Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Penyakit Blas Juga Muncul di Tulungagung

Senin, 05 Maret 2012 | 20.07.00 | 0 komentar

MALANG - Penyakit blas yang diakibatkan cendawan Pyricularia oryzae tidak hanya dilaporkan muncul di Kabupaten Malang dan Batu, namun juga dilaporkan muncul di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Meski demikian, sejauh ini luas areal penularan menunjukkan serangan belum signifikan. Sebelum ini serangan blas juga dilaporkan muncul di satu daerah di Sumatera.

Koordinator Pengamat Hama Kabupaten Tulungagung (aparat Pemprov Jatim di daerah untuk urusan pengamatan hama) Sugeng menjelaskan di Tulungagung, Senin (5/3/2012) total luas serangan penyakit blas di wilayahnya 72 Ha kategori berat, 22 Ha kategori sedang dan 11 Ha kategori ringan, atau total 105 Ha luas areal serangan yang terdistribusi cukup merata.

Jumlah ini tidak signifikan dibanding total luas lahan sawah di Tulungagung sebesar 32.000 Ha, katanya.

Serangan hama lain yang serius adalah tikus, dengan tingkat kerusakan ringan 180 Ha, dan penyakit yang disebabkan Xanthomonas oryzae seluasa kerusakan ringan 71 Ha, kerusakan sedang 0,28 Ha dan kerusakan berat 4 Ha.

"Kerugian ada bagi petani yang bersangkutan, namun tidak akan mengancam keseluruhanproduksi, dengan perkiraan produktivitas di Tulungagung sebesar 6,6 ton per Ha, atau 180 ton gabah kering panen," katanya.

Meski demikian saat kunjungan ke Tulungagung hari Senin (5/3/2012) Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian Dr Sumarjo Gatot Irianto meminta kewaspadaan pada serangan hama dilakukan dengan pengamatan dini.

"Jangan melapor setelah ada korban dan kerugian atas serangan hama. Sedini mungkin petugas pengamat hama harus cepat tanggap demi antisipasi yang lebih baik, dalam rangka mempertahankan rencana surplus produksi padi nasional tahun ini 60 juta ton gabah," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Tatang Suhartono di kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya sudah mewaspadai serangan blas dengan meminta petani mengamati dan segera melapor melalui ketua-ketua kelompok taninya jika serangan meluas agar bisa dilakukan pembasmian terkoordinasi. "Kami memantau terus menerus," katanya.

Sumber: kompas.com | Senin, 5 Maret 2012

Posting Komentar