TULUNGAGUNG - Kemarau panjang yang terjadi membuat ketersediaan air di Waduk Wonorejo, Tulungagung, Jawa Timur kritis. Menurut Kepala Divisi ASA II Perum Jasa Tirta Taufirurrahman, debit air di waduk terbesar di Asia Tenggara itu kini mendekati titik ambang terendah yakni 153 dpl.
"Saat ini posisi elevasi air sudah berada di kisaran 155 meter dpl," ujar Taufikurrahman.
Meski begitu dia menjamin posisi kritis ini masih bisa bertahan hingga tiga bulan mendatang. Saat ini, katanya, air waduk terbesar di Asia Tenggara itu masih bisa mengairi ratusan hektare sawah di Tulungagung.
Selain itu air waduk dengan kapasitas total 122 juta meter kubik tersebut juga dinilai masih bisa menggerakkan turbin Perusahan Listrik Tenaga Air (PLTA) Niama yang berada di pantai selatan Kecamatan Besuki, Tulungagung. Selama kemarau penurunan elevasi air bisa mencapai 0,5 meter per hari.
Bendungan yang diresmikan Presiden Megawati pada 2002 ini merupakan salah satu bendungan terpenting di Tanah Air. Waduk ini menyediakan air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya sebesar delapan meter kubik per detik.
Selain itu, waduk ini juga memasok air ke pembangkit tenaga listrik 6,02 megawatt serta mengendalikan banjir bagi daerah seluas 1.479 hektare. Waduk Wonorejo juga menjadi penyokong utama irigasi bagi 1.200 hektare sawah di Tulungagung. (ES/OL-04)
Sumber: MICOM | Selasa, 20 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar