Pemerintah pusat akan memberi bantuan pompa, perbaikan irigasi terkait ancaman kekeringan
SURABAYA – Dinas Pertanian (Distan) Jatim mencatat 1.436 hektare lahan padi di Jatim mengalami kekeringan selama bulan Agustus. Distan kini menyiapkan penggantian benih padi melalui benih nasional dan cadangan. Selain itu, pompa air juga disiapkan untuk kelompok tani mengantisipasi kekeringan yang makin meluas.
Kepala Dinas Pertanian Jatim, Eko Wibowo Putro, merinci lahan padi yang paling parah dilanda kekeringan berada di Kabupaten Tulungagung dengan luas mencapai 953 hektare. Selain itu kekeringan juga dialami Kabupaten Trenggalek seluas 271 hektare, Kabupaten Pacitan 112 hektare, Sumenep 60 hektare, Mojokerto 21 hektare dan Lamongan 19 hektare.
Eko meminta petani di daerah yang mengalami kekeringan untuk sementara tidak menanam padi dulu, menggantinya dengan palawija dan tanaman hortikultura. Kekeringan yang dialami petani di Jatim, kata Eko, salah satunya diakibatkan karena petani tidak melakukan pola tanam sesuai musim. “Sudah tahu masuk musim kemarau seperti ini, idealnya pola tanamnya jangan lagi padi tetapi diganti palawija,” ujarnya, Jumat (16/9).
Pada musim kemarau yang diproyeksi terjadi antara April - September 2011, petani diharapkan memberlakukan pola tanam sesuai musim terkini. Diakuinya memang, menanam padi pada musim kemarau untungnya besar jika panen, karena harga gabah yang bagus. Akan tetapi, kata dia, modal dan risikonya juga besar. Kecuali petani siap sumur pompa tersendiri untuk mengantisipasi kekeringan.
Eko optimistis angka produksi padi di Jatim tidak akan mengalami penurunan menyusul dampak kekeringan hanya melanda beberapa daerah. Terlebih lagi, dengan permasalahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Penanaman padi yang terkena gangguan OPT tahun ini hanya 1,75% dari luas tanam sekitar 31.995.407 hektare.
Jumlah itu, sambung Eko masih relatif kecil sebab target produksi sebesar 11,7 juta ton gabah kering giling (GKG). Meskipun angka ramalan II dari pendataan BPS menyebutkan bisa mencapai 12,049 juta ton GKG. Bahkan, luas arealnya tidak mendominasi luas tanam padi di Jatim yang kini mencapai sekitar 1,7 juta hektare.
Di Jatim, kata dia, daerah yang masih menanam padi mayoritas terletak di Kabupaten Bojonegoro. Namun, beberapa petani padi di sana berusaha menjalin kerja sama dengan pengusaha sumur pompa sehingga air tetap bisa mengairi sawah mereka.
Sementara itu pemerintah mengaku telah mencairkan dana Rp 300 miliar untuk mengganti kerugian petani yang mengalami gagal panen (puso). "Soal kekeringan kami siapkan dana Rp 3 triliun untuk antisipasi masalah pangan, termasuk untuk raskin. Dananya baru digunakan Rp 300 miliar untuk ganti tanaman yang puso," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di gedung DPR RI, Jakarta, kemarin.
Hatta menegaskan, pemerintah telah mengantisipasi hal-hal terburuk dari adanya ancaman kekeringan yang melanda Indonesia. Stok pangan khususnya beras sudah disiapkan termasuk adanya tambahan dari beras impor. "Biasanya akhir tahun paceklik naik dikit. Makanya cadangan beras Bulog harus cukup. Kalau ada kenaikan kami intervensi dengan operasi pasar," jelas Hatta.
Sebelumnya Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pemerintah pusat akan terus menerima laporan pemerintah daerah, untuk data yang membutuhkan bantuan dari pusat seperti untuk bantuan pompa, perbaikan irigasi terkait ancaman kekeringan.
Dana untuk kondisi darurat sebesar Rp 2 triliun, seperti pergantian lahan puso gagal panen sebesar Rp 380 miliar. Bantuan untuk lahan gagal panen dalam bentuk bantuan tunai yang diberikan kepada petani. Bantuan itu mencakup bantuan pupuk Rp 1,1 juta per hektar, bantuan pengolahan lahan Rp 2,6 juta per hektar. yop, dto
Lahan Padi Jatim Terparah Dilanda Kekeringan :
Kabupaten Tulungagung : 953 ha, Kabupaten Trenggalek : 271 ha, Kabupaten Pacitan : 112 ha, Kabupaten Sumenep : 60 ha, Kabupaten Mojokerto : 21 ha, Kabupaten Lamongan : 19 ha.
Sumber: Surabaya Post | Jumat, 16/09/2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar