Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Disdik Tulungagung Perketat Pengawasan Siswa Bolos UAS

Selasa, 22 Maret 2011 | 21.41.00 | 0 komentar

Tulungagung - Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung memperketat pengawasan terhadap para pelajar di daerahnya yang membolos di sejumlah warung kopi selama ujian akhir sekolah (UAS) berlangsung.

Penegasan itu disampaikan Kasi Pembinaan Sekolah Menengah di Dinas Pendidikan Tulungagung, Sutrisno, di sela kegiatan penertiban yang mereka lakukan bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP) setempat di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Selasa.

"Razia pelajar akan terus kami lakukan hingga seluruh tahapan ujain SMP dan SMA selesai," tegasnya.

Diakuinya, masalah kedisplinan siswa di Tulungagung memang menjadi perhatian khusus dari pihak dinas pendidikan. Apalagi, saat ini memasuki masa ujian akhir bagi siswa kelas III SMP/MTs, maupun kelas III SMA/SMK/MA.

Sebagian siswa kelas I dan kelas II yang sedang tidak memiliki jadwal ujian dilaporkan kerap membolos dari sekolah dan nongkrong di sejumlah warung kopi "cethe" yang tersebar di Kota Tulungagung dan sekitarnya.

Hal serupa diduga juga dilakukan para siswa senior.Bedanya, kelompok siswa ini tidak membolos dari kewajiban mengikuti UAS, tetapi setelahnya hingga berjam-jam.

Budaya negatif itulah yang kini menjadi target penertiban yang dilakukan jajaran Satpol PP bersama pihak dinas pendidikan sejak Senin (20/3).

Menggunakan dua kendaraan trantib, Selasa pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, petugas gabungan melakukan razia ke delapan warung kopi di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman.

Hasilnya, belasan pelajar dengan seragam dan atribut lengkap berhasil ditangkap. Namun mereka tidak di bawa ke kantor Satpol PP maupun dinas pendidikan untuk dilakukan pembinaan, tetapi hanya diberi peringatan dan kemudian disuruh segera pulang ke rumah masing-masing.

"Sebenarnya tetap diberi pembinaan, cuma memang tidak dibawa ke kantor. Hanya dibina di tempat," kata Kepala Satpol PP Tulungagung, Suroto.

Tidak hanya diberi pengarahan singkat, Sutrisno mengatakan pihaknya juga akan mengkoordinasikan hasil penertiban tersebut dengan pihak sekolah maupun orang tua murid.

"Pengawasan dan pembinaan haruslah terpadu antara pihak sekolah (guru), orang tua (keluarga) serta pemerintah," terangnya.

Jumlah warung kopi "cethe" di Tulungagung memang sangat banyak. Di Desa Bolorejo saja, informasinya ada 80 warung kopi yang biasanya dilengkapi dengan beberapa pramusaji seksi yang masih gadis/remaja.

Keberadaan pramusaji cantik dan muda ini membuat sebagian besar warkop yang semula berkonsep "cethe" (istilah untuk ampas/residu minuman kopi yang kemudian digunakan untuk penyedap pada batangan rokok) bergeser menjadi warung remang-remang.

Dampaknya, banyak remaja maupun kalangan pria dewasa, termasuk kalangan pelajar, yang menghabiskan waktu berjam-jam sekedar untuk nongkrong sambil minum kopi dan merokok. [Sumber: Antara Jatim]

Posting Komentar