apapun.

Juru bicara warga, Trimo, 40, menyatakan, belum pernah pemilik lahan mensosialisasikan status kontrak yang sudah dilanjutkan oleh pihak Indosat tersebut. Padahal, terkait izin pendirian, semua warga yang berada di bawah tower tersebut harus diikutsertakan. "Kami meminta agar tower tersebut segera diturunkan. Selain belum mendapat restu dari warga sekitar, juga pengaruh frekuensi jaringan dari tower itu berpengaruh pada warga sekitar," terangnya.

Menurut dia, seharusnya seperti tahun 2005 lalu saat akan didirikan, pihak Indosat langsung berbicara dengan warga, bukannya langsung kepada pemilik lahan tempat berdirinya tower tersebut. Untuk itu, warga menuntut agar tower tersebut segera diturunkan.

"Pada tahun 2005 lalu, semua warga mendapatkan kompensasi sebesar Rp 700 ribu per kepala keluarga. Tapi sekarang, tidak ada sama sekali. Jadi kami minta kepala desa tegas dalam hal ini," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kauman Hendra Setiawan menyatakan, warga yang datang bukan untuk demonstrasi. Melainkan hanya ingin berbicara kepada aparat desa, dengan tuntutan menurunkan tower. Diakui dia, saat ini sedang menelusuri arsip pendirian tower tersebut. "Kami sudah ke BPPT mencari arsipnya, tapi di sana juga tidak ada. Sementara arsip desa juga sedang berusaha dicari, karena pendirian tersebut berurusan dengan kades lama," ungkapnya.

Menurut Hendra, persoalan tower sebenarnya disebabkan oleh tidak ada komunikasi yang bagus antara lingkungan dan pemilik lahan, tempat berdirinya tower itu. Sehingga menyebabkan warga yang tidak puas datang mengadu, terkait kompensasi yang tidak diterima warga sekitar tower tersebut. "Jadi pertanyaan warga adalah, selain masalah tidak adanya sosialisasi, kenapa tidak seperti lima tahun lalu yang membagikan uang kompensasi kepada warga sekitar,"terangnya.

Sementara itu, pemilik lahan tempat berdirinya tower Khomsiah, 60, menyatakan, segala urusan terkait masalah tower sudah diserahkan kepada adiknya, Nurhuda, 40, warga Ngantru. Sehingga berbagai pertanyaan hanya dia yang jawab. Tapi terkait protes warga, terhadap pengaruh tower itu, dia memilih tidak bersosialisasi dengan warga. "Pihak Indosat sudah menyanggupi segala risikonya, jadi bukan tanggung jawab kami. Dan juga, urusan tower hubungi Nurhuda yang saya serahi tanggung jawab untuk itu," tandasnya. (c1/ris)

Sumber: jawapos.com

Posting Komentar