Tulungagung - Sejumlah pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Senin berkunjung ke Kabupaten Tulungagung dan mengklarifikasi tindak lanjut penanganan kasus pengeroyokan anggota Banser disertai perusakan atribut NU di Kecamatan Gondang, beberapa waktu lalu.
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil, dan sempat mengelar pertemuan dengan sejumlah tokoh NU maupun forum pimpinan daerah (forpimda) Tulungagung.
"Kami hanya ingin mengetahui lebih jauh, sampai di mana penanganan instansi terkait atas adanya kasus (penganiayaan) tersebut," kata KH Mutawakkil usai menggelar pertemuan dengan Bupati Heru Tjahjono.
Ia tidak menyebut secara rinci hasil pertemuan yang mereka lakukan, baik dengan jajaran PCNU Tulungagung maupun dengan bupati beserta jajaran forpimda lainnya.
Tokoh NU Jatim itu hanya menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapat gambaran jelas atas perkembangan kasus penganiayaan sejumlah anggota banser yang disertai aksi perusakan atribut NU di Kecamatan Gondang tersebut.
"Kami sekarang tinggal menunggu bagaimana penanganan dari pihak Kepolisian atas adanya kasus tersebut," ujarnya.
Sebagaimana penjelasan Kapolres Tulungagung AKBP Whisnu Hermawan Februanto, saat ini sudah ada enam tersangka yang ditahan polisi.
Kepada jajaran pengurus PWNU Jatim, Kapolres juga menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan pengembangan penyelidikan sehingga tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus penganiayaan disertai perusakan properti papan nama NU tersebut.
"Ini bukan berarti kami tidak percaya pada pihak Kepolisian, namun untuk membantu mereka dalam mencari informasi apapun yang terkait dengan peristiwa itu," tandas KH Muttawakil.
Bagaimanapun, KH Mutawakkil dengan mengatasnamakan PWNU Jatim tetap mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan jajaran Kepolisian Resor Tulungagung.
KH Mutawakkil juga terkesan dengan inisiatif polisi dalam menyelenggarakan sayembara kepada masyarakat yang bisa menangkap dan menyerahkan beberapa DPO yang diduga ikut andil dalam peristiwa penganiayaan dan perusakan tersebut.
"Kami senang, dengan upaya tersebut, karena itu menunjukkan adanya keseriusan dari kepolisian untuk segera menuntaskan persoalan ini," cetusnya.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Kapolres Tulungagung AKBP Wisnu Hermawan Februanto mengatakan, pihaknya memang telah menangkap empat dari enam pemuda yang diduga menjadi aktor sekaligus inteletual aksi massa perguruan Setia Hati Terate, beberapa waktu lalu.
"Untuk pelaku pengrusakan papan nama NU sudah kami tangkap, namun untuk pelaku penganiayaan yang berinisial E dan Y, sampai saat ini masih buron," ujarnya.
Kapolres juga membenarkan adanya sayembara senilai Rp10 juta untuk memburu keberadaan E dan Y yang ditengarai sebagai otak pengeroyokan anggota banser dan disertai perusakan atribut NU di Kecamatan Gondang, saat itu. (*)
Sumber: antarajatim.com | 11 Jun 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar