Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Ya Ampun... 4 Tahun TKI Ini Disiksa

Rabu, 09 Maret 2011 | 05.15.00 | 0 komentar

Empat tahun lebih tiga bulan bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Kandara, Jeddah, Saudi Arabia, Eli Khoiriyah tidak mendapat gaji sepeser pun.

Warga Dusun Cakruk, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini justru memperoleh imbalan penyiksaan dari majikan. Selain pernah disiram air panas pada bagian punggung, kepala perempuan 26 tahun ini juga kerap dibenturkan ke tembok.

Eli kerap dipukul dan dicakar lantaran kesalahan kecil yang dilakukannya. “Dalam setiap bulan saya dianiaya tiga sampai empat kali,“ tutur Eli, Selasa (8/3/2011).

Selain di dahi bekas luka pukulan cincin juga masih terlihat di bibir atas. Begitu juga di punggung, terdapat bekas luka siraman air panas. Hanya karena malu, Eli enggan memperlihatkannya.

“Kepala saya dibenturkan ke tembok hingga berdarah karena dianggap tidak bersih mencuci pakaian,“ sebut Eli. Sejak bekerja di rumah pasangan Khalil Hayat dan Munaroh, Eli mengaku dilarang keluar rumah.

Setiap Khalil bekerja, rumah langsung dikunci dari luar. “Di dalam rumah saya diawasi istri majikan dengan sembilan anaknya,“ paparnya.

Eli juga dilarang berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia. Bahkan dengan pembantu lain yang berasal dari Pakistan, Eli juga dilarang bercakap-cakap. “Kamar kami dipisah. Teman saya itu juga diperlakukan tidak manusiawi,“ terangnya.

Eli bekerja sebagai buruh migrant sejak 2005. Dia berangkat melalui perusahaan PT Alfindo Mas Buana Jakarta.

Sebagaimana lazimnya calon TKI, Eli juga ditempatkan di penampungan selama 3 bulan. Dia mengaku tergiur dengan iming-iming gaji 600 riyal atau sekira Rp1,5 juta per bulan.

“Hanya saja di dokumen disebutkan saya bekerja untuk keluarga Talal Said, sementara faktanya saya bekerja di Khalil Hayat. Saya juga belum begitu bisa bahasa Arab, namun langsung diberangkatkan,“ paparnya.

Penyiksaan mulai dirasakan pada tahun kedua bekerja. Eli mencoba bertanya tentang gaji yang bisa diterimanya. Namun hanya dijanjikan akan diberikan pada akhir tahun. Puncaknya, putri tunggal pasangan Jelani (55) dan Mami (50) ini dibuang di pasar. “Saya diajak belanja lalu kemudian ditinggal,“ ujarnya.

Meski tidak dibekali makanan dan uang sepeser pun, perempuan tamatan SD ini mengaku bertahan semampunya. Beruntung, saat di pasar Eli bertemu dengan seorang warga Indonesia yang bekerja sebagai sopir taksi.

Sopir, yang belum sempat dikenalnya, itu mengantarkan Eli ke kantor Konsulat Jendral Indonesia di Jeddah.

Selama setahun Eli berada di konsulat untuk meminta gajinya selama sekira 4 tahun yakni total Rp76,5 juta. “Tiga kali sidang yang digelar tidak juga ada kejelasan hasil buat saya. Bahkan majikan saya mengaku tidak pernah memperkerjakan saya. Oleh pihak Konjen saya hanya diminta bersabar,“ keluhnya.

Melalui kebijakan Pemerintah Indonesia yang membatasi (moratorium) buruh migrant ke Saudi Arabia, Eli berhasil pulang. Dia tiba di Tanah Air pada 24 Februari 2011 dengan mengantongi uang 100 riyal yang diperoleh dari Konjen.

“Saya dipulangkan bersama sembilan orang yang di antaranya warga Malang, Madiun, dan Ponorogo. Beberapa di antaranya menjadi TKW dengan menggunakan visa umrah,“ sebutnya.

Hari ini Eli mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung untuk meminta bantuan memperjuangkan haknya yang belum dibayar majikan. “Saya tidak tahu lagi harus kepada siapa meminta bantuan. Yang saya inginkan saat ini adalah hak saya diberikan,“ harapnya.

Situn (32), sepupu Eli mengaku tidak mengira saudaranya itu bisa kembali ke rumah. Semua kerabat mengira Eli sudah meninggal dunia, mengingat selama 4 tahun tidak ada kabarnya.

“Kami juga sempat menanyakan ke pihak perusahaan yang memberangkatkan Eli, tapi juga tidak bisa memberi kejelasan.

Selain berharap hak Eli ditunaikan majikan, keluarga juga tidak akan mengizinkan perempuan kelahiran 1 Oktober 1985 itu kembali menjadi buruh migrant. Sebab bukan kehidupan lebih baik yang diperoleh namun penyiksaan. (ton)

(Solichan Arif/Koran SI/hri)
Sumber: okezone.com

Posting Komentar