Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

60 Persen Sarana Irigasi Kabupaten Tulungagung Rusak

Minggu, 09 Oktober 2011 | 00.36.00 | 0 komentar

Tulungagung - Sarana irigasi primer maupun sekunder di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang mengalami kerusakan diperkirakan mencapai 60 persen.

"Berdasar data-data yang kami kumpulkan di lapangan, sekurangnya 60 persen 'plengsengan' dan pintu air dari seluruh sarana irigasi di Tulunagung mengalami kerusakan," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Tulungagun, Sudigdo, Sabtu.

Ia menjelaskan, kerusakan sarana irigasi tersebut rata-rata terjadi pada konstruksi "plengsengan" serta pintu-pintu air.

Sudigdo menjelaskan, di Kabupaten Tulungagung terdapat 174 sungai, rinciannya satu sungai berada dalam kewenangan pemerintah pusat, yaitu Sungai Lodoyo Tulungagung (Lodagung), enam sungai berada dalam kewenangan pemerintah provinsi dan 167 sungai lokal yang menjadi tanggung jawab Pemkab Tulungagung.

Total panjang sungai yang berjumlah 174 aliran itu, menurut data di Dinas PU Pengairan dan ESDM ditaksir mencapai 213.696 kilometer, yakni 24.369 kilometer merupakan saluran irigasi primer, sedangkan 189.327 kilometer sisanya merupakan saluran sekunder.

"Sementara seluruh area persawahan yang dialiri sungai-sungai ini mencapai luas 24.870 hektare," terangnya.

Dia mengatakan, untuk menjaga agar seluruh sarana irigasi tersebut tetap dalam keadaan baik, pihaknya memerlukan biaya perawatan, yakni sebesar Rp150 ribu pertahun untuk setiap satu hektare sawah.

Sedangkan untuk perbaikan sarana yang terlanjur rusak diperlukan biaya ideal sebesar Rp480 ribu pertahun untuk setiap satu hektare sawah.

"Menurut kalkulasi teknis kami, butuh biaya perawatan minimal Rp150 ribu pertahun untuk setiap satu hektare sawah agar setiap saluran irigasi tetap dalam keadaan baik. Namun untuk (saluran irigasi) yang kondisinya rusak, kami butuh anggaran sekitar Rp480 ribu untuk setiap satu hektare sawah," katanya.

Ditambahkan Sudigdo, dari seluruh kerusakan yang ada dan biaya perawatan rutin itu, setidaknya dibutuhkan dana sebesar Rp5 miliar.

Permasalahannya, dana yang tersedia saat ini hanya sebesar Rp1,5 milyar. Kondisi ini yang membuat Dinas PU Pengairan ESDM tidak bisa melakukan perbaikan secara serentak dan menyeluruh.

"Secara total baru ada sekitar satu pertiga dari anggaran ideal yang kami perlukan, karena keterbatasan anggaran yang ada pada kami, maka tidak bisa melakukan perbaikan secara serentak," ujarnya.

Meski demikian, Sudigdo menjamin kebutuhan air dalam masa panen mendatang bisa dijamin tercukupi dengan baik. Dari tiga saluran utama irigasi Tulungagung, sejauh ini masih bisa diandalkan.

Irigasi Lodagung yang mengairi wilayah timur, Bendungan Paingan yang mengairi Kecamatan Gondang dan sekitarnya serta saluran Widoro yang mengairi Kecamatan Bandung, Pakel dan sekitarnya.(Destyan)

Sumber: Antara | Sabtu, 08 Okt 2011

Posting Komentar