Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Dinkes Tulungagung Isyaratkan Status "KLB" Leptosirosis

Sabtu, 28 Januari 2012 | 18.52.00 | 0 komentar

Tulungagung - Dinas Kesehatan Tulungagung, Jawa Timur mengisyaratkan status KLB (kejadian luar biasa) leptosirosis setelah mendapati seorang warga setempat teridentifikasi positif terinfeksi penyakit menular yang disebabkan bakteri di air seni (kencing) tikus.

"Faktanya memang bisa dinyatakan KLB, tapi status itu tidak serta-merta bisa kami putuskan demi menghindari kepanikan dan keresahan di masyarakat," kata Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Triswati Sasmito, Jumat.

Ia menjelaskan, penyakit yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal dan berisiko kematian tersebut sebenarnya sudah dinyatakan hilang sejak 22 tahun silam.

Dinas Kesehatan sudah tidak pernah lagi menemukan kasus leptosirosis, hingga Jumat (13/1) atau dua pekan silam pihaknya mendapat laporan adanya seorang pasien di RSUD dr Iskak yang dinyatakan positif terinfeksi penyakit tersebut.

Penyakit leptosirosis menurut penjelasan Trisnawati disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui air kencing tikus.

Biasanya, kata dia, kuman ini berkembang biak dengan baik di area yang dihuni banyak tikus dan terdapat daerah yang kumuh, seperti rawa-rawa atau genangan-genangan air kotor.

Tikus yang sudah terinfeksi bakteri ini biasanya akan membuang kencing pada lokasi-lokasi tersebut. Jika orang menyetuh air yang sudah tercemar air kencing tikus ini, besar kemungkinan akan tertular.

"Pada gejala awal biasanya tidak begitu memperlihatkan gejala klinis. Namun pada kasus infeksi akut akan ditandai dengan gejala septis, radang ginjal, anemia hemolitik, dan radang hati," paparnya.

Trisnawati menambahkan, pada kasus ibu hamil, penyakit leptosirosis bisa memicu terjadinya keguguran. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga, bakteri berkembang biak dan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya.

Sementara pada manusia, pada kondisi yang akut bisa menyebabkan gagal ginjal. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari.

Pada tikus, bakteri ini bisa menular ke seama tikus maupun pada manusia. Sedangkan manusia menjadi induk semang terakhir sehingga, penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.

Untuk mencegah penyebaran bakteri ini, Jumat (27/1), Dinkes Tulungagung menggelar gerakan pemberantasan tikus di sekitar rumah penderita leptosirosis (Zaini, 68) di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang. (Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 27 Jan 2012

Posting Komentar