Seputar Tulungagung™  ~   Berita Tulungagung Hari Ini 

Eva Ajari Guru Desa Bersikap Kritis

Kamis, 15 Maret 2012 | 15.44.00 | 0 komentar

Jakarta - Banyak cara yang dilakukan oleh anggota DPR ketika turun ke daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. Salah satunya adalah dengan memberikan pengajaran kepada puluhan guru SMP dan SMA.

Hal itu yang dilakukan oleh anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari. Eva memberikan pengajaran kepada puluhan guru SMP dan SMA terkait dengan 4 pilar kebangsaan yang juga disosialisasikan oleh MPR.

"Ada 67 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan SMA se Kabupaten Tulungagung Jawa Timur," ujar Eva kepada INILAH.COM, Rabu (14/3/2012).

Jelas Eva, pengajaran ini bertujuan untuk membangun kesadaran kritis guru-guru terhadap prinsip dan konsekuensi berkonstitusi (Constitutionalism) dan ber-ideologi Pancasila. Hal ini yang dinilainya masih kurang dipahami oleh para pengajar.

"Paham konsensus berbangsa berupa 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) beserta tantangan-tantangan terhadapnya di masyarakat," lanjutnya.

Bagi perempuan asal Kediri Jawa Timur ini, masalah internalisasi Pancasila kini sudah mulai menipis di kalangan pelajar dan juga pengajarnya. Sehingga perlu kurikulum dan pemahaman dari pengajar. Untuk itu, Eva mengaku dalam pembelajarannya, mengajak para guru tersebut untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari hasil analisanya.

"Dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan kunci, peserta diajak menganalisa dan menyimpulkan," katanya.

Jelasnya, para guru diajak untuk berpikir dan menganalisa masing-masing sila. Seperti sila pertama yang harus dianalisa dalam konteks terkini. Contoh, persoalan penutupan gereja, penyerangan Ahmadiyah, maupun persoalan keagamaan seperti maraknya aliran sesat.

"Prosesnya dimulai dengan pengantar dari seorang pakar untuk memancing peserta merenungikan kembali Pancasila. Dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk merumuskan makna dari tiap-tiap sila dalam Pancasila," jelasnya.

Menurutnya, hal ini dinilai ampuh terutama di daerah-daerah. Apalagi, pemahaman tentang kebangsaan dan persoalan-persoalan yang sensitif sering menjadi pemicu lahirnya konflik sosial. Jelas Eva, banyak yang dihasilkan dari program mengajar para guru ini.

"Sepuluh buah spanduk di 4 kota, 1 kali audiensi dengan Gubernur, 2 kali dengan Walikota, 1 kali dialog dengan parlemen dihadiri 10 orang Wakil Rakyat, 1 kali dialog dengan Kapolres," jelasnya.[dit]

Sumber: inilah.com | Kamis, 15 Maret 2012

Posting Komentar