Tulungagung - Ketua Bidang Organisasi DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menginstruksikan kader partai melaksanakan peringatan kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni 2011.
Instruksi itu dikemukakan Djarot saat menghadiri acara peringatan HUT ke-38 PDIP di lapangan parkir Stadion Rejoagung, Tulungagung, Senin.
"Tidak masalah tempatnya dimana, di kantor DPC pun boleh. Semuanya harus memperingati hari kelahiran Pancasila. DPC Tulungagung harus pula memperingatinya," katanya.
Peringatan hari kelahiran Pancasila itu sangat penting di tengah-tengah kondisi bangsa saat ini, terlebih dari pengaruh neo-imperalisme serta neoliberalisme dan pengaruh-pengaruh timur yang kini muncul dalam bentuk NII (Negara Islam Indonesia).
"Ideologi negara kita tetap Pancasila. PDIP tetap menjunjungnya. Mengapa kita perlu memperingati hari kelahiran Pancasila. Ini semua agar Pancasila bebas dari ancaman global," tegasnya.
Di tengah-tengah massa, mantan Walikota Blitar dua kali periode itu menyatakan PDIP sampai detik ini masih menjadi partai oposisi, masih menjadi partai yang berjalan di rel kerakyatan dan tidak ikut berbagi kekuasaan.
"Buat apa berbagi kekuasaan. Yang diinginkan PDIP adalag menangis bersama rakyat, bergembira bersama rakyat atau bersuka cita bersama rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD PDIP Jatim, Sirmadji, menilai masih banyaknya warga Indonesia yang menderita kemiskinan membuktikan kegagalan pemerintah pusat dalam mensejahterakan rakyat.
"Sekarang coba lihat masih banyak petani yang menderita. Begitu pun dengan nelayan dan peternak juga menderita. Ini semua karena kesalahan pemerintah pusat," katanya.
Bahkan, katanya, pembukaan kran impor daging sapi dan beras membuat peternak dan petani di Tanah Air banyak menderita, apalagi saat panen raya, Bulog tidak membeli gabah atau beras petani.
"Lalu mana keberpihakannya kepada rakyat. Petani punya gabah dan beras tapi tidak dibeli, malah impor. Begitu pun dengan sapi. Harga sapi sekarang turun, malah justru impor daging sapi," paparnya.
Yang lebih menyedihkan, saat ini ada impor ikan sampai 700.000 ton dari Negeri Tirai Bambu China, padahal Indonesia adalah negara yang terpanjang garis pantainya di dunia.
"Itu kesalahan pemerintah pusat. Meski Pemprov Jatim dan Gubernur Soekarwo melarang impor tapi kalau pemerintah pusat tetap impor ya begini jadinya. Tetap banyak petani dan nelayan yang menderita," katanya.
Oleh karena itu, Sirmadji mengajak seluruh kader dan simpatisan PDIP dan masyarakat Indonesia untuk menolak impor tanpa kecuali impor gula.
Sumber: ANTARA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar