Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

UN SMA di Jatim Bingungkan Wartawan

Jumat, 22 April 2011 | 23.40.00 | 0 komentar

Surabaya - Ujian nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat pada 18-21 April di Jawa Timur membingungkan wartawan, karena pelaksanaannya cukup aman dan lancar.

"Ya, pelaksanaan UN tidak ada masalah yang signifikan, sehingga wartawan hanya menulis peserta yang sakit atau terlambat," kata koordinator pengawas UN dari PTN Jatim, Muchlas Samani, kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.

Hal itu diakui seorang wartawan dari sebuah harian lokal di Surabaya. "Iya, pelaksanaannya cukup lancar, jadi saya bingung, saya mau nulis apa, lhawong semuanya lancar jaya," katanya, tersenyum.

Menurut Prof Muchlas Samani yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu, kejadian yang menonjol selama pelaksanaan UN hampir tidak ada.

"Yang ada hanya soal UN yang kurang dan tertukar, tapi sudah terantisipasi dengan soal cadangan," katanya.

Selain itu, ada juga peserta UN yang sakit dan terlambat, tapi hal itu tidak mempengaruhi pelaksanaan UN, karena mereka yang sakit ada UN susulan.

"Di Jombang sempat ada seorang peserta UN yang membawa HP ke ruang ujian, tapi peserta itu akhirnya mendapat teguran keras dan HP-nya pun dirampas pengawas," katanya.

Hal yang justru membingungkan pengawas adalah peserta di Madura.

"Itu karena hampir sebagian besar peserta sudah selesai mengerjakan soal UN pada hari ketiga sebelum waktu habis, sehingga pengawas meminta mereka tetap berdiam di dalam kelas dan akhirnya ada yang tertidur," katanya.

Tentang proses pemindaian ("scanning") Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) UN, ia menjelaskan tiga PTN terlibat dalam proses pemindaian secara ketat.

Ketiga PTN adalah Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

"Mereka mentargetkan bahwa proses pemindaian LJUN akan dapat terselesaikan pada 3 Mei mendatang. Setiap selesai ujian langsung dikirim ke kami, sehingga proses pemindaian berjalan cepat," katanya.

Ia menambahkan bila proses pemindaian selesai, maka hasilnya akan dibawa ke Badan Nasional Standardisasi Pendidikan (BNSP) di Jakarta.

Sumber: ANTARA

Posting Komentar