Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Diterjang Sintetis China, Perajin Bambu Lokal Kian Merana

Selasa, 27 Desember 2011 | 09.24.00 | 0 komentar

Surabaya - Masuknya barang kerajinan housewares (peralatan rumah tangga) anyaman sintetis dari Vietnam dan China, membuat para pengrajin bambu lokal bertumbangan alias gulung tikar.

Berdasarkan data Asosiasi Perajin Jatim, jumlah perajin bambu untuk houseware pada 2001 di sentra pengrajin mambu di Banyuwangi berjumlah ratusan atau sekitar 200-an perajin. Saat ini jumlahnya hanya tinggal puluhan saja.

"Jumlah perajin bambu turun drastis, ini karena serbuan produk impor sejenis, namun berbahan sintetis dari Vietnam dan China," kata Ketua Asosiasi Pengrajin Jatim, Lilik Noer, akhir pekan kemarin.

Lilik bilang, para perajin bambu dalam beberapa tahun terakhir memang diterjang cobaan yang luar biasa berat, pasalnya perajin bambu jelas kalah kualitas. "Bahan sistetis sangat mudah dibersihkan dan lebih tahan lama, sementara perajin bambu kita murni dari bambu alam. Apalagi produk sintetis harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan produk kerajinan bambu lokal," ujarnya.

Apalagi ironisnya, beberapa perajin bambu yang pada tahun 1999-2001 rajin mengekspor produknya ke Jepang, sejak 2002 sudah tidak lagi mengekspor, pasalnya kalah bersaing dengan produk sintetis asal Vietnam dan China yang dari segi produk, bisa diproduksi secara massal sehingga jauh lebih murah.

Menurut Lilik, tidak hanya perajin bambu saja yang banyak gulung tikar, perajin batu Onix dari Pacitan, Tulungagung pun bernasib sama. "Serbuan produk batu Onix dari China dan Pakistan membuat omset perajin terus turun dan akhirnya kolaps," imbuh Lilik.

Namun menurut Lilik, tidak hanya peran pemerintah saja yang terus aktif sosialisasi cinta produk dalam negeri, tetapi yang paling utama adalah pemilik tempat, supermarket, department store, pusat perbelanjaan jangan memanjakan produk impor.

"Kami sering menjumpai produk kerajinan impor yang mendapat tempat yang 'istimewa' di stand pusat perbelanjaan, ini kan terbalik, seharusnya produk kerajinan lokal yang diistimewakan," tukas Lilik. dtf

Sumber: surabayapost.co.id | Senin, 26/12/2011

Posting Komentar