Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Komunitas Aids Tulungagung Tolak Penutupan Lokalisasi

Jumat, 02 Desember 2011 | 01.32.00 | 0 komentar

Tulungagung - Komunitas peduli HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengisyaratkan penolakan mereka terhadap wacana penutupan dua lokalisasi setempat yang saat ini tengah digodok di tingkat Pansus DPRD.

"Penutupan itu justru akan kontraproduktif dalam upaya kita semua dalam menekan risiko penularan HIV/AIDS. Kami dalam waktu dekat akan meminta waktu ke DPRD untuk melakukan dengar-pendapat soal ini," ujar salah seorang penggiat HIV/AIDS Tulungagung, M Khoirudin, Kamis.

Ia mendaku (klaim), sikap itu menjadi suara bersama komunitas peduli AIDS se-Tulungagung. Beberapa elemen yang telah menyatakan kesediaan untuk mengikuti rapat dengar-pendapat dengan DPRD antara lain Ikatan Gaya Tulungagung (Igata).

Selain itu, Apresiasi Waria Kota Tulungagung (Aprikot), komunitas WTS Kaliwungu dan Ngunut, paguyupan warung hiburan Tulungagung (Pawahita) serta komunitas pemandu lagu (purel) se-Tulungagung.

Dukungan juga datang dari kalangan pegiat HIV/AIDS lain seperti halnya Global Fund, Pusat Studi Perempuan Tulungagung (Puspita), Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), kalangan mahasiswa STKIP Tulungagung, serta Forum Solidaritas Kemanusiaan Tulungagung.

"Prinsipnya kami akan menolak kebijakan itu. Kalaupun akhirnya memang harus ditutup, kami mendesak pemerintah daerah agar mempersiapkan terlebih dahulu program yang riil dan konstruktif agar teman-teman PSK yang kehilangan pekerjaan mendapat tempat beraktivitas baru yang lebih positif dan mandiri," tandasnya.

Pernyataan serupa dilontarkan pengelola program Komite Penanggulangan Aids (KPA) Tulungagung Ifada Nur Rokhmaniah.

Menurut dia, permasalahan AIDS akan semakin sulit ditanggulangi apabila dua lokalisasi pelacuran yang menjadi sentra transaksi seksual ditutup sama sekali.

"Permasalahan AIDS perlu mendapat perhatian dan dukungan semua pihak, sebab penyakit ini sudah tidak lagi menjangkit kalangan risiko tinggi seperti halnya WTS dan kalangan swasta/profesional, tetapi sudah merambah di kelompok risiko tidak langsung seperti ibu rumah tangga dan anak-anak," ujarnya.

Ifada yang juga Humas Panitia Gabungan Hari AIDS se-Dunia di Tulungagung ini mengungkapkan, jumlah kasus HIV/AIDS di Tulungagung tercatat telah mencapai 436 kasus, dengan 142 di antaranya meninggal dunia.

Ia mengisyaratkan, kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Klinik Seruni RSUD dr Iskak hingga saat ini memiliki kecenderungan terus meningkat.

"Lebih dari itu semua, melalui aksi simpati ini kami ingin mengkampanyekan agar jangan ada lagi diskriminasi maupun stigma merugikan bagi siapa saja yang menderita HIV/AIDS sehingga mereka tidak lagi memiliki persamaan hak dan kesempatan dalam dunia kerja," kata Ifada.

Wacana penutupan lokalisasi di Tulungagung saat ini semakin mengemuka seiring desakan dari sejumlah elemen masyarakat seperti MUI dan sejumlah ormas Islam yang menginginkan penghapusan segala bentuk prostitusi di daerah tersebut.

Hasilnya, wacana penutupan lokalisasi kini telah masuk ranah poloitik dan sedang dibahas di tingkat DPRD setempat dan menunggu tahap sosialisasi. (Destyan)

Sumber: antarajatim.com | 01 Des 2011

Posting Komentar