Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Pilkada Tulungagung : Empat Kandidat Sepakat Tak Ada Bentrok dan Gugatan

Rabu, 23 Januari 2013 | 01.36.00 | 0 komentar

Tulungagung - Empat calon wakil bupati Tulungagung, sepakat mengikuti seluruh tahapan pemilihan kepala daerah secara damai, demi menjaga tradisi "guyub rukun" yang selama ini menjadi filosofi budaya setempat.

Komitmen tersebut terucap dari para kandidat di akhir acara Debat Publik kemarin, yang diikuti empat cawabup peserta Pilkada Tulungagung, yakni Maryoto Bhirowo, Budi Setijahadi, Tatang Suhariyanto, serta Anna Luthfie.

"Prinsipnya, kami dari pasangan BANGSA ingin semua dari kita bisa menghargai proses demokrasi yang akan digelar bersama. Apapun hasilnya, jangan ada gugatan apalagi kerusuhan. Tulungagung harus tetap guyub rukun, meski kita saling berkompetisi dalam pilkada," ucap cawabup Anna Lutfie saat diminta menjawab pertanyaan Cawabup Budi Setijahadi.

Dengan bahasa berbeda-beda, dua cawabup lain, Maryoto Bhirowo maupun Tatang Suhariyanto juga mengemukakan pendapat yang sama. Tatang bahkan menegaskan, pihaknya sama sekali tidak ingin ada bentrok atau kekerasan yang melibatkan antar pendukung, baik sebelum maupun setelah pemilihan.

"Jangan ada gontok-gontokan, 'ndeso' (orang desa yang berpikir picik) jika sampai itu terjadi," kata Tatang, disambut tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir dalam acara debat publik empat Cawabup Tulungagung yang digelar KPU setempat.

Meski sama-sama sepakat untuk mengedepankan filosofi guyub rukun, namun masing-masing kandidat juga tak kalah sengit mempromosikan keyakinan mereka untuk menang dalam pemilihan kepala daerah, 31 Januari.

Maryoto Bhirowo, misalnya, dengan sedikit menyindir Budi Setijahadi dari kubu pasangan ABDI atau pasangan nomor urut dua karena berulang kali melontarkan pertanyaan mengenai kesiapan pihak lain dalam menerima kekalahan, ia memastikan nomor urut satu-lah yang bakal memenangkan Pilkada.

"Kami dari pasangan SAHTO justru balik bertanya apakah kubu ABDI maupun lainnya siap mendukung jika kami terpilih sebagai bupati dan wakil bupati," jawabnya, balik bertanya dengan nada berseloroh.

Sesi akhir debat publik yang menghadirkan tiga panelis dari unsur akademisi dan praktisi kesehatan itu memang terlihat gayeng karena masing-masing kandidat saling berpromosi untuk kemenangan dalam pencalonan mereka.

Namun, sejumlah tamu yang hadir tidak sedikit yang menyayangkan materi visi-misi keempat kandidat yang dinilai terlalu klise, monoton, dan kurang menyentuh persoalan mendasar yang ada di Kabupaten Tulungagung.

"Tidak ada kesan debat seperti judul yang terpampang di layar panggung itu. Ini hanya forum penyampaian program, namun itupun rasanya kurang mengena dengan kebutuhan masyarakat Tulungagung," kata Andrian, salah seorang pemerhati politik lokal setempat.

Kekecewaan juga dilontarkan Heri, wartawan senior di Tulungagung yang menganggap kemasan acara debat publik kurang pas. "Itu yang ngomongnya banyak kok justru panelisnya, kandidat malah dibatasi," serunya.

Di sela acara debat publik itu, Ketua KPUD Tulungagung, Suyitno Arman, menyampaikan harapannya agar debat publik bisa menjadi wadah bagi para calon untuk menawarkan konsep pemerintahan mereka dalam memimpin Tulungagung selama lima tahun ke depan. ant
Sumber: Surabaya Post | Sabtu, 19/01/2013

Posting Komentar