Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Ratusan WTS di Tulungagung Idap HIV/AIDS

Minggu, 16 Oktober 2011 | 21.22.00 | 0 komentar

Tulungagung - Ratusan wanita tuna susila (WTS) yang beroperasi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ditengarai mengidap HIV/AIDS.

"Totalnya hingga saat ini ada sekitar 107 WTS yang telah dinyatakan positif tertular sekaligus mengidap HIV/AIDS," kata Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka, Minggu.

Menurut Didik, angka kasus HIV/AIDS pada kelompok WTS di Kabupaten Tulungagung tergolong paling tinggi dibandingkan dengan kelompok rentan lain.

Posisinya bahkan hanya satu tingkat di bawah kelompok wiraswasta atau kelompok laki-laki dari kalangan kelas menengah dan profesional yang jumlahnya tercatat mencapai 116 orang.

Banyaknya kelompok WTS yang terjangkit virus yang belum ditemukan obatnya itu, tentu sangat mengkhawatirkan.

Menurut estimasi Didik, seorang WTS, baik di lokalisasi umum maupun yang terselubung, dalam sehari bisa melayani empat hingga lima pelanggan sekaligus.

"Jika mereka sampai melakukan hubungan seks tidak aman (tidak menggunakan kondom/alat kontrasepsi), maka tingkat persebaran HIV/AIDS di sini bisa mengalami percepatan hingga dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya," katanya.

Masalahnya, dari 107 WTS yang telah teridentifikasi positif mengidap HIV/AIDS itu hanya 30-an orang yang berasal dari kelompok WTS langsung (mangkal di lokalisasi).

Didik mengungkap fakta penting yang selama ini tidak banyak diketahui publik setempat bahwa kebanyakan WTS dengan HIV/AIDS itu justru berasal dari kelompok WTS tidak langsung atau mereka yang beraktivitas menjajakan layanan esek-esek secara terselubung.

Kelompok WTS tidak langsung/terselubung dimaksud antara lain berasal dari kelompok profesi "abu-abu", seperti pemandu lagu, "sales promotion girl" (SPG), pelayan kafe atau warung remang-remang, hingga kalangan pelajar.

Mereka masuk kelompok risiko tinggi (risti) tertular maupun menularkan HIV/AIDS, karena sebagian kelompok profesi/status "abu-abu" ini banyak yang menjalani peran ganda, yakni dengan menjadi wanita panggilan.

"Kalau mengacu pada perbandingan jumlahnya, kelompok WTS tidak langsung ini jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang WTS langsung yang telah terlokalisir di lokalisasi Ngujang, Kecamatan Ngantru serta lokalisasi Kaliwungu, Kecamatan Ngunut. Perbandingannya berkisar antara 70:30," papar Didik.

Masalah lain yang tak kalah serius, jumlah pasti WTS tidak langsung tersebut hingga saat ini belum diketahui.

Pihak dinas kesehatan maupun komisi penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung hanya memperkirakan bahwa jumlah mereka sekitar dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah WTS langsung yang saat ini tercatat sekitar 345 orang.

"Dari estimasi itu, mungkin hanya 25 persen dari total WTS tidak langsung yang bisa kami akses. Selebihnya tidak terpantau," ujarnya.

Saat ini, rasio penemuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tergolong tinggi. Bagaimana tidak, dalam sebulan 8-9 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru ditemukan.

Estimasi ini mengacu data keseluruhan selama kurun sepuluh bulan terakhir, yakni antara periode Januari hingga Oktober 2011 yang mencapai 90 ODHA.

Selama dua minggu terakhir ini saja, dinas kesehatan mencatat sudah ada delapan ODHA baru ditemukan. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah hingga dua pekan mendatang (akhir Oktober).

Sebagaimana data resmi yang tercatat di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Tulungagung, total kasus HIV/AIDS yang telah berhasil mereka identifikasi sejak klinik VCT berdiri hingga sekarang (Oktober 2011) adalah sebanyak 424 orang/ODHA. Dari jumlah itu, 131 ODHA di antaranya meninggal dunia.

Mayoritas kasus penularan HIV/AIDS di Tulungagung terjadi karena perilaku seks bebas dengan persentase mencapai 93 persen. Selebihnya merupakan kombinasi faktor penularan melalui pengguna narkotika jarum suntik (penasun), perinatal (penularan dari ibu ke anak), serta faktor eksternal lain. (Destyan)

Sumber: Antara | 16 Okt 2011

Posting Komentar