Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Wakapolres Tulungagung Marah Pengawasan Soal UN Mengendur

Rabu, 13 April 2011 | 22.06.00 | 0 komentar

Tulungagung - Wakapolres Tulungagung,Kompol Wiyogo Pamungkas, Rabu siang, marah-marah kepada para anak buahnya setelah mengetahui pengamanan soal ujian nasional (UN) untuk siswa SMA/MA/SMK di mapolres setempat mengendur.

Pantauan ANTARA, insiden itu dipicu oleh tidak adanya personel polisi yang menjaga sekaligus mengawasi proses pengelompokan soal salah satu ruang mapolres yang dijadikan tempat penyimpanan sementara 157 kardus naskah UN se-Kabupaten Tulungagung.

"Kenapa tidak ada anggota yang mengawasi? Lalu apa gunanya ada segel ruangan kalau semua bisa keluar-masuk seenaknya?" kata Wakapolres memarahi anak buahnya.

Ia sibuk menginspeksi proses pengelompokan soal UN yang masih tersegel dalam 157 kardus berdasar rayon sekolah yang akan menjadi tempat ujian, 18-21 April mendatang.

Namun saat itu anggotanya tak satu pun terlihat berada di dalam ruang penyimpanan saat sejumlah orang dinas pendidikan yang disebut-sebut sebagai panitia ujian nasional melakukan penataan secara tertutup.

Menyadari pengawasan polisi kendur, perwira melati satu ini lantas anak buahnya yang ditugaskan berjaga di dalam ruangan namun tak kunjung ditemukan.

Namun provos juga tidak mengetahui keberadaan petugas jaga sehingga wakapolres terpaksa mencarinya sendiri hingga ke ruang satuan intelkam.

Bintara dari satuan intel yang bertugas akhirnya ditemukan. Wakapolres sempat mengomel beberapa lama sebelum kemudian memerintahkan anak buahnya itu agar kembali ke ruangan. "Masak harus saya sendiri yang melakukan pengawasan," katanya.

Ia sempat beberapa kali mengingatkan bahwa kepolisian sudah mempunyai komitmen untuk mengamankan kerahasiaan soal UN hingga sampai ke siswa saat hari pelaksanaan.

Pengawasan kepolisian diperlukan bukan karena tidak percaya kepada orang-orang dinas pendidikan, namun demi menjaga komitmen.

"Setan pun tidak boleh masuk di sini kecuali orang-orang yang ada dalam surat perintah," ujar Wiyogo, sembari memerintahkan anak buahnya kembali masuk ke ruang penyimpanan soal UN.

Orang nomor dua di Polres Tulungagung ini kemudian memanggil lagi salah seorang anggota provost setempat dan memerintahkan agar anggota yang dianggap telah lalai dalam melakukan pengawasan soal UN diberi sanksi tegas. "Kalau provos tidak mampu, saya sendiri yang akan menindak," tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Tulungagung yang juga Panitia Rayon UN setempat, Gusnadi enggan berkomentar banyak mengenai insiden tersebut.

Ia menganggap, tidak adanya anggota kepolisian yang mengawasi langsung saat pengelompokan soal dilakukan bukanlah kesalahan panitia UN.

"Kami hanya menjalankan tugas pengelompokan soal berdasar rayon ujian masing-masing sekolah. Kalau saat itu tidak ada polisi (yang menjaga) itu urusan internal mereka, bukan kesalahan kami," ujarnya.

Seluruh paket naskah yang masih tersegel dalam bok/paket tersebut rencananya baru akan didistribusikan ke polsek-polsek, Sabtu (16/4) atau dua hari sebelum hari "H" ujian nasional (18/4).
Sumber: antarajatim.com

Posting Komentar