Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Mahasiswa ITS Lestarikan Batik "Baronggung" Tulungagung

Selasa, 03 Mei 2011 | 10.16.00 | 0 komentar

Surabaya - Sejumlah mahasiswa jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melestarikan batik "Baronggung" Tulungagung dengan melatih 120 pelajar SMAN 1 Boyolangu, Tulungagung, untuk membatik.

"Awalnya, kami hanya menargetkan 100 pelajar, tapi para pelajar sangat antusias, sehingga kami akhirnya melatih 120 pelajar," kata ketua panitia pelatihan membatik, Nanang Hanani Wijaya, kepada ANTARA di Surabaya, Senin.

Menurut dia, para siswa diberi pelatihan membatik dua kali dalam dua minggu dan satu kali untuk diadakan pameran.

"Pelatihan yang pertama adalah 'workshop' batik pada 9 April lalu. Mereka diperkenalkan terlebih dulu mengenai batik, kemudian pembuatan pola batik pada 16 April lalu," paparnya.

Setelah selesai proses pembuatan pola pada minggu selanjutnya akan dilakukan pewarnaan. "Para siswa yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya orang-orang yang memiliki kemampuan membatik, namun siswa yang hanya sekedar ingin ikut-ikut saja juga dapat mengikuti pelatihan itu," ucapnya.

Tahap terakhir adalah pameran batik yang diadakan di SMAN 1 Boyolangu, itu sendiri dengan target untuk menumbuhkan minat yang akhirnya memunculkan suatu komunitas batik dan ekstrakurikuler membatik di SMAN 1 Boyolangu.

"Komunitas di era modern saat ini sangat berperan, mereka muncul karena memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama sehingga membentuk suatu wadah untuk beraktifitas bersama. Lahirnya suatu komunitas mampu mendorong lingkungannya untuk berkontribusi dalam perubahan," tuturnya.

Ia mengatakan pondasi budaya perlu ditanamkan pada bibit-bibit generasi, terutama anak muda yang saat ini memegang peranan penting dalam menuju perubahan yang lebih baik, sehingga kecintaan pada batik akan mendorong tumbuhnya kecintaan pada budaya, bangsa, dan negara.

"Kami mengembangkan budaya batik melalui program kreativitas mahasiswa dalam bidang pengabdian masyarakat (PKMM) untuk rintisan sekolah bertaraf internasional di Tulungagung," katanya.

Ia berharap anak muda dapat menjadi bagian dari solusi untuk menangkal globalisasi budaya yang berkembang begitu pesat, karena siswa-siswa SMA umumnya peduli akan perubahan yang akhirnya berdampak positif dalam perubahan Indonesia.

"Salah satu budaya yang paling mencerminkan Indonesia adalah batik, karena itu saya bersama empat rekan dengan bimbingan dosen Teknik Mesin, Indra Sidharta ST MSc, memberikan pelatihan yang diharapkan berujung pada suatu komunitas pecinta batik," ujarnya.

Ke depan, ia berharap jejak di SMAN 1 Tulungagung itu bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Tulungagung, apalagi di Tulungagung ada Industri Kerajinan Batik Baronggung di Desa Kauman, Tulungagung, sehingga para siswa dapat meraup ilmu membatik secara langsung dari pakarnya.

Sumber: Antara

Posting Komentar