Jakarta - Sebuah penggambaran kebulatan tekad masyarakat Tulungagung untuk memperjuangkan budaya Jawa yang menjadi akar kebudayaan Indonesia di Tulungagung agar tetap lestari dan berkembang, karena ini merupakan salah satu bentuk jati diri bangsa.
Hal disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tulungagung Ir Henry Sugiharti, MSi saat pagelaran seni tradisional dari Kabupten Tulungagung dengan tema “opera Tulungagung Merajut Budaya di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (15/4/2012).
”Dalam menyambut HUT ke 37, kita tampilkan budaya asal Tuluangung ini agar senantiasa dapat menjadi bangsa yang besar, seperti pepatah Jawa Majuning Bangsa Gumantung Adi Luhuring Budaya,” katanya.
Menurutnya, seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi sudah pasti pengaruh budaya asing tidak dapat dibendung. Demikian halnya Tulungagung yang terletak di pesisir Utara Jawa Timur, tidak luput dari berbagai pengaruh asing mulai dari tata cara berpakaian, tutur kata, tata krama hingga prinsip hidup baik masyarakat kota sampai ke pelosok desa.
”Kami tampilkan salah satu upaya pelestarian dan pengembangan seni tradisi di Tulungagung,” ujarnya.
Ia menjelaskan, berbicara mengenai budaya dan pariwisata sangat erat sekali kaitannya. Warisan budaya dapat memperkaya dunia pariwisata, begitu pun sebaliknya pariwisata dapat mengangkat eksistensi budaya bangsa Indonesia.
“Kesenian daerah Indonesia sangat banyak tersebar di berbagai daerah dikarenakan struktur dan wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh nusantara,” katanya.
Kabupaten Tulungagung memiliki kesenian tradisional seperti Jaranan yang berbeda alias “diffrent” dengan jaranan yang ada di daerah lain.
“Dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olah raga Kabupaten Tulungagung sebagai departemen pemerintahan harus berperan aktif dalam melestarikan kesenian jaranan. Di sisi lain, Disbudparpora dituntut untuk memberikan upaya- upaya yang konkrit menunjukkan pada dunia luar atau daerah lain akan keberadaan kesenian jaranan,” jelasnya. @winarko
Sumber: LENSAINDONESIA.COM | Minggu, 15 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar