Tulungagung - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung mengagendakan pertemuan dengan seluruh organisasi dan forum komunikasi (forkom) mahasiswa setempat yang tersebar di berbagai daerah untuk mengantisipasi pengaruh gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
Sekretaris MUI Tulungagung, Abu Sofyan, Rabu mengatakan, wacana tersebut akan segera dimatangkan melalui rapat internal anggota pada akhir bulan April ini sehingga realisasi kegiatan bisa dilakukan maksimal minggu kedua bulan Mei mendatang.
"Pertemuan dengan forkom-forkom mahasiswa ini penting, bahkan sangat mendesak mengingat pengaruh sesat NII telah menyebar di sejumlah kampus di Jawa Timur," kata Abu.
Menurut Abu, pengaruh gerakan NII maupun kasus pencucian otak yang dilakukan kelompok ekstremis berhaluan kanan ini sebenarnya belum teridentifikasi di Tulungagung.
Tetapi mengingat jumlah mahasiswa asal Tulungagung yang melanjutkan studi ke luar daerah sangat banyak, MUI merasa perlu untuk memberikan pencerahan guna menangkal pengaruh buruk gerakan negara Islam di Indonesia yang dicetuskan SM Kartosoewirjo sejak tahun 1949 tersebut.
"Selain memberi penjelasan mengenai gerakan NII dalam 'kacamata' MUI, kami ingin masing-masing forkom mahasiswa baik yang ada di Tulungagung maupun luar daerah agar membentuk posko pengawasan internal," ujarnya menambahkan.
MUI berharap, keberadaan posko di tingkatan forkom maupun kelompok pergerakan mahasiswa Islam seperti halnya HMI dan PMII tersebut nantinya bisa efektif melakukan pendeteksian secara dini bila ada anggotanya yang hilang atau diduga terkena cuci otak kelompok NII.
Selanjutnya, pengurus forkom bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat maupun keluarga mahasiswa bersangkutan agar korban penipuan NII bisa diselamatkan.
Sementara, fenomena gerakan NII yang telah teridentifikasi di sejumlah daerah (kota) di Jawa Timur mendapat reaksi dari kalangan pemuda NU yang tergabung dalam gerakan pemuda ANSOR Tulungagung
Sumber: ANTARA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar