Musim kemarau telah mengeringkan 1.453 hektare lahan padi di Jawa Timur selama Agustus 2011, karena mayoritas petani masih melakukan pola tanam tak sesuai musim.
"Idealnya kalau musim kemarau seperti sekarang jangan spekulasi menanam padi tetapi palawija, seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan aneka tanaman hortikultura," kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Kethut Marsudi, Rabu.
Ketika ditanya terkait dampak musim kemarau terhadap pola tanam petani padi Jatim, ia mengatakan, lahan padi dengan kondisi kekeringan paling besar terjadi di Tulungagung dengan luasan lahan mencapai 953 hektare.
"Ada pula kekeringan di Trenggalek 271 hektare, Pacitan 112 hektare, Sumenep 60 hektare, Mojokerto 21 hektare dan Lamongan 19 hektare," ujarnya seperti dilaporkan Antara.
Untuk itu, pada musim kemarau yang diproyeksi terjadi antara April - September 2011 sejumlah petani yang selama ini menanam padi diharapkan memberlakukan pola tanam sesuai musim terkini.
"Memang menanam padi pada musim kemarau untungnya besar. Akan tetapi, modal dan risikonya juga besar kecuali petani siap sumur pompa tersendiri," katanya.
Khusus di Jatim, ia mengaku, sebagai solusi mengantisipasi dampak kekeringan per 16 Juli 2011 Kepala Dinas Pertanian Jatim sudah mengimbau jajarannya di tingkat kabupaten/kota untuk menyiapkan diri.
"Ada baiknya hentikan siklus tanam padi sampai ada imbauan selanjutnya," katanya.
Mengenai produksi padi, ia menyatakan optimistis, angka produksi padi di Jatim tidak akan mengalami penurunan menyusul dampak kekeringan hanya melanda beberapa daerah.
"Bahkan, luas arealnya tidak mendominasi luas tanam padi di Jatim yang kini mencapai sekitar 1,7 juta hektare," katanya.
Kini di Jatim juga masih ada yang menanam padi yakni di Bojonegoro. Namun, beberapa petani padi di sana berusaha menjalin kerja sama dengan pengusaha sumur pompa sehingga air tetap bisa mengairi sawah mereka.
"Kini, hasil panen padi mereka juga bagus-bagus," katanya.
Untuk tanaman padi, kekeringan sudah terasa sejak Juli 2011, namun angka luasan area yang terdampak hanya mencapai 2.736 hektare. Pada periode tersebut, kekeringan terbesar terjadi di Trenggalek seluas 1.729 hektare.
Pada Juli lalu juga terjadi kekeringan di Tulungagung 811 hektare, Bangkalan 108 hektare, Tuban 50 hektare, Gresik 15 hektare, Jombang 12 hektare, Kediri 10 hektare, dan Sumenep setengah hektare, katanya.(ant/edy)
Sumber: suarasurabaya.net | 14 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar