Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

300 Desa di Jatim Alami Kekeringan

Kamis, 29 September 2011 | 22.12.00 | 0 komentar

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Dr Soekarwo mengakui 300 desa pada 16 kabupaten di Jatim mengalami kekeringan, akibat terjadinya perebutan air untuk lahan pertanian dan untuk minum.

"Awalnya, ada 417 desa pada 21 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan, tapi hal itu sudah berkurang setelah kebutuhan air untuk pertanian diharuskan dengan sumur artesis," katanya di kampus ITS Surabaya, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela pertemuan Paguyuban Rektor PTN Jawa Timur yang dihadiri rektor dan pembantu rektor dari sembilan PTN di Jatim serta Kepala Balitbang Jatim Ir Priyo Darmawan MSc.

Didampingi Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt (Rektor Unair) dan Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA, Gubernur Soekarwo menjelaskan pihaknya akan menginstruksikan lahan pertanian menggunakan sumur artesis.

"Kalau air minum dengan sumur bor, maka air untuk lahan pertanian harus dengan sumur artesis (sumur bor yang lebih dalam), karena kalau sama-sama dengan sumur bor, maka air akan cepat kering, padahal air minum harus diprioritaskan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt menyatakan segala permasalahan akan dapat diatasi bila ada kerja sama antara Pemprov Jatim dengan kalangan perguruan tinggi.

Hal itu juga dibenarkan Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA. "ITS juga bisa bantu untuk mengatasi kekeringan, karena peneliti ITS menemukan cara mudah mencari air, tapi hasil penelitian itu masih masuk lemari," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Prof DR H Imam Suprayogo menyatakan lembaga pendidikan yang diasuhnya kini menjadi tempat belajar agama bagi mahasiswa dari 13 negara.

"Masalahnya, orang asing belajar Islam yang damai ke UIN Malang, tapi orang kita justru belajar Islam ke Riyadh (Arab Saudi), Yaman, Yordan, Irak, dan negara lain, sehingga negara kita pun sering mengalami 'konflik', karena itu Pemprov Jatim perlu mengoptimalkan perguruan tinggi di Jatim agar tidak hanya 'dimanfaatkan' mahasiswa asing," katanya.

Selain pimpinan ITS, Unair, dan UIN Malang, pimpinan PTN lain yang hadir dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Jember (Unej) dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).(Edy M Yakub)


Sumber: Antara | Kamis, 29 Sept 2011

Posting Komentar